Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA LANSIA DENGAN


MASALAH ELIMINASI URINE
DAN ALVI : KONSTIPASI,
DIARE, DAN
INCONTINENSIAL
NAMA KELOMPOK :
1. Ayu Dwi Jayati (P27820119009)
2. Azzahra Maulia P (P27820119010)
3. Chessa Rachmadian (P27820119011)
4. Chintia Indriani S (P27820119012)
5. Dhea Putri Magfihro (P27820119013)
6. Dita Febrianti (P27820119014)
7. Firnanda Dwi R (P27820119015)
8. Firsta Nanda Haciki R (P27820119016)

TINGKAT III REGULER A


01
ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA LANSIA
DENGAN DIARE
02
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA
LANSIA DENGAN
KONSTIPASI
LAPORAN PENDAHULUAN KONSTIPASI

DEFINISI ETIOLOGI
Konstipasi merupakan kesulitan dalam Penyebab umum dari konstipasi adalah :
pengeluaran tinja lebih dari 2 minggu, yang 1. Tidak cukup cairan atau dehidrasi
konsistensi tinja bersifat keras, kering, dan 2. Mengabaikan dorongan untuk buang air
kecil yang dapat menyebabkan nyeri ketika besar
dikeluarkan (Loka, Sinuhaji, & Yudiyanto, 3. Perubahan hidup dan rutin seperti
2014). kehamilan, penuaan
4. Efek samping obat-obatan
5. Penyakit atau kondisi tertentu
6. Tidak cukup serat
7. Aktivitas fisik
Patofisiologi
Proses normal defekasi diawali dengan teregangnya dinding rektum. Regangan tersebut menimbulkan refleks
relaksasi dari sfingter anus interna yang akan direspons dengan kontraksi sfingter anus eksterna. Upaya menahan tinja ini
tetap dipertahankan sampai individu mencapai toilet. Untuk proses defekasi, sfingter anus eksterna dan muskulus
puborektalis mengadakan relaksasi sedemikian rupa sehingga sudut antara kanal anus dan rektum terbuka, membentuk
jalan lurus bagi tinja untuk keluar melalui anus. Kemudian dengan mengejan, yaitu meningkatnya tekanan abdomen dan
kontraksi rektum, akan mendorong tinja keluar melalui anus. Pada keadaan normal, epitel sensorik di daerah anus-rektum
memberitahu individu mengenai sifat tinja, apakah padat, cair, gas, atau kombinasi ketiganya (Juffrie, 2009).
Kurangnya asupan serat, kurang minum dan meningkatnya kehilangan cairan merupakan faktor penyebab
konstipasi. Berkurangnya aktivitas fisik pada individu yang sebelumnya aktif merupakan predisposisi konstipasi,
misalnya pada keadaan sakit, pasca bedah, kecelakaan atau gaya hidup bermalas-malasan. Stres dan perubahan aktivitas
sehari-hari dapat mengubah frekuensi defekasi, seperti liburan, berkemah, masuk sekolah kembali setelah liburan,
ketersediaan toilet dan masalah psikososial, dapat menyebabkan konstipasi (Loka et al., 2014). Penyebab tersering
konstipasi adalah menahan defekasi
MANIFESTASI KOMPLIKASI
KLINIS
Orang yang mengalami konstipasi umumnya
mengalami gejala meliputi : Walaupun konstipasi hanya sekedar mengganggu
1. Susah buang air besar untuk kebanyakan lansia, tetapi untuk sebagian kecil
2. Feses keras atau kering dapat berakibat komplikasi yang serius, misalnya
impaksi tinja. Impaksi tinja merupakan akibat dari
3. Sakit perut dan terasa mual
terpaparnya tinja pada daya penyerapan dari kolon
4. BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu dan rektum yang berkepanjangan. Tinja dapat
5. Perut terasa kencang, keras, penuh, atau menjadi sekeras batu, baik di rektum (70%),
padat sigmoid (20%), maupun kolon bagian proksimal
6. BAB berdarah atau keluar darah setelah (10%). Volvulus daerah sigmoid juga sering terjadi
buang air besar, serta tidak puas setelah sebagai komplikasi dari konstipasi. Mengejan
buang air besar atau merasa ada yang berlebihan dalam jangka waktu lama pada pasien
dengan konstipasi juga dapat mengakibatkan
tersumbat
prolaps rektum (Rahayu dan Pranarka, 2014; Roque
and Bouras, 2015).
PENATALAKSANAAN PEMERIKSAAN
Tatalaksana konstipasi pada lansia sebagai berikut : PENUNJANG
1. Nonfarmakologis Beberapa pemeriksaan penunjang yang meliputi :
a. Latihan usus besar
b. Diet 1. Tes darah, untuk memeriksa kadar hormon dalam tubuh,
c. Olahraga seperti hormon tiroid.
2. Farmakologis 2. Kolonoskopi, untuk memeriksa kondisi usus dan rektum
Dapat diberikan obat pencahar untuk mengatasi dengan alat kolonoskop, seperti penyumbatan dalam
konstipasi pada lansia. Terdapat empat golongan obat usus.
pencahar, yaitu : 3. Manometri anorektal, untuk mengetahui koordinasi otot
a. Obat yang memperbesar dan melunakkan massa tinja, yang menggerakkan anus.
antara lain sereal, metil selulosa, dan psilium. 4. Defacography atau foto Rontgen rektum dengan barium,
b. Obat yang melunakkan dan melicinkan tinja. untuk mengetahui masalah pada fungsi dan koordinasi
Contohnya, minyak kastor dan golongan dokusat. otot pada rektum.
c. Obat golongan osmotik yang tidak diserap, sehingga 5. MRI defacography, sama dengan defacography namun
cukup aman untuk digunakan, misalnya pada pasien menggunakan teknologi MRI
gagal ginjal. Contohnya, sorbitol dan laktulosa. 6. Tes pendorong balon, untuk mengukur lamanya balon
d. Gliserin yang merangsang peristaltik, sehingga berisi air, yang sebelumnya dimasukkan melalui dubur,
meningkatkan motilitas usus besar. Contohnya, untuk dikeluarkan dari rektum, sehingga dapat
bisakodil dan fenolftalein (Rahayu dan Pranarka, 2014; diperkirakan berapa lama seseorang buang air besar.
Roque and Bouras, 2015).
PATHWAY
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI KONSTIPASI
A.Pengkajian 3. Riwayat keperawatan

1. Identitas klien a. Riwayat keperawatan sekarang

Meliputi nama, umur (Pada lansia sering terjadi pada Kondisi dirasakan mengganggu akibat frekuensi BAB ya
kurang dari 2 sampai 3 kali dalam seminggu, disertai nyeri pa
usia lanjut 60 tahun ke atas), jenis kelamin, agama,
daerah anus atau rektum, pengeluaran feses yang keras, su
status perkawinan, kebangsaan, pekerjaan, alamat,
dikeluarkan dan mengejan yang keras.
pendidikan, tanggal MRS, dan diagnosa medis.
b. Riwayat penyakit keluarga
2. Keluhan utama
dapat meliputi riwayat penyakit keturunan misalnya DM, kank
Pada klien dengan konstipasi umumnya datang dengan
kelainan saraf
keluhan perutnya keras atau nyeri pada daerah anus
c. Riwayat penyakit terdahulu
serta merasa kesulitan saat BAB.
Pola defeksi, gaya hidup, akses ke fasilitas toilet selama beke
dan rekreasi, pekerjaan, asupan nutrisi dan cairan, riwa
pengonsumsian obat serta stress dan riwayat pembedahan massa
4. Pola pola Kesehatan d. Pola tidur dan istirahat

a. Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat gangguan pola tidur mungkin munculakibat sering terbangun

Persepsi klien tentang kondisinya saat ini,pemeliharaan pada malam hari.

kesehatan dan kebersihan sehari-hari, persepsi klien tentang e. Pola personal hygiene
kesehatan yang sesungguhnya.
Biasanya pada klien dengan konstipasi tidak terdapat masalah pada
b. Pola nutrisi dan metabolism personal hygiene

Pola nutrisi hal ini berkaitan dengan kebiasan makan dari f. Pola aktivitas
pasien, apakah punya kebiasaan memiliki pola makan yang
pengkajian untuk menentukan tingkat kemampuan pasien dalam
tidak teratur, makan makanan rendah serat, dan ada atau
melakukan aktivitas sehari-hari (0 :mandiri,1 :dengan alat
tidaknya penurunan nafsu makan dan mual muntah yang
bantu,2 : dibantu orang lain,3 : dibantu orang laindan alat ,4:
biasanya timbul oleh karena rasa penuh pada daerah perut
bergantung total).
c. Pola eliminasi
g. Pola hubungan dan peran
Frekuensi BAB maupun berkemih,
● Ada atau tidaknya hambatan dalam komunikasi,
warna,konsistensi BAB, kemampuan dalam
kedekatan hubungan dengan anggota keluarga yang lain
defekasi secara mandiri atau dengan bantuan,
1) Kepala
h. Pola sensori dan kognitif
Inspeksi: kulit kepala; warna, bekas lesi, bekas traum
meliputi pengkajian terhadap penglihatan, pendengaran,
hipopigmentasi. Rambut; warna, bentuk rambut, kulit kepala, bo
pengecap dan senses terhadap rasa tertentu
simetris pada pria, rambut kering atau lembab, rapuh, mudah ront
i. Pola penanggulangan stress
Palpasi : kulit kepala; ukuran lesi, benjolan atau tidak, nyeri tek
Biasanya tidak ada masalah dalam penanggulangan stress
atau tidak.
j. Pola tata nilai dan kepercayaan
2) Mata
usaha klien dalam menjalankan nilai-nilaikepercayaan yang
Inspeksi: kesimetrisan, warna retina, kepekaan terhadap cahaya a
dianutnya.
respon cahaya, anemis atau tidak pada konjungtiva, sklera icte
5. Pemeriksaan fisik atau tidak. Ditemukan strabismus, riwayat katarak atau tid
penggunaan alat bantu penglihatan atau tidak
a. Status kesehatan umum
3) Hidung
● Kesadaran klien biasanya composmentis, keletihan
umum, tubuh tidak fit, tidak nyaman, lesu, cepat lelah, Inspeksi: Kesimetrisan, kebersihan ada tidaknya sekret, pol
dan terasa berat sehingga malas mengerjakan sesuatu. terdapat perdarahan atau tidak, .
Serta terdapat pemeriksaan tanda tanda vital, BB dan
7) Paru – paru
4) Mulut
Inspeksi: bentuk dada normal
Inspeksi: Kesimetrisan bibir, warna, dan kelembaban serta
karakteristik permukaan pada mukosa mulut dan lidah. Jumlah Palpasi : adanya tonjolan-tonjolan abnormal, ada nyeri tekan a
gigi, gigi yang karies dan penggunaan gigi palsu, adanya tidak,
kesulitan mengunyah dan menelan.
Perkusi : Sonor atau tidak.
5) Telinga
Auskultasi: Vesikuler atau ada suara tambahan wheezing dan rinch
Inspeksi: permukaan bagian luar daerah tragus dalam keadaan
8) Jantung : IC tidak tampak, IC teraba di ICS V midklavik
normal atau tidak. Kaji struktur telinga dengan otoskop untuk
sinistra, pekak, suara jantung tunggal. Inspeksi: Ictus Cordis tid
mengetahui adanya serumen, otorhea, obyek asing dan lesi.
tampak Palpasi : Ictus Cordis teraba di ICS V midklavikula sinis
6) Leher Perkusi : Terdengar pekak

Inspeksi: pembesaran kelenjar thyroid, pembesaran kelenjar Auskultasi: Kaji bunyi S1, S2, S3 dan S4 murmur dan gallop
tiroid terhadap masa simetris tak tampak pada saat menelan.

● Palpasi : apakah adanya nyeri tekan, dan raba JVP


(Jugularis Vena Pleasure)
9) Abdomen

Inspeksi: bentuk distensi, flat, simetris.

Auskultasi: bising usus dengan frekuensi normal 20 kali


B. Diagnosa Keperawatan
permenit pada kuadran 8.
● Konstipasi b. d. ketidakaturan kebiasaan defekasi d.
Palpasi : adanya benjolan, permukaan abdomen, pembesaran
hepar dan limfa dan kaji adanya nyeri tekan. Perkusi : adanya defekasi kurang dari 2 kali seminggu, pengeluaran fes
udara dalam abdomen, kembung. lama dan sulit, mengejan saat defekasi, dan feses ker
(SDKI, D. 0149)
10) Ekstermitas
● Sumber: Buku Standar Diagnosa Keperawat
Inspeksi: warna kuku, ibu jari dan jari-jari tangan
Indonesia Definisi Dan Indikator Diagnostik (Tim Pok
Palpasi : turgor kulit hangat, dingin..
SDKI DPP PPNI, 2016)
11) Integument

● Inspeksi: kebersihan, warna kulit, kesimetrisan, kontur


tekstur dan lesi. Palpasi : CRT < 2 detik
2. Periksa pergerakan usus, karakteristik feses (konsistensi, bent
C. Intervensi Keperawatan
volume, dan warna)
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapakan
Rasional :untuk mengetahui perkembangan karakteristik feses d
keluhan defekasi lama dan sulit berkurang
pergerakan usus
Kriteria Hasil : (SLKI, Eliminasi Fekal, L. 04033)
Terapeutik :
1. Keluhan defekasi lama dan sulit menurun
3. Anjurkan diet tinggi serat
2. Mengejan saat defekasi menurun
Rasional :untuk membantu menjaga kesehatan usus
Intervensi Keperawatan :
Edukasi :
Manajemen Konstipasi (SIKI, 1. 04155)
4. Latih buang air besar secara teratur
Observasi :
Rasional :agar BAB klien normal
1. Periksa tanda dan gejala konstipasi 5. Ajarkan cara mengatasi konstipasi / impaksi
Rasional :untuk memastikan klien terjadi konstipasi atau tidak Rasional :agar klien paham dan mengetahui cara mengatasi j
terjadi konstipasi / impaksi
D. Implementasi Keperawatan E. Evaluasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari
Evaluasi keperawatan merupakan tahapan dalam proses
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap
keperawatan pada tahap evaluasi ini dilakukan kembali
perencanaan. Pelaksanaan merupakan langkah keempat dalam
pengkajian ulang mengenai respon pasien terhadap tindakan yan
proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi
sudah diberikan oleh perawat. Tujuan evaluasi adalah untuk
keperawatan. Tindakan ini berupa tindakan individu (mandiri)
melihat kemampuan klien dalam mencapai tujuan yang
dan tindakan kolaboratif dengan tenaga medis lainnya (Setiadi,
disesuaikan dengan kriteria hasil pada tahap perencanaan (Setia
2012).
2012).
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS KONSTIPASI

A. Pengkajian
1. Identitas klien
Tanggal MRS : 24 Mei 2021
Tanggal pengkajian : 24 Mei 2021
Nama klien : Ny. Wt
Umur : 65 Tahun
Alamat : Jl. Pacar kembang
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja

2. Keluhan utama
klien mengatakan bahwa sudah seminggu belum BAB.
3. Riwayat keperawatan
a. Riwayat keperawatan sekarang
Klien mengatakan bahwa sudah seminggu belum BAB. Biasanya klien bisa BAB dua hari sekali. Sejak saat itu
klien tidak pernah menghabiskan porsi makan sehari-harinya.
b. Riwayat penyakit keluarg
Klien mengatakan keluarga tidak ada penyakit keturunan seperti DM atau Hipertensi.
c. Riwayat penyakit terdahulu
Riwayat penyakit: klien tidak pernah rawat inap di rumah sakit sebelumnya karena tidak pernah mengalami penyakit
parah
Riwayat operasi: klien belum pernah dioperasi
Riwayat alergi: klien mengatakan tidak ada alergi

4. Pola pola Kesehatan


- Pola persepsi dan tatalaksana hidup sehat
MRS: Klien mengatakan sehat itu adalah bila kondisi badan mempunyai kekuatan untuk melakukan kegiatan sehari-hari.
- Pola nutrisi dan metabolism
SMRS: Jenis makanan yaitu makanan biasa dan jumlah makanan per hari 3 piring dalam per hari.
MRS: klien makan 3x dalam sehari dengan porsi sedang dan minum 1 liter dalam sehari
- Pola eliminasi
SMRS: BAB: dua hari sekali dengan konsistensi lunak, bau khas, bewarna kuning kecoklatan
BAK: kurang lebih 5-10x dalam sehari dengan warna kuning jernih, bauk khas urine
MRS: BAB: tidak lancar, klien mengatakan belum BAB sudah seminggu, karakter feses: Klien mengatakan fesesnya
keras, pengeluaran feses lama dan sulit, dan terasa sakit saat mengejan
BAK : klien mengatakan BAK sekitar ± 5-10 x/hari Karakter urin: kuning, Jumlah urine : 1200 ml/hari, tidak
ada rasa nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK
- Pola tidur dan istirahat
SMRS: klien mengatakan tidurnya terpenuhi dalam sehari sekitar 7-8 jam dengan kriteria tidur siang 1 jam dan tidur
malam 7 jam
MRS: klien tidur siang kurang lebih 30 menit, dan malam sekitar 6-7jam dalam sehari.
- Pola personal hygiene
SMRS : klien mandi 2x sehari, keramas 3 hari sekali, selalu berganti baju seusai mandi, dan gosok gigi secara rutin
MRS : klien mandi 2x sehari hanya diseka hangat dengan keluarga, dan gosok gigi secara rutin
- Pola aktivitas
SMRS: Klien tidak memiliki kegiatan rutin karena penyakitnya, hanya jalan-jalan sebentar dan kadang-kadang
berbincang-bincang dengan anggota keluarga.
MRS: klien terkadang jalan jalan disekitar ruangan tidurnya dan sesekali berbincang dengan pasien lain
- Pola hubungan dan peran 5. Pemeriksaan fisik
MRS: klien mengatakan
SMRS: Di dalam komunikasi a. Status kesehatan umum
sehari-hari klien tidak penglihatannya agak kabur serta
fungsi pendengarannya juga agak Kesadaran klien:
mengalami hambatan. Klien composmentis,
dapat berinteraksi baik berkurang
- Pola penanggulangan stress Tanda tanda vital: TD : 130/95,
dengan keluarga maupun N: 82x/menit, RR : 18
tetangganya. SMRS: klien mengatakan
jarang mengalami stress x/menit, Suhu 36.7 derajat
MRS: Di dalam komunikasi sehari- celcius
sebelumnya
hari klien tidak mengalami Berat Badan 45 kg
MRS: klien selalu pasrah
hambatan. Klien dapat Tinggi Badan 150 cm
berinteraksi baik dengan kepada Allah atas apapun
yang terjadi padanya. b. Head to toe
pasien lain. - Kepala
- Pola tata nilai dan
- Pola sensori dan kognitif Inspeksi: kulit kepala bersih,
kepercayaan
SMRS: klien mengatakan rambut putih (beruban),
MRS: Klien beragama islam,
penglihatannya agak kabur jumlah rambut sudah
dan masih berusaha
serta fungsi pendengarannya berkurang
menjalankan sholat 5
juga agak berkurang Palpasi : tidak ada benjolan,
waktu seperti layaknya
masih muda dan kuat. dan tidak ada nyeri tekan
- Mata
Inspeksi: simetris tidak ada kelainan, kornea nampak keruh, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
- Hidung
Inspeksi: lubang hidung simetris, tidak ada sekret
- Mulut
Inspeksi: mukosa bibir sedikit kering, gigi sudah banyak yang copot, tidak ada lesi
- Telinga
Inspeksi: bentuk telinga simetris, tidak terdapat serumen, adanya penurunan fungsi pendengaran
- Leher
Inspeksi: tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, dan teraba JVP (Jugularis Vena Pleasure)
- Paru – paru
Inspeksi: bentuk dada simetris
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Auskultasi: Vesikuler
- Abdomen
Inspeksi: terdapat pembesaran abdomen
Auskultasi: bising usus 2x/menit
Palpasi : adanya massa feses
Perkusi : redup karena massa feses
- Ekstermitas
Inspeksi: tidak ada kelainan
Palpasi : turgor kulit hangat,
- Integument
Inspeksi: kulit nampak keriput, kulit klien bersih, warna kulit sawo matang,
Palpasi : CRT 2 detik
ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Usia yang lanjut Konstipasi
- Klien mengatakan belum BAB ↓
sudah 1 minggu ini Ketidakaturan kebiasaan
- Defekasi kurang dari 2 kali defekasi
seminggu ↓
- Pengeluaran feses lama dan sulit Pengeluaran feses lama
- Klien mengejan saat defekasi dan sulit
  ↓
DO : Mengejan saat defekasi
- Feses keras ↓
Feses keras

Konstipasi
DIAGNOSIS KEPERAWATAN

No Diagnosis Keperawatan Ditemukan masalah Masalah teratasi


    Tgl. Paraf Tgl. Paraf
1. Konstipasi b. d. ketidakaturan 24 Mei    26 Mei  
2021 2021
kebiasaan defekasi d. d.
defekasi kurang dari 2 kali
seminggu, pengeluaran feses
lama dan sulit, klien mengejan
saat defekasi, dan feses keras.
(SDKI, D. 0149)
 
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosis Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasionalisasi
Keperawatan Hasil Keperawatan
Konstipasi b. d. Setelah dilakukan tindakan 1. Periksa tanda dan 1. untuk memastikan klien
ketidakaturan keperawatan selama 2 x 24 gejala konstipasi terjadi konstipasi atau tidak
kebiasaan defekasi jam diharapakan keluhan 2. Periksa pergerakan 2. untuk mengetahui
d. d. defekasi defekasi lama dan sulit usus, karakteristik feses perkembangan karakteristik
kurang dari 2 kali berkurang. (konsistensi, bentuk, feses dan pergerakan usus
seminggu, Dengan kriteria hasil (SLKI, volume, dan warna) 3. untuk membantu menjaga
pengeluaran feses Eliminasi Fekal, L. 04033) : 3. Anjurkan diet tinggi kesehatan usus
lama dan sulit, klien 1. Keluhan defekasi lama serat 4. agar BAB klien normal
mengejan saat dan sulit menurun 4. Latih buang air besar 5. agar klien paham dan
defekasi, dan feses 2. Mengejan saat defekasi secara teratur mengetahui cara mengatasi
keras. (SDKI, D. menurun 5. Ajarkan cara mengatasi jika terjadi konstipasi /
0149)   konstipasi / impaksi impaksi
     
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi keperawatan Tanda
dan tangan
waktu
26 Mei Konstipasi b. d. ketidakaturan 1. Memeriksa tanda dan gejala konstipasi  
2021 kebiasaan defekasi d. d. defekasi Respon: klien mengatakan sudah ada kemajuan dalam
 
kurang dari 2 kali seminggu, BAB nya, klien sudah BAB tetapi pengeluaran feses
pengeluaran feses lama dan masih sedikit sulit, dan terasa sedikit sakit saat mengejan

sulit, klien mengejan saat 2. Memeriksa pergerakan usus, karakteristik feses


(konsistensi, bentuk, volume, dan warna)
defekasi, dan feses keras.
Respon: feses padat, feses keluar sedikit sedikit dan
(SDKI, D. 0149)
  bewarna coklat kekuning-kuningan
3. Menganjurkan diet tinggi serat
Respon: klien mencoba mengikuti arahan klien dengan
makan sayur sayuran dan meminum jus buah.
EVALUASI KEPERAWATAN
Tanggal dan Diagnosa keperawatan Evaluasi keperawatan Tanda tangan
waktu
26 Mei 2021 Konstipasi b. d. ketidakaturan S: klien mengatakan BAB tidak lancar, belum BAB  
sudah seminggu, pengeluaran feses lama dan sulit,
kebiasaan defekasi d. d. dan terasa sakit saat mengejan
O: feses keras, feses keluar sedikit sedikit dan
defekasi kurang dari 2 kali
bewarna coklat gelap
seminggu, pengeluaran feses A: masalah belum teratasi
P: lanjutkan intervensi nomor 1, 2, 3, dan 4
lama dan sulit, klien mengejan
saat defekasi, dan feses
keras. (SDKI, D. 0149)
 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai