Anda di halaman 1dari 19

Tugas PBL (Problem Based Learning)

SISTEM DIGESTIVE
Disusunsebagaipemenuhantugas pada matakuliah KMB 2

OLEH:
KELOMPOK II

1. () 9. ()
2. () 10. ()
3. () 11. ()
4. () 12. ()
5. () 13. ()
6. () 14. ()
7. () 15. ()
8. ()

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM NON REGULER


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Denganmengucapkanpujisyukurkehadirat ALLAH SWT yang


telahmemberiRahmat dan Hidayah-Nya sehinggamakalahinidapat di selesaikan.

Ada pun tujuan dari pada penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi
tugas Mata Kuliah KeperawatanMedikalBedahIIyang diberikan oleh Dosen yang
bersangkutan. Selain itu, tujuan kami menyusun makalah ini tidak lain untuk
memperluas pengetahuan yang kami miliki sekaligus dapat memperdalam
wawasan kami sebagai mahasiswa tentang SistemRespiratori.

Akan tetapi, dikarenakan kekurangan dan keterbatasan kami sebagai


manusia biasa, maka kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun
senantiasa kami terima dan menyambutnya dengan tangan terbuka demi
tercapainya makalahyang jauh lebih baik dan benar.

Demikiankiranyasemogadenganhadirnyamakalahinidapatmembawamanfaat
bagikitasemua.

Gorontalo, 26Februari 2023

Tim penyusun
DAFTAR ISI
SKENARIO 1

NYERI PERUT

SeorangLaki-lakiusia 26 tahundirawat di ruang interna


dengankeluhannyeriperut. Keluhandirasakansejakseminggu yang lalu,
nyeridirasakansejakseminggu yang lalu, nyeridirasakanskala 6 dan
berkurangsaatbuangangin, nyeridirasakanmulaidari epigastrium
kemudianberpindahkeperutbagiankanan. Pada pengkajianditemukanlidahkotor,
halitosis, muntah. Tanda-tanda vital TD = 120/80 mmHg, frekuensinadi 96
kali/menit, frekuensi napas 26 kali/menit, SuhuTubuh 38 oC, Leukosit
14.000/mm3.

1. KLARIFIKASI ISTILAH PENTING


a. Halitosis
Halitosis adalahkeadaankondisikesehatanmulut yang ditandaidengan
napas yang berbaukonsisten. Umumnyaistilahinimengacu pada
suatukeadaanbaumulut yang berasaldarikeadaanmetaboliksecarasistemik,
termasuksaluranpencernaan. Halitosis dapatberupahalitoisfisiologis dan
patologis. Halitosis fisiologisadalah halitosis yang bersifatsementara dan
terjadibilasubstansi yang
menimbulkanbautersebutsecarahematologimenujuparu-paru dan
biasanyaberasaldarimakanan. Halitosis patologis pada
dasarnyaterjadidalamsuatumekanisme yang samadengan halitosis
fisiologis, penyebabutamakeadaaninikarenaadanyakelanan yang
bersidatlokalmaupunsistemiksepertidiabetsmelitus, uremia, gastritis,
tukaklambung dan hepatisis.

b. Epigastrium
Epigastrium adalah bagian abdomen tengah atas
c. Leukosit
Leukositadalahselberintidalamdarah yang dapatdibedakankedalam 5
jenisyaitunetrofil, eosinofil, basofil, limfosit dan monosit.
Leukositberfungsisebagaipertahanantubuhterhadapbendaasingmikroorga
nisme dan jaringanasing. Tugasnyamelindungitubuh agar
tahanmenghadapiseranagnkumanentahit virus, bakteriatausejenisnya.

2. KATA/PROBLEM KUNCI
a. Nyeri perut
b. Lidahkotor
c. Suhutubuh 38℃
d. Leukosit 14.000/mm³

3. MIND MAP

Thypoidadalahinfeksidemamsistemikak Gastroenteritis
ut yang disebabkan oleh Akutadalahinflamasilambung dan usus
bakterisalmonellathypi. yang disebabkan oleh berbagaibakteri,
virus dan patogenparalistik.

Nyeri Perut

Apendisitisadalahperadanganpada
appendiksvermiformisberupatabungsempit
yang memanjangdaribagian inferior sekum.
apendisitisdimulaiketika usus
buntutersumbatataumeradang.
Tabel Checklist

N Thypoi Gastroenterit Apendisiti


ManifestasiKlinis
o d is Akut s

1 Nyeri Perut   

nyeridirasakanmulaidari epigastrium
2 kemudianberpindahkeperutbagianka
nan   

3 Lidahkotor 

4 Halitosis  

5 Muntah   

6 PeningkatanSuhuTubuh( 38℃)   

7 PeningkatanLeukosit(14.000/mm3)   

4. PERTANYAAN PENTING
a. Mengapa pada kasusdiataspasienmengalaminyeriperut ?

5. JAWABAN PERTANYAAN
Infeksi Salmonella dimulai melalui konsumsi makanan atau minuman
terkontaminasi bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi; kadar
bakteri biasanya antara 200 hingga 106 colony-forming units (CFU).Beberapa
kondisi yang menurunkan keasaman lambung (usia <1 tahun, penggunaan
antasida, aklorhidria) atau gangguan integritas intestinal (inflammatory bowel
disease, riwayat operasi gastrointestinal, perubahan flora saluran cerna akibat
penggunaan antibiotik) dapat meningkatkan kerentanan terinfeksi Salmonella.
Sebagian bakteri dimusnahkan di lambung dan sebagian yang lolos akan
masuk ke dalam usus. Pada kondisi imunitas humoral mukosa (IgA) usus
kurang baik, S.typhi dan S. paratyphi yang mencapai usus halus akan
mempenetrasi lapisan mukus usus dan mencapai phagocytic microfold cells
(sel M) di Peyer’s patch. Setelah melewati lapisan epitel usus halus,
Salmonella akan difagosit oleh makrofag. Bakteri ini dapat bertahan hidup
dalam makrofag dengan mengganggu fungsi sistem fagositnya.
Salmonella di dalam makrofag akan menuju ke kelenjar getah benih
mesenterika; selanjutnya melalui duktus torasikus mencapai sirkulasi darah
menyebabkan bakteremia pertama yang asimtomatik; kemudian menyebar ke
seluruh organ retikuloendotel terutama di hati dan limpa. Di organ – organ
ini, Salmonella akan meninggalkan sel fagosit, berkembang biak di luar sel
atau ruang sinusoid, kemudian masuk kembali ke sirkulasi darah
menyebabkan bakteremia kedua disertai timbulnya tanda dan gejala penyakit
infeksi sistemik. Salmonella dapat masuk ke dalam kandung empedu dan
berkembang biak, lalu menuju lumen usus bersama ekskresi cairan empedu.
Sebagian kuman keluar melalui feses, sebagian lain dapat menembus usus
dan masuk lagi ke sirkulasi.
Hepatomegali diperkirakan terjadi akibat rekrutmen sel mononuklear
dan pembentukan respons imun spesifik terhadap kolonisasi S. typhi.
Penambahan rekrutmen sel mononuklear dan limfosit ke Peyer’s patch
beberapa minggu setelah kolonisasi atau infeksi dapat menyebabkan
pembesaran dan nekrosis Peyer’s patch, dimediasi oleh produk bakteri yang
menyebabkan kematian sel dan respons inflamasi.4 Makrofag di dalam
Peyer’s patch hiperaktif menimbulkan reaksi hiperplasia jaringan. Akumulasi
sel mononuklear menyebabkan nekrosis dan hiperplasia Peyer’s patch,
sehingga dapat menyebabkan erosi pembuluh darah dan perdarahan saluran
cerna.
Gejala dapat muncul setelah masa inkubasi 7 – 14 hari. Gejala klinis
bervariasi mulai dari ringan sampai berat. Pada minggu pertama gejala serupa
dengan penyakit infeksi akut lain seperti demam, nyeri kepala, pusing,
mialgia, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, rasa tidak nyaman di
perut, batuk, dan epistaksis. Demam meningkat perlahan terutama sore
hingga malam.
6. TUJUAN PEMBELAJARAN
a. Di harapkan bisa mengerti dan mendalami masalah sistem digestive
b. Diharapkan bisa menganalisa penyakit yang terdapat pada kasusdiatas.
c. Untuk mengetahui pemeriksaan selanjutnya dan menegakkan diagnose
dari kasus diatas.
d. Untuk mengetahui apakah adanya penatalaksanaan dan
implementasikeperawatandari kasus diatas.

7. INFORMASI TAMBAHAN
Penerapan Water Tepid Sponge (WST) Untuk Mengatasi Demam Thypoid

8. KLARIFIKASI INFORMASI TAMBAHAN


WTS adalah sebuah tekhnik kompres hangat yang menggabungkan
teknik kompres blok pada pembuluh darah supervisial dengan tekhnik seka.
Kompres WTS ini hampir sama dengan dengan kompres air hangat biasa,
yaitu mengompres pada lima titik (leher, 2 ketiak, 2 pangkal paha) ditambah
menyeka bagian perut dan dada atau diseluruh badan dengan kain. Basahi lagi
kain bila kering.
Water Tepid SpomgeadalahProsedur untuk meningkatkan kontrol
kehilangan panas tubuh melalui evaporasi dan konduksi, yang dilakukan pada
pasien yang mengalami demam tinggi. Tujuan dari tepid sponge ini untuk
menurunkan suhu tubuh pada orang yang mengalami hipertermi
Dalampenelitian yang dilakukan oleh Astutidkktahun 2018 yang
bertujuanmenggambarkan penerapan WTS pada An. Z yang mengalami
demam pada tipoid abdominalisdidapatkanhasilKompres WTS efektif
menurunkan demam pada pasien tipoid abdominalis dari 39℃ menjadi
37’6℃Terjadi penurunan sebesar 1.4℃. Penelitian ini menggunakan metode
studi kasus, partisipan adalah 1 orang anak yang menderita tipoid abdominalis.
Kompres WTS dilakukanselama 2x20 menit.
Penelitianini didukung oleh penelitian yang dilakukan Hal ini sesuai
dengan beberapa penelitian yang sudah dilakukanoleh Memed (2014) tentang
efektifitas penurunan suhu tubuh antara kompres hangat dan WTS pada anak
usia 6 bulan-3 tahun dengan demam di Puskesmas Kartasura Sukoharjo
berkesimpulan yaitu lebih efektif kompres WTS dalam menurunkan suhu
tubuh anak demam, dibandingkan dengan metode kompres hangat. Kompres
hangat mengalami penurunan suhu mulai dari 0.1℃–0.3℃ dan untuk WTS
penurunan suhu berkisar antara 0.3℃ -0.6℃.
pemberian seka dengan air hangat akan mempercepat pelebaran
pembuluh darah perifer yang akan memfasilitasi perpindahan panas dari
tubuh ke lingkungan sekitar dan mempercepat penurunan suhu tubuh, suhu
tubuh akan menurun secara bertahap sampai dengan keadaan suhu tubuh
kembali normal, sehingga memberikan keuntungan kepada pasien untuk
beradaptasi dengan suhu lingkungan sekitar agar suhu tubuh pasien tetap
stabil. Hal ini dibuktikan dengan pengukuran suhu tubuh sebelum dilakukan
kompres WTS dan sesudah dilakukan kompres WTS dapat turun 1.1℃.

9. ANALISA DAN SINTESIS INFORMASI


Berdasarkan keluhan yang dikeluhkan pasien pada kasus diatas tanda dan
gejala yang dikeluhkan pasien lebih mengarah pada kasusthypoid sehingga
kelompok merumuskan diagnosa medis yang diangkat pada kasus di atas
adalah Thypoid
BAB II

KONSEP MEDIS

A. Definisi
Demamtifoidmerupakanpenyakitinfeksiakutsistempencernaanyang
disebabkan oleh bakteriSalmonella typhi atauSalmonella
paratyphi.Demamtifoidmerupakanpenyakitinfeksi global, terutama dinegara-
negaraberkembang.
Demamtifoidditularkanmelaluimakananatauminumanyangterkontaminasi oleh
bakteriSalmonella typhi,
selainitupenyakitinidapatditularkanmelaluikontaklangsungdenganfeses,
urinatausekretpenderitademamtifoid. Dengan kata lainhygiene
sanitasiadalahfaktorutamapenularannya(YelviLevani& Aldo DwiPrastya, 2020).
B. Etiologi
Penyakittifoiddisebakan olehSalmonella
typhiyaitubakterienterikgramnegatifberbentuk basildan bersifatpatogen
padamanusia. Penyakitinimudahberpindahdarisatu orangkeoranglain
yangkurangmenjagakebersihandiridanlingkungannyayaitupenularansecaralan
gsungjikabakteriiniterdapatpadafeses,
urineataumuntahanpenderitadapatmenularkankepadaoranglain dan
secaratidaklangsungmelaluimakananatauminuman. Salmonella
typhiberperandalamprosesinflamasilokalpadajaringantempatbakteriberkemba
ngbiak dan merangsangsintesisdan pelepasanzatpirogen dan
leukositpadajaringanyangmeradangsehinggaterjadidemam.Jumlahbakteriyang
banyakdalamdarah (bakteremia) menyebabkandemammakintinggi.
Penyakittypoidinimempunyaihubunganeratdenganlingkunganterutamapadalin
gkunganyangpenyediaanair minumnyatidakmemenuhisyaratkesehatandan
sanitasiyangburuk padalingkungan.Faktor-
faktoryangmempengaruhipenyakittypoidtersebaryaitupolusiudara,
sanitasiumum, kualitasair temperatur, kepadatanpenduduk, kemiskinan dan
lain-lain. beberapapenelitian di seluruh duniamenemukanbahwalaki-
lakilebihseringterkenademamtifoid, karenalaki-
lakilebihseringbekerjadanmakandiluarrumahyangtidakterjaminkebersihannya.
Tetapiberdasarkandaridayatahantubuh,
wanitalebihberpeluanguntukterkenadampakyanglebihberatataumendapatkomp
likasidaridemamtifoid. Salah
satuteoriyangmenunjukkanhaltersebutadalahketikaSalmonellatyphimasukked
alamsel-selhati, makahormonestrogen
padawanitaakanbekerjalebihberat(Martha Ardiaria, 2019).
C. Manifestasi Klinis
PenyakitTyphoid Fever(TF)
ataumasyarakatawammengenalnyadengantifusialahpenyakitdemamkarenaada
nyainfeksibakteriSalmonella typhi yang
menyebarkeseluruhtubuh.Salmonellatyphi(S. typhi)
merupakankumanpathogen
penyebabdemamtifoid,yaitusuatupenyakitinfeksisistemikdengangambarande
mamyang berlangsunglama,adanyabacteremiadisertaiinflamasiyang
dapatmerusakususdanorgan-
organhati.Gejalapenyakitiniberkembangselamasatusampaiduaminggusetelahs
eorangpasienterinfeksiolehbakteritersebut.Gejalaumumyang
terjadipadapenyakittifoidadalahDemamnaiksecarabertanggapada
minggupertamalaludemammenetap (kontinyu)atauremiten padaminggukedua.
Demamterutamasore/malamhari,sakitkepala,nyeriotot,anoreksia,mual,muntah
obstipasiataudiare.Demammerupakankeluhandangejalaklinisterpentingyang
timbulpadasemuapenderitademamtifoid. Demamdapatmunculsecaratiba-tiba,
dalam1-2 harimenjadiparahdengangejalayang menyerupaiseptisemiaoleh
karenaStreptococcusatauPneumococcus daripadaS.
typhi.Sakitkepalahebatyang
menyertaidemamtinggidapatmenyerupaigejalameningitis,disisilain S.Typhi
jugadapatmenembussawardarahotak
danmenyebabkanmeningitis.Manifestasigejalamentalkadangmendominasigam
baranklinis,yaitukonfusi,stupor,psikotikataukoma.Nyeriperutkadangtakdapatd
ibedakandenganapendisitis.Padatahaplanjutdapatmunculgambaran
peritonitisakibatperforasiusus(Martha Ardiaria, 2019).
D. Patofisiologi
PenyebabdemamtifoidadalahbakteriSalmonella typhiatauSalmonella
paratyphi. BakteriSalmonella typhi merupakanbakteri basil gram
negatifananerobfakultatif.BakteriSalmonella akanmasukkedalamtubuhmelalui
oral bersamadenganmakananatauminuman yang terkontaminasi. Sebagian
bakteriakandimusnahkandalamlambungoleh asamlambung. Sebagian
bakteriSalmonella yanglolosakansegeramenujuke usus halustepatnya di
ileum dan jejunumuntukberkembangbiak.Bila sistemimunhumoral mukosa
(IgA)tidaklagibaikdalammerespon,makabakteriakanmenginvasikedalamselepi
tel usus halus(terutamaselM)dankelamina propia.Dilamina
propiabakteriakandifagositosisolehmakrofag.Bakteriyang
lolosdapatberkembangbiakdidalammakrofagdanmasukkesirkulasidarah(bakter
imiaI). BakterimiaI dianggapsebagaimasainkubasiyangdapatterjadiselama7-
14hariBakteriSalmonella juga dapatmenginvasibagianususyang
bernamaplakpayer.Setelahmenginvasiplakpayer,bakteridapatmelakukantransl
okasikedalamfolikellimfoidintestindanaliranlimfemesenterika dan
beberapabakterimelewatisistemretikuloendotelial di hati danlimpa.Pada
faseinibakterijuga melewati organhati danlimpa.Di hati
danlimpa,bakterimeninggalkanmakrofagyang selanjutnyaberkembangbiakdi
sinusoidhati.Setelahdarihati,bakteriakanmasukkesirkulasidarahuntukkeduakal
inya(bakterimiaII).Saatbakteremia II, makrofagmengalamihiperaktivasidan
saatmakrofagmemfagositosisbakteri,makaterjadipelepasanmediatorinflamasis
alah satunyaadalahsitokin. Pelepasansitokinini
yangmenyebabkanmunculnyademam,
malaise,myalgia,sakitkepala,dangejalatoksemia.Plakpayer dapatmengalami
hyperplasia pada minggupertamadan
dapatterusberlanjuthinggaterjadinekrosisdi minggukedua.Lama
kelamaandapattimbululserasi yangpada
akhirnyadapatterbentukulkusdimingguketiga.
Terbentuknyaulkusinidapatmenyebabkanperdarahandan perforasi. Hal
inimerupakansalahsatukomplikasi yang
cukupberbahayadaridemamtifoid(YelviLevani& Aldo DwiPrastya, 2020).
E. Komplikasi
Komplikasidemam tifoid terbagi atas 2 yaitu:
1. Komplikasi Intestinal
Komplikasi intestinal terdiri dari perdarahan usus ( 25% penderita demam
tifoid) dan perforasi usus (3% penderita demam tifoid).
2. Komplikasi Ekstrasintestinal
Terdiri dari komplikasi kardiovaskuler (kegagalan sirkulasi perifer (syok
sepsis), miokarditis, trombosis dan tromboflebitis), komplikasi darah
(anemia hemolitik, trombositopenia, koagulasi intravaskuler diseminata,
dan sindrom uremia hemolitik), komplikasi paru (pneumoni, empiema,
dan pleuritis), komplikasi hepar dan kandung kemih (hepatitis dan
kolelitiasis), komplikasi ginjal (glomerulonefritis, pienefritis, dan
perinefritis), komplikasi tulang (osteomielitis, periostitis, spondilitis, dan
arthtritis), dan komplikasi neuropsikiatrik (delirium, meningismus,
meningitis, polineuritis perifer, psikosis, dan sindrom katatonia) (Samsinar
Butarbutar et al., 2022).
Tingkat keparahan demam tifoid tergantung pada beberapa faktor,
misalnya usia, paparan sebelumnya (melalui penyakit atau vaksinasi),
jumlah organisme yang tertelan, virulensi strain yang tertelan, durasi
penyakit (termasuk waktu sampai pengobatan dimulai). Kasus dengan
gejala mental neurologis telah dikaitkan dengan tingkat kematian yang
lebih tinggi. Tingkat kematian berkisar dari 10%-20% tanpa pengobatan
hingga 1% dengan antimikroba (Samsinar Butarbutar et al., 2022) .
F. Pemeriksaan Lab
Secara lebih lengkap, berikut adalah penjelasan dari masing-masing jenis
pemeriksaan penunjang pada pasien demam tifoid (YelviLevani& Aldo
DwiPrastya, 2020).
1. PemeriksaanDarahTepi
Pemeriksaandarahtepisepertijumlaheritrosit,leukosit
dantrombositumumnyatidakspesifikuntukmendiagnosisdemamtifoid.Leuk
openia seringditemukanpada
kasusdemamtifoid,tetapijumlahleukositjarangkurangdari
2.500/mm3.Kondisileukopenia dapatmenetap1sampai 2
minggusetelahinfeksi.Pada
kondisitertentu,jumlahleukositdapatditemukanmeningkat(20.000-
25.000/mm3). Halinidapatberkaitandenganadanyaabsespyogenic
atauadanyainfeksisekunder pada usus.Selainhitungjumlahleukosit
yangtidaknormal,
anemianormokromiknormositerdapatditemukanbeberapaminggusetelahinf
eksidemamtifoid. Kondisiinidapatdisebabkanoleh pengaruhsitokindan
mediatorinflamasisehinggamenyebabkandepresisumsumtulangbelakang.
Selainitu, kondisiinijuga dapatberkaitandenganperdarahan dan perforasi
usus. Adanyatrombositopeniapada
pasiendemamtifoidmenandakanadanyakomplikasipenyakitkoagulasiintrav
askuler (disseminated intravascular coagulation).
2. PemeriksaanSerologiWidal
UjiwidaldilakukanuntukdeteksiantiboditerhadapbakteriSalmonellaty
phi.Uji widalinimemilikisensitivitasdan sensitivitasrendah.
Pemeriksaaninidilakukandenganmelihataglutinasidalamserum
penderitaaglunitinyangdideteksiyaituaglutininO, aglutinin H dan
aglutininVi.NamuninterpretasinyahanyadariaglutininOdanHsaja.pemeriks
aanwidalsebaiknyamulaidilakukanpada minggupertamademam.Hal
inidikarenakanaglutininbarumeningkatpada minggupertama
danakansemakintinggihinggaminggukeempat.Pembentukanaglutinindimu
laidariaglutininOdan diikutidenganaglutininH.Pada
penderitademamtifoidyang telahbebasdemam,
aglutininOakantetapditemukanhingga4-6 bulansedangkanaglutinin H9-12
bulan. Oleh karenaitu, uji
widaltidakdapatdijadikanacuankesembuhanpasiendemamtifoid.
3. UjiTyphidot
Uji typhidotdilakukanuntukmendeteksiantibodiIgMdanIgG yang
terdapatpada protein
membranbakteriSalmonellatyphi.Ujiinidapatdilakukandenganhasilpositif
2-3 haripascaterinfeksidengansensitivitas98%,
spesifisitassebesar76,6%.Uji inihampirsamadenganujitubex.
4. PemeriksaanKultur
Pemeriksaan kultur merupakanpemeriksaan gold standard
dalammenegakkandiagnosisdemamtifoid. Pemeriksaankultur
memilikitingkatspesifisitas100%. Pemeriksaan kultur
Salmonellatyphidaridarahdanfesespada
minggupertamainfeksimemilikitingkatsensitivitassebesar 85-90% dan
kemudianmenurunsekitar 20-30%
seiringberjalannyawaktu.Selaindaridarahdan feses,pemeriksaankulturjuga
dapatdilakukandenganmenggunakansampelurindancairanaspirasisumsumt
ulangbelakang.Pemeriksaankulturdarisampelurinumumnyakurangsensitif(
25–30%). Sedangkanpemeriksaan kultur
darisampelcairanaspirasisumsumtulangbelakangmemilikisensitivitas90%s
ampaipasienmendapatkanterapiantibiotikselama5
hari.Namun,tindakanaspirasisumsumtulangbelakangdapatmenyebakannye
ri, sehinggaharusdipertimbangkanmanfaat
danrisikonyabilainginmelakukanpemeriksaanini.
G. Penatalaksanaan
Tatalaksanademamtifoidpada anakdibagiatasdua bagianbesar,
yaitutatalaksanaumumyang bersifatsuportifdan
tatalaksanakhususberupapemberianantibiotiksebagaipengobatankausal.
Tatalaksanademamtifoidjuga bukanhanyatatalaksanayang
ditujukankepadapenderitapenyakittersebut, namunjuga
ditujukankepadapenderitakariersalmonella typhi,pencegahanpada
anakberupapemberianimunisasitifoiddanprofilaksisbagitravellerdaridaerahnon
endemikkedaerahyangendemikdemamtifoid(Martha Ardiaria, 2019).
1. Tatalaksana Umum
Tatalaksanaumum(suportif)merupakanhalyangsangatpentingdalammenang
anidemamtifoidselaintatalaksanautamaberupapemberianantibiotik.
Pemberianrehidrasioralataupun parenteral, penggunaanantipiretik,
pemberiannutrisiyangadekuatsertatransfusidarahbilaadaindikasi,
merupakantatalaksanayang
ikutmemperbaikikualitashidupseoranganakpenderitademamtifoid.
Gejalademamtifoidpadaanaklebihringandibandingorangdewasa,karenaitu9
0 % pasiendemamtifoidanaktanpakomplikasi,
tidakperludirawatdirumahsakitdandenganpengobatanoralsertaistirahatbari
ng
dirumahsudahcukupuntukmengembalikankondisianakmenjadisehatdaripen
yakittersebut.
2. Tatalaksanaantibiotic
Pemilihanobatantibiotiklinipertamapengobatandemamtifoid padaanakdi
negaraberkembangdidasarkanpadafaktorefikasi,ketersediaandanbiaya.
Berdasarkanketigafaktortersebut,kloramfenikolmasihmenjadiobatpilihanp
ertamapengobatandemamtifoidpadaanak,terutamadinegaraberkembang.
Haliniberbedadengandewasa,dimanaobatantibiotikinipertamanyaadalah
pilihanterapiantibiotikuntukdemamtifoidgolonganfluorokuinolon,sepertiof
loksasin, siprofloksasin, levofloksasinataugatifloksasin.
Persoalanpengobatandemamtifoidsaatiniadalahtimbulnyaresistensiterhada
pbeberapaobatantibiotikyang
seringdigunakandalampengobatandemamtifoidatauyang
disebutdenganMulti Drug Resistance(MDR).S.Typhiyang
resistenterhadapkloramfenikol,yang
pertamakalitimbulpadatahun1970,kiniberkembangmenjadiresistenterhadap
obatampisilin,amoksisilin,trimethoprim-
sulfametoksazoldanbahkanresistenterhadapfluorokuinolon.
H. Pencegahan
Strategipencegahanyang
dipakaiadalahuntukselalumenyediakanmakanandan
minumanyangtidakterkontaminasi,hygieneperoranganterutamamenyangkutke
bersihantangandan lingkungan,sanitasiyang
baik,dantersedianyaairbersihsehari-
hari.Strategipencegahaninimenjadipentingseiringdenganmunculnyakasusresist
ensi.
Selainstrategidiatas,dikembangkanpulavaksinasiterutamauntukparapendatang
darinegaramajukedaerahyangendemikdemamtifoid(Martha Ardiaria, 2019).

Anda mungkin juga menyukai