Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BIROKRASI ORGANISASI

DOSEN :
UMAR SAKO BADERAN, SE, M.Si

OLEH :
ZULKARNAIN LABABA
KELAS : O/P

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

dan karunia-Nya kepada kita dan tidak lupa pula kita mengirim salam dan salawat

kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu

ajaran yang benar yaitu agama Islam, sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Birokrasi Organisasi” ini dengan lancar.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data yang kami peroleh dari

sumber buku yang berkaitan dengan Birokrasi Organisasi , tidak lupa kami

ucapkan terima kasih kepada pengajar mata kuliah atas bimbingan dan arahan

dalam penulisan makalah ini, juga kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah

mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.Kami harap, dengan

membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,dalam hal ini dapat

menambah wawasan kita mengenai implementasi iman dan takwa dalam

kehidupan modern, khususnya bagi penulis. Memang makalah ini masih jauh dari

sempurna,maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi

perbaikan menuju arah yang lebih baik.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .....................................................................1
1.1............................................................................................................Latar
Belakang ...........................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah ............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................2
2.1. Organisasi ........................................................................................2
2.1.1 Pengertian Organisasi.....................................................................2
2.1.2 Fungsi Organisasi...........................................................................2
2.2. Birokrasi...........................................................................................4
2.2.1 Pengertian Birokrasi.......................................................................4
2.2.2 Ciri-ciri Birokrasi...........................................................................4
2.2.3 Kekuatan Birokrasi.........................................................................5
2.2.4 Kelemahan Birokrasi......................................................................5
2.2.5 Karakteristik Tipe Ideal Birokrasi..................................................5
2.2.6 Teori Birokrasi Organisasi.............................................................6
2.2.7 Cara Pandang Mengenai Birokrasi.................................................8
2.2.8 Dimensi Birokrasi Organisasi........................................................11
2.2.9 Struktur Birokrasi Di dalam Organisasi.........................................14
BAB III PENUTUP .............................................................................. 16
3.1. Kesimpulan ...................................................................................... 16
3.2. Saran ............................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung untuk hidup bermasyarakat

serta mengatur dan mengorganisasikan kegiatannya dalam mencapai suatu tujuan.

Tetapi karena keterbatasan kemampuan manusia menyebabkan manusia tidak

dapat mencapai tujuan tanpa kerja sama. Hal inilah yang mendasari manusia

untuk hidup dalam organsasi.

Organisasi mempunyai banyak definisi, karena organisasi dapat di pandang

dari berbagai perspektif. Tetapi begaimana pun ada semacam kesepakatan

pendapat dalam kenyataan bahwa organisasi pada umumnya di kembangkan

sebagai instrument bagi pencapaian tujuan tertentu dan cenderung dalam situasi

dimana orang-orang menyadari manfaat organisasi sebagai suatu jalan

terbaikpelaksanaan kegiatan kolektif.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian dari organisasi?

2. Apakah pengertian birokrasi?

3. Apakah birokrasi organisasi?

4. Bagaimana briokrasi dalam organisasi?

BAB II

PEMBAHASAN

1
2.1 Organisasi

2.1.1 Pengertian Organisasi

Organisasi pada dasarnya merupakan tempat atau wadah dimana orang-

orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terkendali, dengan

memanfaatkan sumber daya (dana, material, lingkungan, metode, sarana,

prasarana, data) dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif

untuk mencapai tujuan bersama.

2.1.2. Fungsi Organisasi

1.Pelaksanaan Administrasi.

Birokrasi mempunyai fungsi sebagai pelaksana dan pengatur administrasi,

maksudnya adalah mereka adalah pembuat, pengimplementer, dan pengeksekusi

setiap peraturan didalam organisasi, ini adalah fungsi sentral yang bertugas

mengatur setiap alur perilaku didalam organisasi.

2.Nasehat Kebijakan (Policy Advice)

Selain itu birokrasi bertugas untuk memberikan nasehat dan tanggapan

atas setiap kebijakan didalam organisasi Ini akibat birokrasi merupakan lini

terdepan dalam implementasi suatu kebijakan, mereka adalah pelaksananya.

Sebab itu, masalah dalam suatu kebijakan informasinya secara otomatis akan

terkumpul di birokrasi-birokrasi. Heywood membedakan 3 kategori birokrat yaitu

(1) top level civil servants, (2) middle-rangking civil servants, dan (3) junior-

ranking civil servants. Top Level Civil Servant banyak melakukan kontak dengan

politisi, sementara middle dan junior civil servants lebih pada pekerjaan-pekerjaan

rutin di “lapangan.” Top Level Civil Servants dapat bertindak selaku penasehat

2
kebijakan bagi para politisi, dalam mana informasi pelaksanaan kebijakan mereka

peroleh dari middle dan junior civil servants.

3. Artikulasi Kepentingan

Didalam organisasi, selalu ada kelompok-kelompok yang memiliki

kepentingan tertentu, baik itu pemegang saham (stakeholder), kelompok pekerja,

bahkan juga unsur-unsur eksternal seperti politisi, pemilik media dll sbg.

Birokrasi bertugas untuk mengartikulasi kepentingan setiap kelompok agar

organisasi bisa berjalan dengan baik, misalnya organisasi harus sesuai dengan

idealisme pemegang saham, harus menyenangkan para pekerja, dan lain-lain

sebagainya. Birokrasi dapat mengartikulasikan kepentingan mereka dengan

aturan-aturan yang membantu setiap kelompok.

4.Stabilitas Politik

Organisasi juga mempunyai politik, dimana setiap bagian memiliki

kepentingan dan keinginannya sendiri, misalnya karyawan yang ingin gaji tinggi

dan pemilik yang tidak ingin keluar uang banyak untuk menggaji karyawan,

birokrasi bertugas untuk menjaga stabilitas politik diantara individu dan kelompok

didalam organisasi.

2.2 Birokrasi

2.2.1 Pengertian Birokrasi

Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat

rutin yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal,

tugas-tugas yang dikelompokkan kedalam berbagai departemen fungsional,

3
wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan

yang mengikuti rantai komando.

Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan kegiatan-

kegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah

dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik sub-unit,

karena tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan

organisasi. Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai

sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi

hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang sebelumnya telah

mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang mapan.

2.2.2 Ciri – ciri Birokrasi

1.     Tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai lewat spesialisasi

2.     Aturan dan pengaturan yang sangat formal

3.     Tugas-tugas yang dikelompokkan kedalam departemen-departemen fungsional

4.     Wewenang terpusat

5.     Rentang kendali yang sempit

6.     Pengambilan keputusan yang mengikuti rantai komando.

2.2.3 Kekuatan Birokrasi

1.     Kemampuan menjalankan kegiatan terbakukan secara sangat efisien

2.     Spesialitas yang sama di kelompokkan dalam departemen-departemen fungsional

3.     Anggota mempunyai kesempatan untuk berbicara dalam bahasa yang sama

diantara rekan sekerja mereka

2.2.4 Kelemahan Birokrasi

4
1.     Spesialisasi menciptakan konflik sub-unit

2.     Tujuan unit fungsional dapat mengesampingkan tujuan keseluruhan organisasi

itu

3.     Birokrasi hanya bisa efisien apabila karyawannya menghadapi masalah yang

pernah dijumpai sebelumnya

4.     Perhatian yang berlebihan pada pematuhan aturan

2.2.5 Karakteristik Tipe Ideal  Birokrasi

1.     Otoritas Hirarki

2.     Komunikasi dinas yang jelas

3.     Pembagian kerja atas dasar spesialisasi

4.     Prosedur kerja yang jelas

5.     Kualifikasi pegawai

6.     Berdasarkan dokumen administrasi

7.     Pemisahan antara “Buero” dan “Amts”

8.     Jam kerja yang penuh

9.     Rahasia Jabatan

10.  Netralitas

2.2.6 Teori Birokrasi Organisasi

Menurut Max Webber ciri struktural utama dari birokrasi adalah: terdapat

prinsip yuridis yang resmi, terdapat prinsip hierarki dan otorita, manajemen

berdasarkan dokumen-dokumen tertulis, terdapat spesialisasi, ada tuntutan

terhadap kapasitas kerja yang penuh dan berlakunya aturan-aturan umum

mengenal manajemen.

5
Birokrasi digunakan agar dapat meningkatkan efektivitas administrasi

organisasi.organisasi birokrasi yang ideal menyertakan delapan karakteristik

struktural.

1.     Aturan-aturan yang disahkan, regulasi, dan prosedur yang distandarkan dan arah

tindakan anggota organisasi dalam pencapaian tugas organisasi. Weber

menggambarkan pengembangan rangkaian kaidah dan panduan spesifik untuk

merencanakan tugas dan aktivitas organisasi.

2.     Spesialisasi peran anggota organisasi memberikan peluang kepada divisi pekerja

untuk menyederhanakan aktivitas pekerja dalam menyelesaikan tugas yang rumit.

Dengan memecah tugas-tugas yang rumit ke dalam aktivitas khusus tersebut,

maka produktivitas pekerja dapat ditingkatkan.

3.     Hirarki otoritas organisasi formal dan legitimasi peran kekuasaan anggota

organisasi didasarkan pada keahlian pemegang jabatan secara individu, membantu

mengarahkan hubungan intra personal di antara anggota organisasi guna

menyelesaikan tugas-tugas organisasi.

4.     Pekerjaan personil berkualitas didasarkan pada kemampuan tehnik yang mereka

miliki dan kemampuan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepada

mereka. Para manajer harus mengevaluasi persyaratan pelamar kerja secara logis,

dan individu yang berkualitas dapat diberikan kesempatan untuk melakukan

tugasnya demi perusahaan.

5.     Mampu tukar personil dalam peran organisasi yang bertanggung jawab

memungkinkan aktivitas organisasi dapat diselesaikan oleh individu yang

berbeda.  Mampu tukar ini menekankan pentingnya tugas organisasi yang relatif

6
untuk dibandingkan dengan anggota organisasi tertentu yang melaksanakan

tugasnya-tugasnya.

6.     Impersonality dan profesionalisme dalam hubungan intra personil di antara

anggota organisasi mengarahkan individu ke dalam kinerja tugas organisasi.

Menurut prinsipnya, anggota organisasi harus berkonsentrasi pada tujuan

organisasi dan mengutamakan tujuan dan kebutuhan sendiri. Sekali lagi, ini

menekankan prioritas yang tinggi dari tugas-tugas organisasi di dalam

perbandingannya dengan prioritas yang rendah dari anggota organisasi individu.

7.     Uraian tugas yang terperinci harus diberikan kepada semua anggota organisasi

sebagai garis besar tugas formal dan tanggung jawab kerjanya. Pekerja harus

mempunyai pemahaman yang jelas tentang keinginan perusahaan dari kinerja

yang mereka lakukan.

8.     Rasionalitas dan predictability dalam aktivitas organisasi dan pencapaian tujuan

organisasi membantu meningkatkan stabilitas perusahaan. Menurut prinsip

dasarnya, organisasi harus dijalankan dengan kaidah dan panduan pemangkasan

yang logis dan bisa diprediksikan.

2.2.7 Cara Pandang Mengenai Birokrasi

Martin Albrow adalah sosiolog dari Inggris. Albrow membagi 7 cara pandang

mengenai birokrasi. Ketujuh cara pandang ini dipergunakan sebagai pisau analisa

guna menganalisis fenomena birokrasi yang banyak dipraktekkan di era modern.

Ketujuh konsepsi birokrasi Albrow adalah :

1. Birokrasi sebagai organisasi rasional

7
Birokrasi sebagai organisasi rasional sebagian besar mengikut pada

pemahaman Weber. Namun, rasional di sini patut dipahami bukan sebagai

segalanya terukur secara pasti dan jelas. Kajian sosial tidap pernah menghasilkan

sesuatu yang pasti menurut hipotesis yang diangkat. Birokrasi dapat dikatakan

sebagai organisasi yang memaksimumkan efisiensi dalam administrasi. Secara

teknis, birokrasi juga mengacu pada mode pengorganisasian dengan tujuan

utamanya menjaga stabilitas dan efisiensi dalam organisasi-organisasi yang besar

dan kompleks. Birokrasi juga mengacu pada susunan kegiatan yang rasional yang

diarahkan untuk pencapaian tujuan-tujuan organisasi.

Perbedaan dengan Weber adalah, jika Weber memaklumkan birokrasi

sebagai “organisasi rasional”, Albrow memaksudkan birokrasi sebagai “organisasi

yang di dalamnya manusia menerapkan kriteria rasionalitas terhadap tindakan

mereka.”

2. Birokrasi sebagai Inefesiensi Organisasi

Birokrasi merupakan antitesis (perlawanan) dari dari vitalitas administratif

dan kretivitas manajerianl. Birokrasi juga dinyatakan sebagai susunan manifestasi

kelembagaan yang cenderung ke arah infleksibilitas dan depersonalisasi. Selain

itu, birokrasi juga mengacu pada ketidaksempurnaan dalam struktur dan fungsi

dalam organisasi-organisasi besar.

Birokrasi terlalu percaya kepada preseden (aturan yang dibuat

sebelumnya), kurang inisiatif, penundaan (lamban dalam berbagai urusan),

berkembangbiaknya formulir (terlalu banyak formalitas), duplikasi usaha, dan

departementalisme. Birokrasi juga merupakan organisasi yang tidak dapat

8
memperbaiki perilakunya dengan cara belajar dari kesalahannya. Aturan-aturan

di dalam birokrasi cenderung dipakai para anggotanya untuk kepentingan diri

sendiri.

3. Birokrasi sebagai kekuasaan yang dijalankan oleh pejabat.

Birokrasi merupakan pelaksanaan kekuasaan oleh para administrator yang

profesional. Atau, birokrasi merupakan pemerintahan oleh para pejabat. Dalam

pengertian ini, pejabat memiliki kekuasaan untuk mengatur dan melakukan

sesuatu. Juga, seringkali dikatakan birokrasi adalah kekuasaan para elit pejabat.

4. Birokrasi sebagai administrasi negara (publik)

Birokrasi merupakan komponen sistem politik, baik administrasi

pemerintahan sipil ataupun publik. Ia mencakup semua pegawai pemerintah.

Birokrasi merupakan sistem administrasi, yaitu struktur yang mengalokasikan

barang dan jasa dalam suatu pemerintahan. Lewat birokrasi, kebijakan-kebijakan

negara diimplementasikan.

5. Birokrasi sebagai administrasi yang dijalankan pejabat.

Birokrasi dianggap sebagai sebuah struktur (badan). Di struktur itu, staf-

staf administrasi yang menjalankan otoritas keseharian menjadi bagian penting.

Staf-staf itu terdiri dari orang-orang yang diangkat. Mereka inilah yang disebut

birokrasai-birokrasi. Fungsi dari orang-orang itu disebut sebagai administrasi.

6. Birokrasi sebagai suatu organisasi

9
Birokrasi merupakan suatu bentuk organisasi berskala besar, formal, dan

modern. Suatu organisasi dapat disebut birokrasi atau bukan mengikut pada ciri-

ciri yang sudah disebut.

7. Birokrasi sebagai masyarakat modern

Birokrasi sebagai masyarakat modern, mengacu pada suatu kondisi di mana

masyarakat tunduk kepada aturan-aturan yang diselenggarakan oleh birokrasi.

Untuk itu, tidak dibedakan antara birokrasi perusahaan swasta besar ataupun

birokrasi negara. Selama masyarakat tunduk kepada aturan-aturan yang ada di dua

tipe birokrasi tersebut, maka dikatakan bahwa masyarakat tersebut dikatakan

modern.

2.2.8 Dimensi Birokrasi Organisasi

Dimensi birokrasi yang dikemukakan oleh WEBER merupakan bentuk ideal dari

organisasi birokratis, yaitu:

1.     Adanya pengeturan maupun keorganisasian fungsi-fungsi resmi yang saling

terkait, oleh aturan, yang menjadikan fungsi-fungsi resmi itu suatu kesatuan yang

utuh. Peraturan dan prosedur operasi yang baku (standar operatingprocedures)

menyebabkan kegiatan organisasi dapat dilaksanakan dengan cara rutin dan pasti

2.     Adanya pembagian kerja yang jelas dalam organisasi, setiap anggota organisasi

mempunyai tugas yang jelas dan juga mempunyai dan juga wewenang (otoritas)

yang seimbang dengan tugas yang harus dijalankan.

3.     Adanya pengorganisasian yang mengikuti prinsip hirarki, yaitu tingkatan yang

lebih rendah diawasi dan diatur oleh tingkatan yang lebih tinggi, sehingga

tersusun suatu hirarki otoritas dan tingkatan yang tertinggi hingga tingkatan

10
terendah dalam organisasi. Susunan hirarki otoritas itu dinamakan juga rangkaian

pemerintah (chainofcommand)

4.     Adanya system penerimaan dan penempatan karyawan (anggota organisasi) yang

didasarkan kemampuan teknis, tanpa memperhatikan sama sekali koneksi,

hubungan keluarga maupun favoritism

5.     Adanya pemisahan antara pemilikan alat produksi maupun administrasi dari

kepemimpinan organisasi.

6.     Adanya objektivitas dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan suatu

jabatan dalam organisasi

7.     Kegiatan administrasi, keputusan-keputusan dan peraturan dalam organisasi

selalu dituangkan dalam bentuk tertulis.

Kebanyakan dimensi tersebut tampak dijalankan oleh banyak organisasi yang ada

disekeliling kita, hirarki otoritas, pembagian tugas dan penggunaan dokumen

tertulis.

Pada umumnya pengaruh dari ukuran organisasi terhadap tingkat birokrasi dibagi

menjadi 2, yaitu: organisasi besar dan organisasi kecil. Terutama perbedaan pada

beberapa dimensi dari strukturnya seperti:

1.     Formalisasi

Organisasi besar prosedur formal memberikan kesempatan bagi pimpinan untuk

melakukan pengawasan yang impersonal terhadap karyawannya. Sedangkan pada

organisasi kecil pengawasan terhadap karyawan dapat dilakukan secara langsung

oleh pimpinan perusahaan karena karyawan yang perlu diperhatikan jumlahnya

tidak besar.

11
2.     Sentralisasi

Sentralisasi menunjukkan tingkatan dalam organisasi yang diberikan wewenang

untuk mengambil keputusan. Pada organisasi yang mempunyai tingkat sentralisasi

yang tingkat keputusan-keputusan pada umumnya dibuat hanya pada puncak

organisasi. Jika organisasi mempunyai tingkat sentralisasi rendah keputusan yang

serupa dapat diambil pada tingkatan yang lebih rendah. Pada organisasi besar

tingkat sentralisasi lebih rendah dari pada organisasi kecil.

3.     Kompleksitas

Kompleksitas mencangkup kompleksitas vertical yang menunjukkan jumlah

tingkatan dalam organisasi, dan kompleksitas horizontal menunjukkan banyaknya

bagian dari organisasi. Organisasi besar ternyata menunjukkan tingkat

komplesitas yang lebih besar dari pada organisasi organisasi kecil.

4.     Rasio Administratif

Rasio administrative yaitu perbandingan jumlah anggota kelompok pimpinan

terhadap jumlah keseluruhan anggota organisasi. Pada organisasi kecil rasio

administratifnya rendah, berarti bahwa jumlah pimpinan dalam organisasi kecil

sebanding dengan kegiatan yang harus diselesaikan. Pada organisasi besar

diperlukan lebih komunikasi sehingga memerlukan petugas yang lebih banyak.

2.2.9 Struktur birokrasi didalam organisasi

1. Birokrasi mekanis

12
Struktur birokrasi mekanis adalah sistem manajemen yang berdasarkan pola

piikir formal yang berbasis pada otoritas.

Ciri ciri birokrasi mekanis

- Tugas jelas dan spesifik

- Setiap anggota memiliki hak & kewajiban yang jelas

- Mengatur setiap jabatan dan hubungan diantara setiap jabatan

- Menggunakan komunikasi formal

Contohnya adalah birokrasi di pemerintahan, kuliah maupun sekolah. Atasan

dengan bawahan, dosen dengan mahasiswa, ataupun murid dengan guru.

Ketiganya memiliki perbedaan yang sangat signifikan, yang diatur dalam

peraturan yang dibuat oleh birokrat.

2. Birokrasi organik

Struktur birokrasi organik adalah sistem manajemen yang berdasarkan

oleh kooperasi, struktur ini tidak seformal struktur mekanistis, dan lebih fleksibel.

Ciri-ciri birokrasi organis

- Peran tidak terlalu ditentukan

- Tugas selalu diperbahari

- Tidak tergantung pada otoritas formal

- Kontrol desentralisasi

- Keputusan dapat dibuat dengan cepat

- Komunikasi informal

13
Contohnya adalah organisasi asuransi, dimana setiap anggota meskipun

memiliki tujuan yang jelas tetapi tidak ditentukan cara untuk mencapainya, dan

setiap agen asuransi boleh memilih cara tersendiri untuk menarik pelanggan.

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

14
3.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian di atas, pada bab ini dapat dikemukakan beberapa

pokok kesimpulan sebagai berikut:

1.     Organisasi birokratis merupakan jenis organisasi yang mempunyai karakteristik

yang sesuai bagi sebuah masyarakat industry, baik untuk lembaga pemerintah,

maupun untuk organisasi usaha.

2.     Ada dua pandangan dalam merumuskan birokrasi. Pertama, memandang

birokrasi sebagai alat atau mekanisme. Kedua, memandang birokrasi sebagai

instrumen kekuasaan.

3.     Dimensi-dimensi birokrasi lainnya juga saling mempengaruhi satu sama lain dan

menyebabkan organisasi menjadi lebh birokratis pada dimensi-dimensi tertentu

3.2 Saran

1.     Pelaksanaan birokrasi organisasi yang sesuai dengan harapan dilakukan dengan

menjamin tercapainya alokasi sumber yang terbatas pada sebuah masyarakat yang

kompleks.

2.     Tugas-tugas yang akan dapat diselesaikan secara efisien akan memberikan

manfaat pada organisasi maupun indivdu.

DAFTAR PUSTAKA

Albrow, Martin. (2004). ”Birokrasi”. Yogyakarta: Tiara Wacana.

15
Heywood, Andrew. (2002). “Politics, Second Edition”. New York : Palgrave

Macmillan.

Muhamad, Yudi Nur. “Makalah Birokrasi Organisasi”. 27 November 2016.

https://yudinurmuhamad.blogspot.com/2016/11/makalah-birokrasi-

organisasi.html?m=1 (diakses Tanggal : 29 Juli 2019)

Thoha, Miftah. (2003). “Birokrasi dan Politik di Indonesia”. Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

16

Anda mungkin juga menyukai