Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN HASIL DISKUSI TUTORIAL KELOMPOK 6

BLOK 2.4 GANGGUAN SISTEM RESPIRASI


MODUL 3

Tutor : dr. T. Ilhami Surya Akbar, M.Biomed


Anggota :
- 200610004 Kamilia Yessica Ardhi
- 200610022 Hayatul Fitri
- 200610024 Mila Fetia
- 200610080 Tasya Auliana Damanik
- 200610026 M. Doli Reza Lubis
- 200610074 Ahmad Azhari
- 200610084 Ikram Rafiqi Ritonga
- 200610042 Ath Thahirah Annisa Fajra
- 200610070 Tita Aulia Putri Br Ginting
- 200610072 Salsabila
- 200610086 Nadia Ulfa
-

FAKULTAS KEDOKTERAN
PRODI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
T.A 2021/2022
MODUL 3
Tuberkulosis
SKENARIO 3 : Dua pasien anak
Seorang anak laki-laki berusia 15 tahun dibawa keluarga ke Puskesmas dengan keluhan batuk
berdahak sudah sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan tambahan yang dirasakan oleh pasien yaitu
sesak nafas, tidak dipengaruhi oleh cuaca dan aktifitas, nyeri dada dijumpai. Dari anamnesis
juga didapatkan adanya riwayat batuk produktif persisten selama 5 bulan, hidung tersumbat,
dan sesak nafas. Dari anamnesis tambahan juga diketahui bahwa ada keluarga pasien yang
batuk berdarah sedang menjalani pengobatan dengan pengawasan dalam minum obat dan saat
ini pasien tidak merokok dan tanpa paparan lingkungan yang signifikan.
Pemeriksaan fisik pada pasien dijumpai denyut nadi 90 x/menit, frekuensi nafas 28x/menit.
Pada pemeriksaan auskultasi paru didapatkan crackles, tidak ada fase mengi atau ekspirasi
memanjang. Pemeriksaan makroskopis sputum didapatkan sputum 3 lapisan, yaitu mukoid,
mukopurulen dan viskosa. Dokter melakukan tatalaksana awal dan selanjutnya merujuk ke
poliklinik anak RS untuk dilakukan pemeriksaan penunjang berupa mantoux test dan foto
rontgent thoraks PA dan lateral.
Pada saat yang sama juga terdapat anak perempuan berusia 5 tahun yang dibawa keluarganya
ke Puskesmas dengan keluhan benjolan di tulang belakang, dari hasil pemeriksaan dokter di
Puskesmas, dinyatakan itu merupakan gibus
dan perlu dilakukan rujukan segera ke RS untuk pemeriksaan dan pengobatan lanjutan
Bagaimana anda menjelaskan penyakit yang diderita kedua pasien anak tersebut?
JUMP 1 : TERMINOLOGI
1. Tuberkulosis
Tuberkulosis adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh mycobacterium, yang
berkembang biak di dalam bagian tubuh dimana terdapat banyak aliran darah dan
oksigen. Infeksi bakteri ini biasanya menyebar melewati pembuluh darah dan kelenjar
getah bening, tetapi secara utama menyerang paru-paru.
2. Batuk produkfif
Batuk produktif atau yang biasa dikenal dengan istilah batuk berdahak adalah batuk
yang menghasilkan dahak atau lendir.
3. Persisten
Penyakit persisten adalah penyakit kronis yang akan diderita oleh pasien (biasanya di
alami oleh orang tua yg berusia lanjut) dalam waktu yang tidak singkat. Persisten untuk
istilah kronis berarti terus ada dalam waktu yang lama.
4. Crackles
Bibasilar crackles adalah bunyi bergelembung atau berderak yang berasal dari pangkal
paru-paru. Bunyi tersebut mungkin muncul ketika paru-paru sedang mengembang atau
mengempis.
5. Ekspirasi memanjang
saluran pernapasan yang menyempit menyebabkan udara terperangkap di dalam
kantung udara sehingga proses pengeluaran udara pernapasan berlangsung lebih lama,
atau dengan kata lain, fase ekspirasi menjadi memanjang.
6. Mukoid
Mukoid yaitu kondisi sputum dalam keadaan belendir dan kental.
7. Mukopurulen
Mukopurulen yaitu kondisi sputum dalam keadaan kental, kuning kehijauan.
8. Viskosa
Viskosa adalah spurum lengket yang memiliki derajat viskositas tinggi.
9. Mantoux test
Tes Mantoux atau tuberculin skin test (TST) adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengetahui ada atau tidaknya kuman penyebab penyakit tuberkulosis pada tubuh. Tes
ini sangat disarankan bagi Anda yang kerap melakukan kontak langsung dengan
penderita tuberkulosis.
10. Gibus
Gibus (Latin: gibbus) merupakan gangguan tulang belakang progresif yang dapat
mempengaruhi anak-anak dan orang dewasa. Gangguan ini dapat menyebabkan
Deformitas (digambarkan sebagai bungkuk).
JUMP 2 DAN JUMP 3 : RUMUSAN MASALAH DAN HIPOTESA
1) Apa faktor resiko batuk produktif persisten?
Hipotesa :
batuk menetap dapat terjadi pada infeksi paru yang menetap, atau kelainan yang
menyebabkan produksi sputum dan mengaktivasi reflex batuk perifer dan sentral, dapat
terjadi pada tb, ppok, emfisema, bronchitis kronik, bronkiektasis.
2) Apa penyebab dari batuk berdarah?
Hipotesa :
Etiologi dari batuk berdarah ini bervariasi, namun secara garis besar dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu penyakit saluran nafas, penyakit parenkimal, dan penyakit vaskuler.
Perdarahan dapat berasal dari pembuluh darah besar maupun kecil. Perdarahan dari
pemburuh darah kecil biasanya bersifat fokal atau difus alveolar, paling sering
disebabkan oleh penyakit imunologi, vaskulitis, kardiovaskular, dan gangguan
koagulasi. Penyebab perdarahan dari pembuluh darah besar biasanya disebabkan oleh
infeksi, kardiovaskular, kongenital, neoplasma, dan penyakit vaskulitis. Namun
penyebab tersering hemoptisis adalah bronkiektasis, tuberkulosis, kanker, dan infeksi
jamur. Perdarahan bisa berasal dari arteri pulmonal maupun arteri bronkial.
Infeksi dapat menyebabkan inflamasi mukosa dan edema yang menyebabkan ruptur
kapiler superfisial. Perdarahan pada kanker diakibatkan oleh invasi atau erosi pembuluh
darah oleh tumor.
3) Bagaimana interpretasi dari anak pertama?
Hipotesa :
Batuk berdahak sejak 2 bulan menandakan infeksi yang berjalan kronis, sesak napas
menandakan gangguan ventilasi dan perfusi akibat peradangan dan sputum, sesak tidak
dipengaruhi cuaca menandakan bukan karena alergi dan aktivitas pada gangguan
jantung, nyeri dada menandakan infeksi sudah meluas ke pleura parietalis, batuk
produktif hidung tersumbat dan sesak persisten selama 5 bulan menandakan masalah
belum teratasi dalam waktu yang lama dan tidak dapat dieredaksi oleh imun tubuh,Nadi
normal, takypnea, crackles akibat penumpukan lender atau cairan, tidak ada mengi dan
ekspirasi memanjang menandakan tidak ada obstruksi.
4) Bagaimana hasil interpretasi dari sputum yang di dapat?
Hipotesa :
Pemeriksaan makroskopis sputum yang dinilai adalah :
a. Volume
b. Bau
c. Warna
d. Konsistensi
Sputum yang baik adalah :
• Volumenya : 3,5 – 5 ml
• Kekentalan : Mukoid
• Warna : hijau kekuningan ( purulen )
Sputum pada pasien :
• Kekentalannya : Mukoid artinya sputum dalam keadaan berlendir kental.
• Warnanya : mukopurulen artinya sputum hijau dengan nanah dalam keadaan
kental yang menandakan terjadinya infeksi berulang dan menimbulkan bau tak
sedap
• Viskosa : sputumnya lengket.
5) Bagaimana prosedur mantoux test?
Hipotesa :
Tes ini dilakukan dengan menginjeksikan tuberculin tes (PPD RT-23 2TU atau PPD S
5TU), dosis 0,1 cc, secara intrakutan di bagian volar lengan bawah. Lokasi disekitar
benjolan tersebut diberi tanda batas dengan pulpen atau spidol agar perubahan yang
terjadi dapat dengan mudah diamati.
Hasil dari pemeriksaan tes mantoux baru dapat dinilai 48 – 72 jam setelah penyuntikan,
yang dinilai adalah diameter benjolan bukan diameter kemerahan yang timbul. Selama
menunggu hasil pemeriksaan, lengan kiri dapat digunakan untuk beraktivitas secara
normal, tidak perlu ditutup plester, tidak boleh digaruk, dan tetap boleh dicuci atau
mandi perlahan-lahan.
6) Apa yang harus diperhatikan untuk mantoux test?
Hipotesa :
hasil negative jika undulasi <5mm, positif jika >10mm, ragu-ragu jika 5-10 mm, pada
keadaan immunosupresi seperti HIV/AIDS hasil >5mm dianggap positif.
7) Apa penyebab munculnya gibus pada anak kedua?
Hipotesa :
Gibus ini ditandai dengan suatu infeksi TBC yang terjadi pada tulang belakang, adanya
gangguan pada tulang belakang secara progresif di mana punggung atas menunjukkan
sebuah kelengkungan ke depan abnormal, mengakibatkan kelainan tulang yang kadang-
kadang digambarkan sebagai bungkuk, Tulang belakang yang telah keropos di
makan basil tersebut sudah tidak sanggup lagi menahan gaya grafitasi terhadap berat
tubuh sehingga pasiennya hanya bisa berbaring.
8) Bagaimana pemeriksaan dan pengobatan yg direkomendasikan untuk anak
kedua?
Hipotesa :
• Foto vertebra (servikal, torakal atau lumbal sesuai kecurigaan) adanya kelainan
struktur.
• Pemeriksaan mikrobiologi: pewarnaan bta. Pemeriksaan cairan serebrospinal
(CSS): protein tinggi, glukosa menurun, pleositosis limfositik pada 30-50%
pasien.
• MRI (servikal/torakal/lumbal sesuai diagnosis) dengan/tanpa kontras
• Obat anti TB oral (2RHZE/4R3H3)
• Steriod: dexamethasone iv, dilanjut po
• Edukasi: pengobatan jangka panjang, perawatan di rumah,
• Diet:tinggi kalori dan protein
• Operatif Koreksi tulang (konsultasi ke Bagian Ortopedi)

9) Ada kah hubungan usia anak kedua dengan keluhan yg dialaminya?


Hipotesa :
Anak-anak rentan terhadap infeksi tb karena system imun yang terbentuk belum
sempurnya sehingga makrofag belum bisa diaktifkan th1 dengan maksimal, dan basil
pun dapat berkembang biak dengan baik
10) Dampak dari adanya gibus pada ank tersebut?
Hipotesa :
Malaise, penurunan bb, keringat malam, demam saat sore, nyeri punggu belakang dan
kaku saat beegerak. 15-20 pasien menyebabkan defisit neurologis karena kerusakan
spinal cord, saraf, maupun akar saraf. Defisit neurologis dapat berupa: paraplegia,
paresis, hipestesia, nyeri radikuler, dan sindrom cauda equina.
JUMP 4 : SKEMA
JUMP 5 : LEARNING OBJECTIVE
1. TB paru
2. TB paru pada anak
3. Obat anti TB dan mdr TB
4. TB ekstra paru dan TB perlu rujukan
5. Peran PMO pada pengobatan TB
6. Program penanggulangan TB yang dilakukan pemerintah nasional dan
internasional

Anda mungkin juga menyukai