Anda di halaman 1dari 30

PROSES DAN MEKANISME PENYAKIT AKIBAT GANGGUAN SISTEM

KARDIOVASKULER DAN PERUBAHAN FUNGSI HEMOTOLOGIS

DISUSUN OLEH :

1. ADINDA PERMATA SARI ( PO7120223099 )


2. DELICA DESMINIYATI ( PO7120223070 )
3. ISNAINI RAHMATUN.N. ( PO7120223079 )
4. RINA FITRI YANTI ( PO7120223098 )

DOSEN PEMBIMBING:

1. MEILINA ESTIANI SKM,M. Kes


2. SUPARNO,SST, M. Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG

PRODI DIII KEPERAWATAN BATURAJA

2024/2025
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karuniaNya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Patofisologi yang berjudul "Proses dan Mekanisme
Penyakit Akibat Gangguan Sistem Kardiovaskuler dan Perubahan Fungsi Sistem Hemotologis”.

Kami menyadari bahwa penulisan makalah kami banyak kekurangan, oleh karna itu kami
membutuhkan saran dan kritik yang membangun saat kami butuhkan agar dapat memperbaikinya
di masa yang akan datang.

Baturaja, 21 April 2024

Penulis

ii
BAB I
PEMBAHASAN

1. PROSES DAN MEKANISME PENYAKIT AKIBAT GANGGUAN SISTEM


KARDIOVASKULER
1. GAGAL JANTUNG
a. pengertian
Proses dan mekanisme penyakit jantung akibat gangguan sistem
kardiovaskular terdiri dari berbagai faktor, termasuk gangguan pada
jantung, pembuluh darah, dan darah. Penyakit jantung koroner disebabkan
oleh penumpukan plak di dinding arteri koroner, yang mengganggu aliran
darah yang membawa oksigen ke jantung. Gangguan sistem kardiovaskular
dapat mengakibatkan komplikasi berbahaya seperti serangan jantung,
stroke, dan gagal jantung. Faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular
termasuk gaya hidup yang tidak sehat, seperti diet lemak berlebihan,
kekurangan olahraga, kebiasaan merokok, dan konsumsi alkohol berlebihan.
Penyakit jantung bawaan seperti ASD (Atrial Septal Defect) dan VSD
(Ventricular Septal Defect) juga dapat menyebabkan gangguan sistem
kardiovaskular. Untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, perlu
dilakukan perilaku sehat seperti mengurangi konsumsi daging berlemak,
memperbanyak makan buah, sayuran, dan biji-bijian yang mengandung
antioksidan tinggi, menghindari stress, tidak merokok dan minum kopi
berlebihan, dan rajin berolah raga aerobic.
b. fisiologis
Fisologi penyakit kardiovaskular gagal jantung terjadi ketika sistem
kardiovaskular tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh pada tekanan
yang tepat. Gagal jantung adalah kondisi saat otot jantung menjadi sangat
lemah sehingga tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh
Berikut beberapa faktor yang dapat mengakibatkan gagal jantung:
1. Penyakit jantung iskemik: Penyakit jantung iskemik dapat menyebabkan
gagal jantung karena perubahan sitoskeletal, apoptosis, sintesis, dan
remodelling matriks ekstraseluler (terutama kolagen) yang dapat timbul
dan menyebabkan gangguan fungsional dan structural.

1
2. Hipertensi: Ketidakmampuan kamar jantung relaksasi, membesar, dan
terisi dengan cukup selama diastol untuk mengakmodasi volume darah
ventrikel yang adekuat dapat muncul pada hipertrofi ventrikel kiri yang
masif, fibrosis miokardium, deposisi amiloid, dan perikarditis
konstriktif.
3. Abnormalitas myokardium: Penyakit jantung bawaan dapat
menyebabkan gagal jantung karena hilangnya sel miokardium.
4. Peningkatan sistem saraf simpatis, RAAS (Renin-Angiotensin-
Aldosterone System), hormon ADH (Antidiuretic Hormone), dan
kontraktilitas, serta peningkatan laju debar jantung vasokontriksi dan
volume sirkulasi arteriolar venus dapat mempertahankan tekanan darah,
tetapi hanya untuk sementara.
5. Peningkatan sistem saraf simpatis, RAAS (Renin-Angiotensin-
Aldosterone System), hormon ADH (Antidiuretic Hormone), dan
kontraktilitas, serta peningkatan laju debar jantung vasokontriksi dan
volume sirkulasi arteriolar venus dapat mempertahankan tekanan darah,
tetapi hanya untuk sementara.
c. patofisiologis
Penyakit gagal jantung (heart failed, HF) adalah kondisi yang
disebabkan oleh gangguan fungsional atau struktural jantung, yang
mengakibatkan kemungkinan pemompaan darah yang tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Gagal jantung dapat
disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti penyakit jantung iskemik,
hipertensi, penyakit katup jantung, dan penyakit miokardium degeneratif.
Penyakit gagal jantung dapat dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan
mekanisme patofisiologi:
1. Gagal jantung sistolik: Dilakukan karena kelainan dalam kontraksi
miokardium, yang mengakibatkan kematian sel jantung (infark
miokardium) dan penurunan kontraktilitas.
2. Gagal jantung diastolik: Dilakukan karena kelainan dalam perpindahan
darah dari atrium ke ventrikel, yang mengakibatkan kematian sel
jantung dan penurunan kadar oksigen dalam miokardium.

2
3. Gagal jantung kongektif: Dilakukan karena kelainan dalam sistem
sirkulasi, yang mengakibatkan kematian sel jantung, penurunan
kontraktilitas, dan disfungsi sistolik dan diastolik.
4. Gagal jantung juga dapat disebabkan oleh kelainan kongenital,
gangguan ginjal, gangguan paru, infeksi, autoimun, hingga keganasan.
Gagal jantung dapat dibagi menjadi beberapa tahapan berdasarkan
temuan klinis, anatomi dan struktur jantung penderita, fraksi ejeksi,
serta kapasitas fungsional penderita.
d. penanganan
Penanganan penyakit kardiovaskular gagal jantung bergantung pada
tingkat kemungkinan risiko, terutama pada tingkat kematian tinggi. Berikut
adalah beberapa cara penanganan penyakit gagal jantung:
1. Perawatan rumah
2. Perawatan medis
3. Perawatan khusus
4. Perawatan Penduduk
5. Penanganan sesak nafas
6. Pengendalian faktor resiko
7. Pengendalian gejala
8. Pengendalian kesehatan pada penderita gagal jantung
e. pencegahan
Cara mencegah penyakit kardiovaskular gagal jantung meliputi berbagai
langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit jantung. Berikut
adalah beberapa cara mencegah penyakit gagal jantung:
1. Jaga kadar kolesterol dan trigliserida tetap terkendali
2. Jaga tekanan darah tetap terkendali
3. Menjaga berat badan tetap ideal
4. Mengurangi stres
5. Mengurangi konsumsi alkohol
6. Mengurangi makanan yang mengandung lemak
7. Mengurangi penggunaan tabak
8. Mengurangi penggunaan obat antiinflamasi:
9. Mengurangi penggunaan obat anti-diabetik
10. Mengurangi penggunaan obat anti-hipertensi
3
11. Mengurangi penggunaan obat anti-aritmi

2. SYOCK KARDIOGENIK
a. Pengertian
Penyakit syok kardiogenik adalah kondisi yang mengancam nyawa saat
jantung tidak dapat memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan
tubuh secara tiba-tiba. Syok kardiogenik umumnya disebabkan oleh
serangan jantung yang parah, tetapi tidak semua penderita serangan jantung
mengalami syok kardiogenik. Kondisi ini langka, tetapi dapat mengancam
nyawa jika tidak segera ditangani.
b. fisiologis
Fisiologi syok kardiogenik disebabkan oleh gangguan struktural dan
fungsional jantung, yang menyebabkan penurunan ventricular filling
dan/atau fraksi ejeksi, sehingga terjadi penurunan kontraktilitas
miokardium.Hal ini menyebabkan penurunan curah jantung, hipotensi,
vasokonstriksi sistemik, dan iskemik jantung. Peningkatan sistem saraf
simpatis, RAAS (Renin-Angiotensin-Aldosterone System), hormon ADH
(Antidiuretic Hormone), dan kontraktilitas, serta peningkatan laju debar
jantung vasokontriksi dan volume sirkulasi arteriolar venus dapat
mempertahankan tekanan darah, tetapi hanya untuk sementara
c. patofisiologis
Patofisiologi syok kardiogenik disebabkan oleh gangguan struktural dan
fungsional jantung, yang menyebabkan penurunan ventricular filling
dan/atau fraksi ejeksi, sehingga terjadi penurunan kontraktilitas miokardium
1. Hal ini menyebabkan penurunan curah jantung, hipotensi, vasokonstriksi
sistemik, dan iskemik jantung.
2. Peningkatan sistem saraf simpatis, RAAS (Renin-Angiotensin-
Aldosterone System), hormon ADH (Antidiuretic Hormone), dan
kontraktilitas, serta peningkatan laju debar jantung vasokontriksi dan volume
sirkulasi arteriolar venus dapat mempertahankan tekanan darah, tetapi hanya
untuk sementara.
3. Peningkatan SVR merupakan bentuk kompensasi sirkulasi karena
kemampuan pompa jantung (kontraktilitas) menurun.

4
4.Kompensasi meningkatkan SVR dengan vasokonstriksi dilakukan tubuh
agar aliran darah pada pembuluh darah koroner dan perifer namun hal ini
menyebabkan afterload meningkat dan semakin membebani miokardium
yang rusak. Akhirnya terjadi penurunan aliran darah yang kaya akan
oksigen ke pembuluh darah perifer dan jantung.
5.Faktor inflamasi melepaskan nitric oxide dan reactive oxygen species
(ROS) yang membentuk peroxynitrite. Senyawa yang terbentuk mengurangi
kontraktilitas miokardium, mengganggu sistem respirasi sel di mitokondria,
dan mengurangi respon inotropik oleh β-adrenergik, bersifat kardiotoksik,
serta menginduksi vasodilatasi sistemik.
d. penanganan
Penanganan syok kardiogenik meliputi:
1.Penyanggaan hidup: Sebagian besar individu dengan syok kardiogenik
membutuhkan oksigen tambahan. Ventilator atau alat bantu pernapasan dapat
digunakan untuk membantu mengatasi kekurangan oksigen2
2.Pengobatan: Cairan dan obat dapat diberikan untuk membantu
meningkatkan kemampuan pompa jantung. Obat-obatan golongan tertentu
untuk memperbaiki fungsi jantung, obat-obatan untuk mencegah
terbentuknya gumpalan darah, obat yang membantu melarutkan gumpalan
darah, dan beberapa jenis pengobatan lainnya dapat diberikan
3.Prosedur medis: Prosedur medis yang dilakukan pada penanganan syok
kardiogenik umumnya difokuskan untuk mengembalikan aliran darah ke
jantung. Angioplasti dan pemasangan stent dapat dilakukan untuk mengatasi
hambatan pada pembuluh darah arteri, pemasangan pompa balon, atau
dukungan sirkulasi mekanik
4.Prosedur pembedahan: Bila pengobatan dan prosedur medis tidak dapat
menangani syok kardiogenik, prosedur pembedahan seperti angioplasti dan
pemasangan stent dapat dilakukan
5.Pencegahan: Pencegahan syok kardiogenik meliputi tidak merokok, hindari
asap rokok, berhenti merokok, dan mengurangi risiko serangan jantung

d. pencegahan
Untuk mencegah penyakit syok kardiogenik, Anda dapat mengikuti beberapa
langkah sehat yang disarankan oleh dokter, antara lain:
5
1.Berolahraga secara teratur: Berolahraga sehari-hari dapat membantu
mencegah penyakit jantung dan mengurangi risiko terjadinya syok
kardiogenik.
2.Menjaga berat badan ideal: Menjaga berat badan yang sesuai dengan tinggi
badan dan kondisi kesehatan dapat membantu mencegah syok kardiogenik.
3.Beristirahat dan tidur yang cukup: Tidur yang cukup dapat membantu
mencegah syok kardiogenik.
4.Mengelola stres: Mengelola stres dengan cara yang sehat, seperti
berolahraga, berbagi keprihatinan, dan menggunakan teknologi meditasi,
dapat membantu mencegah syok kardiogenik.
5.Kontrol tekanan darah tinggi (hipertensi): Mengontrol tekanan darah tinggi
dapat membantu mencegah syok kardiogenik.
6.Hindari penyakit yang meningkatkan risiko: Hindari penyakit yang
meningkatkan risiko syok kardiogenik, seperti diabetes, obesitas,
pneumotoraks, dan sepsis.
7.Konsumsi makanan sehat untuk jantung: Konsumsi makanan sehat yang
mengandung banyak fibra, vitamin, dan mineral dapat membantu mencegah
syok kardiogenik.
8.Hindari merokok dan paparan asap: Merokok dan paparan asap dapat
memicu terjadinya syok kardiogenik.
9.Mengevaluasi kondisi jantung: Mengevaluasi kondisi jantung dengan
pemeriksaan rutin dan mengonsumsi obat sesuai dengan resep dokter dapat
membantu mencegah syok kardiogenik.
10.Mengikuti gaya hidup sehat: Mengikuti gaya hidup sehat, seperti tidur
yang cukup, berolahraga, dan mengonsumsi makanan sehat, dapat membantu
mencegah syok kardiogenik.

3. PENYAKIT ARTERI KORONER


a. pengertian
Penyakit arteri koroner, yang juga disebut penyakit jantung koroner,
adalah kondisi yang disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah (arteri)
yang mengalirkan darah ke jantung. Proses ini disebut aterosklerosis dan
bisa terjadi di pembuluh darah lainnya, tidak hanya pada arteri koroner.
Arteri koroner adalah pembuluh darah di jantung yang berfungsi menyuplai
6
makanan bagi sel-sel jantung. Kurangnya pasokan darah karena
penyempitan arteri koroner mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina,
yang biasanya terjadi saat beraktivitas fisik atau mengalami stress. Bila
darah tidak mengalir sama sekali karena arteri koroner tersumbat, penderita
dapat mengalami serangan jantung yang mematikan. Serangan jantung
tersebut dapat terjadi kapan saja, bahkan ketika Anda sedang beristirahat.
Penyakit jantung koroner juga dapat menyebabkan daya pompa jantung
melemah sehingga darah tidak beredar sempurna ke seluruh tubuh (gagal
jantung). Penderita gagal jantung akan sulit bernafas karena paru-parunya
dipenuhi cairan, merasa sangat lelah, dan bengkak-bengkak di kaki dan
persendian.
b. fisiologis
Penyakit arteri koroner adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh
penyempitan atau penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah
ke otot jantung. Proses ini disebut aterosklerosis dan disebabkan oleh
kolesterol, lemak, dan zat lain yang tumpukan di dinding arteri koroner,
yang kemudian disebut plak. Penyakit ini dapat menyebabkan serangan
jantung yang disebut angina, yang biasanya terjadi saat jantung harus
bekerja lebih keras, seperti saat beraktivitas fisik atau mengalami stress.
Ketika arteri koroner tersumbat sepenuhnya, penyakit jantung koroner dapat
menyebabkan serangan jantung yang mematikan.
c. patofisiologis
Penyakit arteri koroner atau penyakit jantung koroner (PJK) adalah
gangguan fungsi jantung yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh
darah arteri koroner, yang menyebabkan penurunan aliran darah ke otot
jantung. Penyempitan arteri koroner dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
seperti aterosklerosis, ruptur plak aterosklerosis, vasospasme,
tromboemboli, dan meningkatnya kebutuhan oksigen miokard.
Patofisiologi PJK meliputi:
1.Penurunan aliran darah ke otot jantung: Penurunan aliran darah ke otot
jantung dapat terjadi akibat penyempitan arteri koroner, yang mengurangi
aliran darah ke otot jantung.
2.Ischemia: Penurunan aliran darah ke otot jantung akan menyebabkan
ischemia, yang mungkin menyebabkan infark atau nekrosis miokardium.
7
3.Aterosklerosis: Aterosklerosis adalah proses penyakit yang dimulai sejak
awal kehidupan dan perkembangannya tanpa gejala.
4.Penyempitan arteri koroner disebabkan oleh penumpukan lemak yang
terdiri dari lipoprotein atau zat yang didapatkan dari protein dan lemak,
kolesterol, dan sisa sel limbah lainnya di dalam dinding arteri bagian dalam.
5.Tromboemboli: Tromboemboli dapat disebabkan oleh ruptur plak
aterosklerosis yang tidak stabil, yang mengakibatkan trombus.
6.Vasospasme: Vasospasme adalah penyempitan arteri koroner yang
disebabkan oleh kontraksi otot endotel, yang mengurangi aliran darah ke
otot jantung.
7.Kebutuhan oksigen miokard: Kebutuhan oksigen miokard naik, yang
mengakibatkan aliran arteri koroner naik.
8.Trombosis akut: Trombosis akut disebabkan oleh rupture plak aterom
yang tidak stabil, yang mengakibatkan trombus.
9.Proses inflamasi: Proses inflamasi yang terjadi pada lokasi rupture plak
aterosklerosis, yang mengakibatkan agregasi platelet, thrombus, dan
vasokonstriksi, menurunkan aliran darah koroner.
10.Variant angina: Tidak ada plak atherosclerotic, iskemi terjadi selama
vasospasme yang menurunkan suplai oksigen miokard.
Penyakit arteri koroner dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti
kebiasaan makan gizi tidak sehat, kadar lipid tinggi, hipertensi, obesitas,
kadar gula darah yang abnormal, kekurangan aktivitas fisik, stress, dan
konsumsi rokok. Pencegahan PJK meliputi perubahan gaya hidup,
pengobatan, dan pengelolaan kondisi komorbiditas, seperti hipertensi,
diabetes, dan penyakit paru-paru kronis.
d. Penanganan
Penanganan penyakit arteri koroner meliputi pengontrolan faktor risiko,
konsumsi obat secara teratur, dan prosedur invasif seperti pemasangan ring
jantung, angioplasti koroner, dan operasi bypass jantung. Faktor risiko yang
dapat dimodifikasi meliputi merokok, kolesterol darah tinggi, tekanan darah
tinggi, diabetes yang tidak terkontrol, kurang aktivitas fisik, kelebihan berat
badan atau obesitas, dan stres. Semakin banyak faktor risiko yang dapat
dimodifikasi yang dikontrol, semakin rendah risiko terkena penyakit
jantung koroner.
8
e. Pencegahan
Pencegahan penyakit arteri koroner meliputi beberapa langkah yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit ini. Berikut adalah beberapa
langkah pencegahan yang disebutkan dalam hasil pencarian:
Menerapkan pola makan sehat: Hindari makanan yang banyak mengandung
lemak atau yang mengandung kolesterol tinggi, dan pilihlah makanan yang
ditumis, direbus, atau dikukus
1.Berhenti merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko terjadinya
penyakit arteri koroner
2.Hindari stres: Stres dan perasaan cemas dapat mempengaruhi kesehatan
jantung, termasuk risiko terjadinya penyakit arteri koroner
3.Rutin berolahraga: Berolahraga dapat membantu meningkatkan kesehatan
jantung dan mencegah terjadinya penyakit arteri koroner
4.Menjaga berat badan ideal: Berat badan yang tinggi dapat meningkatkan
risiko terjadinya penyakit arteri koroner

4. ANGINA PECTORIS ATAU ISKEMIA MIOKARD


a. pengertian
Angina pectoris adalah nyeri dada yang disebabkan oleh penyakit jantung
koroner. Kondisi ini terjadi ketika otot jantung tidak mendapatkan suplai
darah yang cukup, yang dapat disebabkan oleh penyempitan atau
penyumbatan pada pembuluh darah arteri di jantung. Angina pectoris bisa
terjadi kapan saja dan pada siapa saja, dan dapat disalahartikan sebagai
gejala dari kondisi lain, seperti naiknya asam lambung dan peradangan pada
paru-paru. Penyebab angina pectoris paling sering disebabkan oleh penyakit
jantung koroner, yang terjadi akibat adanya penumpukan plak di arteri
(aterosklerosis).
b. fisiologis
Fisiologis angina pectoris adalah nyeri dada yang menyertai iskemia
miokardium yang dipicu oleh aktivitas yang meningkatkan kebutuhan
miokardium akan oksigen. Angina pectoris terjadi ketika otot jantung tidak
mendapatkan suplai darah yang cukup, akibat penyempitan atau
penyumbatan pada pembuluh darah arteri di jantung. Faktor yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya angina pectoris antara lain aterosklerosis,
9
spasme, arteritis, hipotensi, stenosis aorta, insufisiensi, anemia, hipoksemia,
polisitemia, pembuluh darah mengalami kejang, plak di arteri yang pecah,
lemahnya aliran darah yang melewati katup jantung yang mengalami
penyempitan, dan gangguan irama detak jantung
c. patofisiologis
Patofisiologi angina pectoris disebabkan oleh iskemia miokard, yang
merupakan kontraktilitas dan ketegangan dinding miokardium akibat suplai
oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan miokardium. Aterosklerosis,
sebagai proses kronik pada perubahan metabolisme lipid, interaksi seluler,
inflamasi, dan remodelisasi matriks ekstraseluler, merupakan inisiasi
prekursor iskemia miokard. Ketika plak aterosklerotik mengalami ruptur,
terjadi trombus koroner simptomatik, yang menyebabkan infark miokard
melalui stenosis dan vasospasme, berikutnya adalah trombosis dan agregasi
trombosit, yang nantinya akan menyebabkan oklusi pada sebagian dari
arteri koroner, sehingga terjadi stenosis dan angina pektoris tidak stabil
d. penanganan
Penanganan penyakit angina pectoris meliputi pencegahan, gejala, dan
mengobati. Pencegahan meliputi berolahraga secara teratur, mengonsumsi
makanan rendah lemak, berhenti merokok, menjaga berat badan ideal, dan
mengelola stres dengan cara yang positif. Gejala angina pectoris ditandai
oleh nyeri dada, yang dapat menjalar ke lengan, bahu, punggung, leher, dan
rahang, dan biasanya mereda dengan pemberian obat-obatan. Mengobati
angina pectoris meliputi penggunaan obat-obatan seperti nitrogliserin,
aspirin, beta bloker, antagonis kalsium, dan obat antiagregasi trombosit.
Terapi nonfarmakologis, seperti revaskularisasi pembuluh koroner, juga
dapat dilakukan untuk mengobati angina pectoris. Selama prosedur
revaskularisasi, balon kecil ditempatkan di arteri pengidap angina, lalu
diteruskan untuk memperlebar arteri, dan kemudian stent dimasukkan
permanen. Komplikasi angina pectoris termasuk serangan jantung hingga
kematian mendadak, dan kondisi ini dapat berkembang jika tidak segera
diobati.
e. pencegahan
Pencegahan angina pectoris dapat dilakukan dengan beberapa langkah:
1. Berhenti merokok dan membatasi konsumsi minuman beralkohol.
10
2. Berolahraga secara teratur dan menjaga berat badan ideal.
3. Memperbaiki pola makan dengan mengonsumsi makanan rendah lemak
dan garam, buah-buahan, sayur-sayuran, dan gandum utuh.
4. Menghindari konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, seperti sosis dan
daging berlemak, mentega, keju, dan makanan cepat saji.
5. Mengelola stres dengan cara yang positif, bisa dengan yoga, meditasi, atau
melakukan hobi yang menyenangkan.

5. INFARK MIOKARD
a. pengertian
Infark miokard adalah istilah medis yang mengacu pada serangan
jantung. Kondisi ini terjadi ketika aliran darah ke otot jantung terhenti, yang
dapat disebabkan oleh penyempitan arteri koroner. Gejala utama dari infark
miokard adalah nyeri dada, sesak napas, dan berkeringat. Pengobatan utama
adalah percutaneous coronary intervention (PCI) atau angioplasti, serta
obat-obatan yang dapat mengurangi kerja jantung dan meningkatkan aliran
darah ke otot jantung
b. fisiologis
Penyakit infark miokard atau acute myocardial infarction (AMI) adalah
kejadian nekrosis miokard yang disebabkan oleh sindrom iskemik tak stabil.
Ini disebabkan oleh kerusakan ireversibel pada otot jantung akibat pasokan
oksigen yang kurang. Keberadaan infark miokard dapat mengganggu fungsi
sistolik maupun diastolik, dan meningkatkan risiko aritmia pada pasien
1.AMI dapat diklasifikasikan berdasarkan keberadaan elevasi segmen ST,
yaitu:ST-segment elevation myocardial infarction (STEMI): Infark miokard
dengan gambaran elevasi segmen ST pada elektrokardiografi (EKG)
Non-ST-segment elevation myocardial infarction (NSTEMI): Infark
miokard tanpa disertai gambaran elevasi segmen ST pada EKG
2.Diagnosis AMI dilakukan dengan cepat melalui anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang, seperti EKG, biomarker jantung, dan
echocardiography
3.Prinsip penanganan AMI mengikuti alur tata laksana sindrom koroner
akut, di mana pasien dengan gejala mengarah ke infark miokard langsung

11
diberikan agen antiplatelet dan oksigen, disertai pemeriksaan EKG 12
sadapan segera
4.Mekanisme paling sering yang menyebabkan infark miokard akut (IMA)
adalah ruptur atau erosi plak aterosklerotik sarat lipid. Ruptur atau erosi
plak akan menyebabkan paparan inti dan bahan matriks yang memiliki sifat
sangat trombogenik terhadap lemak, yang menyebabkan aktivasi, adhesi,
dan agregasi platelet, sehingga trombus pun terbentuk
c. patofisiologis
Patofisiologi infark miokard akut (IMA) disebabkan oleh proses iskemik
yang berkepanjangan, yang disebabkan oleh ruptur atau erosi plak
aterosklerotik sarat lipid. Ruptur atau erosi plak aterosklerotik akan
menyebabkan paparan inti dan bahan matriks yang memiliki sifat sangat
trombogenik terhadap endotel. Terbentuknya trombus akan menyumbat aliran
darah pada pembuluh koroner secara parsial maupun total, sehingga pasokan
oksigen ke miokardium berkurang. Sindrom iskemik tak stabil akan
menyebabkan nekrosis miokardium, yaitu kerusakan ireversibel otot jantung
yang dapat mengganggu fungsi sistolik maupun diastolik, dan meningkatkan
risiko aritmia pada pasien
c. penanganan
1.Pemeriksaan penunjang segera, seperti EKG dan pemeriksaan biomarker
jantung, untuk penegakan diagnosis.
2.Tindakan reperfusi baik farmakologis maupun mekanik, seperti
angioplasti, coronary artery bypass graft, dan operasi bypass jantung.
3.Rujukan ke rumah sakit yang memiliki fasilitas primary percutaneous
coronary intervention (pPCI).
4.5Informed consent sebelum melakukan pemeriksaan maupun tindakan
reperfusi.
5.Pencegahan penyakit infark miokard dapat dilakukan melalui program
CERDIK dan PATUH, seperti cek kesehatan secara berkala, rajin aktivitas
fisik, diet sehat, istirahat cukup, dan kelola stress.
e. pencegahan
1. Peningkatan kesadaran pola hidup, yang termasuk eimbanggizi,
mengurangi kepemimpinan rokok, mengurangi stres, wasi tekanan darah,
dan eratur berolahraga.
12
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala.
3. Pencegahan sekunder pada orang yang pernah menderita penyakit infark
miokard bertujuan:
4. Tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.
5. Tidak merasa invalid (cacat di masyarakat).
6. Status psikologis penderita menjadi cukup mantap.

6. HIPERTENSI
a. pengertian
Hipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah di atas batas normal,
yang disebutkan sebagai 130/80 mmHg atau lebih. Ini dapat berakibat pada
berbagai kondisi kesehatan yang dapat berbahaya, seperti gagal jantung,
demensia vaskular, dan stroke. Hipertensi dapat terjadi akibat penyebab
primernya, yang tidak dapat diidentifikasi, atau sekunder, yang disebabkan
oleh penyakit lain yang mendasarinya. Faktor risiko yang mungkin
meningkatkan risiko hipertensi antara lain genetik, pola makan tinggi
garam, dan kondisi kesehatan yang mendasarinya, seperti penyakit ginjal,
gangguan endokrin, dan penyakit jantung bawaan. Hipertensi juga dapat
dipicu oleh emosi, seperti hipertensi jas putih, yang hanya terjadi saat
pemeriksaan di klinik atau rumah sakit.
b. fisiologis
Penyakit hipertensi adalah penyakit kardiovaskular yang disebabkan oleh
peningkatan tekanan darah di atas normal secara menetap. Faktor-faktor
yang mendorong kenaikan tekanan darah tersebut antara lain diet dan
asupan garam, stres, ras, obesitas, merokok, genetik, sistem saraf simpatis,
keseimbangan antara modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi, dan
pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada sistem renin,
angiotensin dan aldosteron. Diagnosis hipertensi dapat ditegakkan jika
tekanan darah sistolik (SBP) di atas 130 mmHg atau tekanan darah diastolik
(DBP) di atas 80 mmHg, dan peningkatan tekanan darah dapat ditegakkan
dengan pengukuran berulang di praktik klinis.
c. Patofisiologis
Penyakit hipertensi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk:

13
1. Faktor risiko genetik: Tinggi risiko untuk alami hipertensi berkaitan
dengan usia, jenis kelamin, dan anamnesis keluarga.
2. Penyakit kronis: Penyakit ginjal, diabetes, atau sleep apnea dapat
mengakibatkan hipertensi.
3. Kondisi kesehatan: Penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi
vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing
dapat menyebabkan hipertensi sekunder.
4. Faktor kesehatan: Sistem saraf simpatis, keseimbangan antara
modulator vasodilatasi dan vasokonstriksi, endotel pembuluh darah,
dan pengaruh sistem otokrin setempat yang berperan pada sistem
renin, angiotensin, dan aldosterone.
5. Faktor kehidupan: Diet dan asupan garam, stres, ras, obesitas,
merokok, dan konsumsi minuman alcohol
6. Kondisi kesehatan ketika hamil: Hipertensi yang berhubungan
dengan kehamilan.
7. Kondisi kesehatan lain: Sistem saraf pusat, aneurisma otak, iskemi
trombosis perdarahan, gagal ginjal, nefrosklerosis, dan infark
pembuluh darah.
8. Kondisi kesehatan yang berhubungan dengan jantung: Hipertropi
gagal jantung, infark jantung, dan sindrom koroner akut.
9. Kondisi kesehatan yang berhubungan dengan sistem pusat:
Hipertensi maligna, hipertensi maligna jantung, hipertensi menetap,
hipertensi tanpa komplikasi, dan hipertensi dengan komplikasi
10. Kondisi kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan:
Lingkungan hereditas, pre-hipertensi, hipertensi dini, hipertensi
menetap, hipertensi tanpa komplikasi, dan hipertensi dengan
komplikasi.
11. Kondisi kesehatan yang berhubungan dengan sistem otokrin:
Hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain.
d. Penanganan
Pencegahan penyakit hipertensi dapat dilakukan dengan modifikasi gaya
hidup sehat, seperti:
1. Tidur yang cukup: Tidur 6-8 jam per hari

14
2. Kurangi makanan berkolesterol tinggi: Perbanyak makanan rendah
lemak dan kaya serat, seperti buah dan sayuran

2. PENYAKIT AKIBAT PERUBAHAN FUNGSI SISTEM HEMOTOLOGIS


1. HEMATOPOIESIS
a. Pengertian
Hematopoiesis adalah proses pembuatan sel darah dalam tubuh. Proses
ini melibatkan pembuatan sel darah, seperti sel darah merah (erythrocytes),
sel darah putih (leukocytes), dan platelat (thrombocytes). Hematopoiesis
berlangsung di medulla tulang (medullary hematopoiesis), tetapi juga dapat
terjadi di organ-organ lain seperti hati dan lemak. Proses ini dimulai dari sel
induk hematopoietik (HSC), yang kemudian berubah menjadi sel prekursor
yang berpotensi untuk menjadi sel darah yang spesifik. Hematopoiesis
diatur oleh faktor-faktor pertumbuhan dan senyawa lain, yang mempercepat
atau mengurangkan proses produksi sel darah berdasarkan kebutuhan tubuh.
b. Fisiologis
Hematopoiesis fisiologis adalah proses pembentukan sel darah yang
terjadi di sumsum tulang, hati, dan limpa. Organ-organ tersebut
menghasilkan eritrosit, leukosit, dan trombosit secara terus-menerus untuk
menggantikan sel-sel darah yang telah mati.
Proses hematopoiesis adalah proses seluler yang menyebabkan sel-sel
progenitor di sumsum tulang mengalami diferensiasi menjadi sel-sel darah
yang matur dan memiliki sifat yang spesifik. Seluruh sel-sel darah berasal
dari sel punca hematopoietik (Hematopoietic stem cell) yang bersifat
pluripoten, dan sel punca hematopoietik tersebut kemudian berdiferensiasi
menghasilkan dua jenis sel induk progenitor yang memiliki potensi terbatas,
yaitu Myeloid stem cell dan Lymphoid stem cell. Myeloid stem cells akan
berdiferensiasi lebih lanjut dan membentuk sel eritrosit, trombosit,
granulosit dan monosit, sementara Lymphoid stem cells akan
berdiferensiasi dan membentuk limfosit B, limfosit T serta sel NK (Natural
Killer).

15
c. patofisiologis
Hematopoiesis adalah proses pembentukan dan penghancuran sel darah,
yang terjadi di tulang dan tulang belakang. Dalam sistem hematologis,
hematopoiesis melibatkan sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), dan plasma. Patofisiologi pengertian hematopoiesis adalah
gangguan sistem hematologi yang mengakibatkan perubahan fungsi sistem
hematologis. Beberapa penyakit yang mengakibatkan gangguan sistem
hematologi antara lain:
1.Anemia: Penurunan kuantitas sel darah merah dalam sirkulasi, yang dapat
disebabkan oleh penurunan sel darah merah, penurunan hemoglobin, atau
penurunan hematokrit
2.Leukimia: Penyakit yang mengakibatkan peningkatan jumlah sel darah
putih, yang dapat disebabkan oleh penurunan sel darah merah atau
penurunan hematokrit
3.Hemofilia: Penyakit yang mengakibatkan gangguan sistem hematologi,
yang dapat disebabkan oleh defisiensi enzim trombosit
4.ITP (Ikterus Pernafian): Penyakit yang mengakibatkan penurunan sel
darah merah dan penurunan hematokrit, yang dapat disebabkan oleh
penurunan sel darah merah atau penurunan hemoglobin1
5.Thalasemia: Penyakit yang mengakibatkan gangguan sistem hematologi,
yang dapat disebabkan oleh penurunan sel darah merah atau penurunan
hemoglobin
d. penanganan
1. Pemeriksaan: Sebelum mengatasi hemtopoiesis, perlu dilakukan
pemeriksaan untuk menentukan sumber dari kekurangan darah. Dokter
akan melakukan tanya jawab terkait gejala, riwayat medis, dan obat-
obatan yang terakhir dikonsumsi pasien
2. Pengobatan: Jika kekurangan darah disebabkan oleh tukak lambung, obat
penghambat pompa proton, seperti esomeprazole atau pantoprazole,
dapat digunakan untuk mengurangi produksi asam lambung
3. Endoskopi: Endoskopi dapat dilakukan untuk menghentikan perdarahan
yang disebabkan oleh pecahnya varises esofagus
4. Embolisasi: Zat khusus dapat disuntikkan untuk menutup pembuluh
darah yang bocor atau pecah
16
5. Operasi: Operasi dapat dilakukan pada melena yang sumber perdarahan
tidak ditemukan, atau bila penanganan lain tidak berhasil mengatasi
perdarahan

e. pencegahan
Pencegahan hematopoiesis merupakan proses yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kerusakan sel darah (hematopoiesis) yang dapat
mengakibatkan anemia, hemolisis, dan kegagalan sistem imun. Berikut
adalah beberapa langkah pencegahan hematopoiesis:
1. Penyakit jantung dan sistem kardiovaskular: Pencegahan dan
pengendalian penyakit jantung dan sistem kardiovaskular, seperti infarkt
miokard, aterosklerosis, dan trombosis, yang dapat mengakibatkan
hemolisis.
2. Penyakit hepatitis: Pencegahan dan pengendalian penyakit hepatitis,
seperti hepatitis A, B, C, D, dan E, yang dapat mengakibatkan
hemolisis.
3. Penyakit splenektomi: Pencegahan dan pengendalian penyakit
splenektomi, yang dapat mengakibatkan hemolisis.
4. Penyakit thalassemia: Pencegahan dan pengendalian penyakit
thalassemia, yang da4pat mengakibatkan hemolisis.
5. Penyakit MAHA: Pencegahan dan pengendalian penyakit MAHA, yang
dapat mengakibatkan hemolisis.

2. ERITROPOIESIS
a. pengertian
Entropi adalah ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat
diubah menjadi usaha. Besarnya entropi suatu sistem yang mengalami
proses reversibel sama dengan kalor yang diserap sistem dan lingkungannya
dibagi suhu mutlak sistem tersebut (T). Entropi adalah fungsi keadaan,
nilainya pada suatu keadaan setimbang dapat dinyatakan dalam variabel-
variabel yang menentukan keadaan sistem. Asas kenaikan entropi dapat
dinyatakan bahwa entropi selalu naik pada tiap proses ireversibel. Karena
itu dapat dikatakan bahwa entropi dari suatu sistem terisolasi sempurna
selalu naik tiap proses ireversibel. Dalam proses adiabatik, d’Q = 0, dan
17
dalam proses adaibatik ireversibel d’Qr = 0. Oleh karena itu dalam proses
adibatik reversibel, ds = 0 atau ini berarti bahwa entropi S tetap. Proses
demikian ini disebut pula sebagai proses insentropik. Jadi: d’Qr = 0 dan dS
= 0 Dalam proses isotermal reversibel, suhu T tetap, sehingga perubahan
entropi Untuk melaksanakan proses semacam ini maka sistem dihubungkan
dengan sebuah reservoir yang suhunya berbeda. Jika arus panas mengalir
masuk kedalam sistem, maka Q r positif dan entropi sistem naik. Jika arus
panas keluar dari sistem Q r negatif dan entropi sistem turun
b. fisiologis
Entropoie penyakit akibat perubahan fungsi sistem hematologis dapat
menyebabkan berbagai macam efek fisiologis. Beberapa contoh efek
fisiologis yang dapat terjadi dalam kondisi tersebut antara lain:
1.Anemia: Perubahan fungsi sistem hematologis dapat menyebabkan
anemia, yang merupakan kekurangan hemoglobin atau hematokrit dalam
darah. Anemia dapat menyebabkan efek fisiologis seperti kekurangan
oksigen dalam organ-organ yang memerlukan oksigen, seperti hati, otak,
dan otot.
2.Thrombocytopenia: Perubahan fungsi sistem hematologis dapat
menyebabkan thrombocytopenia, yang merupakan kekurangan platelet
dalam darah. Thrombocytopenia dapat menyebabkan efek fisiologis seperti
kekurangan keseimbangan darah, yang dapat menyebabkan gagal
pernafasan, kegagalan keseimbangan darah, dan gagal pernapasan.
3.Leukopenia: Perubahan fungsi sistem hematologis dapat menyebabkan
leukopenia, yang merupakan kekurangan leukosa dalam darah. Leukopenia
dapat menyebabkan efek fisiologis seperti kekurangan sistem immunologis,
yang dapat menyebabkan kekurangan kekuatan untuk melakukan
pencegahan dan perlindungan terhadap infeksi.
4.Aplastis: Perubahan fungsi sistem hematologis dapat menyebabkan
aplastis, yang merupakan kekurangan sel darah yang dapat membentuk
darah. Aplastis dapat menyebabkan efek fisiologis seperti kekurangan
darah, yang dapat menyebabkan kekurangan oksigen dan kekurangan sistem
immunologis.
5.Kekurangan faktor koagulasi: Perubahan fungsi sistem hematologis dapat
menyebabkan kekurangan faktor koagulasi, yang merupakan komponen
18
yang penting untuk membentuk keseimbangan darah. Kekurangan faktor
koagulasi dapat menyebabkan efek fisiologis seperti gagal pernapasan,
gagal pernafasan, dan kekurangan keseimbangan darah.

c. patofisiologis
1.Perubahan pada sel hematopoetik: Sel hematopoetik adalah sel yang
memproduksi sel darah, termasuk sel darah merah dan sel darah putih.
Perubahan pada sel hematopoetik dapat menyebabkan terbentuknya
leukosa, yang berupa sel darah putih abnormal.
2.Perubahan pada sel darah merah: Sel darah merah yang terbentuk dari sel
hematopoetik dapat menjadi leukosa, yang berubah menjadi sel darah merah
abnormal. Sel darah merah abnormal ini dapat menyebabkan tingkat
hemoglobin dan hematokrit berkurang, yang dapat menyebabkan anemia.
3.Perubahan pada sel darah putih: Sel darah putih abnormal yang terbentuk
dari sel hematopoetik dapat menyebabkan tingkat leukosit bertambah. Sel
darah putih abnormal ini dapat menyebabkan sistem imun tubuh menjadi
kurang efektif, yang dapat menyebabkan kekurangan sistem imun.
4.Efek samping terhadap sistem hematologis lain: Entropoie dapat
menyebabkan efek samping terhadap sistem hematologis lain, seperti sistem
trombopoetik dan sistem retikuloendotelial. Ini dapat menyebabkan tingkat
platlet menjadi kurang efektif, yang dapat menyebabkan kondisi darah
berlebihan, seperti hemoragia.

d. penanganan
1.Pemeriksaan kesehatan: Pemeriksaan kesehatan secara umum dapat
dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien dan menentukan
tingkat kemungkinan penyakit entropoie. Pemeriksaan ini dapat mencakup
pemeriksaan darah, pemeriksaan tingkat leukosit, pemeriksaan sistem imun,
dan pemeriksaan kesehatan organ-organ lainnya.
2 .Terapi antiretrovirus: Terapi antiretrovirus dapat dilakukan untuk
menurunkan tingkat virus HIV yang dapat menyebabkan entropoie. Terapi
ini dapat menggunakan antiretrovirus seperti tenofovir, emtricitabine, dan
efavirenz.

19
3.Terapi imunosupresi: Terapi imunosupresi dapat dilakukan untuk
mengurangi aktivitas sistem imun tubuh, yang dapat menurunkan tingkat
leukosit. Terapi ini dapat menggunakan imunosupresan seperti
mycophenolate mofetil, cyclosporine, dan prednisolon
e. pencegahan
1.Mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, dan folat,
serta menghindari konsumsi terlalu banyak protein
2.Makanan yang mengandung zat besi termasuk daging merah, ikan, sayuran
hijau, dan kacang-kacangan
3.Vitamin B12 dapat ditemukan dalam daging, ikan, dan produk susu,
sementara folat dapat ditemukan dalam seafood, brokoli, bayam, biji-
bijian, kacang-kacangan, telur, roti gandum, dan sereal yang diperkaya
folat
4.Penggunaan suplemen zat besi dan vitamin B12 juga dapat mengurangi
risiko terjadinya defisiensi sel darah merah
5.Selain itu, mengikuti pola makan sehat dan melakukan aktivitas fisik dan
olahraga dapat membantu mengurangi stres, mengelola diabetes dan
tekanan darah tinggi, serta menjaga berat badan yang sehat
6.Jika Anda merasa sudah memiliki penyakit ginjal, penting untuk segera
menemui dokter untuk mendapat pemeriksaan dan pengobatan yang tepa

3. ANEMIA
a. pengertian
Anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin dalam darah lebih rendah dari kondisi normal. Sel darah merah
bekerja mengantarkan oksigen ke berbagai jaringan tubuh, sehingga kondisi
ini dapat membuat seseoran merasa lelah dan lemas. Terdapat beberapa
jenis anemia, yaitu anemia mikrositik, normositik, makrositik, dan
hemolitik. Gejala anemia umumnya meliputi mudah lelah, letih, lesu, lelah,
dan lalai.
b. fisiologis
Anemia fisiologis adalah keadaan anemia yang sesuai dengan fungsi
tubuh. Ini berarti bahwa kondisi anemia terjadi secara normal dan tidak
disebabkan oleh kelainan fungsi. Anemia fisiologis pada bayi terjadi karena
20
penurunan produksi sel darah merah, yang disebabkan oleh proses peralihan
dari hemoglobin F ke hemoglobin A dan A2, yang merupakan hemoglobin
yang sesuai bagi anak dan dewasa. Waktu hidup yang pendek juga dapat
mengakibatkan anemia fisiologis, serta peningkatan berat badan yang
meningkatkan volume darah dalam tubuh. Nilai hemoglobin (Hb) yang
termasuk kategori fisiologis berbeda berdasarkan usia dan status kehamilan.
c. patofisiologis
Patofisiologi anemia terjadi ketika tubuh memproduksi sel darah yang
terlalu sedikit atau sel darah merah yang diproduksi tidak berfungsi dengan
baik. Hal ini terjadi akibat adanya abnormalitas sel darah merah atau
kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan agar produksi dan kerja
dari eritrosit berjalan normal. Kondisi kondisi yang mengakibatkan anemia
ini antara lain sickle cell anemia, gangguan sumsum tulang dan stem cell,
anemia defisiensi zat besi, vitamin B12, dan folat, serta gangguan kesehatan
lain yang mengakibatkan kehilangan darah
d. penanganan
enanganan anemia tergantung pada penyebab dan tahap keparahannya.
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan:
1.Mengonsumsi makanan tinggi zat besi, vitamin B12, dan asam folat
2.Mengonsumsi suplemen zat besi, vitamin C, vitamin B-12, dan folat
3.Transfusi darah
4.Mengonsumsi L-glutamine dan Crizanlizumab-tmca
5.Pengobatan tertentu, seperti transfusi darah, operasi, atau transplantasi
tulang sumsum
e. pencegahan
1.Makanan yang mengandung zat besi: Konsumsi makanan yang
mengandung zat besi, seperti kacang merah, buncis, kedelai, dan daging,
dapat membantu memenuhi kebutuhan tubuh zat besi
2.Minum sup zat besi: Minum sup zat besi dapat membantu memenuhi
kebutuhan tubuh zat besi, yang penting untuk produksi sel darah merah
3.Suplemen zat besi: Konsumsi suplemen zat besi dapat membantu
memenuhi kebutuhan tubuh zat besi, yang penting untuk produksi sel darah
merah

21
4.Makanan yang mengandung vitamin B12: Konsumsi makanan yang
mengandung vitamin B12, seperti ikan, daging, dan susu, dapat membantu
memenuhi kebutuhan tubuh vitamin B12, yang penting untuk produksi sel
darah merah
5.Makanan yang mengandung asam folat: Konsumsi makanan yang
mengandung asam folat, seperti kacang kedelai, kacang hijau, dan kacang
merah, dapat membantu memenuhi kebutuhan tubuh asam folat, yang penting
untuk produksi sel darah merah

4. LEUKOPOEISIS
a. pengertian
Leukopoiesis adalah proses pembentukan leukosit, yang merupakan sel
darah putih yang bertugas untuk melindungi tubuh dari infeksi atau
penyakit. Proses leukopoiesis dimulai dari sel induk diam yang berasal dari
hematopoietik dan produk akhirnya adalah sel darah putih. Leukosit
diproduksi di sumsum tulang, terutama seri granulosit, dan disimpan sampai
diperlukan dalam sistem sirkulasi. Bila kebutuhan leukosit meningkat,
granulosit akan dilepaskan. Leukopoiesis dirangsang oleh faktor perangsang
koloni, yang merupakan hormon yang dihasilkan oleh leukosit dewasa.
b. fisiologis
Penyakit akibat perubahan fungsi sistem hematologis tergantung pada
tipe penyakit. Berikut adalah contoh penyakit yang dapat menyebabkan
perubahan fisiologis leukopoiesis:
1.Thalassemia: Penyakit ini menyebabkan perubahan hemoglobin, yang
mengakibatkan kemungkinan pengurangan leukopoiesis
2.Penyakit hati: Kondisi ini dapat menyebabkan defisiensi piruvat kinase,
yang menyebabkan pembuatan leukosit yang kurang dari yang diperlukan
3.Uremia atau dehidrasi: Kondisi ini dapat menyebabkan pembuatan
leukosit yang lebih banyak dari yang diperlukan
4.Efek paparan benzena: Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan pada
sistem pembentukan darah, yang mungkin menyebabkan perubahan
fisiologis leukopoiesis
5.Disseminated intravascular coagulation (DIC) atau thrombotic
thrombocytopenic purpura (TTP): Kondisi ini dapat menyebabkan
22
fragmentasi eritrosit, yang mungkin menyebabkan pembuatan leukosit yang
kurang dari yang diperlukan
6.Penyakit MAHA, DIC, hipertensi maligna, setelah operasi katup jantung,
pasien luka bakar: Kondisi ini dapat menyebabkan fragmentasi eritrosit,
yang mungkin menyebabkan pembuatan leukosit yang kurang dari yang
diperlukan
7.Defisiensi vitamin D: Kondisi ini dapat menyebabkan perubahan proses
fisiologis, yang mungkin menyebabkan perubahan fisiologis leukopoiesis
c. patofisiologis
Patologis leukopoiesis adalah kondisi yang terjadi ketika proses
pembentukan sel darah putih (leukosit) terganggu. Leukopoiesis merupakan
proses pembentukan sel darah putih yang dirangsang oleh Colony
Stimulating Factor (CSF) dan berlangsung di sumsum tulang, timus, limpa,
dan limfonoduli. Kondisi patologis leukopoiesis dapat berakibat pada
leukopenia (penurunan jumlah leukosit) atau leukositosis (peningkatan
jumlah leukosit). Faktor-faktor yang dapat menyebabkan gangguan
leukopoiesis antara lain infeksi, radiasi atau kemoterapi, penyakit sistemik,
dan konsumsi obat-obatan.
d. penanganan
1,Penanganan leukopoiesis merupakan proses pengelolaan penyakit yang
mempengaruhi sistem darah, leukopoiesis. Proses ini terjadi pada sel induk
hemopoietik pluripoten, yang berfungsi untuk membentuk sel darah putih
(leukosit)
2.Penanganan leukopoiesis mungkin mencakup perawatan kulit pada
bokong, penggunaan cairan per oral, dan perawatan kesehatan umum
e. pencegahan
Pencegahan leukopoeisis dapat dilakukan melalui beberapa cara, seperti:
Penyakit: Menjaga kesehatan dan mencegah penyakit yang dapat
menyebabkan leukopenia, seperti infeksi virus, penyakit sistemik parah
seperti lupus eritematosus, penyakit tiroid, dan sindrom Cushing

23
5. GANGGUAN SEL DARAH PUTIH MALIGNA
a. pengertian
Gangguan sel darah putih maligna (leukemia) adalah sekumpulan
gangguan yang terjadi ketika sel darah putih menjadi ganas dan bertambah
banyak di sumsum tulang. Leukemia dapat dialami oleh anak-anak maupun
orang dewasa dan dapat disebabkan oleh penyakit tuberkulosis, reaksi
alergi, rheumatoid arthritis, atau polistemia vera.
b. fisiologis
Gangguan sel darah putih maligna, yang juga dikenal sebagai leukemia,
adalah penyakit akibat perubahan fungsi sistem hematologis. Penyakit ini
disebabkan oleh perubahan dalam kelangsungan, kelangsungan, dan fungsi
sel darah putih. Leukemia mungkin mengakibatkan anemia, infeksi, dan
hemorrhage. Diagnosis leukemia menggunakan beberapa metode, seperti
pemeriksaan keseimbangan cairan dan elektrolit, pemeriksaan darah, dan
pemeriksaan morfologi sel darah putih. Pengobatan leukemia menggunakan
beberapa jenis obat, seperti obat anti-leukemia, obat anti-sirkulasi, dan obat
pengurangan radikal. Pengobatan juga mungkin menggunakan transfusi
darah dan transplantasi hati.
c. patofisiologis
Penyebabnya disebabkan oleh sel darah putih yang bertambah 1banyak,
tidak terkendali, dan berubah sifat menjadi ganas. Gejala dari limfoma sel
darah putih antara lain infeksi berulang, demam, mudah lelah, dan
penurunan berat badan
d. penanganan
1.Mengurangi stres: Stres fisik dan psikis dapat meningkatkan kadar
leukosit. Dokter akan memberikan rekomendasi untuk mengurangi stres,
seperti melakukan olahraga, beristirahat, atau menggunakan obat untuk
mengurangi stres.
2.Mengurangi alergi: Jika penyakit disebabkan oleh alergi, dokter akan
memberikan rekomendasi untuk mengurangi alergi, seperti mengurangi
kontak dengan alergen, menggunakan obat antialergi, atau mengurangi
penggunaan obat imunosupresan.

24
3.Mengurangi obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar leukosit: Jika
penyakit disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, dokter akan mengurangi
penggunaan obat tersebut atau mengganti obat yang digunakan.
e. pencegahan
Pencegahan penyakit sel darah putih Malikna terdiri atas beberapa
langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah kelebihan sel darah putih.
Berikut beber3apa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah kelebihan sel
darah putih:
1. Jalani pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang
dan olahraga secara teratur
2. Jaga kebersihan tubuh dengan sering mencuci tangan untuk mengurangi
risiko terkena infeksi
3. Hindari hal-hal yang dapat memicu kambuhnya alergi
4. Jangan merokok
5. Konsumsi obat sesuai arahan yang diberikan oleh dokter

6. PEMBEKUAN DARAH DAN GANGGUAN PEMBEKUAN DARAH


1. pengertian
Pembekuan darah adalah proses alami yang berlaku saat darah
mengalami cedera dan membentuk sumbatan untuk menghentikan
perdarahan. Gangguan pembekuan darah terjadi ketika proses ini tidak
berjalan dengan baik, sehingga darah sulit membeku atau mengakibatkan
gumpalan darah. Kondisi ini dikenal juga sebagai trombofilia atau
hiperkoagulasi. Gejala gangguan pembekuan darah bervariasi tergantung
pada kondisi yang menjadi penyebabnya, namun umumnya mengakibatkan
perdarahan berlebihan atau sulit berhenti. Faktor-faktor yang mungkin
menyebabkan gangguan pembekuan darah antara lain obesitas, perokok
aktif, usia 60 tahun, minum kontrasepsi oral, alami atrial flutter atau atrial
fibrillation, dan penyakit radang. Untuk mencegah terjadinya gangguan
pembekuan darah, dianjurkan untuk rajin berolahraga, tidak merokok, dan
menerapkan pola hidup yang sehat

25
2. fisiologis
Pembekuan darah adalah proses alami dalam tubuh untuk
menghentikan perdarahan saat terjadi luka atau cedera. Kelainan
pembekuan darah terjadi ketika tubuh tidak mampu membekukan darah
dengan baik. Sebuah kelainan pembekuan darah yang sering kita kenal
sebagai hemofilia adalah penyakit genetik yang disebabkan oleh
kekurangan protein pembekuan darah, yaitu faktor pembekuan. Hemofilia A
terjadi ketika individu kekurangan faktor VIII (Faktor Delapan), sedangkan
hemofilia B terjadi ketika individu kekurangan faktor IX (Faktor Sembilan).
Kelainan pembekuan darah juga dapat disebabkan oleh trombofilia, yang
menyebabkan darah mudah menggumpal, atau trombosis vena dalam, yang
merupakan kelainan di mana terjadi penggumpalan darah di dalam
pembuluh darah vena dalam yang besar. Gangguan pembekuan darah yang
menyerang plasma darah dapat mengacaukan kinerja plasma darah, yang
memiliki fungsi yang tidak kalah penting dalam mengangkut zat-zat penting
melalui darah ke seluruh tubuh dan membantu tubuh membuang limbah-
limbah yang tidak dibutuhkan.
3. Patofisiologis1
Pembekuan darah atau hemofilia adalah kondisi yang terjadi karena
kekurangan protein yang berfungsi untuk faktor pembekuan darah. Ini
menyebabkan darah sukar membeku dan mengakibatkan pendarahan yang
cukup membahayakan. Pembekuan darah dapat disebabkan oleh mutasi
kelainan genetik atau keturunan

4. penanganan
1. Menghindari obat-obatan yang mengandung hormon estrogen Wanita
2. Jaga kaki kamu aktif dengan berjalan kaki sesering mungkin
3. Menggerakkan tubuh secara berkala, terutama dalam situasi ketika harus
duduk, berdiri, atau berbaring dalam waktu lama
4. Berolahraga secara teratur untuk meningkatkan sirkulasi darah
5. Berhenti merokok
e. pencegahan
Pencegahan pembekuan darah dapat dilakukan melalui beberapa langkah:

26
1 .Hindari duduk dalam jangka waktu lama: Duduk dalam jangka waktu
lama dapat meningkatkan risiko terjadinya pembekuan darah. Hindari
duduk dalam jangka waktu lama dan lakukan gerakan tubuh setiap 2-3 jam
dalam sehari
2.Minum air putih yang cukup: Minum air putih yang cukup dapat
membantu mencegah pembekuan darah. Air putih dapat membantu
meningkatkan aliran darah dan mencegah dehidrasi
3.Jalani gaya hidup sehat: Jalani gaya hidup sehat, seperti tidak merokok,
berolahraga, dan mengkonsumsi obat-obatan yang tidak diperlukan, dapat
membantu mencegah pembekuan darah.

27
DAFTAR PUSTAKA

https://www.perplexity.ai/search/Proses-dan-mekanisme-DbtcRjKNQzeAqU_WtQGRFQ
Diakses 21 April 2024.

28

Anda mungkin juga menyukai