Lesi berupa makula atau plak eritema berbentuk bulat atau lonjong, berbatas tegas, dengan tepi meninggi. Lesi dapat berbentuk anular dan serpiginosa (ring-worm- like), ditutupi skuama putih dan daerah tengahnya biasanya lebih tenang, sementara yang di tepi lebih aktif (tanda peradangan lebih jelas) yang sering disebut dengan central healing. Kadang-kadang terlihat erosi dan krusta akibat garukan. Lesi-lesi pada umumnya merupakan bercak – bercak terpisah satu dengan yang lain. Kelainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi-lesi dengan pinggir yang polisiklik, karena beberapa lesi kulit yang menjadi satu. Penderita memiliki keluhan terdapat bercak kemerahan yang melebar dengan predileksi pada wajah, badan, lengan atau tungkai disertai rasa gatal terutama saat berkeringat.
2. Dermatitis akut dan kronis
Dermatitis Kontak Iritan(DKI): a. DKI akut: - Hasil dari paparan kulit tunggal terhadap iritan yang kuat, seperti bahan kimia alkalis dan asam (Asam sulfat, Natrium dan Kalium Hidroksida). - Adanya sensasi terbakar, gatal, atau nyeri dapat terjadi dengan cepat setelah paparan terhadap iritan. - Eritema, edema, vesikulasi dan dengan eksudasi, pembentukan bula, nekrosis jaringan. - Proses penyembuhan terjadi secara fenomena decrescendo (reaksi iritan dengan cepat mencapai puncak, kemudian proses penyembuhan dimulai setelah menghilangkan iritan. (4 minggu dengan prognosis yang baik) b. DKI kronis (DKI traumatik): - DKI kumulatif, penyebabnya adalah kontak berulang-ulang pada kulit dengan iritan yang tidak cukup kuat (sabun, deterjen, surfaktan, minyak) - Gejala: gatal, nyeri, kulit kering, eritema, hyperkeratosis, dan fisura. - Gejala tidak langsung muncul setelah paparan, bisa beberapa hari, bulan, bahkan tahun. - Paparan yang terus menerus menyebabkan kulit menjadi lebih keras (kasar dan likenifikasi) dengan resistensi yang lebih baik terhadap paparan iritan.
Penatalaksanaan:
- Menghindari pajanan bahan iritan (mekanik, fisik, dan kimiawi)
- Dapat sembuh tanpa kortikosteroid topikal, hanya pelembab untuk kulit kering saja - Kasus kronis : obat sistemik dan fototerapi (dengan UVA atau UVB).
Dermatitis Kontak Alergi (DKA):
a. DKA akut:
- Karakteristik: adanya perkembangan eritematosa, edema, plak berskuama. Pada
kasus yang berat demonstrasi nya berupa vesikel dan bula pada lokasi paparan. - Lokasi yang terkena paparan sering meniru pola paparan dan dapat memberikan gambaran sumber alergen. - Respon alergi: fenomena crescendo. b. DKA kronis: - Paparan yang berulang dan kontinyu pada individu yang telah tersensitisasi alergen - BIasanya terdapat plak eritematosa yang terlikenifikasi dengan hyperkeratosis, skuama, dan fisura.
Penatalaksanaan:
- Kortikosteroid untuk mengatasi peradangan, setelah membaik cukup diberikan
kortikosteroid topikal dan dikompres dengan larutan garam faal atau larutan air salisil 1;1000. - Jika tidak responsif terhadap kortikosteroid dapat dilakukan fototerapi. - Kasus kronis: diberikan emolien untuk erupsi likenifikasi.