Anda di halaman 1dari 6

Dermatitis Kontak Iritan dan Alergi

(Kompetensi 4A dan 3A Sistem Intugemen)


Definisi Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respons
terhadap pengaruh faktor eksogen dan atau faktor endogen, menyebabkan
kelainan klinis berupa eflorosensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesikel,
skuama, likenifikasi) dan keluhan gatal. Dermatitis cenderung residif dan menjadi
kronis
Etiologi
 Eksogen (dari luar tubuh): bahan kimia (contoh: detergen,asam basa, oli,
semen)
 Fisik : sinar, suhu
 Mikroorganisme: bakteri, jamur
 Endogen (dalam tubuh): dermatitis atopik
Gejala klinis:
Pada umumnya mengeluh gatal . kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit,
dapat sirkumskrip, dapat pula difus, dengan penyebaran setempat, generalisata
dan universalis.
 Stadium akut: eritema, edema, vesikel, atau bula, erusi dan eksudasi
sehingga tampak membasah (madidans)
 Stadium subakut: eritema dan edema berkurang, eksudat mengering
menjadi krusta
 Stadium kronis: lesi tampak kering, berbentuk skuama, hiperpigmentasi,
papul dan likenifikasi, meski mungkin juga masih terdapat erosi atau
ekskoriasi karena garukan.
Dermatitis Kontak
Definisi
Dermatitis kontak ialah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/substansi yang
menempel pada kulit.
Jenis
Dua jenis, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergik.
Keduanya bersifat akut maupun kronis.
 Dermatitis Kontak Iritan (DKI) : merupakan reaksi perdangan kulit
non-imunologik , yaitu kerusakan kulit terjadi lansung tanpa
pengenalan/sensitisasi
 Dermatitis Kontak Alergik (DKA) : terjadi pada seseorang yang telah
mengalami sensitisasi terhadap suatu bahan penyebab/alergen.
Dermatitis Kontak Iritan (DKI)
Etiologi
Pajanan dengan bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut,
deterjen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Terdapat faktor
lain yaitu : lama kontak, kekerapan (terus menerus atau berselang), oklusi,
gesekan , trauma fisis. Suhu dan kelembaban lingkungan juga turut
berperan,
Gejala klinis
Kelainan kulit beragam tergantung sifat iritan. Iritan kuat memberi gejala
akut, sedang iritan lemah memberi gejala kronis. DKI diklasifikasikan
menjadi 10 jenis, yaitu: DKI akut, lambat akut (acute delayed irritancy),
reaksi iritan, kronik kumulatif, reaksi traumatik, exsiccation eczematid ,
reaksi pustular dan akneformis, iritasi non-eritematosa, dermatitis karena
friksi dan iritasi subyektif.
 DKI akut: penyebabnya adalah iritan kuat, misal-nya larutan asam
sulfat dan asam hidroklorid atau basa kuat, misalnya natrium dan
kalium hidroksida. Biasanya terjadi karena kecelakaan di tempat
kerja, dan reaksi segera timbul. Intensitas reaksi sebanding dengan
konsentrasi lama kontak, serta reaksi terbatas hanya pada tempat
kontak. Kulit terasa lebih pedih dan panas, rasa terbakar. Kelainan
berupa eritema, edema, bula, mungkin juga nekrosis. Tepi berbatas
tegas dan umumnya asimetris.
 DKI akut lambat: Gejala klinis mirip DKI akut tetapi baru terjadi
8-24 jam setelah berkontak. Bahan iritan yang menyebabkan DKI
akut lambat, misalnya podofilin, antralin, tretinoin, benzalkonium
klorida. Dermatitis venenata yang disebabkan oleh bulu serangga
sebagai contohnya. Keluhan dirasakan pedih keesokan harinya,
sebagai gejala awal eritem lalu vesikel/nekrosis.
 DKI kronik kumulatif: paling sering terjadi. Penyebabnya ialah
kontak berulang dengan iritan lemah (misalnya deterjen, sabun,
tanah, juga air). DKI kumulatif ada dipengaruhi beberapa faktor.
Dapat disebabkan suatu bahan secara tunggal tidak cukup kuat
menyebabkan dermatitis iritan, tetapi mampu sebagai penyebab
bila bergabung dengan faktor lain. Kelainan nyata bisa terlihat
hitungan minggu-bulan-tahun. Gejala klasik berupa kulit kering,
eritema, skuama, yang lambat laun menjadi tebal (hiperkeratosis)
dengan likenifikasi yang difus. Bila kontak terus berlangsung
akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fisura), misalnya pada
kulit tumit seorang pencuci yang mengalami kontak secara terus-
menerus dengan deterjen. Keluhan pasien umumnya rasa gatal atau
nyeri karena kulit retak/fisura. DKI kumulatif sering berhubungan
dengan pekerjaan, oleh karena lebih banyak ditemukan di tangan
dibandingkan bagian tubuh lain. Contoh pekerjaan yang berisiko
tinggi yaitu pencuci, kuli bangunan, montir, tukang kebun, juru
masak.
 Reaksi iritan
 DKI traumatik
 DKI mom-eritematosa
 DKI subyektif
Diagnosis
Berdasarkan anamnesis dan gambaran klinis. DKI akut lebih mudah karena terjadi
lebih cepat sehingga pasien pada umumnya masih ingat apa yang menjadi
penyebabnya. Sebaliknya, DKI kronis terjadi lebih lambat serta memiliki variasi
klinis lebih luas sehingga adakalanya sulit dibedakan dengan dermatitis kontak
alergik. Perlu uji tempel dengan bahan yang dicurigai
Pengobatan
Upaya utama adalah dengan menghindari pajanan bahan iritan yang menjadi
penyebab, baik yang bersifat mekanik, fisik atau kimiawi. Apabila diperlukan,
untuk mengatasi peradangan dapat diberikan kortikosteroid topikal, misalnya
hidrokortison, atau untuk kelainan yang kronis dapat diawali dengan
kortikosteroid dengan potensi kuat. Pemakaian alat pelindung diri bagi yang
bekerja dengan bahan iritan.
Dermatitis Kontak Alergik (DKA)
Epidemiologi
Bila dibandingkan dengan DKI, jumlah pasien DKA lebih sedikit, karena hanya
mengenai orang dengan keadaan kulit sangat peka (hipersensitif). Dahulu
diperkirakan bahwa kejadian DKI akibat kerja sebanyak 80% dan DKA 20%.
Etiologi
Penyebab DKA ialah bahan kimia sederhana dengan berat molekul rendah (<1000
dalton), disebut sebagai hapten, bersifat lipofilik, sangat reaktif, dan dapat
menembus stratum korneum sehingga mencapai sel epidermis bagian dalam yang
hidup.
Gejala klinis
Pasien umum nya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung pada tingkat
keparahan dan lokasi dermatitisnya. Pada stadium akut dimulai dengan bercak
eritematosa berbatas tegas kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel, atau
bula. Vesikel atau bula dapat pecah menyebabkan erosi dan eksudasi (basah).
DKA akut di tempat tertentu penis, skrotum, kelopak mata didominasi oleh
eritema dan edema. DKA kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul,
likenifikasi, dan mungkin juga fisur berbatas tidak tegas. Diberbagai lokasi
Tangan : Kejadian DKA dan DKI paling sering pada tangan karena organ tubuh
yang paling sering digunakan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari. Pada
pekerjaan basah, misalnya memasak makanan, mencuci pakaian, pengatur rambut
salon, angka kasusnya tinggi. Etiologi dermatitis tangans sangat kompleks,
banyak faktor berperan disamping atopi. Contoh bahan penyebab yaitu antiseptik,
deterjen, getah sayuran, semen, pestisida.
Lengan : Alergen penyebab umumnya jam tangan (nikel), sarung tangan karet,
debu, semen. DKA di ketiak bisa diebabkan oleh deodoran, antiperspiran
Wajah : dapat disebabkan oleh bahan kosmetik, spons (karet), obat topikal , nikel
(tangkai kacamata). Bila terjadi di bibir atau sekitarnya mungkin disebabkan oleh
lipstik, pasta gigi. Di kelopak mata dapat disebabkan oleh cat kuku, cat rambut,
eye shadow , maskara, salep mata.
Telinga : anting atau jepit telinga dapat sebagai penyebab . Penyebab lain yaiyu
obat topikal, tangkai kacamata, gagang telepon, hearing aids.
Leher : Kalung dari nikel, cat kuku (berasal dari ujung jari), parfum, alergen di
udara, dan zat pewarna pakaian.
Badan : dapat disebabkan oleh tekstil, zat pewarna, kancing logam, karet (busa),
plastik, deterjen, pewangi pakaian
Genitalia : penyebab antara lain antiseptik, obat topikal, nilon, kondom, pembalut
wanita. Bila mengenai daerah anal, mungkin disebabkan oleh antihemoroid
Tungkai atas dan bawah : dapat disebabkan oleh tekstil, dompet, kunci (nikel),
kaos kaki nilon, obat topikal, sendal. Pada kaki dapat disebabkan oleh deterjen,
dan bahan pembersih lantai.
Dermatitis kontak sistemik : Terjadi pada individu yang telah tersensitisasi
secara topikal oleh suatu alergen, selanjutnya terpajan secara sistemik, oleh
alergen yang sama atau serupa, mulai terbatas pada tempat tersebut, bahkan dapat
meluas sampai menjadi eritoderma. Penyebab misalnya nikel, formaldehid, dan
balsam Peru.
Diagnosis
Dari anamnesis dan pemeriksaan klinis serta pertanyaan mengenai kontaktan yang
dicurigai pada kelainan kulit yang ditemukan. Misalnya kelainan kulit berukuran
numular disekitar umbilikus berupa hiperpigmentasi, likenifikasi, dengan papul
dan erosi, perlu ditanyakan apakah pasien memakai kancing celana atau kepala
ikat pinggang yang terbuat dari logam (nikel). Pemeriksaan fisik sangat penting,
dengan melihat lokasi dan pola kelainan kulit sering kali dapat diketahui
kemungkinan penyebabnya. Misalnya, di ketiak oleh deodoran; dipergelangan
tangan oleh jam tangan; di kedua kaki oleh sepatu/sandal.
Diagnosis Banding
Gambaran klinis dapat menyerupai dermatitis atopik, dermatitis nurmularis,
dermatitis seboroik, atau psoriasis. Diagnosis banding yang terutama DKI/
Dermatitis Kontak Iritan
 Pemeriksaan penunjang:
o Uji tempel: tempat melakukan uji tempel biasanya di punggung.
Untuk tes diperlukan antigen, biasanya antigen standar, misalnya
Allergan Patch Test KIT dan T.R.U.E. Bahan yang dipakai secara
rutin, misalnya kosmetik, pelembab, biladipakai untuk uji tempel
dapat langsung digunakan (as is). Perlu diingat bahwa hasil positif
dengan alergen bukan standar, perlu dilakukan dengan kontrol (5
sampai 10 orang), untuk menyingkirkan kemungkinan iritan.
o Hasilnya dicatat sebagai berikut
o +1 = reaksi lemah (non-vesikular): eritema, infiltrat, papul (+)
o +2 = reaksi kuat : edema atau vesikel (++)
o +3 = reaksi sangat kuat (ekstrim): bula atau ulkus (+++)
o +-: meragukan: hanya makula eritematosa(?)
o IR = iritasi: seperti terbakar, pustul, atau purpura (IR)
o - = reaksi negatif (-)
o NT = tidak dites (NT= not tested)
Pengobatan
Upaya pencegahan pajanan ulang dengan alergen penyebab. Umumnya kelainan
kulit akan mereda dalam beberapa hari. Kortikosteroid dapat diberikan dalam
jangka pendek untuk mengatasi peradangan DKA akut yang ditandai dengan
eritema, edema, vesikel atau bula, serta eksudatif (madidans), misalnya pemberian
prednison 30 mg/hari. Untuk topikal cukup dikompres dengan larutan garam faal
atau larutan asam salisilat 1:1000, atau pemberian kortikosteroid atau
makrolaktam (tacrolimus) secara topikal.

Anda mungkin juga menyukai