Anda di halaman 1dari 16

Dermatitis

Kontak
Hans Pangestu Simarmata
203307020012
Dosen Pembimbing : dr. Widya Pasca Amir, Sp. KK

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin RSU Royal Prima
Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia
Medan 2021
REFERENSI
Dermatitis Kontak

Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis Kontak
Dermatitis yang disebabkan oleh
Dermatitis Kontak Alergi
pajanan tertentu yang ada kontak
langsung dengan kulit

Dermatitis Autosensitisasi
DERMATITIS KONTAK IRITAN
Gejala klinis

Definisi
Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel yang disebabkan
oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi atau fisik. Iritan kuat → gejala Iritan lemah → gejala
akut kronik

Etiologi
Bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, deterjen,
minyak pelumas, asam alkali, dan serbuk kayu

Contoh Dermatitis Kontak Iritan


Epidemiologi
Dermatitis kontak iritan dapat dialami oleh semua orang
dari berbagai golongan umur, ras, dan jenis kelamin.
Jumlah orang yang mengalami DKI diperkirakan cukup
banyak, terutama yang berhubungan dengan pekerjaan
(DKI akibat kerja), namun angka secara tepat sulit
diketahui. Hal ini disebabkan antara lain karena banyak
pasien dengan kelainan ringan tidak datang berobat, atau
bahkan tidak mengeluh.
KLASIFIKASI DERMATITIS KONTAK IRITAN

DKI Akut DKI Kumulatif


(Timbul segera setelah kontak)
(Timbul setelah kontak berulang dengan iritan lemah)

∞ Penyebab: iritan kuat seperti asam sulfat dan basa kuat, ∞ Disebabkan oleh iritan lemah seperti deterjen, sabun,
misalnya natrium dan kalium hidroksida. pelarut, tanah, bahankan air.
∞ Lesi berupa eritema, edema, bulla dan nekrosis. Pinggir ∞ Lesi berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun
lesi kulit berbatas tegas dan umumnya asimetris. kulit tebal (hiperkeratosis), dan likenifikasi difus.
∞ Kulit terasa pedih, panas, rasa terbakar. ∞ Kontak terus berlangsung => terbentuk fissura.
∞ Pasien mengeluh gatal atau nyeri karena fissura.
∞ Sering berhubungan dengan perkerjaan oleh karena itu
DKI Akut Lambat lebih banyak ditemukan di tangan dibandingkan di
(Timbul 8-24 jam setelah kontak) bagian tubuh lain.

∞ Gambaran klinis dan gejala sama dengan DKI akut Reaksi Iritan
∞ Penyebab: podofilin, antralin, tretinoin, etilen oksida,
benzalkonium klorida, asam hidrofluorat. ∞ Dermatitis iritan subklinis pada seseorang yang terpajan
∞ Lesi awal biasanya berupa eritema dan akhirnya menjadi dengan pekerjaan basah dalam beberapa bulan pertama,
vesikel atau nekrosis seperti pekerja logam / penata rambut.
∞ Kelainan kulit bersifat monomorf dan dapat berupa
skuama, eritema, vesikel, pustul, dan erosi. Umumnya
dapat sembuh sendiri, atau berlanjut menimbulkan
penebalan kulit dan menjadi DKI kumulatif.
KLASIFIKASI DERMATITIS KONTAK IRITAN

DKI Traumatik

∞ Kelainan kulit berkambang lambat setelah trauma panas


atau laserasi.
∞ Gelaja klinis menyerupai dermatitis numularis,
penyembuhan lambat, paling sering terjadi di tangan DKI Subyektif

Kelainan kulit tidak terlihat, namun penderita merasa


DKI Non-eritematosa tersengat (pedih) atau terbakar (panas) setelah kontak
dengan bahan kimia tertentu, misalnya asam laktat.

Bentuk subklinis DKI yang ditandai dengan perubahan fungsi


sawar stratum korneum tanpa disertai kelainan klinis.
 Dermatitis atopi
DIAGNOSA DIAGNOSIS
 Dermatitis kontak alergi
BANDING
 Dermatitis seboroik
DKI AKUT → lebih mudah diketahui karena terjadi lebih  Dermatitis statis
cepat sehingga pasien pada umumnya masih ingat apa
yang menjadi penyebabnya.
DKI KRONIK → terjadi lebih lambat serta mempunyai TATALAKSANA
variasi gambaran klinis yang luas, sehingga adakalanya
sulit dibedakan dengan dermatitis kontak alergik.
1. Menghindari pajanan terhadap iritan
2. Peradangan kulit → kortikosteroid topical
Pemeriksaan 3. Pemakaian alat pelindung diri bagi pasien yang
Penunjang bekerja dengan bahan iritan

Uji Tempel (Skin Patch test) dengan Prognosis DKI baik jika bahan
PROGNOSIS iritan dapat dihindari.
bahan yang dicurigai
Dermatitis Kontak

Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis Kontak
Dermatitis yang disebabkan oleh
Dermatitis Kontak Alergi
pajanan tertentu yang ada kontak
langsung dengan kulit

Dermatitis Autosensitisasi
Definisi DKA Kriteria Diagnosa DKA
Pemeriksaaan klinis :
Dermatitis Kontak Alergi adalah dermatitis yang terjadi Subyektif : Gatal
akibat pajanan dengan bahan alergen diluar tubuh Obyektif
• Akut :bercak eritema, batas tegas, edema,
Etiologi DKA papulovesikel, vesikel, bula, erosi dan
eksudasi (basah)
Penyebab DKA ialah bahan kimia sederhana dengan • Kronis : kulit kering, skuama, papul,
berat molekul rendah, disebut sebagai hapten, bersifat likenifikasi
lipofilik, sangat reaktif, dan dapat menembus stratum
korneum sehingga mencapai sel epidermis bagian
dalam yang hidup
Gambaran Klinis DKA
Epidemiologi DKA

Jumlah DKA makin bertambah seiring dengan


bertambahnya jumlah produk yang mengandung
bahan kimia. Namun, informasi mengenai prevalensi
dan insidens DKA di masyarakat sangat sedikit.
• DKI (80%)
• DKA (20%)
Pemeriksaan penunjang : patch test

Uji tempel
Cara :
• Bahan diletakkan pada Finn Chamber
• Tempelkan pada kulit
• Tutup dengan plester
• Setelah 48 jam -> dibuka
Hasil dibaca :
Pembacaan pertama dilakukan 15-30 menit setelah
di lepas, pembacaan kedua di lakukan pada hari ke
3 sampai ke 7
+ = Reaksi lemah (non-vesikular): Eritema, infiltrat,
papul
++ = Reaksi kuat: vesikel, eritema, infiltrat, papul
+++ = Reaksi ekstrim: bula atau ulserasi
? = Meragukan: pudar, eritema tak teraba
IR = Reaksi iritan: seperti terbakar, pustul, atau
purpura
Diagnosa Banding DKA Prognosis DKA
• Dermatitis Kontak Iritan Prognosis DKA umumnya baik, sejauh dapat menghindari
• Dermatitis Numularis (bila berbentuk bulat bahan penyebabnya. Prognosis kurang baik dan menjadi
oval) kronis bila terjadi bersamaan dengan dermatitis oleh faktor
• Dermatitis Seboroik ( dikepala) endogen (dermatitis atopik, dermatitis numularis, atau
• Dishidrosis (bila mengenai telapak tangan dan psoriasis), atau sulit menghindari alergen penyebab,
kaki) misalnya berhubungan dengan pekerjaan tertentu atau yang
terdapat di lingkungan pasien.
Tatalaksanaan DKA
Non Medika mentosa:
1. Hindari pajanan berulang dengan elergen
2. Memakai pelindung

Medikamentosa:
• SISTEMIK : kortikosteroid ( prednisone 30 mg)
• TOPIKAL : kortikosteroid ( hidrocortisone 2,5%),
Emolien/ pelembap
Dikompres dengan larutan garam faal atau larutan asam
salisilat 1:1000, atau pemberian makrolaktam (pimecrolimus
atau tacrolimus) untuk DKA Akut
Dermatitis Kontak

Dermatitis Kontak Iritan

Dermatitis Kontak
Dermatitis yang disebabkan oleh
Dermatitis Kontak Alergi
pajanan tertentu yang ada kontak
langsung dengan kulit

Dermatitis Autosensitisasi
DEFINISI
Dermatitis akut yang timbul pada tempat yang jauh dari fokus inflamasi, sedangkan penyebabnya tidak berhubungan
.
langsung dengan penyebab fokus inflamasi tersebut.

FAKTOR PENYEBAB ETIOLOPATOGENESIS


• Belum diketahui pasti
Faktor-faktor tersebut melepaskan • Autosensitisasi terhadap antigen epidermal
• Iritasi
berbagai jenis sitokin epidermal → • Disebabkan karena keadaan kulit yang sangat iritatif
• Sensitisasi bila sitokin yang di lepas telah
(hiperiritabilitas) yang diinduksi baik secara
• Infeksi cukup → meningkatkan sensitivitas
imunologik atau non-imunologik.
• Luka kulit terhadap stimuli nonspesifik
(yang tidak membahayakan)
• Truck (1993) dan Brown (1939), Sitokin yang

→reaksi autosensitivitas dilepaskan dari jaringan inflamasi serta beredar


secara hematogen → autosensititasi
GAMBARAN KLINIS :
• Erupsi vesikuler akut dan luas
• Ekzem kronis di tungkai bawah dengan/ tanpa ulkus
• Berhubungan dengan bahan kimia bersifat iritan, sensitisizer
dan radiasi ion
• Lesi muncul 1 minggu sampai bbrp minggu setelah
terjadinya peradangan lokal pertama
• Erupsi akut, simetris, berupa ; eritema, papul, dan vesikel.
• Lesi sangat gatal

HISTOPATOLOGI
Pada region cruris posterior dan genue
• Epidermis → Vesikel → Berisi sel T CD8+
posterior bilateral terdapat lesi bercak
• Dermis → Infiltrat limfohistiosit → Berisi sel T CD4+
eritematosa multiple, sirkumskrip
• Temuan tidak patognomonik
ukuran lenticular hingga plakat, diskret
• Dapat di temukan pada DKA, DKI, Dermatitis Numularis,
hingga konfluens
Dishidrosis
DIAGNOSIS

Ditegakkan jika telah


menyingkirkan diagnosis DKA
sekunder oleh bakteri, jamur,
PENGOBATAN
virus ataupun parasit
• Diitujukan pd penyakit primer yang
memicu terjadinya dermatitis
autosensitisasi
• Lesi Ringan → Terapi Topikal
• Lesi Basah → Kompres
• Lesi Berat → Kortikosteroid Sistemik
• Gatal → Antihistamin / Pruritus Lokal
• Infeksi Sekunder → Antibiotik Oral
Thankyou

Anda mungkin juga menyukai