SOP
Halaman :
PUSKESMAS
PEKUNCEN
KABUPATEN
Dr. DHINI PUSPITOSARI
BANYUMAS
NIP. 198101292005012011
1. Definisi Dermatisis kontak iritan (DKI) adalah reaksi peradangan kulit non-
imunologik. Kerusakan kulit terjadi secara langsung tanpa didahului oleh
proses sensitisasi. DKI dapat dialami oleh semua orang tanpa memandang
usia, jenis kelamin, dan ras. Penyebab munculnya dermatitis jenis ini
adalah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, deterjen, minyak
pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu yang biasanya berhubungan dengan
pekerjaan.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penatalaksanaan penyakit Dermatitis Kontak
Iritan
3. Kebijakan SK Nomor : ……………. Tentang
SOP
Halaman :
PUSKESMAS
PEKUNCEN
KABUPATEN
Dr. DHINI PUSPITOSARI
BANYUMAS
NIP. 198101292005012011
Klasifikasi
Berdasarkan penyebab dan pengaruh faktor-faktor tertentu, DKI dibagi
menjadi:
a. DKI akut:
1) Bahan iritan kuat, misalnya larutan asam sulfat (H2SO4) atau
asam klorida (HCl), termasuk luka bakar oleh bahan kimia.
2) Lesi berupa: eritema, edema, bula, kadang disertai nekrosis.
3) Tepi kelainan kulit berbatas tegas dan pada umumnya asimetris.
b. DKI akut lambat:
1) Gejala klinis baru muncul sekitar 8-24 jam atau lebih setelah
kontak.
2) Bahan iritan yang dapat menyebabkan DKI tipe ini diantaranya
adalah podofilin, antralin, tretionin, etilen oksida, benzalkonium
klorida, dan asam hidrofluorat.
3) Kadang-kadang disebabkan oleh bulu serangga yang terbang
pada malam hari (dermatitis venenata), penderita baru merasa
pedih keesokan harinya, pada awalnya terlihat eritema, dan pada
sore harinya sudah menjadi vesikel atau bahkan nekrosis.
c. DKI kumulatif/ DKI kronis:
1) Penyebabnya adalah kontak berulang-ulang dengan iritan lemah
(faktor fisis misalnya gesekan, trauma minor, kelembaban
rendah, panas atau dingin, faktor kimia seperti deterjen, sabun,
pelarut, tanah dan bahkan air).
2) Umumnya predileksi ditemukan di tanganterutama pada pekerja.
3) Kelainan baru muncul setelah kontak dengan bahan iritan
berminggu-minggu atau bulan, bahkan bisa bertahun-tahun
kemudian sehingga waktu dan rentetan kontak merupakan faktor
penting.
4) Kulit dapat retak seperti luka iris (fisur), misalnya pada kulit
tumit tukang cuci yang mengalami kontak terus-menerus dengan
deterjen. Keluhan penderita umumnya rasa gatal atau nyeri
karena kulit retak (fisur). Ada kalanya kelainan hanya berupa
Dermatisis kontak iritan (DKI)
No. ICPC-2 : S88
No. ICD-10 : L24
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit:
SOP
Halaman :
PUSKESMAS
PEKUNCEN
KABUPATEN
Dr. DHINI PUSPITOSARI
BANYUMAS
NIP. 198101292005012011
Komplikasi
Infeksi sekunder.
4. Petugas menegakkan Diagnosis berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik
Dermatisis kontak iritan (DKI)
No. ICPC-2 : S88
No. ICD-10 : L24
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit:
SOP
Halaman :
PUSKESMAS
PEKUNCEN
KABUPATEN
Dr. DHINI PUSPITOSARI
BANYUMAS
NIP. 198101292005012011
SOP
Halaman :
PUSKESMAS
PEKUNCEN
KABUPATEN
Dr. DHINI PUSPITOSARI
BANYUMAS
NIP. 198101292005012011