Anda di halaman 1dari 26

DERMATITIS

KONTAK
dr.Sri Lestari Ramadhani Nst,MKM
DERMATITIS KONTAK

DEFINISI
Dermatitis kontak adalah :
Dermatitis (respon inflamasi pada kulit) yang disebabkan
oleh bahan alergen (dermatitis kontak alergi) maupun
bahan iritan (dermatitis kontak iritan) yang menempel
pada permukaan kulit
 Fotodermatitis terjadi ketika bahan alergen atau
iritan tsb diaktifkan oleh sinar matahari.
DERMATITIS KONTAK
IRITAN (DKI)

 Merupakan penyakit kulit akibat kerja yang paling sering


 Reaksi inflamasi non imunologi
 Meliputi 80 % dari keseluruhan dermatitis kontak
 Etiologi :
Bahan kontaktan yang disebut iritan, yaitu setiap bahan fisik
maupun kimia yang jika menempel di kulit dengan
konsentrasi dan waktu yang cukup, akan menyebabkan
kerusakan sel
Patogenesis
 Bahan iritan  merusak lapisan tanduk, denaturasi
keratin, menyingkirkan lemak lapisan
tanduk dan mengubah daya ikat air kulit
 merusak lapisan epidermis
(epidermis menjadi lebih tipis)
 Ada 2 jenis iritan :
1. Iritan kuat (absolut)
2. Iritan lemah (relatif)
 Iritan kuat (iritan primer) :
 segera menimbulkan kelainan kulit pada individu yang
terkena (cth. asam kuat seperti HCL, H2SO4 dan basa
kuat seperti KOH dan NaOH)
 Iritan lemah :
 menimbulkan kelainan kulit setelah kontak
berulang-ulang sehingga membutuhkan waktu yang
lebih lama, kecuali pada individu dengan suseptibilitas
yang tinggi mis. Penderita dermatitis atopik.
 Reaksi baru akan terjadi jika konsentrasi bahan iritan
telah mencapai ambang rangsang tertentu.
(Cth. sabun, detergen, larutan antiseptik dll.)
Dermatitis Kontak Iritan Akut
 ~ Dermatitis kontak toksin
 Disebabkan oleh iritan kuat
 Biasanya terjadi karena kecelakaan waktu bekerja
 Kelainan timbul terbatas pada daerah yang terkena, kecuali
jika konsentrasi tinggi, reaksi akan meluas ke samping
sampai daerah dengan konsentrasi mendekati ambang
rangsang
 Kelainan kulit berupa eritema, vesikel atau bula bahkan
dapat terjadi nekrosis
 Keluhan berupa perih atau rasa terbakar
Dermatitis Kontak Iritan
Kronis

 ~ Dermatitis kumulatif
 Bentuk DKI yang paling sering terjadi
 Penyebabnya adalah kontak berulang-ulang dengan bahan
iritan lemah (fisik atau kimia)
Contoh : gesekan, mikro trauma, kelembaban yang rendah,
sabun, detergen dll.
 Berbagai faktor yang berpengaruh :
Suhu, tekanan, keringat, kepekaan individu dll.
 Kelainan kulit : batasnya kulit kering, eritema dan skuama
dengan batas yang tidak jelas, bila berlanjut kulit dapat
pecah (terjadi fisura).
 Pekerjaan yang beresiko tinggi terkena DKI kumulatif :
tukang roti, juru masak, perawat, asisten dokter gigi, penata
rambut, pemotong daging, montir dsb.
Faktor Predisposisi

 Spesifik
 Bahan iritan :
- PH, kelarutan maupun bentuk fisik (padat, cair atau gas)
 Host :
- ada/tidaknya oklusi, keringat, pigmentasi, kekeringan
pada kulit, aktivitas kelenjar sebasea, adanya penyakit
lain pada kulit
 Lingkungan :
- suhu, kelembaban, friksi, tekanan, oklusi dan adanya
laserasi
DKI Akut
DKI Akut
DKI Kronis
DERMATITIS KONTAK ALERGI (DKA)
 Definisi :
Dermatitis yang disebabkan oleh bahan yang
menempel pada kulit dan bersifat sebagai alergen
(sensitizer)
 Mengenai individu yang telah tersensitisasi dengan
bahan tertentu
 Merupakan reaksi hipersensitivitas tipe lambat (reaksi
imun tipe IV)
 Jumlahnya ± 20 % dari seluruh penderita dermatitis
kontak
 Etiologi :
- Bahan kimia yang terkandung dalam alat-alat yang
dikenakan oleh penderita (aksesori, pakaian, sepatu,
kosmetika, obat topikal dll.) atau ;
- Bahan yang berhubungan dengan pekerjaan / hobi
(semen, sabun cuci, peptisida, bahan pelarut, bahan
cat, tanaman dll.) atau ;
- Bahan yang berada di sekitarnya (debu, bulu
binatang atau polutan yang lain).
 Faktor penunjang : suhu udara, kelembaban, gesekan dan
oklusi.
Pada proses terjadinya DKA dikenal 2 fase :
1. Fase induksi
~ fase sensitisasi
~ fase aferen
2. Fase elisitasi
~ fase eferen
1. FASE INDUKSI
• Pada fase ini terjadi sensitisasi terhadap individu yang
semula belum peka, oleh bahan kontaktan yang disebut
alergen kontak / sensitizer yang umumnya berupa hapten
• Agar terjadi sensitisasi, alergen harus menempel di kulit
selama 18-24 jam
2. FASE ELISITASI
• Individu yang telah tersensitisasi, bila terpajan dengan
alergen kontak tertentu dalam waktu 2-4 hari
kemudian akan timbul kelainan di kulit pada tempat
kontak dan memberi keluhan gatal.
Kelainan tersebut kadang-kadang dimulai setelah 12
jam. Lokasi dermatitis  agen kausal
• Pada fase ini, sel T memori yang spesifik terhadap
antigen dan sel-sel inflamasi lain akan masuk ke kulit
menyebabkan reaksi  DKA
Alergen
(hapten + protein karier)

Bereaksi dengan sel T yang tersensitisasi

Limfosit T melepaskan sitokin

Localized cell mediated inflammation


(pada tempat kontak)
GEJALA KLINIS

Dermatitis Kontak Alergik Akut


Kelainan kulit umumnya muncul 24-48 jam pada tempat
terjadinya kontak dengan bahan penyebab
Bervariasi dari ringan – berat
Ringan : eritema dan edema
Berat : selain eritema dan edema, disertai eksudasi
Cenderung dapat menyebar dan batasnya kurang tegas
Keluhan subjektif berupa rasa gatal.
Dermatitis Kontak Alergik Kronis
Dapat primer atau merupakan kelanjutan dari dermatitis
kontak alergik akut yang hilang timbul karena kontak
yang berulang-ulang.
Penyebaran lesi cenderung simetris, batasnya kabur
Kelainan kulit berupa likenifikasi, papul, skuama, terlihat
bekas garukan berupa erosi atau ekskoriasi, krusta serta
eritema ringan
Sulit sembuh spontan
Reaksi Iritan Reaksi Alergi

• Bentuk sesuai unit • Bentuk > menyebar


• Batas tegas • Batas tidak tegas
• Jika bahan dilepas, • Jika bahan dilepas,
reaksi ↓ / - reaksi tetap / ↑
• Rasa nyeri / terbakar • Rasa gatal > menonjol
• Terjadi dalam wkt cepat • 12-72 jam setelah
terpapar
• Dapat terjadi pd setiap • Hanya pada individu
orang yang telah tersensitisasi
• Tergantung konsentrasi • Tidak tergantung
bahan konsentrasi bahan

Anda mungkin juga menyukai