Dokter Pembimbing:
dr. Tita Puspitasari, Sp. THT-KL
Disusun Oleh:
Muhammad Su’adaul Maqbulin Zainul Haq
2017730146
Alhamdulillahi Rabbil‘alamin, segala puji bagi Allah SWT, dengan Rahmat, Anugrah
dan Hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan journal reading yang berjudul “The
role of tonsillectomy in the Periodic Fever, Aphthous stomatitis, Pharyngitis and
cervical Adenitis syndrome; a literature review”. Shalawat dan Salam bagi Nabi
Muhammad SAW. Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan journal
reading yang menjadi tugas kepaniteraan klinik stase telinga hidung dan tenggorokan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa journal reading ini masih jauh dari
sempurna, atas semua keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan ini, maka
penulis menerima semua saran dan kritik yang membangun. Semoga journal reading
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
i
DAFTAR ISI
ii
PENDAHULUAN
Pada awal tahun 1989, Abramson et al. melaporkan bahwa pada empat anak
dengan PFAPA, episode demam berhenti setelah tonsilektomi (TE). Sejak itu, hasil
setelah TE atau adenotonsilektomi (ATE) telah dilaporkan pada beberapa rangkaian
kasus anak-anak dengan PFAPA, yang menunjukkan efek menguntungkan dari
pembedahan pada perjalanan klinis. Berdasarkan dua penelitian terkontrol secara
acak, tinjauan Cochrane baru-baru ini menyimpulkan bahwa bukti efek TE pada
1
anak-anak dengan PFAPA memiliki kualitas sedang, tetapi rangkaian kasus belum
dijelaskan secara sistematis sebelumnya.
Saat ini tidak ada pengobatan kuratif lain untuk anak-anak dengan PFAPA,
dan bagi mereka dengan gejala mengganggu yang sangat mempengaruhi kehidupan
sehari-hari untuk anak dan keluarga, TE atau ATE telah menjadi pilihan untuk
dipertimbangkan.
Tinjauan literatur ini merangkum hasil dari semua penelitian yang melaporkan
hasil TE atau ATE pada anak- anak dengan sindrom PFAPA.
2
METODE
Metode
Jika seri kasus disertakan≥20 pasien, tindak lanjut dari ≥24 bulan dan
diagnosis ditetapkan sebelum operasi, penelitian ini dianggap berkualitas tinggi. Jika
dua dari kriteria ini ada, penelitian ini dianggap berkualitas sedang, dan dengan≤
salah satu kriteria kualitas rendah. Studi berkualitas tinggi seharusnya memasukkan
pasien menurut definisi Marshall atau Thomas. Peninjauan dilakukan sesuai dengan
file tambahan 1: pedoman PRISMA.
3
HASIL
Dalam RCT oleh Garavello et al., 39 anak dengan PFAPA diacak untuk ATE
(n =19) atau manajemen hamil (n =20) kelompok. Dua belas anak dalam kelompok
operasi ATE memiliki resolusi gejala yang cepat (63%), sedangkan hanya satu anak
dalam kelompok kontrol yang mengalami resolusi spontan selama 18 bulan masa
tindak lanjut (5%) ( p <0,001). Jumlah rata-rata episode yang dicatat selama masa
tindak lanjut adalah 0,7 (1,2; SD) pada kelompok operasi dan 8,1 pada kelompok
kontrol (p <0,001). Episode lebih lanjut digambarkan sebagai kurang parah pada
kelompok operasi.
Seperti dirangkum dalam Tabel 1, hasil setelah TE atau ATE telah dilaporkan
dalam 28 seri kasus, termasuk total 555 anak dengan PFAPA. Diagnosis ditetapkan
secara prospektif sebelum operasi pada 450 anak dan secara retrospektif setelah
operasi pada 115 anak. Tiga penelitian dikategorikan sebagai kualitas tinggi, enam
sebagai kualitas sedang dan 19 sebagai kualitas rendah. Pembedahan bersifat kuratif
pada 509 anak (92%), sebagian efektif pada 14 anak dan tidak efektif pada 32 anak.
4
Pembedahan bersifat kuratif pada 160 dari 176 anak (91%) pada penelitian dengan
kualitas rendah dan pada 149 dari 161 anak (93%) pada penelitian dengan kualitas
sedang. Dalam studi berkualitas tinggi, pembedahan bersifat kuratif pada 200 dari
218 anak (92%). Dalam 16 studi, waktu rata-rata pengamatan setelah operasi cukup
diberikan, dengan waktu rata-rata 19 bulan (kisaran interkuartil).
Dua ulasan Cochrane oleh Burton et al. pada tahun 2010 dan 2014
mempelajari efektivitas klinis TE atau ATE dibandingkan dengan pengobatan non-
bedah dalam pengelolaan PFAPA, keduanya ulasan berdasarkan dua studi acak saja.
Mereka menyimpulkan bahwa TE tampaknya pilihan pengobatan yang berguna
dalam pengelolaan anak-anak dengan sindrom PFAPA, dengan bukti kualitas sedang.
5
6
DISKUSI
7
lanjut yang singkat. Oleh karena itu, kesimpulan tegas tentang efek TE atau ATE
tidak dapat ditarik berdasarkan studi ini.
Tidak jelas apakah ATE lebih efektif daripada TE saja. Dalam studi kualitas
tertinggi yang termasuk dalam tinjauan ini, RCT oleh Garavello et al., ATE dilakukan
pada semua anak. Studi lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini dan
membawa kejelasan untuk masalah ini.
Tonsilektomi untuk PFAPA juga telah dijelaskan pada pasien dewasa dengan
PFAPA, tetapi hasilnya tidak termasuk dalam ulasan ini. Datanya terbatas, tetapi
prosedurnya tampaknya kurang efektif untuk orang dewasa dibandingkan untuk anak-
anak.
8
mengusulkan model untuk PFAPA di mana pemicu mikroba memulai kaskade yang
mengarah ke serangan demam. Mereka menyarankan bahwa pejamu yang secara
imunologis belum matang atau pejamu dengan kelainan kekebalan yang diturunkan
atau didapat memainkan peran penting peran permisif. Namun, pengamatan bahwa
pengangkatan amandel, yang berfungsi sebagai bagian kecil dari sistem kekebalan
sekunder, dapat menyembuhkan penyakit yang mungkin disebabkan oleh sistem
kekebalan yang tidak teratur tetap membingungkan.
9
KESIMPULAN
10