Anda di halaman 1dari 34

‫الَر ِحيم‬ َّ‫ِب ْس ِم الَل ّـَّ ِه ّـ‬

َّ‫الَر ْح َم ِن ّـ‬
JOURNAL READING

INTRAVENOUS PARACETAMOL AND PATENT


DUCTUS ARTERIOSUS CLOSURE IN PRETERM
INFANTS

Stase Ilmu Kesehatan Anak Muhammad Rizki Setiawan


Rumah Sakit Umum Daerah (2015730092)

Sayang Kota Cianjur Pembimbing :


Universitas dr. Hj. Heka Mayasari, Sp.A
Muhammadiyah Jakarta
LATAR BELAKANG
Patent ductus arteriosus (PDA) adalah masalah klinis yang umum dijumpai pada bayi
prematur. Tiga pendekatan manajemen untuk PDA pada bayi prematur adalah
pemantauan konservatif, perawatan medis, atau ligasi bedah.

Berkenaan dengan perawatan medis, indometasin dan ibuprofen adalah obat anti-
prostaglandin yang banyak digunakan untuk Penutupan PDA pada bayi prematur
LATAR BELAKANG
Oleh karena itu, dalam pengaturan ini, bayi prematur dengan PDA signifikan sering
harus melanjutkan langsung ke ligasi bedah, yang membawa risiko morbiditas dan
mortalitas yang lebih tinggi.
TUJUAN
Untuk mengevaluasi efek parasetamol intravena pada penutupan
PDA pada bayi premature.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis dan Desain Penelitian
Tempat Penelitian Desain kuasi-eksperimental dilakukan
Rumah Sakit Umum Cipto Mangunkusumo, mulai 15 Mei sampai 31 Agustus 2014
Jakarta
Teknik Pengambilan Data Populasi dan Sampel Penelitian
Memberikan bolus parasetamol Populasi : Bayi dengan berusia 2-7 hari,
intravena (15 mg / kg) setiap 6 jam dengan usia kehamilan < 36 minggu dan
selama 3 hari. berat lahir < 2000 gram, yang menderita PDA
Evaluasi ekokardiografi untuk menilai Sampel : Terdapat 36 Subjek dengan PDA.
diameter PDA dilakukan: Semua subjek menjalani pemeriksaan
- 24 jam setelah intervensi pertama, klinis awal seperti New Ballard Score
- 24 jam setelah intervensi kedua, (NBS), berat lahir, jenis kelamin biologis,
- 14 hari kehidupan. skor Apgar, TTV, dan tes darah rutin
Intervensi 3 hari kedua dengan obat dan Kelompok studi menerima bolus parasetamol
dosis yang sama diberikan jika PDA anak intravena 15mg/kg setiap 6 jam selama 3
bertahan setelah intervensi pertama. hari.
Kriteria Ekslusi
Tes statistik yang digunakan adalah: uji t
berpasangan, uji Penyajian
chi-square, Data
fisher’s Bayi dengan kelainan: penyakit jantung
exact test. bawaan, (PPHN), hiperbilirubinemia,
Tabel dan teks
hepatitis neonatal, dan bayi yang
meninggal sebelum menyelesaikan
HASIL
Tiga puluh enam
bayi (28,3%)
ditemukan
memiliki paten
ductus arteriosus /
PDA
HASIL
HASIL
Kelompok kasus
ditemukan Rerata
diameter duktus
sebelum intervensi 3,0
mm dan saat
pemantauan usia
empatbelas hari 0,6 mm.
Diameter duktus
berkurang sebelum dan
sesudah intervensi
(P<0,0001)
DISKUSI
 Insiden PDA pada bayi prematur diperkirakan 20 hingga 60%. Angka
insidensi lebih tinggi pada bayi kecil untuk usia kehamilan dan berat
lahir sangat rendah.
 Pada bayi dengan berat lahir di bawah 1.200 gram, kejadian PDA adalah
sekitar 80%. Namun, pada bayi dengan berat lahir di bawah 2.500 gram,
itu adalah sekitar 30%.
 parasetamol intravena diberikan kepada subyek yang tidak dapat
diberikan nutrisi enteral.
 Dua puluh sembilan (58,8%) bayi prematur mengalami penutupan PDA
setelah intervensi pertama, namun, 4 kasus meninggal karena sepsis
parah dan kegagalan beberapa sistem organ. Empat bayi mengalami
penutupan PDA setelah intervensi kedua
DISKUSI
 Setelah tindak lanjut pada 14 hari kehidupan, 19 (64,5%) bayi
mengalami penutupan PDA, dan satu kasus membuka kembali
PDA
 El-Kuffash et al. menggunakan parasetamol intravena untuk 9
kasus, terdiri dari 4 kasus dengan kegagalan pengobatan
ibuprofen dan 5 kasus dengan kontraindikasi inhibitor COX.
Setelah intervensi, 5 kasus memiliki penutupan PDA dan 3 kasus
mengalami penurunan diameter saluran secara signifikan
 Dalam penelitian sebelumnya, diameter PDA menurun secara
signifikan setelah pemberian parasetamol intravena selama 3
hari
KETERBATASAN PENELITIAN
 Desain sebelum dan sesudah tidak membuktikan hubungan
sebab akibat antara pemberian parasetamol intravena atau
manajemen lainnya dan penutupan PDA.
 Subjek juga menerima terapi suportif yang mungkin
mempengaruhi proses penutupan PDA.
 Tidak dapat menjelaskan mekanisme parasetamol intravena
dalam menghambat sintesis PGE2, karena kami tidak mengukur
kadar prostaglandin plasma. Terlepas dari keterbatasan ini
 Desain penelitian sebelum dan sesudah adalah pilihan praktis
untuk evaluasi efektivitas intervensi yang kompleks, dan biasanya
digunakan dalam praktik klinis ketika uji coba terkontrol secara
acak tidak memungkinkan
KESIMPULAN
Parasetamol intravena cukup efektif sebagai pengobatan alternatif
dalam penutupan PDA pada bayi prematur, terutama pada bayi
prematur dengan intoleransi makan atau ketika terapi oral
dikontraindikasikan
PATENT DUCTUS
ARTERIOSUS
Definisi:
Kegagalan menutupnya ductus arteriosus, saluran yang
menghubungkan bagian proksimal aorta descendens dengan
a.pulmonalis.

Epidemiologi:
Angka kejadian patent ductus arteriosus (PDA) 1 per 2500-5000
kelahiran pada bayi cukup bulan, 8 per 1000 kelahiran pada bayi
premature, dan merupakan 9-12% dari seluruh penyakit jantung
bawaan.Ditemukan juga kasus PDA ditemukan pada usia anak-anak
hingga dewasa ketika dilakukan pemeriksaan ekokardiografi.
Etiologi:
Penyebab terjadinya PDA masih belum jelas sepenuhnya, namun
diduga bersifat multifaktorial. Orang-orang tersebut diduga
mewarisi factor predisposisi ascula yang dapat dicetuskan selama
masa kehamilan oleh pencetus yang berasal dari lingkungan.

Faktor Risiko:
Faktor resiko terjadinya patent ductus arteriosus meliputi: infeksi
rubella pada kelahiran trimester pertama, prematuritas.
PATENT DUKTUS
ARTERIOSUS (PDA)

 
Duktus arteriosus adalah pembuluh darah yang menghubungkan a.
pulmonalis sinistra dengan aorta descendens selama masa fetus.
Duktus arteriosus menutup secara fungsional pada 12 jam setelah
lahir.
Penutupan secara permanen terjadi pada usia 2-3 minggu.
DIAGNOSIS
Anamnesis:
Gejala klinis tergantung pada besarnya pirau
kiri ke kanan (dari aorta desenden ke arteri
pulmonalis)
PDA kecil :
Asimtomatik, CXR dan EKG normal
Bising kontinyu infraklavikular kiri
PDA sedang
Timbul gejala setelah umur 2-5 bln, kesulitan
makan, infeksi saluran nafas berulang.
PATENT DUKTUS
ARTERIOSUS (PDA)
Gejala klinis
PDA besar :
Gejala klinis lebih berat, infeksi saluran napas berulang,
sulit minum gagal tumbuh, sesak napas, atelectasis, dan
gagal jantung kongestif
Bising kontinyu dan middiastolik flow murmur di apeks
karena aliran darah di mitral >>
CXR : kardiomegali dengan vaskular paru meningkat
EKO : LA/Ao > 1.3 Dilatasi nyata LA
Pemeriksaan Fisik:
DAP kecil: BJ I dan BJ II normal, bising kontinu derajat III-V pada ICS
II kiri linea sternalis
DAP sedang: dapat diraba pulsus seler, yaitu denyut nadi yang kuat
(bounding pulse) akibat tekanan nadi yang melebar.
DAP besar: Takikardi, dispneu, takipneu. Hiperaktifitas prekordium
dan thrill sistolik pada ICS II kiri linea sternalis, murmur diastolik di
apeks.
DAP dengan hipertensi pulmonal: P2 mengeras dan bising sistolik.
PATENT DUCTUS ARTERIOSUS IN AN INFANT

Ductus
Arteriosus
Kriteria diagnosis:
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik jantung: tetapkan perkiraan besar DAP. Tetapkan
apakah terjadi gagal jantung, tanda-tanda hipertensi pulmonal serta
adanya sindroma Eisenmenger.
3. EKG untuk menentukan adanya beban volume
4. Foto thoraks untuk menilai corakan vaskular paru
5. Echocardiografi untuk menentukan besarnya DAP
6. Kateterisasi hanya dilakukan bila dicurigai adanya hipertensi
pulmonal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG
Foto toraks
Echokardiografi
Kateterisasi
ELEKTROKARDIOGRAFI
Pada DAP kecil dan sedang EKG dapat normal atau menunjukkan
tanda hipertro fiventrikel kiri, sedangkan DAP besar dapat
menunjukkan tanda hipertrofi ventrikel kiri atau dilatasi atrium kiri

GAMBARAN RADIOLOGIS
Gambaran foto thoraks dapat terlihat normal atau dapat terlihat
kardiomegali dengan gambaran vascular paru yang meningkat
tergantung dari ukuran duktus arteriosus. Arteri pulmoner dapat dapat
terlihat membesar, dan pada pasien tua dengan hipertensi pulmoner
dapat terlihat kalsifikasi duktus.
EKOKARDIOGRAFI
Dapat mengukur besasrnya ductus, dimensi atrium kiri, dan
ventrikel kiri. Makin besar pirau, makin besar dimensi atrium kiri
dan ventrikel kiri. Doppler berwarna dapat memperlihatkan arus
kontinu dari aota ke A. pulmonalis melalui DAP
Gambar3. Foto thorax menunjukkan pengisian dari
aortapulmonary
TATALAKSANA
Tatalaksaan Medis
Pada Neonatus premature diberikan indometasin atau ibuprofen oral atau IV 0,2 mg/KgBB
sebagai dosis awal. Pada bayi <48 jam berikan dosis kedua dan ketiga sebesar 0,10
mg/kgBB dengan interval 24 jam. Pada bayi berusia 2-7 hari dosis kedua dan ketiga
adalah 0,2 mg/KgBB. Pada bayi > 7hari dosis kedua dan ketiga adalah 0,25 mg/kgBB.
Cara lain adalah memberikan indometasin 0,1 mg/KgBB sehari sekali sampai 5-7hari.
Pemberian 5-7hari dianjurkan untuk mencegah pembukaan kembali ductus yang menutup.
Efek maksimal dapat diberikan bila pemberian dilakukan sebelum bayi berusia 10 hari.
Profilaksis untuk endocarditis direkomendasikan untuk semua pasien dengan PDA hingga 6
bulan setelah penutupan duktus.
Penatalaksanaan medis untuk gagal jantung akibat PDA bersifat singkat sampai
penatalaksanaan definitif bedah ataupun penutupan transkateter dilakukan, namun dapat
juga jangka panjang apabila terjadi cardiomegali yang menetap.
Terapi Defenitif : Penutupan PDA

Penutupan PDA diindikasikan pada anak atau dewasa yang simptomatik dengan
arah kiri-kanan. Pada pasien asimptomatik kiri-kanan dengan pembesaran
jantung, penutupan diindikasi untuk mencegah komplikasi di kemudian hari.

Penutupan dapat dilakukan transkateter dan bedah.


Penutupan Transkateter
Teknik dasar penutupan ini adalah dengan memasukkan kateter melewati
duktus arteriosus melalui arteri pulmonalis atau aorta dan meletakkan alat
penutup pada ductus untuk mutup saluran tersebut. Keberhasilan dari
tindakan ini 90-95% dalam beberapa penelitian. Peningkatan modifikasi alat,
evolusi teknik, dan peningkatan kemampuan operator mempengaruhi tingkat
keberhasilan tindakan.
OCCLUSION OF INTRACARDIAC AND
VASCULAR SHUNTS
COIL EMBOLIZATION OF PDA

Left, top: Catheter crosses the PDA


from the aortic side and delivers a coil.
Left, bottom: Withdrawal of catheter,
leaving coil in PDA
Terapi Bedah
Ligasi dari PDA tetap menjadi salah satu pilihan pengobatan
untuk kasus duktus yang sangat besar. Tingkat keberhasilan
ligasi dari duktus dilaporkan mencapai 94%-100% dengan
tingkat mortalitas 0% - 2%. Komplikasi penting termasuk
pendarahan, pneumothorax, dan infeksi.
KOMPLIKASI
Gagal jantung kongestif
Hipertensi pulmonal
Infeksi endokarditis
Aneurisma duktus arteriosus
Sindrom Eisenmenger
PROGNOSIS
Prognosis akan baik apabila PDA hanya merupakan satu satunya
masalah pada pasien. Sehabis penutupan duktus pasien biasanya
tidak mengalami gejala gejala klinis dan tidak ada perburukan
lanjutan dari jantung.
Penutupan duktus spontan pada bayi usia diatas 3 bulan jarang
terjadi. Pada bayi usia dibawah 3 bulan, 72-75% mengalami
penutupan spontan. Sebagai tambahan, 28% anak anak dengan
PDA yang diterapi dengan ibuprofen dilaporkan penutupan terjadi
94%.
.
Drag picture to placeholder or click icon to add

‫ال َْح ْم ُد لَلّـَِّه َر ِّ ّـا‬


‫ِبل َْعال َ ِميْن‬

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai