Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Irfan
NIM : 2019040029
B. ETIOLOGI
Penyebab dari Fetal Distress yaitu:
1. Insufisiensi uteroplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam waktu singkat)
a) Aktivitas uterus yang berlebihan, hipertonik uterus, dapat dihubungkan dengan
pemberian oksitosin.
b) Hipotensi ibu, anestesi epidural, kompresi vena kava, posisi terlentang.
c) Solusio plasenta
d) Plasenta previa dengan pendarahan.
2. Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam waktu lama)
a. Penyakit hipertensi
b. Diabetes melitus
c. Postmaturitas atau imaturitas
3. Kompresi (penekanan) tali pusat.
C. TANDA DAN GEJALA
Penyebab tanda-tanda gawat janin
1. Hipoksia awal pada Janin melakukan kompensasi untuk mengurangi aliran darah dengan
meningkatkan stimulasi simpatik atau melepaskan epinefrin dari medulla adrenal atau
keduanya. Hipoksia janin yang berkepanjangan dikaitkan dengan morbiditas dan mortalitas
perinatal yang signifikan dengan perhatian khusus pada komplikasi jangka pendek dan jangka
panjang termasuk ensefalopati, kejang, cerebral palsy, dan keterlambatan perkembangan
saraf. Denyut jantung janin berubah secara nyata sebagai respons terhadap kekurangan
oksigen yang berkepanjangan, membuat pemantauan detak jantung janin menjadi alat yang
penting dan umum digunakan untuk menilai status oksigenasi janin secara cepat. Pola denyut
jantung janin yang tidak meyakinkan diamati pada sekitar 15% dari persalinan (Williams,
2014).
2. Demam pada maternal Mempercepat metabolisme dari miokardium janin, meningkatkan
aktivitas kardia akselerasi simpatik sampai 2 jam sebelum ibu demam.
a) Hipertensi pada ibu
b) Saturasi oksigen;oksigen ibu berkurang: penyakit jantung
c) Kelainan pasukan plasenta: solution plasenta,lilitan tali pusar.
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Fetal distress dinilai dengan skor Apgar (kurang dari 7 pada 1 menit dan 5 menit), jejak
kardiotokograf, dan pH darah tali pusat atau janin (kurang dari 7,2). Di antaranya, penilaian
skor Apgar sederhana dan biasa digunakan (Monda, et al., 2018)
Untuk diagnosis fetal distress melalui pemantauan Denyut Jantung Janin (DJJ) dapat
menggunakan alat berupa nonstress test, doppler dan stetoskop Laennec. Pada janin yang
aktif akan diikuti peningkatan DJJ, sebaliknya bila janin kuran baik pergerakannya maka
tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi DJJ (Prawiroharjo, 2016).
Gerakan janin dapat ditentukan secara subyektif (normal rata-rata 7 kali/20 menit) atau secara
obyektif dengan tokografi (normal rata-rata 10 kali/20 menit). Gerakan janin juga dapat
dilihat menggunakan USG. (Prawiroharjo, 2016)
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Jika denyut jantung janin diketahui tidak normal, lakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Tergantung faktor penyebab: perubahan posisi lataran dan pemberian O2 8-12 l/menit
membantu mengurangi demam pada maternal dengan hidrasi anti piretik dan tindakan
pendinginan.
b. Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penanganan yang
sesuai dengan kondisi ibu:
1) Istirahat baring
2) Banyak minum
3) Kompres untuk menurunkan suhu tubuh ibu
c. Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap abnormal sepanjang
paling sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari penyebab gawat janin:
1) Jika terdapat perdarahan dengan nyeri yang hilang timbul atau menetap, pikirkan
kemungkinan solusio plasma.
2) Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina berbau tajam) berikan anti biotik
untuk amnionitis.
3) Jika tali pusat terletak di bawah janin atau dalam vagina lakukan penanganan prolaps tali
pusat.
4) Jika denyut jantung janin tetap abnormal atau jika terdapat tanda-tanda lain gawat janin
(mekonium kental pada cairan amnion, rencanakan persalinan).