DISUSUN OLEH :
UCI YUNING P
2111040108
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
B. Etiologi
Penyebab dari Fetal Distress yaitu, Amru, Sofian. (2012) :
1.1 Insufisiensi uteroplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam waktu
singkat)
Aktivitas uterus yang berlebihan, hipertonik uterus, dapat dihubungkan dengan
pemberian oksitosin.
Hipotensi ibu, anestesi epidural,kompresi vena kava, posisi terlentang.
Solusio plasenta.
Plasenta previa dengan pendarahan
2.1 Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam
waktu lama)
Penyakit hipertensi
Diabetes melitus
Postmaturitas atau imaturitas
Kompresi (penekanan) tali pusat
C. Patofisiologi
Faktor yang mengakibatkan fetal distres terdapat tiga hal, yaitu :
Faktor Ibu Yang Mengandung
Anemi / kekurangan darah otomatis hb darah akan turun juga, sehingga oksigenpun
berkurang.
Hipertensi merupakan suatu pertanda adanya sumbatan pada vaskuler shingga tubuh
mengompensasi yaitu dengan berkontaksinya vaskuler sehingga menimbulkan
hipertensi. Dan sumbatan inilah yang dapat mengurangi aliran pada vaskuler, dalam
hal ini adalah pada plasenta, sehingga janin tidak dapat memenuhi kebutuhan yang
cukup akan nurisi dan oksigen.
Dibetes militus (DM pada dasarnya gula dapat menjadikan suatu aliran darah menjadi
mengental(viskositas). Maka dari itu akan dapat menimbualkan sebuah gangguan
pada laju/aliran darah, terutama pada plasenta. Amru, Sofian. (2012).
Faktor Uteroplasental
Kelainan tali pusat :
Bentuk plasenta yang yang normal ialah ceper dan bulat. diameternya antara 15-20 cm dan
tebal 1,5-3 cm. panjang tali pusat adalah sektar 55 cm.
Tali pusat pendek
Kadang tali pusat sedemikian pendeknya sehingga perut anak
berhubungan dengan plasenta,dalam hal ini selalu disertai umbelikalis. Tali
pusat harus lebih panjang dari 20-30m untuk memungkinkan kelahiran anak
,bergantung pada apakah plasenta terletak dibawah atau diatas. Tali psat
yang terlalu pendek dapat menimbulkan herniaumbilikalis,solusio
plasenta,persalinan tak maju dalam pengeluaran dan karena tali pusat
tertarik mungkin bunyi jantung menjadi buruk dan inversio uteri.
Tali pusat terlalu panjang
Memudahkan terjadinya lilitan tali pusat, lilitan tali pusat, biasanya
terdapat pada leher anak. Lilitn tali pusat menyebabkan tali pusat menjadi
relatif pendek dan mungkin juga menyebabkan letak defleksi. setelah kepala
anak lahir, lilitan perlu di bebaskan melalui kepala atau di gunting antara 2
kocher.(obstetri patofisiologi,prof.Dr.D jamhoer martaadisoebrata, Dkk.
2014 Jakarta; EGC)
Trauma :
Seperti benturan yang dapat menimbulkan edema pada plasenta sehingga menyebabkan pada
pelepasan sebagian atau semuanya.
Faktor pada janin :
kompresi tali pusat sehingga menghambat aliran darah dari ibu kejanin bisa
karena puntiran tali pusat yang menghambat ataupun karena prolaps tali pusat
penurunan kemampuan janin membawa oksigen di karenakan hb yang turun
atau dari plasenta yang tidak berfungsi secara normal
PATHWAY
D. Klasifikasi
Jenis Fetal Distress yaitu :
1) Gawat janin yang terjadi secara ilmiah
2) Gawat janin iatrogenik
Gawat janin iatrogenik adalah gawat janin yang timbul akibat tindakan medik atau
kelalaian penolong. Resiko dari praktek yang dilakukan telah mengungkapkan
patofisiologi gawat janin iatrogenik akibat dari pengalaman pemantauan jantung janin.
E. Manifestasi Klinik
Penyebab tanda-tanda gawat janin ,Hamilton, PM. (2011) :
1. Hipoksia awal pada janin
Janin melakukan kompensasi untuk mengurangi aliran darah dengan meningkatkan
stimulasi simpatik atau melepaskan epinefrin dari medulla adrenal atau keduanya.
2. Demam pada maternal
Mempercepat metabolisme dari miokardium janin, meningkatkan aktivitas kardia akselerasi
simpatik sampai 2 jam sebelum ibu demam.
3. Hipertensi pada ibu
4. Saturasi oksigen;oksigen ibu berkurang:penyakit jantung
5. Kelainan pasukan plasenta:solution plasenta,lilitan tali pusat
F. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul jika janin mengalami gawat janin yaitu :
a. Asfiksia
b. Menyebabkan kematian janin jika tidak segera ditangani dengan baik.
G. Penatalaksnaan Medis
Jika denyut jantung janin diketahui tidak normal, lakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Tergantung faktor penyebab: perubahan posisi lataran dan pemberian O2 8-12 l/menit
membantu mengurangi demam pada maternal dengan hidrasi anti piretik dan tindakan
pendinginan.
2. Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penanganan yang
sesuai dengan kondisi ibu:
3. Istirahat baring
Banyak minum
Kompres untuk menurunkan suhu tubuh ibu
4. Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap abnormal sepanjang
paling sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari penyebab gawat
janin:
Jika terdapat perdarahan dengan nyeri yang hilang timbul atau menetap,
pikirkan kemungkinan solusio plasma.
Jika terdapat tanda-tanda infeksi (demam, sekret vagina berbau tajam) berikan
anti biotik untuk amnionitis.
Jika tali pusat terletak di bawah janin atau dalam vagina lakukan penanganan
prolaps tali pusat.
5. Jika denyut jantung janin tetap abnormal atau jika terdapat tanda-tanda lain gawat
janin (mekonium kental pada cairan amnion, rencanakan persalinan). Hamilton, PM.
(2011).
5) Hipertonus uterus
Hipertonus uterus-tekanan intrateurus tinggi yang berlebihan dapat menyebabkan janin
mengalami stress.
6) Hipertensi
Mengakibatkan peningkatan ketahanan vaskular,yang mengakibatkan penurunan aliran darah
uterus.
Amru, Sofian. (2015)
J. Menejemen Diit
Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh(minyak
goreng,santan,jeroham),makanan yang terlalu manis serta mengkonsumsi banyak sayuran dan
buah.
K. Pemeriksaan Penunjang
1. USG (Ultrasonographi)
Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring placnta tapi apakah placenta melapisi cervik
tidak biasa diungkapkan
2. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-bagian tubuh dari
janin.
3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laborat yaitu ada hemoglobin dan hematokrit menurun. Faktor pembekuan pada
umumnya di dalam batas normal.
4. Pengkajian vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya ditunda jika
memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik sesuadah 34 minggu).
Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan ganda (double setup procedure). Double setup
adalah pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan di ruang operasi dengan kesiapan staf
dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
5. Isotop Scanning
Atau lokasi penempatan placenta. Yaitu untuk mengetahu letak atau posisi plasenta.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Identitas : nama, umur, pekerjaan, nama suami, alamat, golongan darah ibu dan bapak.
Riwayat kesehatan.
o Keluhan utama
o Teratur tidaknya haid dansiklusnya, lamanya haid, banyaknya darah haid, sifat
darahnya, dan nyeri tidak pada sewaktu haid.
o Perkawinan/seksualitas
o Kehamilan, persalinan yang lalu
o Kehamilan sekarang
o Kesehatan keluarga
o Riwayat kesehatan dahulu
o Prenatal : kesehatan ibu, pengobatan penggunaan alkohol, atau obat-obat
terlarang, pendarahan vagina, penambahan berat badan, dan lamanya
kehamilan.
o Intranatal : sifat persalinan dan kelahiran
B. Diagnosa Keperawatan
Infeksi karena bakteri pada janin b. d malpersentasi, pencetus kelahiran
Tujuan : Berpartisipasi dalam intervensi untuk memperbaiki pola persalinan dan menurunkan
faktor resiko yang teridentifikasi.
Kriteria hasil : menunjukkan denyut jantung janin ( DJJ ) batas normal
Kerusakan pertukaran gas pada janin b. d kompresi mekanis tali pusat, penurunan
perfusi plasenta.
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Perencanaan
. (Sesuai Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Prioritas) (SLKI) (SIKI)
2. Resiko Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi - Menentukan
infeksi d.d tindakan keperawatan (I. 14539) intervensi lebih
Tindakan 3x24 jam diharapkan Observasi : lanjut
invasif tidak terjadi infeksi - Monitor tanda - Mencegah
dengan kriteria hasil : dan gejala terjadinya infeksi
Tingkat Infeksi infeksi lokal dan
(L.14137) maupun iskemik mempercepat
Indikator A T Terapeutik : pengeringan tali
Nafsu 1 4 - Cuci tangan pusat
makan sebelum dan - Meminimalisir
Kemeraha 1 4 sesudah terjadinya infeksi
an berkontak silang ibu dan
Kadar sel 1 4 dengan pasien bayi
darah maupun
putih lingkungan
pasien
- Pertahankan
teknik aseptik
pada pasien
beresiko tinggi
Edukasi :
- Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
- Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi :
Pemberian injeksi
antibiotik dan
imunisasi HB0
DAFTAR PUSTAKA
Amru, Sofian. (2012). Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Operatif Obstetri
Social. Edisi 3 Jilid 1&2. Jakarta: EGC
Amru, Sofian. (2015). Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi Obstetri
Patologi. Edisi 3 Jilid 1. Jakarta: EGC
Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Hamilton, PM. (2011). Dasar-dasar keperawatan maternitas. Edisi 6. Jakarta: EGC
(Pengantar Kuliah Obstetri. Prof.dr.I.B.G. Manuaba, Sp.OG (K),dr.I.A. Chandranita
Manuaba, Sp.OG,dr.I.B.G.Fajar Manuaba, Sp.OG. jakarta:EGC,2017)
(obstetri patofisiologi,prof.Dr.D jamhoer martaadisoebrata, Dkk. 2014 Jakarta; EGC)
PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1, Cetakan III. Jakarta: DPP PPNI.