In Clinical
Procedures for Medical Assistants (pp. 293-294). St. Louis: Elsevier. Indeks Scopus Q1 di sini
dijelaskan penulisan obstetric history meliputi gravida san paritasnya. Gravid ditulis 1 digit
berdasarkan berapa kali kehamilan, paritas meliputi 4 digit setelahnya.. pertama term/jumlah
kelahiran aterm, kedua preterm birth, ketiga abortus, keempat jumlah kelahiran hidup
Dalam kasus ini kan hamil kedua dengan kelahiran anak pertama secara aterm hidup jadi
penulisannya g2p1001
UK : untuk menghitung UK dari jurnal asutralian and new zealand journal of obstetric and ginekologi
Q1, William obstetric edisi 25 th 2018 halaman 75 disebutkan bisa menggunakan usia kehamilan
berdasarkan last menstrual period. Perhitungan ini disebut rumus negle
Syarat negel ini menstruasinya harus teratur dan siklusnya 28 hari, dengan masa ovulasi di hari ke 14
THIU : dari WNHS guideline abdominal palpation in pregnancy 2020, terindeks q2 THIU ini
landasannya jika terdeteksi fetal heart/djj pada saat pemeriksaan, menggunakan doppler
Kala 1 fase laten : (Hanley et al, 2018 Diagnosing onset labor : a systematic review definition in the
research literature. BMC Pregnancy and childbirth) Q1, disebutkan kala 1 fase laten jika terjadi
dilatasi serviks kurang dari 4 cm dan disertai adanya uterin contraction. Pada kasus ini sudah
pembukaan 2 dan ibunya juga mengeluhkan adanya kenceng-kenceng (di jurnal disebutkan minimal
kenceng-kenceng setiap 8-10 menit sekali dan untuk durasinya tidak disebutkan) *gejala tambahan
adanya lendir darah dan gejala menyerupai gastrointestinal symptom
TBJ : dari Sumber : S Aruna, et al. Estimation of Fetal Weight by Clinical Methods and Ultrasound and
Correlating its Accuracy with Actual Birth Weight in Term Pregnancies. International Journal of
Scientific Study. 2018. Indeks Scopus Q2, Dari jurnal ini disebutkan untuk menghitung tafsiran
berat janin dapat menggunakan 3 rumus yaitu:
2. Rumus Johnson: (TFU-n) x 155, n = 13 jika presentasi bawah masih diatas spina isciadika, n = 12
jika presentasi bawah di spina isciadika, n = 11 jika presentasi kepala sudah dibawah spina isciadika
Pada kasus ini digunakan rumus johnson dengan konstanta 13 dan ketemu hasil TBJnya 2790gram
Planning DX PEB
Dari (Gestational Hypertension and Preeclampsia: ACOG Practice Bulletin, Number 222.
(2020). Obstetrics and gynecology, 135(6), e237–e260. Q1)
Planning diagnosis untuk preeklampsia meliputi DL dengan kadar trombosit, serum kreatinin, LDH,
AST,ALT untuk evaluasi keadaan klinis dari maternal. Jika superimposed preeklampsia atau
prekelampsia yang bermula dari kronik hipertensi/muncul sebelum usia 20 minggu ditambah
pemeriksaan uric acid. Selain itu tes ini juga skrining keadaan fetal maternal jatuh dalam komplikasi
hellp sindrom atau tidak, dikatakan hellp sindrom jika terjadi peningkatan LDH (Lactate
dehydrogenase) lebih dari 600 IU/L, Aspartate aminotransferase (AST) dan Alanin aminotransferase
(ALT) meningkatan lebih dari 2x nilai normalnya dan trombosit kurang dari 100.000
NST ((Amaral, L. M., Wallace, K., Owens, M., & LaMarca, B. (2017). Pathophysiology and Current
Clinical Management of Preeclampsia. Current Hypertension Reports, 19(8), 19–21. (Q1)
Di jurnal ini disebutkan karena dalam keadaan prekelmapsia with severe feature juga merupakan
kegawatan fetal amternal, maka diperlukan nst untuk monitoring keadaan fetalnya. Tapi
penggunaan nst ini dilakukan setelah maternal stabilisasion. Selain nst bisa juga asesmen
menggunakan biofisikal profile, fetal nst, fetal umbilical artery doppler asessment.
PLANNING THERAPY
MRS
(Webster, K., Fishburn, S., Maresh, M., Findlay, S. C., & Chappell, L. C. (2019). Diagnosis and
management of hypertension in pregnancy: summary of updated NICE guidance. Bmj, 366.Q1)
Jika usg transvaginal tidak available atau aceptable bisa digunakan fibronektin test dengan tujuan
yang sama, fibronektin test negatif( kadar konsentrasinya kurang dari 50) masih belum
membutuhkan penanganan segera, anmun jika positif atau konsentrasi lebih dari 50 sudah
ditegakkan preterm labour dan membutuhkan penangannan segera. Jika tidak ada transvaginal,
tidak ada fibronektin dan suspect preterm labour, maka harus didiagnosis preterm labour dan
dilakukan tatalaksana seperti kehamilan preterm.
PPI : Practice Bulletin No. 159 (2016). Management of Preterm Labor American Journal of Obstetrics
and Gynecology, volume 127, p e29–e38. -Q1/Ia)
Diagnosis PPI di indikasikan jika usia kehamilannya <37 minggu, dengan regular kontraksi uterus,
dilatasi serviks, dan pembukaan minimal 2cm
Inpartu : dari chocrane assesment and support during early labour for improving birth outcome, Q1
inpartu jika ada pain, ruptur ketuban, dan keluar darah dan lendir, gejala GIT,emosional upheavel.
Dalam kasus ini sudah kenceng2, dan keluar cairan dari jalan lahir
Dari sosa et al, bed rest in singleton pregnancies for preventing preterm birth, sistematik review
cochrane (q1), menyatakan bed rest dirumah sakit merupakan rekomendasi untuk prevention dari
preterm birth, selain itu juga memungkinkan untuk dilakukan observasi dan bed rest juga bisa
menurunkan aktivitas dari uterus
Pemberian kortikosteroid, dari Rundell & panchall. Preterm labor : prevention and management.
American family physician jurnal terindeks q2. Disebutkan jika preterm labor ditegakkan, pemberian
kortikosteroid merupakan intervensi untuk improve neonatal outcome. Kortikosteroid ini
diindikasikan pada rencana kelahiran pada usia kehamilan <34 minggu. Kortiosteroid ini bisa
menurunkan neonatal morbidity dan mortality. Karena jika preterm tanpa diberi injeksi
kortikosteroid bisa berakibat RDS, IVH, dan NEC. Untuk pilihan dari kortikosteroid ini sendiri bisa
menggunakan betametason ataupun dexa. Kalau dexa dengan dosis 6mg tiap 12 jam dalam 2 hari.
Tokolitik : dari international journal of women health. Tentang short term tokolitik for preterm
delivery. Indeks q1 menjelaskan goal dari pemberian tokolitik ini untuk maintain pregnancy selama
minimal 48 jam untuk memberikan akses kortikosteroid bekerja secara optimal dalam pematangan
paru. DARI SISTEMATIK REVIEW amerian family physician jurnal terindeks q2 menyatakan
prostaglandin inhibitor dan calcium channel blocker merupakan tokolitik pilihan utama untuk
menunda 48 jam untuk memberi waktu kortikosteroiid dalam pematangan paru, neonatal mortality
dan neonatal rds. Pada kasus ini saya gunakan nifedipin dengan loading dose 30mg dilanjutkan 10-20
mg tiap 4-6jam dosis max 180mg/hari. Dari jurnalnya disebutkan tokolitik itu bisa dari prostaglandin
inhibitor, calcium channel blocker, beta adrenergik reseptor agonist. Namun pilihan utamanya
prostaglandin inhibitor dan calcium channel blocker, tapi pada penggunaan posrtaglandin inhibitor
pada usia kehamilan diatas 32 minggu bisa menyebabkan menutupnya duktus arteriosus terlalu dini
Pada kasus ini tidak diberikan neuroprotektan, karena dari ebm american family physician jurnal
terindeks q2 dikatakan penggunaan magnesium sulfat sebagai neuroprotektan untuk menurunkan
resiko cerebral palsy dipertimbangkan pada usia kehamilan kurang dari 32 minggu. Sedangkan pada
kasus ini sudah diatasnya
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang Komplikasi yang dapat terjadi asfiksia, pulmonary
syndrom,PDA,Retinopaty
(Hiralal Konar, 2018, DC Dutta’s Textbook of Obstetric, ed 9, London, Jaypee Brothers Medical
Publishers)
5. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang prognosis pada kelahiran prematur (Hiralal
Konar, 2018, DC Dutta’s Textbook of Obstetric, ed 9, London, Jaypee Brothers Medical Publishers)
(Practice Bulletin No. 159 (2016). Management of Preterm Labor American Journal of Obstetrics and
Gynecology, volume 127, p e29–e38. -Q1/Ia)