Anda di halaman 1dari 34

JOURNAL READING

OLEH:
Benediktus Renald Kayame

PEMBIMBING:
dr. Duma S. Siahaan, Sp.An-KIC
POIN-POIN PENTING

wanita-wanita hamil tidak boleh melewatkan/menolak prosedur operasi yang


telah diindikasikan; untuk itu manfaat dan resiko (baik yang diketahui maupun
tidak diketahui) saat operasi nanti perlu dikomunikasikan pada saat pemberian
imformed consent

Berdasarkan pedoman dari ACOG operasi elektif harus ditunda pada pasien
yang hamil sampai pasien tersebut melahirkan. Jika darurat harus dilakuakan
opersai tapi sebaiknya pada trimester kedua.
Ketika seorang wanita hamil menjalani prosedur operasi, hal yang terpenting
adalah tim medis harus bekerja sama dan berkordinasi dengan jelas sebelum
prosedur pembedahan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal bagi
pasien dan janin.

Pemeriksaan urin urin pada kehamilan merupakan pemeriksaan yang layak


dilakukan untuk menegakkan diagnostik dan prosedur pelaksanaan pada
wanita subur.
PERUBAHAN FISIOLOGI KEHAMILAN

 Kehamilan memiliki beberapa efek sistemik. Hal ini dapat bervariasi dari apa yang dapat dianggap
sebagai respons fisiologis normal tubuh terhadap kehamilan.

Menurut Gaiser R,2004; Ketika mengevaluasi pasien hamil, penting


untuk diingat bahwa perubahan fisiologis normal terjadi pada sistem
organ yang utama.
Hal ini dapat Membantu para dokter untuk melakukan tindakan
LANJUTAN
Perubahan kardiovaskuler Perubahan sistem respirasi
Perubahan hematologi
(kotak 1) (tabel 1)

- Anemia : efek dilusi akibat peningkatan


-Meningkatkan laju nadi - Laju ventilasi meningkat
volume plasma akibat volume sel darah merah
-Peningkatan curah - Kapasitas residual
- Hypercoagulable state : pada pemeriksaan
jantung fungsional menurun
 ubaha
laboratorium dapat terlihat penurunan
-Deviasi aksis ke kiri pada - Laju pernafasan dalam
prothrombin time, partial thromboplastin, dan
elektrokardiogram batas normal
kadar platelet normal.
-Bunyi jantung S3, - Pembengkakan
-murmur mid-sistolik mukosa dan kapiler
saluran nafas atas
LANJUTAN

Perubahan
Perubahan sistem ginjal
gastrointestinal

- Peningkatan laju - Meningkatkan tekanan


filtrasi glomerular intragastrik
- - Penurunan blood - Penurunan tonus
urea nitrogen dan sfingter esofagus bagian
kreatinin bawah
Box 1

Aksentuasi suara jantung S1 dan pemisahan


komponen mitral dan trikuspid yang
berlebihan
Bising sistolik yang khas
Kemungkinan S3 dan S4 (tidak ada signifikansi
Tabel 1
klinis)
Perpindahan titik impuls maksimal ke kiri
EFEK ANESTESI DAN PEMBEDAHAN TERHADAP IBU

Terdapat peningkatan risiko desaturasi selama periode apnea (seperti induksi),


peningkatan risiko aspirasi (trimester kedua dan ketiga), peningkatan risiko
intubasi yang sulit, penurunan MAC, sehingga meningkatkan risiko kesadaran
(Lenni SM et al,2001)

Selain itu , usia kehamilan (kedua dan ketigatrimester) dapat


menyebabkan hipotensi ibu pada posisi terlentang akibat
kompresi aorta dan vena cava inferior. (Lenni SM et al,2001)
 Menurut Fine s. Beirne et all,2014; Gangguan depresi dapat terjadi selama kehamilan.
Terapi electroconvulsive (ECT) telah terbukti relatif aman dan efektif untuk pasien
hamil. Endoskopi retrograde cholangiopancreatography (ERCP) selama kehamilan juga
telah terbukti aman dan efektif.
EFEK ANESTESI DAN PROSEDUR PEMBEDAHAN PADA JANIN

 Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mewajibkan pelabelan obat untuk memasukkan kategori
penggunaan-dalam-kehamilan (A, B, C, D, atau X) berdasarkan bukti medis (Kotak 2)
penelitian terkontrol tidak menunjukkan Tidak ada bukti risiko janin pada manusia.
adanya risiko pada wanita hamil trimester studi reproduksi hewan pun telah
A pertama terhadap janin (tidak terdapat bukti B menunjukkan efek buruk,studi terkontrol pada
akan resiko selanjutnya atau resiko mimim wanita hamil menujukan efek buruk (selian
terhadap janin) penurunan fertiliats) pada wanita trimester
pertama.

Bukti positif risiko janin. Namun, manfaat dari


Risiko tidak bisa dikesampingkan. Studi pada
wanita hamil mungkin dapat diterima
hewan telah mengungkapkan efek buruk pada
meskipun ada risiko (misalnya, jika obat
janin (teratogenik, embriosidal, atau lainnya) D
C tersebut diperlukan untuk kondisi yang
tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita.
mengancam jiwa atau untuk penyakit serius
Obat harus diberikan hanya jika terdapat
diamanaobat yang yang lebih aman tidak dapat
manfaat potensial pada janin
digunakan.
Kontraindikasi pada kehamilan. Studi
X pada hewan atau manusia telah
menunjukkan adanya risiko pada janin.
Resiko pada wanita dan janinnya lebih
berat jika dibandingkan dengan
manfaatnya biasanya obat-obat ini
dikotraindikasikan pada wanita yang
sedang hamil
Beberapa literatur dari tahun 1966 hingga 2002
didapatkan bahwa pasien hamil yang menjalani operasi
usus buntu memiliki risiko lebih besar
mengalamikematian janin (2,6%)>> kasus-kasus non-
obstetrik
Disarankan para peneliti merekomendasikan diagnosis dan
pengobatan apendisitis segera karena apabila terdapat
peritonitis dapat menyebabkan kematian meningkat
menjadi 10,9%
RISIKO DARI OBAT SEDATIF ATAU HIPNOSIS

 Pnalanisamy et all 2012; mengatakan bahwa Terdapat beberapa bukti bahwa propofol dan ketamin dapat
memberikan efek perkembangan saraf pada hewan tetapi efek pada janin manusia belum jelas

Rosenberg et all 1983; mengatakan bahwa Ada laporan diazepam menyebabkan langit-langit mulut
sumbing namun penelitain dibantah pada penelitian selanjutnya,
Jika obat penenang atau hipnotik diberikan akan menyebabkan distress pernapasan pada neonatal
ANESTESI INHALASI

 Paparan terhadap nitrous oxide(N20) akan membuat peningkatan aborsi spontan, hal ini pertama kali dilakukan pada
petugas gigi (rowland et all 1995)
 Phalanisami 2012, Terdapat bukti yang cukup kuat bahwa efek neurodevelopmental terhadap binatang namun
efeknya terhadap janin manusia masih tidak jelas.

Relaksan otot tidak


melewati plasenta
OPIOID

Suatu penelitian pada ibu dengan mggunakan opioid


beresiko adanya cacat pada kelahiran hal ini terjadi 1997-
2005 hasil penelitian menujukan bahwa adanya hubungna
antara penggunaan opioid diawal kehamilan dan adanya
cacat lahir termasuk penyakit jantung bawaan (brossard et
all;2012)
Bloor m. Peach 2013; Jika opioid diberikan pada ibu dalam kondisi hamil dapat terjadi
depresi pernapasan neonatal dapat terjadi dan resusitasi mungkin diperlukan

Partick et all 2012; Ketika alasan untuk penggunaan opioid dikenal, 41%
pasien melaporkan penggunaan opioid digunakan untuk prosedur bedah
OBAT ANTIINFLAMASI NONSTEROID

Bloor et all tahun 2013; penggunaan obat nsid Pada trimester pertama,
beberapa penelitian telah menunjukkan peningkatan risiko aborsi spontan
dengan NSAID

Pada trimester kedua umumnya aman tetapi telah dilaporkan adanya


hubungan dengan kriptokrismus bawaan

Pada trimester ketiga, NSAID harus dihindari karena adanya risiko janin seperti adanya
cidera pada ginjal dan penyempitan ductus arteriosus.
ANESTESI LOKAL & VASOPRESOR

Anestesi lokal
• Sephard et all 2010; Sebagian besar anestesi lokal aman kecuali untuk kokain yang
merupakan teratogenik. Hulse et all 1997; anesti lokal diberikan pada akhir kehamilan,
penggunaan kokain telah diidentifikasi sebagai faktor risiko untuk solusio plasenta.
Vasopresor
• Rietman et all 2011Secara historis, efedrin telah menjadi vasopresor pilihan tetapi
banyak penelitian telah mengkonfirmasi keamanan fenilefrin dalam pengobatan
hipotensi maternal.
IONIZING RADIATION (RADIASI PENGION)

ACOG mengeluarkan opini ttg, salah satu teratogenik yang


terjadi yaitu terpapar radiasi pengion namun Paparan radiasi
tersebut belum dikaitkan dengan kelainan janin atau kematian
janin
Radiasi dengan dosis tinggi telah dilaporkan menyebabkan
keterbelakangan mental, terutama pada usia kehamilan 8 sampai
15 minggu.
Seperti halnya obat apa pun, potensi manfaat radiasi dosis tinggi dari tes diagnostik
yang diperlukan secara medis perlu ditimbang terhadap risiko potensial
OPERASI NONOBSTETRIK MEMBUTUHKAN PROSEDUR ANESTESI

 Sebelum prosedur apa pun dilakukan, konsultasi harus dilakukan dan


pasien juga harus mengetahui risiko selanjutnya
Berdasarkan pedoman dari ACOG’ operasi elektif harus ditunda pada pasien
yang hamil sampai pasien tersebut melahirkan. Jika darurat harus dilakuakan
opersai tapi sebaiknya pada trimester kedua
REKOMENDASI PRE-OPERATIF

 ACOG merekomendasikan bahwa penyedia layanan obstetrik primer


harus terlibat dalam memberitahu kondisi pasien sebelum operasi
dilakukan
 Usia kehamilan harus dilakukan untuk manjemen kliniknya, secara klnis usia kehamilan
lebih dari 22 minggu dianggap layak. Rekomendasi untuk pemantauan kesejahteraan
janin harus dibuat dengan keterlibatan obsteri anesteti dan bedah
 Usia kehamilan janin harus ditentukan untuk membantu memandu
manajemen klinis
 Rekomendasi untuk pemantauan kesejahteraan janin harus dibuat dengan
melibatkan layanan kebidanan, anestesi, dan bedah.
 Menurut Pendapat Komite ACOG sebelum prosedur, pemeriksaan detak
jantung janin harus dilakukan
PEDOMAN NPO DAN PNEUMONIA ASPIRASI

Faktor yang 1. Meningkatnya tekanan intragastrik yang disebabkan oleh uterus


meningkatkan gravid
risiko aspirasi
2. Penurunan tonus sfingter esofagus bagian bawah, yang diyakini
disebabkan oleh kombinasi peningkatan tekanan intraabdomen dari
uterus gravid dan relaksasi otot polos oleh progesteron
3. Meningkatnya kemungkinan intubasi yang sulit atau gagal dan
kemungkinan kesulitan jalan napas.
 Sesuai dengan American Society of Anesthesiologist dan pedoman ACOG, tidak
direkomendasikan bahwa pasien mengkonsumsi makanan padat selama persalinan
 Ezri et all menyarankan waktu dan jenis opersi harus dipertimbangakan terhadap
resiko aspirasi saat anestsi umum tanpa intubasi trakea
Untuk prosedur yang dijadwalkan, pasien harus berpuasa dari makanan padat
selama 6 hingga 8 jam

Pasien dapat minum hingga 2 jam sebelum prosedur yang dijadwalkan


OBAT OBATAN UNTUK PROFILAKSIS ASPIRASI

 1. Antagonis reseptor Histamin H2 seperti famotidine dan ranitidine yang bekerja dengan meningkatkan pH
lambung
 2. Agen prokinetik, seperti metoclopramide, yang mendorong peningkatan motilitas gastroinstetinal saluran cerna
bagian atas dan menurunkan tonus sfingter esofagus
 3. antasaid non-partikulad, natrium sitrat, yang meningkatkan PH lambung menjdi lebih dari 2,5
REKOMENDASI INTRAOPERASI (ACOG)

 Segera sebelum pembedahan dilakukan mendengar bunyi jantung janin, pemantuan


kontraksi dilakukan segera senelum dan sesudah
 Mereka juga menyatakan bahwa pemantauan janin intraoperatif mungkin sesuai ketika
semua kondisi berikut berlaku:

Janin dalam kondisi baik


Dipantau secara pemeriksaan fisik
Konsultasi pada obsterti
Persetujuan pasien untuk menjalani
operasi emergency Pilihan anestesi perlu ditentukan berdasarkan kasus
Penatalaksanaan anesetetik harus menghindari terjainya asfiksia
janin, yang dapat disebabkan oleh hipoksemia ibu, hipotensi ibu,
atau penyebab lain dari penurunan perfusi uteroplasenta
 Pilihan anestesi perlu ditentukan berdasarkan kasus
 Penatalaksanaan anesetetik harus menghindari terjainya asfiksia janin, yang dapat
disebabkan oleh hipoksemia ibu, hipotensi ibu, atau penyebab lain dari penurunan
perfusi uteroplasenta
REKOMENDASI POSTOPERATIF

 Menurut Pendapat Komite ACOG, setelah prosedur, detak jantung janin harus dinilai
dan pemantaun kontraksi

 Konsultasi manajemen obstetri dengan pelayanan obstetri dan ginekologi


PEMERIKSAAN KEHAMILAN PREOPERATIF

Perhimpunan dokter anestesi amerika

tidak ada data yang cukup untuk menginformasikan tentang bukti


risiko prosedur anestesi atau prosedur pembedahan pada awal
kehamilan dan disarankan pemeriksaan kehamilan dapat dilakukan
untuk mebuat manajemen kelahiran.
RINGKASAN

Pasien hamil memerlukan pertimbangan khusus ketika


menjalani setiap prosedur anestesi mauapun prosedur
pembedahan
 Kita harus mengetahui tentang perubahan fisiologis normal kehamilan, saat ini kurang
adanya bukti terhadap efek anestesi pada saat prosedur pembedahan pada ibu dan
janin. Pedoman organisasi dapat membantu kordiansi perawatan perioperatif sangat
penting untuk membantu pasien contohnya kosultasikan terhadap bidang terkait
seperti obgyn dan neonatal karena keputusan tersebut dapat meningkatkan hasil yang
optimal secara keseluruhan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai