Abstrak
Transposition of the great arteries (TGA) disebabkan kegagalan pemisahan trunkus arteriosus, sehingga
aorta keluar dari bagian anterior ventrikel kanan dan arteri pulmonal keluar dari ventrikel kiri. TGA
termasuk kelainan jantung bawaan tipe sianotik. Laporan kasus ini bertujuan memaparkan konsiderasi
penatalaksanaan anestesia pada pasien TGA. Seorang anak perempuan berusia 4 tahun datang untuk
perawatan dan pencabutan gigi sebagai persiapan untuk operasi koreksi TGA di Rumah Sakit Dr. Hasan
Sadikin Bandung pada Januari 2014. Anamnesis didapatkan riwayat kebiruan sejak bayi dan pada
pemeriksaan fisis didapatkan anak yang tampak sianosis, SpO 2 70–80%, murmur sistol, dan jari tabuh.
Pada pemeriksaan ekokardiografi didapatkan kelainan TGA. Manajemen anestesi pada pasien ini
dilakukan dengan menggunakan ketamin dan vekuronium untuk induksi serta pemeliharaan dengan O 2
dan air, serta sevofluran. Manajemen anestesi dilakukan dengan target mencegah penurunan miring
systemic vascular resistance (SVR) dibandingkan dengan pulmonary vascular resistance (PVR). Simpulan,
prinsip pengelolaan perioperatif pembedahan nonkardiak pada pasien TGA adalah menjaga agar tidak
terjadi penurunan SVR dan peningkatan PVR.
Kata kunci: Kelainan jantung kongenital sianotik, pulmonary vascular resistance (PVR), systemic vascular
resistance (SVR), transposition of the great arteries (TGA)
Transposition of the great arteries (TGA) results from failure of the truncus arteriosus to spiral leading to,
aorta arises from the anterior portion of the right ventricle and pulmonary artery arises from the left
ventricle. TGA is a type of cyanotic congenital heart disease. A 4-year-old girl came for treatment and tooth
extraction as the preparation for TGA surgical correction of at Dr. Hasan Sadikin General Hospital
Bandung in January 2014. Patient had a history cyanosis when she was a baby and, on physical
examination, was found cyanotic child looking cyanosis, with SpO 2 of 70–80%, syistolic murmur, and
clubbing finger. Abnormalities on echocardiography showed TGA condition. Anesthetic management for
this patients was performed using ketamine and vecuronium for induction and O 2, N2O, and sevoflurane
for maintenance. This management was targeted to prevent cyanotic attacks by increasing systemic
vascular resistance (SVR) compared to pulmonary vascular resistance. In conclusion, perioperative
management principle for non-cardiac surgery in transposition of the great arteries (TGA) patient is to
keep SVR from declining and to increase PVR.
Key words: Cyanotic congenital heart defects, pulmonary vascular resistance (PVR), systemic vascular
resistance (SVR), transposition of the great arteries (TGA)
Penatalaksanaan Anestesi Pasien Transposition of the Great Arteries pada Operasi Mouth Preparation 163
Korespondensi: Ade Aria Nugraha, dr, Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran
Universitas
Padjadjaran/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Jl. Pasteur No. 38, Bandung, Telp. 022-2038285, Mobile 081271536100,
Email adearianugraha@gmail.com
162
Pendahuluan terdapat komunikasi antara 2 sirkulasi
ini. 2
Transposition of great arteries atau TGA Jadi terdapat dua sirkulasi paralel.
adalah penyakit jantung bawaan (PJB) Keadaan tersebut tidak menjamin
jenis sianotik yang bermanifestasi pada pasien hidup kecuali ada pencampuran
saat bayi baru lahir. Kelainan darah pada atrium (melalui defek
ditemukan sekitar 5–7% dari seluruh septum atrium atau foramen ovale)
penyakit jantung bawaan, terutama atau antara kedua ventrikel (melalui
pada lakilaki. Insidens TGA defek septum ventrikel), ataupun pada
diperkirakan 1:3.500–5.000 kelahiran arteri besar (melalui duktus
hidup. Etiologi TGA adalah gangguan arteriosus).2,3
embriologi pada waktu pembentukan
Transposition of great arteries
trunkus arterial. Faktor genetik diduga
merupakan penyakit jantung bawaan
berperan pada terjadinya TGA. Tanpa
tipe sianotik kedua tersering setelah
dilakukan terapi koreksi pembedahan,
kasus Tetralogy Fallot, kirakira 5% dari
30% kasus akan meninggal pada
seluruh penyakit jantung bawaan.
minggu pertama kehidupan dan 90%
Kelainan ini lebih sering ditemukan
pada usia satu tahun. Survival rate 5
pada anak laki-laki. Sepertiga kasus
tahun pascakoreksi bedah dapat lebih
mempunyai riwayat ibu yang
dari 80%. Kelainan penyerta tersering
menderita diabetes melitus. Bayi TGA
ditemukan adalah ventricular septal
jarang lahir prematur, biasanya ia lahir
defect (VSD), atrial septal defect (ASD),
dengan berat badan normal atau
patent ductus arterious (PDA), dan juga
besar.1
left ventricular outflow tract
obstruction.1 Manifestasi klinis pasien TGA ditentukan
Pada kasus TGA terjadi perubahan oleh derajat pencampuran darah yang terjadi,
tempat keluar dari pembuluh darah pasien akan tampak mengalami sianosis
besar, aorta keluar melalui ventrikel ringan sampai berat. Pada auskultasi
kanan serta terletak anterior terhadap terdengar bunyi jantung II tunggal yang
arteri pulmonalis, sedangkan arteri disebabkan oleh bunyi katup pulmonal yang
pulmonalis keluar melalui ventrikel kiri bersembunyi di belakang katup aorta. Bising
serta terletak posterior terhadap aorta. dapat tidak ada sama sekali sampai bising
Akibatnya, aorta akan menerima darah pansistolik atau bising kontinu melalui
vena sistemik yang berasal dari vena duktus arteriosus.2,3
kava, atrium kanan, ventrikel kanan, Patent ductus arteriosus (PDA)
kemudian aliran darah ini diteruskan merupakan duktus arteriosus yang tetap
ke sirkulasi sistemik, sedangkan darah terbuka. Duktus arteriosus berasal dari arkus
dari vena pulmonalis dialirkan ke aorta pada janin dan menghubungkan arteri
atrium kiri, ventrikel kiri, dan pulmonalis dengan aorta desendens. Pada
diteruskan ke arteri pulmonalis serta bayi normal saluran ini menutup secara
paru. Pada keadaan tersebut sirkulasi fungsional 10–15 jam setelah lahir dan secara
sistemik maupun paru menjadi anatomis menjadi ligamentum arteriosum
sirkulasi yang terpisah dan kehidupan pada usia 2–3 minggu, bila tidak menutup
hanya dapat berlangsung bila disebut dengan PDA. Pada saat lahir, ketika
bayi mulai bernapas, duktus arteriosus akan
menutup karena darah harus mengalir ke
paru-paru agar mengandung banyak oksigen. terlambat dan juga infeksi saluran napas
Setelah persalinan terjadi perubahan yang berulang. Pada VSD kecil anak dapat
sirkulasi dan juga fisiologis yang dimulai tumbuh sempurna tanpa disertai keluhan,
segera setelah eliminasi plasenta dari sedangkan pada VSD besar dapat
neonatus. Perubahan tekanan, sirkulasi, dan mengakibatkan terjadi gagal jantung dini. 4–6
juga peningkatan pO2 akan menyebabkan Laporan kasus ini bertujuan memaparkan
terjadi penutupan spontan pada duktus konsiderasi penatalaksanaan anestesia pada
arteriosus dalam waktu 2 minggu, PDA akan pasien TGA.
mengakibatkan pirai (shunt) kiri ke kanan
yang dapat mengakibatkan hipertensi
Laporan Kasus
pulmonal dan sianosis. Besarnya pirai (shunt)
ditentukan oleh diameter, panjang PDA, serta Seorang anak perempuan usia 4 tahun
tahanan vaskular paru (PVR).2,3 dengan diagnosis multiple caries rahang atas
Pada 95% bayi yang baru lahir, dan juga rahang bawah yang disertai TGA,
penutupan duktus terjadi dalam waktu 48– VSD, dan PDA dikonsulkan ke Departemen
72 jam. Pada beberapa kasus, duktus ini tidak Anestesiologi dan Terapi Intesif Rumah Sakit
menutup atau hanya menutup sebagian. Hal Dr. Hasan Sadikin Bandung pada 3 Januari
ini terjadi karena tidak terdapatnya sensor 2014 untuk dilakukan mouth preparation
oksigen yang normal pada otot duktus atau dalam anestesia umum. Dari anamnesis
disebabkan kelemahan otot duktus tersebut. didapatkan keterangan bahwa pasien ini
Faktor risiko terjadinya PDA adalah mempunyai kelainan jantung bawaan sejak
prematuritas serta sindrom gawat usia 7 bulan. Pasien mengalami kebiruan
pernapasan. 3
pada bibir dan juga ujung jari ketika
Manifestasi klinis PDA terjadi bila duktus menangis. Kebiruan pada kulit ini kemudian
tetap terbuka, darah yang seharusnya menetap dan bertambah saat pasien
mengalir ke seluruh tubuh kembali lagi ke menangis atau kurang beristirahat. Pasien
paru-paru, hal ini mengakibatkan darah tidak pernah dirawat atau menjalani terapi
memenuhi pembuluh darah paru-paru. karena kelainan jantung. Pasien dilahirkan
Jumlah darah tambahan yang sampai ke spontan di rumah sakit, cukup bulan, berat
paru-paru bergantung pada ukuran PDA. Jika badan lahir 3 kg, tetapi tidak langsung
PDA berukuran sangat kecil, maka darah menangis. Riwayat kehamilan ibu didapatkan
yang melewati PDA hanya sedikit. Pada bahwa ibu pasien mengalami
keadaan ini, anak tidak memiliki gejala sama
sekali dan tampak baik-baik saja.2,3
Ventricular septal defect (VSD)
merupakan kelainan kongenital septum
interventrikular yang terbuka sehingga
terjadi hubungan darah antara ventrikel kiri
dan kanan. Kelainan VSD disebabkan
malformasi embriogenik septum
interventrikularis. Aliran darah yang melalui
defek itu lebih sering bertipe left to right
shunt dan bergantung ukuran defek, serta
resistensi vaskular pulmoner. Kelainan fungsi
jantung penderita juga akan bergantung pada
ukuran defek tersebut dan juga resistensi
pembuluh darah pulmoner.2,3 Semakin besar Gambar 1 Jantung dengan VSD
pirau maka semakin berkurang darah yang
melalui katup aorta dan makin banyak
volume darah jaringan intratorakal.
Berkurangnya darah pada sistem sirkulasi
mengakibatkan pertumbuhan badan
Pada saat awal induksi didapatkan right shunt dapat dilakukan dengan menjaga
tekanan darah sistol berkisar 100–110 FiO2 rendah serta PaCO2 40 hingga 50 mmHg.
mmHg dengan diastol 60–70 mmHg. Selama Pada pasien dengan VSD perlu
anestesia terjadi penurunan tekanan darah mempertimbangkan PVR yang meningkat
berkisar 80 mmHg untuk sistol serta 60 dan harus dapat segera menangani PVR yang
mmHg untuk diastol, hal ini disebabkan tinggi dan gagal ventrikel kanan dengan
antara lain akibat pengaruh sevofluran yang pemberian NO2, dobutamin.
mempunyai sifat depresi pada kontraktilitas
otot jantung serta menurunkan tahanan Daftar Pustaka
vaskular sistemik serta tekanan darah arteri
walaupun lebih kecil bila dibandingkan 1. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ.
dengan volatil lain seperti isofluran ataupun Pediatric anesthesia. Dalam:
desfluran. Kondisi ini menjadi pertimbangan Butterworth JF, Mackey DC, John
pemakaian sevofluran pada operasi ini. Wasnick J, penyunting. Clinical
Penurunan tekanan darah yang anesthesiology. Edisi ke-5. Stanford:
berlebihan akibat penurunan tahanan Appleton & Lange; 2013. hlm. 877.
vaskular sistemik menyebabkan right to left 2. Barash P, Cullen BF, Stoelting RK,
shunt yang semakin besar sehingga berakibat Calahan M, Stock MC. Pediatric
buruk ditandai dengan terjadi desaturasi anesthesia. Dalam: Barash P, Cullen
pada pasien. Pemeliharaan anestesia BF, Stoelting RK, Cahalan MK, Stock
dilakukan dengan menggunakan O2, air, dan MC, Ortega R, penyunting. Clinical
sevofluran. Pada operasi ini N2O tidak dipakai anesthesia. Edisi ke-7. Lippincott
dalam pemeliharaan dengan harapan dapat Williams & Wilkins; 2013. hlm.
memberikan fraksi oksigen yang lebih tinggi. 1206.
Selama operasi tidak terjadi desaturasi 3. Bissonnette B, Dalens BJ.
dengan saturasi tetap dipertahankan sekitar Maintenance techniques: pediatric
85–90% sesuai saturasi pasien sehari-hari. anesthesia principles and practice.
Pelemas otot yang digunakan saat induksi New York: McGraw-Hill. 2002.
ialah vekuronium dengan dosis 0,12 4. Congenital Heart Defects (diunduh
mg/kgBB. Pertimbangan pemakaian 2 Maret 2014). Tersedia
vekuronium sebagai pelemas otot dari: https://
dikarenakan vekuronium tidak menyebabkan www.heart.org/HEARTORG/Condit
pelepasan histamin yang dapat menimbulkan ions/ CongenitalHeartDefects.
vasodilatasi sistemik sehingga 5. Menghraj SJ. Anaesthetic
mengakibatkan penurunan SVR. consideration in children with
congenital heart disease undergoing
Simpulan non-cardiac surgery. Indian J
Anaesth. 2012;56(5):491–5.
Prinsip manajemen anestesia pada pasien 6. Anaesthetic considerations for
TGA adalah mencegah terjadi penurunan congenital heart disease patient
cardiac output dan SVR sementara itu kita (diunduh 2 Maret 2014) Tersedia
tetap harus menjaga PVR agar lebih rendah dari: https: //www.
dibandingkan dengan SVR. Aliran darah intechopen.com/download/pdf/
pulmonalis yang meningkat sebagai akibat 30197.
dari penurunan PVR akan mengakibatkan
peningkatan darah yang tercampur sehingga
memungkinkan mendapat saturasi yang lebih
tinggi. Pada pasien ini juga didapatkan PDA
yang manajemen anestesinya akan
bergantung pada prematuritas, tingkat
obstruksi paru, PVR serta teknik operasi yang
akan dilakukan. Untuk membatasi left to