Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK) TATALAKSANA KASUS

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia


(PERKI)
2015
 Pengertian
(Definisi)
Adalah penyakit jantung bawaan dimana duktus arteriosus tidak menutup sehingga terdapat
hubungan antara aorta dan arteri pulmonalis
 Anamnesis
- Infeksi saluran nafas berulang.
- Gagal jantung kongestif (bila PDA besar): sesak nafas, kesulitan mengisap susu dan gagal tumbuh
kembang.

Pemeriksaan Fisik - Takipnoe.


- Pulsus Celler.
- Auskultasi jantung:
o P2 akan mengeras pada hipertensi pulmonal (HP).
o Bising kontinu sistolik dan diastolic (continuous atau machinery murmur) di sela iga 2 parasternal kiri
menjalar infra klavikula kiri.
o Bising diastolic memendek atau bahkan menghilang pada PH.
- Sianosis bila sudah terjadi aliran pirau terbalik dari kanan ke kiri akibat PH (sindroma Eisenmenger).
- Tanda-tanda gagal jantung kongestif pada PDA yang besar.

 Kriteria Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
3. Foto Thoraks
4. EKG
5. Ekokardiografi: TTE
6. MSCT atau MRI (pada sebagian kasus )
7. Sadap Jantung (bila dicuriga Pulmonary Vascular Disease/PVD)

 Diagnosis Kerja
1. PDA tanpaPH
2. PDA dengan PH
3. PDA dengan Penyulit seperti : Mitral Insufisiensi, Gagal jantung Infektif endokarditis, Infeksi Paru,
Gizi Buruk
4. PDAdengan PVD/Eisenmenger Syndrome

 Diagnosis Banding
1. Aorto-Pulmonary Window
2. VSD dan Aorta insufisiensi
3. Aorta stenosis dan insufisiensi
4. Fistula arterio-venous koroner.

 Pemeriksaan Penunjang
1. EKG 12 minimal 2 kali
2. Foto Thoraks
3. Ekokardiografi untuk diagnosis dan evaluasi postoperatif
4. Sadap jantung pada kasus dengan kecurigaan PVD
5. MRI pada kasus PDA dengan pirau kecil untuk menentukan flow ratio
6. Pemeriksaan Lab, kultur darah, urinalisa pada kasus dicurigai infektif endokarditis, gizi buruk dan
sindrom tertentu

Terapi
1. Neonatus / bayi dengan gagal jantung kongestif (GJK)
Pada neonatus, terutama prematur dengan PDA besar akan terjadi GJK.
 Perbaiki keadaan umum
 Atasi hipoglikemi serta hipokal semi yang sering dijumpai pada bayi prematur, yang
dapat memperburuk kondisi miokard sehingga mempermudah terjadinya GJK.
 Berikan obat anti gagal jantung seperti digitalis, diuretika dan vasodilator.
Pada bayi prematur, bila tidak perlu sebaiknya pemberian diuretika dan vasodilator dihindari
karena akan menghambat penutupan PDA secara spontan.

2. Bayi premature dengan GJK dan usia <10 hari.


 Berikan obat anti gagal jantung
 Berikan Indometasin intravena atau peroral dengan dosis 0,2 mg/kgBB sebanyak 3x interval 12
jam untuk menutup PDA.
Kontra indikasi pemberian Indometasin:
o Gangguan fungsi ginjal, perdarahan intracranial atau gastro-intestinal,
o Necrotizing Entero Colitis (NEC),
o Gangguan fungsi hati dan
o Sepsis.
Bila PDA gagal menutup, pemberian Indometasin dapat diulangi. Tetapi bila tetap tidak
menutup atau bahkan terbuka kembali maka harus dilakukan operasi ligasi PDA.
3. Bayi cukup bulan dengan GJK.
 GJK diatasi dulu dengan obat-obat anti gagal jantung.
 Bila berhasil, maka operasi ligasi PDA dapat ditunda sampai usia 12–16 minggu, karena ada
kemungkinan PDA menutup spontan.
 Bila GJK tak teratasi, maka ligasi PDA harus segera dilakukan.
4. Bayi tanpa GJK.
Tindakan penutupan PDA secara bedah (ligasi PDA) atau punnon bedah dengan pemasangan
device dilakukan elektif pada usiad iatas 12-16 minggu, tanpa didahului pemeriksaan sadap
jantung.
Syarat pemasangan device lihat bab pemasangan ADO.
5. Anak dan orang dewasa tanpa PH.
Bila klinis tidak ada tanda-tanda PH dan ekokardiogram memper-lihatkan aliran pirau melalui
PDA yang kontinu dari kiri ke kanan, maka intervensi non bedah atau bedah dapat dilakukan
tanpa pemeriksaan sadap jantung.
6. Anak atau orang dewasa dengan PH.
Pada anak atau orang dewasa jarang disertai GJK. Bila PDA cukup besar maka dengan bertambahnya
usia kemungkinan terjadi PH dengan PVD semakin besar.
Pemasangan device tidak dianjurkan bila ada PH.
- Bila ada PH tetapi pada ekokardiogram aliran pirau melalui PDA masih kontinu dari kiri ke kanan, maka
operasi ligasi PDA perlu segera dilakukan.
- Bila ada PH tetapi aliran pirau sudah dua arah, maka perlu dilakukan pemeriksaan sadap jantung untuk
menilai reaktifitas vaskuler paru. Apabila perhitungan PARi <8 U/m2 setelah PDA dioklusi dengan kateter
balon dan dilakukan test O2 100%, maka operasi ligasi PDA dapat dilakukan. Operasi tidak dianjurkan
lagi pada PH dengan vaskuler paru yang sudah tidak reaktif.

Edukasi
1. Edukasi kondisi penyakit, penyebab, perjalanan klinis penyakit, dan tatalaksana yang akan dikerjakan
2. Edukasi pemeriksaan penunjang yang diperlukan
3. Edukasi obat-obatan
4. Edukasi penyulit yang dapat terjadi: gagal nafas, efusi perikardial atau pleura, sindroma curah
jantung rendah, kematian
5. Edukasi tentang perawatan sehari-hari: pembatasan cairan, pembatasan garam, menjaga kebersihan
mulut dan gigi, mencegah infeksi
6. Edukasi tindakan intervensi non bedah / bedah yang mungkin diperlukan

 Prognosis
Kasus PDA tanpa PH atau dengan PH yang reaktif atau dengan MI / IE
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia adbonam
Ad fungsional : dubia adbonam / malam
Kasus PDA dengan Eisenmenger Syndrom (PVP)
Ad vitam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
Ad fungsional : dubia ad malam

 Indikator Medis
 95% pasien yang teratasi dengan obat-obat mempunyai LOS <7 hari
 95% pasien yang dilakukan ligasi PDA tanpa PH, LOS <5 hari
 95% pasien yang dilakukan penutupan dengan device, LOS <3 hari

Anda mungkin juga menyukai