Anda di halaman 1dari 9

Satuan Acara Penyuluhan

Pokok Pembahasan : Say No to Patent Ductus Arteriosus

Sub Pokok Pembahasan : Bahaya Patent Ductus Arteriosus Bagi Kesehatan

Sasaran : Pasangan Muda yang telah Menikah, berjumlah


10 orang

Hari/Tanggal : Senin, 9 April 2018

Jam/Waktu : 11.00 – 11.15 (15 menit)

Tempat : STKIndo Wirautama, kelas semester II

Penyuluh : Nurul Habibah

A. Analisa Situasi
Ductus Arteriosus adalah saluran yang beral dari Arkus aorta VI pada
janin yang menghubungkan arteri pulmonalis dengan aorta descenden. Bayi
normal menutup secara fungsional 10-15 jam setelah lahir secara anatomis
menjadi ligamentum arteriosum usia 2-3 minggu.
Sebaliknya dengan Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau Duktus
Arteriosus Paten (DAP), yang merupakan kelainan jantung kongenital
(bawaan) dimana tidak terdapat penutupan (patensi) duktus arteriosus yang
menghubungkan Aorta dan pembuluh darah besar pulmonalis setelah 2 bulan
pasca kelahiran bayi.
Berdasarkan data yang diperoleh, bahwa tidak banyak bayi yang menderita
Patent Ductus Arteriosus, namun apabila PDA ini terjadi, maka kemungkinan
besar akan menimbulkan kematian jika tidak segera ditangani.
Saat ini, masih banyak para ibu yang kurang mementingkan asupan gizi
yang dikonsumsi oleh dirinya untuk bayi yang dikandungnya. Asupan gizi
yang dikonsumsi itulah yang menjadi salah satu contoh akibat dari PDA.

B. Diagnosa Keperawatan
Kurangnya penerapan perawatan prenatal dini pada wanita sebelum hamil,
yang berhubungan dengan kesehatan untuk kehamilannya.

C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah melakukan kegiatan penyuluhan tentang Patent Ductus Arteriosus
(PDA) selama 15 menit, diharapkan Mahasiswa mampu memahami dan
dapat mencegah terjadinya Patent Ductus Arteriosus (PDA) pada
kehamilan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah melakukan kegiatan penyuluhan tentang Patent Ductus Arteriosus
(PDA), Mahasiswa diharapkan mampu:
a. Menjelaskan tentang Patent Ductus Arteriosus (PDA)
b. Menjelaskan tentang penyebab Patent Ductus Arteriosus (PDA)
c. Menyebutkan tanda Patent Ductus Arteriosus (PDA)
d. Menyebutkan gejala Patent Ductus Arteriosus (PDA)
e. Menjelaskan tentang pencegahan Patent Ductus Arteriosus (PDA)
f. Menjelaskan tentang penganganan Patent Ductus Arteriosus (PDA)

D. Isi Materi
1. Pengertian Patent Ductus Arteriosus (PDA)
A Patent Ductus Arteriosus (PDA) is an arterial shunt between the
pulmonary arteri and the aorta that is normally open in fetuses but should
constrict and close whitin hours after birth. (James W. Buchanan, DVM, M
Med Sci, DACVIM, 2008)
Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah penyakit jantung bawaan yang
asianotik yang dimana tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir,
yang menyebabkan dialirkannya darah secara langsung dari aorta (tekanan
lebih tinggi) ke dalam arteri pulmoner (tekanan lebih rendah) (Schumacher
et al, 2011)
Patent Ductus Arteriosus adalah kondisi ketika ductus arteriosus terbuka
setelah bayi lahir. Ductus arteriosus merupakan pembuluh darah yang
dibutuhkan bayi sebagai sistem pernapasan semasa di dalam kandungan.
Melalui ductus arteriosus, darah bayi dari bilik jantung kanan mengalir ke
sekitar paru-paru. Ductus arteriosus akan tertutup secara otomatis setelah
bayi lahir karena paru-paru mereka sudah bisa terisi oleh udara yang
dihirup. Penutupan biasanyua terjadi kurang dari beberapa hari. Pada bayi
penderita Patent Ductus Arteriosus, penutupan tersebut tidak terjadi.

2. Penyebab Patent Ductus Arteriosus (PDA)


Hingga saat ini para dokter belum mengetahui secara pasti penyebab Patent
Ductus Arteriosus. Namun sejumlah faktor yang diduga bisa meningkatkan
resiko seorang bayi terkena kondisi ini, diantaranya:
a. Terlahir terlalu dini (prematur)
b. Memiliki cacat jantung lainnya
c. Riwayat keluarga dan kondisi genetik lainnya
d. Infeksi Rubela selama kehamilan
e. Memiliki bayi perempuan
f. Terlahir di tempat yang tinggi

3. Tanda-tanda Patent Ductus Arteriosus (PDA)


a. Kadang terdapat gagal jantung
b. Marchinery murmur (khas pada PDA)
c. Tekanan nadi besar
d. Ujung jari hiperemik
e. Resiko endokarditis dan obstruksi pembuluh darah pulmonal
f. Infeksi saluran nafas berulang dan mudah lelah
g. Apnea, tachipnae, basal faring, retraksi dada, hipoksemia

4. Gejala Patent Ductus Arteriosus (PDA)


Gejala kadang-kadang tidak nampak pada kasus Patent Ductus Arteriosus
yang masih tergolong pembukaan kecil.
a. Sesak napas
b. Napas tersengal-sengal
c. Jantung berdetak cepat
d. Mudah lelah
e. Tidak nafsu makan
f. Berkeringat ketika makan
g. Gangguan pertumbuhan

5. Pencegahan Patent Ductus Arteriosus (PDA)


Karena penyebab kebanyakan PDA tidak jelas, tidak ada cara khusus untuk
mencegah bayi terkena Patent Ductus Arteriosus. Namun, penting untuk
melakukan segala kemungkinan untuk memiliki kehamilan yang sehat.
Berikut adalah beberapa dasar-dasarnya:
a. Dapatkan perawatan prenatal dini, bahkan sebelum hamil.
Berhenti merokok, mengurangi stres, menghentikan kontrol kelahiran,
juga, pastikan berbicara dengan dokter tentang obat yang dikonsumsi.
b. Makan sehat seimbang
Selain memakan makanan 4 sehat 5 sempurna, berolahraga secara rutin
juga dapat mencegah PDA. Hindari alkohol,rokok, dan obat-obatan
terlarang. Selain itu hindari sinar-X, dan juga sauna.
c. Hindari infeksi
Pastikan selalu upto date pada semua vaksinasi sebelum hamil.
Beberapa jenis infeksi tertentu dapat berbahaya bagi bayi yang sedang
berkembang. Jika menderita diabetes, bekerjasamalah dengan dokter
untuk memastikan terkontrol dengan baik sebelum dan sesudah hamil.
6. Penanganan Patent Ductus Arteriosus (PDA)
Jika pembukaan pada duktus arteriosus tergolong sangat kecil, biasanya
dokter tidak akan merekomendasikan pengobatan apapun karena dapat
menutup dengan sendirinya seiring pertambahan usia bayi. Dokter hanya
akan menyarankan orangtua datang kembali dengan bayi dengan bayi
mereka sesuai dengan jadwal-jadwal yang ditentukan untuk memonitor
perkembangan
Pengobatan akan disarankan jika pembukaan duktus arteriosus tidak bisa
menutup dengan sendirinya., jika pembukaan tersebut besar, atau jika bayi
Patent Ductus Arteriosus lahir prematur. Berikut adalah penanganan PDA:
a. Medikamentosa
Terapi medikamentosa diberikan terutama pada duktus arteriosus kecil,
dengan tujuan terjadinya kontriksi otot duktus sehingga duktus
menutup. Jenis obat yang sering diberikan adalah:
Indometasin. Merupakan inhibitor sintesis prostaglandin yang terbukti
efektif mempercepat penutupan duktus arteriosus.
Ibuprofen. Merupakan inhibitor non selektif dari siklooksigenase yang
berefek pada penutupan duktus arteriosus. Studi klinik membuktikan
bahwa ibuprofen memiliki efek yang sama dengan indometasin pada
pengobatan duktusbarteriosus pada bayi kurang bulan.
Beberapa peneliti mengemukakan bahwa dengan pemberian
indometasin pada 12 jam pertama kehidupan dapat menurunkan
kejiadian PDA. Sedangkan peneliti lain, memberikannya pada usia 2-8
hari. Walaupun efek dari indometasin terhadap penutupan duktus
arteriosus cukup bagus, ternyata tidak semua bayi PDA yang mendapat
terapi indometasinmenutup secara permanen. Sekitar 30% duktus yang
telah menutup dengan pe,berian indometasin dapat terbuka kemabali.
b. Tindakan Bedah
Tindakan terbaik untuk menutup duktus arteriosus adalah dengan
melakukan operasi.pada penderita dengan PDA kecil, dilakukan
tindakan bedah adalah untuk mencegah endarteritis atau kom`plikasi
lambat laun. Pada penderita dengan PDA sedang sampai besar,
penutupan diselesaikan untuk menangani gagal jantung kongesif atau
mencegah terjadinya penyakit vaskuler pulmonal. Bila diagnosis PDA
ditegakkan, penanganan bedah jangan terlalu ditunda sesudah terapi
medik gagal jantung kongesif telah dilakukan dengan cukup (Bernstein,
2008)
Karena angka kematian kasus dengan penanganan bedah sangat kecil
kurang dari 1% dan resiko tanpa pembedahan lebih besar, pengikatan
dan pemotongan duktus terindikasi pada penderita yang tidak bergejala.
Hipertensi pulmonal bukan merupakan kontraindikasi untuk operasi
pada setiap umur jika dapat dilakukan pada kateterisasi jantung bahwa
aliran shunt masih dominasn dari kiri ke kanan dan bahwa tidak ada
penyakit vaskuler pulmonal yang berat (Bernstein, 2008).
Ada beberapa teknik operasi yang dipakai untuk menutup duktus,
seperti penutupan dengan menggunakan teknik cincin dan metode ADO
(amplatzer Duct Occluder). ADO berupa coil yang terdiri dari beberapa
ukuran yang sesuai dengan ukuran duktus dan dimasukan kedalam
duktus dengan bantuan kateterisasi jantung melalui arteri femoralis
sampai ke aorta (Wahab, 2006).
Sesudah penutupan, gejala-gejala gagal jantung yang jelas atau yang
baru dengan cepat menghilang. Biasanya ada perbaikan segera pada
perkembangan fisik bayi yang telah gagal tumbuh. Nadi dan tekanan
darah kembali normal dan bising seperti mesin (machinery like)
menghilang. Bising sistolik fungsional pada daerang pulmonal kadang-
kadang dapat menetap, bising ini mungkin menggambarkan turbulen
pulmonalis yang tetap dilatasi. Tanda-tanda roentgenografi pembesaran
jantung sirkulasi pulmonal berlebih akan menghilang selama beberapa
bulan dan elektrokardiogram menjadi normal.
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

F. Media
1. Laptop dan LCD (Power Point)
2. Leaflet
3. Picture

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan
Waktu Penyuluh Sasaran
Penyuluhan
2 menit Pembukaan Memberi salam Menjawab
 Salam  Memperkenalkan diri salam
 Perkenalan  Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
 Tujuan penyuluhan  memperhatika
n
7 menit Inti: Menggali pengetahuan Memperhatikan
Menjelaskan materi Mahasiswa tentang dan menyimak
melalui ceramah PDA materi dari
secara sistematis di  Menjelaskan penyuluh dan
power point yang Pengertian PDA power point
telah disajikan  Menjelaskan
penyebab PDA
 Menjelaskan Tanda
dan Gejala PDA
 Menjelaskan
Pencegahan dan
Penanganan PDA
4 Menit Evaluasi: Tanya  Memberikan  Memberikan
Jawab kesempatan pada pertanyaan
Mahasiswa STKIndo  Menyampaika
Wirautama untuk n kesimpulan
bertanya hasil
 Memberikan penyuluhan
kesempatan pada
Mahasiswa STKIndo
Wirautama untuk
menjelaskan
/menyebutkan
kembali kesimpulan
dari materi yang telah
disampaikan
2 Menit Penutup:  Membacakan  Mendengarkan
Kesimpulan kesimpulan materi  Menerima
Terimakasih kepada Mahasiswa Leaflet dengan
Saran STKIndo Wirautama antusias
 Membagikan Leaflet  Menjawab
tentang “Say No to salam
PDA”
 Mengucapkan
terimakasih atas peran
serta Mahasiswa
STKIndo Wirautama
 Mengucapkan salam
penutup

H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Sasaran hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
b. Penyelenggaraan dilaksanakan di Kelas STKIndo Wirautama semester
II
c. Pengorganisasian penyelenggaraan dilaksanakan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penytuluhan sampai acara
berakhir
c. Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil
penyuluhan
3. Evaluasi Hasil

No Evaluasi Lisan Respon Audience Nilai


1 Pengertian Patent Ductus
Arteriosus (PDA)
2 Penyebab Patent Ductus
Arteriosus (PDA)
3 Tanda-tanda Patent Ductus
Arteriosus (PDA)
4 Gejala Patent Ductus
Arteriosus (PDA)
5 Pencegahan Patent Ductus
Arteriosus (PDA)
6 Penanganan Patent Ductus
Arteriosus (PDA)

I. Leaflet

Anda mungkin juga menyukai