Anda di halaman 1dari 36

PREEKLAMSI

Pipih Afiyatin​
LATAR BELAKANG
Preeklamsi mengkomplikasi 2-8% kehamilan (Indonesia : 5,3%)
Penyebab persalinan prematur (15%)
Penyebab kematian maternal (9-26%) di seluruh dunia
​Sumedang?
3

KEMATIAN IBU 2023 KAB. SUMEDANG

JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI

• PEB, kel jantung • PPCM, ALO, • HTG


AHF, AKI,HTG • PPCM, CAP
• ARDS, Hepatitis • Peny. Jantung
iskemik, AKI
4

KEMATIAN IBU 2023 KAB. SUMEDANG

JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOVEMBER DESEMBER

• Ruptur • SOL • Emboli air • Syok perdarahan,


• Eklamsi, RF ketuban sepsis
• Laserasi cervix ? • Eklamsi, ALO • Eklamsi. ALO
• ? • ? • DIC
• PPCM, HDK?
■ Etiology 5

Of suggested mechanisms to explain the cause of preeclampsia, primary ones include:


• Placental implantation with abnormal trophoblastic invasion of uterine vessels
• Dysfunctional immunological tolerance between maternal, paternal (placental), and fetal
tissues
• Maternal maladaptation to cardiovascular or inflammatory changes of normal pregnancy
• Genetic factors that include predisposing genes and epigenetic influences.

Cunningham FG, et al. 2022. Williams Obstetrics (International Edition) 26 th Ed.


NewYork: McGraw Hill. Pages 691-692.
6

Burton GJ, Redman CW, Roberts JM, Moffett A. Pre-eclampsia: pathophysiology and
clinical implications. BMJ. 2019 Jul 15;366:l2381. doi: 10.1136/bmj.l2381.
Burton GJ, Redman CW, Roberts JM,
Moffett A. Pre-eclampsia: pathophysiology
and clinical implications. BMJ. 2019 Jul
15;366:l2381. doi: 10.1136/bmj.l2381.
8

PREEKLAMPSIA

DAMPAK
Anak:
Jangka Pendek: Jangka Panjang: Cerebral Palsy
HELLP, Gagal Ginjal Kronik, DM tipe 2
CVD Peny. Kardio Penyakit Kardio Vaskular
Edema paru Vaskular, Obesitas
Eklampsia DM tipe 2 PCO
Teratozoospermia

Preeclampsia: No longer solely a pregnancy disease

Hypertension 2007;49(5):1056-62, J Clin Endocrinol Metab 2006;91(4):1233-


8
9

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Adalah tekanan darah sekurang-


kurangnya 140 mmHg sistolik atau 90
mmHg diastolik pada dua kali
pemeriksaan berjarak 4-6 jam pada
wanita yang sebelumnya normotensi
pada usia kehamilan di atas 20
minggu.
10

PENGUKURAN TEKANAN DARAH


1. Pasien diminta untuk rileks, duduk di kursi dengan kaki rata di
lantai dan punggung ditopang, manset sesuai level jantung.
Pasien harus duduk selama 3–5 menit tanpa berbicara (juga
pemeriksa) atau bergerak sebelum melakukan pengukuran TD
pertama.
2. Hindari konsumsi kafein, olahraga, dan merokok setidaknya
selama 30 menit sebelum pengukuran.
3. Kandung kemih harus kosong.
4. Lepaskan pakaian yang menutupi lokasi penempatan
manset.
5. Gunakan tensimeter aneroid tervalidasi atau yang
setara
6. Korotkoff V untuk penentuan tekanan darah diastolik
11

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Periksa kadar urin


dengan tes celup urin
atau protein urin 24
jam
12

Penentuan UK dari HPHT (siklus haid


teratur?) &/USG Tr I (CRL UK 10-14 mg)
13

Preeklamsi/Eklamsi

• Tekanan darah ≥140/90 mmHg, usia kehamilan


> 20 minggu, tes celup urin  proteinuria 1+
atau protein kuantitatif menunjukkan hasil
>300 mg/24 jam

• Tekanan darah >160/110 mmHg pada usia


kehamilan >20 minggu tanpa melihat
proteinuria

KEJANG =
EKLAMSI
(Pastikan tidak
riwayat
perdarahan intrakranial)
ada
epilepsi
14

PREEKLAMSI BERAT
• TD sistolik ≥160mmHg atau diastolik ≥110mmHg
• Gangguan cerebral/visual akut
• Edema paru, gagal jantung
• Gangguan fungsi liver, enzyme hepar meningkat
2 kali lipat, nyeri ulu hati yang tidak membaik
dengan pengobatan
• Insufisiensi ginjal yang progresif, kadar kreatinin
>1.1, atau meningkat 2 kali lipat
• Pertumbuhan janin terhambat, solusio plasenta
• Trombosit <100.000 (HELLP syndrome)
15

PREDISPOSISI
 Umur > 40 tahun
 Nulipara
 Multipara dengan riwayat preeklampsia sebelumnya
 Multipara dengan kehamilan oleh pasangan baru
 Multipara yang jarak kehamilan sebelumnya 10 tahun atau
lebih
 Riwayat preeklampsia pada ibu atau saudara perempuan
 Kehamilan multipel
 Diabetes Melitus
 Hipertensi kronik
 Penyakit Ginjal
 Sindrom antifosfolipid (APS)
 Obesitas sebelum hamil
16
TEKANAN DARAH
Penilaian Keadaan Penyakit
Sistem Saraf Pusat

Hematologi

Klinis Hepatik

Ginjal
IBU

Hematologi
Laboratoris
Hepatik

Ginjal
Gerakan Janin
BAYI
Denyut Jantung

Air Ketuban

Profil Biofisik
17

MANAJEMEN RAWAT JALAN


 Evaluasi gejala maternal (gejala pemberatan hipertensi/preeklamsi) dan gerakan
janin setiap hari oleh pasien, sehingga pada saat terjadi pemberatan gejala
hipertensi, pasien lapor ke bidan untuk ditindaklanjuti oleh bidan dan GP. Rujuk
PPK II atau SpOG apabila terjadi gejala pemberatan hipertensi.
Gejala pemberatan hipertensi atau preeklamsi diantaranya: nyeri kepala hebat,
nyeri ulu hati, pandangan kabur, penurunan kesadaran, stroke, sesak nafas,
udema, gerakan janin berkurang, nyeri perut hebat, perdarahan jalan lahir
 Evaluasi tekanan darah 2 kali dalam seminggu secara poliklinis
 Evaluasi jumlah trombosit dan fungsi liver (minimal protein urin) setiap minggu
 Rujuk ke PPK II atau SpOG untuk evaluasi USG dan kesejahteraan janin secara
berkala
 Jika didapatkan tanda pertumbuhan janin terhambat, rujuk ke PPK II atau SpOG
untuk evaluasi menggunakan doppler velocimetry terhadap arteri umbilikal
PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA 18

Preeklampsia

A
Usia
Kehamilan <
Usia
Kehamilan ≥
L
O
37 mgg 37 mgg

Perawatan poliklinik
- Kontrol 2 kali perminggu
G
- Evaluasi gejala pemberatan preeklmapsia (tekanan darah,
tanda impending, edemia paru
- Cek laboratorium (trombosit, serum kreatinin, albumin,
Terminasi
Kehamilan O
(AST/ALT) setiap minggu
- Evaluasi kondisi janin (hitung fetal kick count/hari ),
kesejahteraan janin (NST dan USG) 2 kali/minggu, evaluasi
R
pertumbuhan janin setiap 2 minggu.
I
Perburukan kondisi maternal dan T
M
janin/Preeklampsia Berat Usia
Kehamilan ≥ 37
mgg
Protokol Preeklampsia Berat
Pasien memenuhi persyaratan
perawatan konservatif 19
Preeklampsia dengan gejala MANAJEMEN
berat

KONSERVATIF
 Injeksi MgSO4sesuai prosedur (Alternatif 1 / Alternatif 2 )
dilanjutkan hingga 24 jam
 Berikan pematangan paru (Dexamathason 2 x 6mg i.m
PREEKLAMSI
selama 2 hari atau bethametason 1 x 12 mg i.m selama
2 hari)
BERAT
Pindah ruangan, l akukan evaluasi ketat

Evaluasi Klinis Evaluasi Evaluasi Janin


 Kontrol tekanan darah Laboratorium  NST setiap minggu
 Evaluasi tanda impending  Trombosit, fungsi liver,  USG untuk evaluasi
eklampsia (nyeri fungsi ginjal, albumin kesejahteraan janin 2 kali
epigastrium, nyeri kepala, setiap minggu seminggu
mata kabur)  Evaluasi pertumbuhan janin /
2 minggu

Semua parameter Salah satu parameter


baik memburuk

Umur kehamilan ≥ 34 Terminasi kehamilan


minggu
Terminasi kehamilan
20

TERAPI MEDISINAL
 Obat antihipertensi (methyl dopa, nifedipine, amlodipine) dengan
dosis sesuai instruksi DPJP Obgyn diawasi GP
 Aspirin dosis rendah (75-80mg/hari) sampai dengan 24 jam
sebelum terminasi kehamilan, sesuai instruksi DPJP Obgyn
diawasi GP
 Kalsium minimal 1g/hari dapat diberikan bidan atau sampai 2
g/hari sesuai instruksi DPJP Obgyn diawasi GP
 Sulfas ferosus 1x60mg/hari atau sesuai kebutuhan, dapat diberikan
bidan
 MgSO4 loading dose (4 gram MgSO4 20% dalam RL 100 cc
diberikan dalam 15-20 menit) dan maintenance dose (10 gram
MgS04 20% dalam RL 20 gtt/menit) bila didiagnosis preeklamsi
berat, hipertensi kronis yang diperberat preeklamsi, sambil dirujuk
 Apabila dalam proses rujukan terjadi kejang (berulang) berikan 2
gram MgSO4 20% bolus iv selama 2 menit
21

PENATALAKSANAAN PREEKLAMSI
BERAT/EKLAMSI
1. Umum : Pantau tekanan darah, proteinuria, dan perkembangan
janin  RUJUK

2. Khusus (bila kejang muncul) :


• Perhatikan A = Airway B = Breathing C = Circulation
• Berikan MgSO4 dosis awal  segera RUJUK
• Bila kejang berulang  MgSO4 2gr (15-120 menit)
• Bila kejang berulang  pertimbangkan diazepam 10mg IV
22

PEMBERIAN MGSO4
PERSIAPAN RUJUKAN
Syarat Rujukan:

• Stabilisasi Prarujukan
• Informasi yang jelas kepada
pasien/keluarga
• Tempat rujukan siap
sebelum
pasien tiba di tempat rujukan –
komunikasi pra rujukan
• Administrasi
ELEMEN STABILISASI

• Menjamin kelancaran jalan nafas,


pemulihan sistem respirasi dan
sirkulasi
• Mengawasi keseimbangan cairan
• Memperbaiki perfusi jaringan
• Mempertahankan suhu tubuh
• Mengatasi rasa nyeri atau
gelisah
TERMINASI KEHAMILAN 25

 Segera pada eklamsi, impending eklamsi


 Usia kehamilan 34-35 minggu pada preeklamsi
berat, hipertensi kronis yang diperberat preeklamsi
 Usia kehamilan 37 minggu pada preeklamsi
 Sesuai indikasi obstetrik lainnya atau tekanan
darah tidak stabil pada hipertensi kronis dan
hipertensi gestasional
26

PERAWATAN POSTPARTUM

• MgSO4 diteruskan sampai 24 jam postpartum


• Antihipertensi dengan dosis yang sesuai
• Pemantauan komplikasi
27

Aronow WS. Treatment of hypertensive emergencies. Ann Transl Med 2017;5(Suppl 1):S5
28
29
30

PERIPARTUM KARDIOMIOPATI
Gagal jantung akibat disfungsi Sistolik dengan FEVK <45%
tanpa penyebab yang reversibel, timbul pada akhir masa
kehamilan hingga beberapa bulan pascapersalinan, diketahui
tidak menderita penyakit jantung sebelumnya.
Kondisi yang terkait dengan PPCM  usia ibu yang lebih tua,
hipertensi, ras Afrika-Amerika, dan kehamilan multipel janin.
Ada juga bukti yang berkembang bahwa subset PPCM mungkin
bersifat genetik dan mungkin merupakan manifestasi awal dari
kardiomiopati dilatasi familial
PERIPARTUM KARDIOMIOPATI 31

Echocardiografi merupakan alat diagnostik utama, ukuran LV mungkin


normal tetapi umumnya FEVK < 45%.
Prognosis dan konseling: Pasca-KMPP pasien dapat mengalami reverse
remodeling atau pulih dengan FEVK >50%, meninggal atau FEVK tetap
rendah dan berulang kali menjalani perawatan di rumah sakit.
Studi prospektif di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung : angka mortalitas
dalam 6 bulan pertama adalah 7% dan angka pemulihan FEVK 53%, yang
didominasi pada 1 tahun pertama pascapersalinan.
Risiko kekambuhan pada kehamilan berikutnya sebelum FEVK kembali
normal adalah 56% dengan angka kematian 12%,  masuk stratifikasi
risiko mWHO IV
Jika FEVK telah kembali normal masuk mWHO III
Bila ingin hamil lagi minimal setahun setelah FEVK pulih sempurna
Kb : IUD atau progrestin murni; sterilisasi
32

Jika didapatkan nilai >5, maka keluhan yang timbul dapat dihubungkan dengan gagal jantung akibat
KMPP dan perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu BNP/NT-proBNP dan ekokardiografi.
33

UDEMA PARU

• Preeklamsia/eklamsia adalah penyebab utama secara obstetri dari


edema paru akut (0,6% - 5%)
• Edema paru sebagai penyebab kematian yang paling umum pada
ibu hamil dengan penyakit hipertensi (27% - penelitian di Afrika
Selatan 2008-2010, lebih tinggi daripada eklampsia atau kejadian
serebrovaskuler)
• Adaptasi ibu terhadap kehamilan seperti peningkatan volume plasma dan
penurunan tekanan osmotik koloid plasma merupakan faktor predisposisi.
34

UDEMA PARU

• Preeklampsia berat dan eklampsia adalah keadaan yang ditandai dengan


disfungsi sel endotel sistemik, peningkatan resistensi vaskular sistemik
dan peningkatan permeabilitas kapiler, semuanya mengarah pada
ekstravasasi berlebihan dan dengan demikian meningkatkan risiko edema
paru.
• Proteinuria mayor dan peradangan sistemik akan menyebabkan
penurunan albumin serum dan tekanan plasma onkotik. Oliguria dan
peningkatan kreatinin serum karena kerusakan ginjal juga akan
meningkatkan retensi natrium dan air
• Terapi :oksigenasi, diuretik, restriksi cairan untuk menurunkan preload
dan afterload dan ventilasi tekanan positif intermitten.
35

SIMPULAN REKOMENDASI
A. Penapisan wanita usia subur risiko tinggi : peningkatan
anjuran KB nonhormonal
B. Penapisan faktor risiko yang dapat dinilai pada kunjungan
antenatal pertama
C. Penegakan diagnosis yang tepat
Usia kehamilan, pengukuran tekanan darah, protein urin
D. Manajemen hipertensi dalam kehamilan
E. Terapi medisinal
F. Terminasi kehamilan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai