Anda di halaman 1dari 28

Asuhan Keperawatan

pada Ibu dengan Pre-Eklampsi/Eklamsi

Erniyati
2020
Defenisi Eklamsia/Pre-
eklamsia
• Preeklampsia adalah sindrom yang ditandai
dengan tekanan darah tinggi, kenaikan kadar
protein di dalam urin (proteinuria), dan
pembengkakan pada tungkai (edema).

• Eklampsia adalah kondisi preeklampsia yang


disertai kejang
Patofisiologi Pre-eklamsia

Faktor predisposisi/resiko

Kegagalan konversi arteri


Iskemia Plasenta
spiralis maternal

Plasenta memproduksi tromboplastin


 vasokonstriksi arteri spiralis Retardasi
pertumbuhan janin

• Perfusi ginjal buruk


• Hipertensi Kematian janin
• Pre-eklamsia
Proteinuria
• Edema

Jika tidak ditangani

• Perfusi ginjal buruk


• Hipertensi
• Eklamsia
Proteinuria
• Edema
Selama kehamilan normal :
Sitotrofoblas masuk ke 1/3
bagian dalam miometrium, dan
arteri spiralis kehilangan
endotelium dan sebagian besar
serabut otot. Modifikasi
struktural ini terkait dengan
perubahan fungsional, sehingga
arteri spiralis menjadi rendah
resistansinya, dan karenanya
kurang sensitif, atau bahkan
tidak sensitif terhadap zat
vasokonstriktif.

Pada kehamilan dengan PE :


Pertumbuhan plasenta tidak
normal, sitotrofoblas janin
menginvasi arteri spiralis
maternal, sehingga resistensi
arteri spiralis tinggi/meningkat
dan karenanya menjadi sangat
sensitif terhadap zat
vasokonstriktif, iskemia plasenta
kronis dan stres oksidatif.
Tanda & Gejala
Preeklampsia/Eklampsia
Edema pada tangan
dan wajah

Protein
dalam
Tekanan urin
darah tinggi
Dampak PE/E
Terhadap Ibu Terhadap Bayi
• Menyebabkan penyakit • Bayi yang lahir dari ibu
kardiovaskular prematur hamil yang menderita PE/E
seperti hipertensi kronik, relatif mempunyai BB yang
penyakit jantung iskemik, rendah, ketika dewasa
dan stroke beresiko menderita
penyakit jantung koroner
penyakit sindroma
metabolik
Tanda dan gejala
sindroma HELLP

Kelelahan Sakit kepala hebat  BB berlebihan

Mual Hidung berdarah Nyeri abdomen

Sindroma HELLP : kumpulan gejala-gejala yang meliputi Hemolysis, Elevated Liver


enzymes and Low Platelet count
ASESMEN KEPERAWATAN
• Tujuan asesmen adalah mengidentifikasi setiap perubahan yang
terkait dengan semakin memburuknya keadaan pre-eklampsi

• Kaji ada/tidaknya :
– Sakit kepala persisten (frontal atau oksipital)
– Pandangan kabur
– Nyeri epigastrik
– Muntah
– Luaran urin <400mL/24 jam, proteinuria (+3 - +4)
– Retardasi pertumbuhan janin
– Dekompensasi jantung, edema pulmoner, sianosis
• Kaji faktor-faktor resiko / menskreening dan
mengantisipasi masalah  dilakukan ketika ANC
• Menilai respon fisik ibu & janin  identifikasi tanda
dan gejala untuk menentukan tingkat keparahan
masalah hipertensi ringan/sedang/berat, pre-
eklamsia atau eklamsia
• Mengkaji respon psikologis ibu dan respon keluarga
terhadap pre-eklamsia/eklamsia
Faktor Resiko
• Yang dimaksud faktor resiko disini adalah adalah karakteristik, tanda &
gejala pada ibu hamil yang secara statistik berhubungan dengan
peningkatan insiden ibu hamil tersebut menderita PE/E sebelum terjadinya
penyakit tersebut

• Faktor resiko PE adalah :


– Riwayat PE pada kehamilan sebelumnya
– Hipertensi kronik atau riwayat menderita TD tinggi sebelum usia kehamilan 20
minggu
– Kehamilan pertama
– Usia > 40 tahun
– Obesitas
– Kehamilan ganda
– Penyakit ginjal
– DM
– Riwayat keluarga dengan PE (first degree relative), penyakit kardiovaskular (> 2 first
degree relative)
Kaji faktor resiko pre-eklampsi pada
pemeriksaan prenatal awal
• Sebelum hamil: • Selama hamil
– Nullipara – Primigravida
– Usia < 20 tau > 35 tahun – Glomerulonefritis
– Kurus atau gemuk – Kehamilan kembar
– Defisiensi – Hidramnion
– Riwayat keluarga – Bayi besar
hipertensi-penyakit – Hydatidiform mole
vaskular
– PIH berat pada
kehamilan sebelumnya
Pengkajian pada saat kunjungan prenatal
lanjutan
• Kaji pola kenaikan BB ibu per minggu
– Kenaikan BB > 1,5 kg per minggu
• Lakukan ROT
• Kaji ada/tidaknya atau perkembangan edema
– jari-jari, tangan, ulnar dan pergelangan
– kelopak mata dan wajah
Roll Over Test (ROT) !
• ROT adalah pemeriksaan TD wanita hamil di 2 posisi
berbeda, yaitu pada posisi tidur di sisi kiri dan posisi
tidur terlentang untuk mendeteksi dini PE
• ROT mampu memprediksi PE pada usia kehamilan ibu
> 24 minggu.
• Caranya : TD ibu diukur pada posisi miring kiri stabil
dengan 15-20 istirahat; kemudian dalam posisi
berbaring telentang, ukur TD segera dan 5 menit
sesudahnya
• Hasil positif jika : kenaikan TD diastolik 20 mmHg
Pengkajian selama hospitalisasi
• BB diukur ketika masuk dan berlanjut setiap hari
• Tanda vital terutama TD  diukur setiap 2-4 jam
atau lebih sering atau kontinu
• Paru-paru  kaji edema pulmonar
• I/O kaji harian atau lebih sering, setiap jam pada
pre-eklamsia berat
– Luaran urin normal 30 mL/jam
• Analisa urin: proten, gravitasi spesifik
• Periksa arteriola retina
• Monitoring hemodinamik
– Kateter arteri pulmoner (Swan-Ganz catheter)
untuk pengukuran CVP dan tekanan arteri
pulmoner  insufisien hasil
• Laboratorium
– Golongan darah
– Hitung darah lengkap
– BUN, kreatinin, asam urat, analisa gas darah
– Profile hati: lactate dehydrogenase (LDH)
• Pengkajian ada/tidaknya gangguan SSP atau
orientasi/attention span
– Iritabilitas sistem syaraf yang berlebihan
– DTR  tendon patela pada otot kuadrisep (yang
lainnya: brachioradialis, achilles, bisep dan trisep),
simetris
– Tingkat kesadaran
– Episode kejang
– Respon terhadap stimulus eksternal, mood, ekspresi
emosional
Diagnosis Keperawatan
Fisik
1. Resiko injuri SSP b/d hipertensi, edema cerebral atau
perdarahan
2. Perfusi jaringan tidak efektif b/d gangguan ginjal,
gangguan kardiovaskular
3. Resiko penurunan fungsi respirasi b/d volume cairan
tubuh yang berlebihan (edema pulmonar)
4. Resiko injuri hepatik b/d hipertensi dan iskemia
5. Resiko gangguan kesejahteraan janin b/d gangguan
perfusi uteroplasenta dan resiko abrupsio plasenta
6. Cemas atau takut b/d resiko bahaya pada diri dan janin
Psikososial
1. Kurang pengetahuan b.d kurangnya informasi
tentang pre-eklamsia
2. Ansietas b.d kemungkinan efek pre-eklamsia
terhadap kesehatan ibu dan janin
3. Isolasi sosial b.d bed rest atau hospitalisasi
4. Gangguan pemeliharaan rumah b.d bed rest
atau hospitalisasi
Perencanaan Keperawatan

TUJUAN/KRITERIA HASIL
Tujuan : Tidak terjadi injuri otak/SSP

Kriteria Hasil yang Diharapkan:


1. TD diastolik 90-104 mmHg
2. Luaran urin > 30 ml/jam
3. DTR normal
4. Tidak ada kejang
Untuk diagnosa
resiko injuri SSP b/d
hipertensi ada 9
intervensi
keperawatan yang
dapat direncanakan

Perencanaan Keperawatan

INTERVENSI
Monitor TD setiap 15-30 menit  perhatikan alat
1 monitor yang digunakan dan status pasien

Mempertahankan keseimbangan cairan dan


2
dokumentasi intake – output cairan

3 Kaji DTR (deep tendon refleks) dan kejang


Resiko injuri
SSP b/d 4 Kaji gejala/keluhan subyektif
hipertensi,
edema 5 Mempertahankan posisi tirah baring lateral
cerebral
atau
6 Memberikan antihipertensi
perdarahan

Memberikan MgSO4 atau anti kejang lainnya


7
 berlanjut 24 jam setelah persalinan

8 Kaji level Mg serum

9 Sediakan antidot toksisitas Mg


Monitor TD setiap 15-30 • Lebih sering jika TD
menit  perhatikan alat >160/110
1
monitor yang digunakan • Kurang sering jika <
dan status pasien 160/100 mmHg
• Penggunaan monitoring
TD automatik noninvasif
Mempertahankan praktis/mudah tetapi
keseimbangan cairan kurang akurat untuk
Resiko injuri 2
dan dokumentasi intake kondisi tertentu
SSP b/d – output cairan
hipertensi, • Restriksi cairan (IV+oral)
edema 125 ml/jam
cerebral • Luaran urin dimonitor
atau • Ukur dan catat emesis
perdarahan • Hemodinamika dimonitor
3 Kaji DTR (deep tendon
refleks) dan kejang  CVP

• Gunakan hammer untuk


memeriksa refleks bisep,
brakoradialis, trisep, knee
jerk & tumit  observasi
kekuatan refleks &
palpasi tendon otot
• Sakit atau tekanan
kepala
Kaji gejala/keluhan
4 • Perubahan atau
subyektif
gangguan penglihatan
• Level kesadaran

Mempertahankan
5 posisi tirah baring Posisi tirah baring lateral
lateral
Resiko injuri
SSP b/d Meningkatkan laju filtrasi
hipertensi, glomerulus
edema
cerebral Meningkatkan jumlah Na ke
atau glomerulus
perdarahan

Na dibuang Penurunan kadar


Na darah
Diuresis

Penurunan
berat badan
• Mempertahankan TD
Memberikan obat diastolik antara 90-104
6 antihipertensi mmHg
• Mencegah dampak buruk
hipertensi menetap dan
Memberikan MgSO4 penurunan perfusi organ
atau anti kejang • Menghindari penurunan
7 lainnya  berlanjut perfusi uteroplasenta
Resiko injuri akibat penurunan TD yang
SSP b/d 24 jam setelah
persalinan drastis
hipertensi,
edema
cerebral • Terapi MgSO4 adalah
atau terapi profilaksis kejang
perdarahan dengan menurunkan
asetilkolin yang dilepaskan
oleh impuls syaraf motorik
oleh karena itu menekan
SSP dan memberikan efek
anti kejang
• Bekerja di perifer sebagai
vasodilator dengan sedikit
menurunkan TD
• Kadar Mg serum
normal 1,5-2,0 mEq/L
• Level terapetik 4,0-7,0
8 Kaji level Mg serum
mEq/L
• Cara memriksa kadar
Mg serum :

Resiko injuri
SSP b/d
hipertensi,
edema
cerebral
atau
perdarahan Sediakan antidot 10-20 ml CaCl atau
9
toksisitas Mg Kalsium glukonas
1 Monitor TD setiap 15-30 menit

Mempertahankan keseimbangan
2 cairan & dokumentasi IO cairan

3 Kaji DTR dan kejang

Resiko injuri 1. TD diastolik


4 Kaji gejala/keluhan subyektif
SSP b/d 90-104
hipertensi, mmHg
Mempertahankan posisi tirah
edema 5 2. Luaran urin
baring lateral
cerebral > 30 ml/jam
atau 3. DTR normal
6 Memberikan antihipertensi
perdarahan 4. Tidak ada
kejang
Memberikan MgSO4 atau anti
7 kejang lainnya  berlanjut 24 jam
setelah persalinan

8 Kaji level Mg serum

9 Sediakan antidot toksisitas Mg


INTERVENSI LAINNYA
Selama prenatal:
• Pendidikan kesehatan tentang diet seimbang – tinggi protein
• Informasi lisan dan tertulis tentang tanda-tanda pre-eklampsia
• Asesmen ongoing ibu dan janin  kunjungan prenatal rutin
• Posisi lateral kiri ketika berbaring/istrirahat  menurunkan
TD, meningkatkan sirkulasi ke uterus dan ginjal,
mengembalikan cairan ekstravskuler ke intravaskular
• Pendidikan kesehatan tentang obat sedatif dan antihipertensi
• Monitoring TD teratur oleh Perawat Komunitas/Keluarga atau
keluarga

Anda mungkin juga menyukai