Anda di halaman 1dari 57

Anatomi dan Fisiologi

Pendengaran
ANATOMI PENDENGARAN

● Telinga Luar
● Telinga Tengah
● Telinga Dalam
Telinga Luar

Inervasi dan Pembuluh Darah


Telinga Luar

Meatus Externus Acusticus :


terdapat kelenjar keringat yang
termodifikasi memproduksi
serumen
Telinga Luar
Telinga Tengah
Telinga Tengah
Telinga Dalam
Telinga Dalam
FISIOLOGI PENDENGARAN
Alat dan Bahan Pemeriksaan Telinga

Headlamp Garpu tala Otoskop Serumen Spoon


Aplikator kapas Serumen Hook

Obat-obatan yang diperlukan untuk


pemeriksaan :
Pinset bayonet
Alkohol 70%, larutan rivanol, betadine,
Nier baken
dan salep kloramfenikol.
Spekulum telinga

Spooling set
Anatomi dan Fisiologi
Keseimbangan
PENDAHULUAN

Sistem vestibuler adalah sistem sensoris tubuh yang mengatur keseimbangan serta orientasi ruang
seseorang sehingga ia bisa tegak, mengoordinasi gerak, dan berjalan dengan baik. Sistem
vestibuler juga berperan dalam orientasi tubuh seperti membedakan arah dan memprediksi jarak.
Secara anatomi sistem vestibuler terbagu menjadi dua, yaitu:

● Sistem vestibularis perifer


● Sistem vestibularis sentral
Sistem vestibuler
perifer

1. Labirin tulang
2. Labirin membran
LABIRIN TULANG

● Vestibulum
● Kanalis Semisirkularis
● Koklea
LABIRIN MEMBRAN
NERVUS VESTIBULARIS

1. Divisi Superior
● KSS Anterior
● KSS Horizontal
● Utrikulus
● ⅓ Sakulus
1. Divisi Inferior
● KSS Posterior
● ⅔ Sakulus
VASKULARISASI
Sistem
vestibuler
sentral
Impuls yang berasal dari labirin menuju nukleus vestibularis diteruskan ke flokulus serebelum, yaitu
bagian serebelum yang mengontrol motorik refleks vestibulo-okuler. Kemudian impuls ditersukan ke
beberapa pusat saraf, antara lain:

1. Korteks parieto-temporal
2. Formatio retikularis di batang otak
3. Medula spinalis
4. Pusat vegetatif
FISIOLOGI KESEIMBANGAN
Sistem vestibuler mendeteksi pergerakan linier dan anguler, bukan suara
PEMERIKSAAN FISIK
KESEIMBANGAN
Tes Kobrak

• Posisi pasien tidur telentang, dengan kepala fleksi 30 O, atau duduk dengan kepala ekstensi
60 O.
• Digunakan semprit 5 atau 10 ml, ujung jarum disambungkan dengan kateter. Perangsangan
dilakukan dengan mengalirkan air es (0 OC), sebanyak 5 ml, selama 20 detik.
• Nilai dihitung dengan mengukur lama nistagmus, dihitung sejak mulai air dialirkan sampai
nistagmus berhenti.
• Nilai normal 120-150 detik. Nilai yang kurang dari 120 detik mengindikasikan adanya parese
kanal.
Tes Kalori Biternal

• Nistagmus yang dihasilkan dari tes kalori merupakan pergerakan


konveksi endolymph dalam kanalis semi-sirkularis horizontal.
• Mekanisme pergerakan konveksi ini berdasar pada air hangat dan
air dingin pada MAE, menyebabkan perubahan suhu dari 1 sisi
kanalis horizontal ke yang lainnya. Perubahan suhu ini
menyebabkan perbedaan densitas endolymph dalam kanal.
Langkah Telinga Suhu Arah Nistagmus Waktu
air nistagmus

Pertama Kiri 30 0 C Kanan Kanan a. ........ detik

Kedua Kanan 300C Kanan Kanan a. ........ detik

Ketiga Kiri 440C Kanan Kanan a. ........ detik

Keempat Kanan 440C Kanan Kanan a. ........ detik

< 40 detik : Fungsi vestibuler dalam keadaan seimbang


>40 detik : Yang mempunyai waktu nistagmus lebih kecil mengalami paresis kanal
Electronystagmography (ENG)
• ENG gunanya untuk memonitor gerakan bola mata. Prinsipnya sederhana saja, yaitu
bahwa kornea mata itu bermuatan positif. Muatan positif ini sifatnya sama dengan
muatan positif listrik atau magnet yang selalu mengimbas daerah sekitarnya.
• Dengan meletakkan elektroda pada kulit kantus lateral mata kanan dan kiri, maka
kekuatan muatan kornea kanan dan kiri bisa direkam. Rekaman muatan ini
disambungkan pada galvanometer.
• Bila muatan kornea kanan sama dengan kiri, galvanometer akan menunjukkan
angka nol (di tengah). Jadi kesimpulannya jarum galvanometer akan bergerak
sesuai dengan gerak bola mata. Dengan demikian, nistagmus yang terjadi bisa
dipantau dengan baik.
Videonystagmography (VNG)

• VNG atau disebut juga videoculography (VOG)


belakangan menjadi cara yang dipilih untuk
merekam pergerakan mata selama tes vestibular.

• VOG memberikan keuntungan dibandingkan dengan


tes EOG konvensional karena pengukurannya akurat.

• Komponen utama dari sistem VOG adalah sebuah


kamera video infrared sensitif yang terhubung
dengan komputer untuk menentukan posisi mata.
Tes Nistagmus Spontan
• Nylen memberikan kriteria dalam menentukan kuatnya nistagmus.
a) nystagmus spontan timbul ketika mata melirik searah dengan nistagmusnya, maka kekuatan
nistagmus itu sama dengan Nylen-1.
b) nistagmus timbul sewaktu mata melihat ke depan, maka disebut Nylen 2
c) nistagmus tetap ada meskipun mata melirik berlawanan arah dengan arah nistagmus, maka
kekuatannya disebut Nylen 3.

• Bila terdapat nistagmus spontant


1. lakukan tes hiperventilasi  pasien diminta mengambil nafas cepat dan dalam selama satu menit,
dan sejak mulai setengah menit terakhir direkam
Hasil : hiperventilasi positif b terdapat perbedaan 7 derajat perdetik
2. Tes valsava  pasien diminta menahan nafas selama 30 detik, dan sejak mulai menahan nafas
itu direkam
Hasil : sama dengan hiperventilasi.
Tes Nistagmus Posisi

• Teknik ini disebut juga perasat Dix-Hallpike. Tes ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV).

• Caranya adalah, mula-mula pasien duduk, kemudian kepalanya dimiringkan 45O ke salah
satu sisi, dan dengan cepat dibaringkan kedalam posisi supinasi sampai kepala menggantung
di ujung meja periksa. Pemeriksaan diulang pada sisi yang lain.

• Pada setiap posisi nistagmus diperhatikan, terutama pada posisi akhir. Nistagmus yang terjadi
dicatat masa laten, dan intensitasnya. Juga ditanyakan kekuatan vertigo secara subjektif.

• Pada kelainan perifer akan ditemukan masa laten dan terdapat kelelahan dan vertigo
biasanya terasa berat. Pada kelainan sentral sebaliknya, yaitu tidak ada masa laten, tidak ada
kelelahan, dan vertigo ringan saja
• Salah satu batasan dari manuver Dix-Hallpike adalah tidak dapat dilakukan pada pasien
dengan penyakit servikal yang membatasi ekstensi kepala atau gangguan tulang
belakang yang melarang perubahan posisi pasien yang cepat menjadi posisi kepala
menggantung.

• Pada pasien-pasien tersebut, manuver sidelying Bojrab-Calvert dapat dilakukan.


Manuver ini memungkinkan pemosisian kanalis semi- sirkularis posterior yang sama
seperti manuver Dix-Hallpike, tanpa kepala menggantung.

• Manuver Bojrab-Calvert dimulai dengan pasien dalam posisi duduk, menghadap


pemeriksa. Kepala diputar 45 O ke kanan sehingga pinna berada dalam garis tegak lurus
terhadap permukaan meja. Pemeriksa memegang kepala pada posisi tersebut sambil
pasien berbaring dengan bahunya dengan kepala bersandar di meja periksa. Posisi ini
ditahan selama kurang lebih 20 detik sambil gerakan ata dieprhatikan. Kemudian pasien
dikembalikan ke posisi duduk. Dan diulang pada posisi yang berbeda. Sama dengan
manuver Dix-Hallpike, posisi telinga dimana nistagmus terjadi dianggap sebagai sisi
yang sakit.
Tes Rotasi
● Rotary Chair Test : Salah satunya dengan menempatkan subjek di atas
kursi yang diletakkan pada pusat aksis rotasi dari suatu motor torque. Bila
subjek duduk tegak dengan memiringkan kepala 30 O ke bawah, maka kanalis
horizontalis dapat dirangsang secara maksimum. Gerakan leher dicegah
sehingga rotasi akan menggerakkan tubuh dan kepala bersamaan. Rotasi
dapat dilakukan dalam 1 arah dengan percepatan konstan dalam waktu
singkat (mis., 18 detik) atau secara osilatorik (mis. Sinusiod). Untuk
percepatan konstan dilakukan pengukuran amplitudo dan lamanya respons,
sedangkan untuk ruang sinusoid diukur fase serta hasil yang didapat.
Bertujuan untuk membantu menentukan apakah gejala yang pasien alami
karena gangguan pada telinga dalam atau pada otak.

• Pergerakan mata direkam oleh elektroda kecil yang mirip dengan yang
digunakan pada tes ENG. Tes ini memungkinkan pengukuran terhadap
Tes Kontrol Postural
• Tes Romberg
• Past Pointing tes
• Tandem gait test
• Fukuda stepping test
Tes Romberg

- Selama tes Romberg, yang digunakan untuk


mengetahui gangguan vestibuler, pasien
diminta untuk berdiri tegak dengan kaki rapat,
mata terbuka kemudian dengan mata tertutup
(untuk mengeliminasi input visual).
- Normalnya, tidak ada pergerakan badan atau
jatuh ke salah satu sisi.
- Pada vestibulopati perifer unilateral, pasien
mengalami deviasi perlahan lahan ke arah lesi.
Past Pointing Test

- Pasien dan pemeriksa berdiri saling berhadapan;


mereka kemudian merentangkan tangan ke depan
dengan jari telunjuk saling menyentuh satu sama
lain.
- Pasien diminta mengangkat tangannya dan
menyentuhkan kembali jari telunjuknya dengan
jari telunjuk pemeriksa yang diam.
- Pasien melakukan gerakan ini 3 kali dengan mata
terbuka, kemudian diulangi dengan mata tertutup.
- Deviasi ke satu sisi termasuk abnormal.
Stepping Test

Pasien diminta untuk jalan ditempat dengan mata


tertutup. Setelah 50 langkah, jika ada rotasi > 30O
ke 1 sisi disebut abnormal.
Tandem Gait Test

- Pasien diminta melakukan langkah tandem.


Individu yg sehat dapat melakukan 10
langkah tanpa deviasi.
- Pasien dengan gangguan vestibular akan
gagal melakukan tes ini.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai