Pendengaran
ANATOMI PENDENGARAN
● Telinga Luar
● Telinga Tengah
● Telinga Dalam
Telinga Luar
Spooling set
Anatomi dan Fisiologi
Keseimbangan
PENDAHULUAN
Sistem vestibuler adalah sistem sensoris tubuh yang mengatur keseimbangan serta orientasi ruang
seseorang sehingga ia bisa tegak, mengoordinasi gerak, dan berjalan dengan baik. Sistem
vestibuler juga berperan dalam orientasi tubuh seperti membedakan arah dan memprediksi jarak.
Secara anatomi sistem vestibuler terbagu menjadi dua, yaitu:
1. Labirin tulang
2. Labirin membran
LABIRIN TULANG
● Vestibulum
● Kanalis Semisirkularis
● Koklea
LABIRIN MEMBRAN
NERVUS VESTIBULARIS
1. Divisi Superior
● KSS Anterior
● KSS Horizontal
● Utrikulus
● ⅓ Sakulus
1. Divisi Inferior
● KSS Posterior
● ⅔ Sakulus
VASKULARISASI
Sistem
vestibuler
sentral
Impuls yang berasal dari labirin menuju nukleus vestibularis diteruskan ke flokulus serebelum, yaitu
bagian serebelum yang mengontrol motorik refleks vestibulo-okuler. Kemudian impuls ditersukan ke
beberapa pusat saraf, antara lain:
1. Korteks parieto-temporal
2. Formatio retikularis di batang otak
3. Medula spinalis
4. Pusat vegetatif
FISIOLOGI KESEIMBANGAN
Sistem vestibuler mendeteksi pergerakan linier dan anguler, bukan suara
PEMERIKSAAN FISIK
KESEIMBANGAN
Tes Kobrak
• Posisi pasien tidur telentang, dengan kepala fleksi 30 O, atau duduk dengan kepala ekstensi
60 O.
• Digunakan semprit 5 atau 10 ml, ujung jarum disambungkan dengan kateter. Perangsangan
dilakukan dengan mengalirkan air es (0 OC), sebanyak 5 ml, selama 20 detik.
• Nilai dihitung dengan mengukur lama nistagmus, dihitung sejak mulai air dialirkan sampai
nistagmus berhenti.
• Nilai normal 120-150 detik. Nilai yang kurang dari 120 detik mengindikasikan adanya parese
kanal.
Tes Kalori Biternal
• Teknik ini disebut juga perasat Dix-Hallpike. Tes ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV).
• Caranya adalah, mula-mula pasien duduk, kemudian kepalanya dimiringkan 45O ke salah
satu sisi, dan dengan cepat dibaringkan kedalam posisi supinasi sampai kepala menggantung
di ujung meja periksa. Pemeriksaan diulang pada sisi yang lain.
• Pada setiap posisi nistagmus diperhatikan, terutama pada posisi akhir. Nistagmus yang terjadi
dicatat masa laten, dan intensitasnya. Juga ditanyakan kekuatan vertigo secara subjektif.
• Pada kelainan perifer akan ditemukan masa laten dan terdapat kelelahan dan vertigo
biasanya terasa berat. Pada kelainan sentral sebaliknya, yaitu tidak ada masa laten, tidak ada
kelelahan, dan vertigo ringan saja
• Salah satu batasan dari manuver Dix-Hallpike adalah tidak dapat dilakukan pada pasien
dengan penyakit servikal yang membatasi ekstensi kepala atau gangguan tulang
belakang yang melarang perubahan posisi pasien yang cepat menjadi posisi kepala
menggantung.
• Pergerakan mata direkam oleh elektroda kecil yang mirip dengan yang
digunakan pada tes ENG. Tes ini memungkinkan pengukuran terhadap
Tes Kontrol Postural
• Tes Romberg
• Past Pointing tes
• Tandem gait test
• Fukuda stepping test
Tes Romberg