Anda di halaman 1dari 22

Referat :

Benign Paroxysmal
Positional Vertigo
(BPPV)
Pembimbing :
dr. Deksa Muhammad N., Sp.THT-KL
Disusun oleh :
Salma Inas Konitatunisa ( 20210420155 )
Anatomi Telinga Dalam

Labirin terdiri atas :


• Labirin tulang
• Labirin membran
Labirin Tulang
Membungkus labirin membranosa di
bagian dalam. Labirin osea dilapisi
dengan periosteum dan mengandung
perilimfe.

• Vestibula
• Kanalis Semisirkularis
• Koklea
Labirin Membran
Mengandung cairan endolimfe di
dalamnya. Tingkat ion kalium dalam
endolimfe sangat tinggi berperan
dalam pembentukan sinyal
pendengaran. Terisi oleh duktus
koklearis yang tersusun dari:
(a) membran basilar
(b) membran Reissner
(C) stria vascularis
Fisiologi Sistem Vesibular
Aparatus vestibularis → sistem keseimbangan
Terdiri dari 2 struktur :
• Kanalis semisirkularis → keseimbangan dinamis (gerakan)
⚬ Setiap kanalnya mendeteksi gerakan kepala (posterior, anterior, lateral)
⚬ Ketika ada rotasi kepala → endolimfe bergerak mengalir ke perluasan kanal (ampulla) →
didalamnya terdapat crista dimana sel rambutnya (sbg reseptor sensorik dari system
vestibular) ujungnya terdapat stereocilia → pergerakan stereocilia → pelepasan
neurotransmitter u/ mengirim informasi gerakan → otak
• Organ otolith → keseimbangan statis (posisi tubuh)
⚬ Utriculus → deteksi gerakan horizontal
⚬ Sacculus → deteksi gerakan vertical (gravitasi)
⚬ Macula → terdapat otokonia (kristal CaCo3) → merangsang dengan menekan sel
reseptor serta bereaksi terhadap gravitasi → otak dapat menentukan posisi kepala dari
gerakannya
Definisi
Gangguan yang terjadi di telinga dalam dengan
gejala vertigo posisional (sensasi berputar yang
disebabkan oleh perubahan posisi kepala) yang
terjadi secara berulang-ulang dengan tipikal
nistagmus paroksismal.
Etiologi dan Epidemiologi
• Pada BPPV terjadi akibat sinyal menyimpang dari kanalis semisirkularis
menciptakan ilusi gerak yang mengakibatkan vertigo. Umumnya idiopatik,
namun juga dapat terjadi karena genetik, penyakit Meniere, neuritis
vestibular, operasi telinga baru-baru ini, dan trauma kepala.
• Di Indonesia, BPPV merupakan vertigo perifer yang paling sering ditemui,
yaitu sekitar 30%.
• Pada usia berapa pun (banyak di 50-60 tahun).
• Rasio wanita : laki-laki yaitu 2-3 : 1.
Patofisiologi
• Canalithiasis
Otokonia mengambang di dalam endolimph
kanalis semisircularis.
• Cupulolithiasis
Debris dari fragmen otokonia yang terlepas dari
makula, utriculus dan sacculus, yang
terdegenerasi lalu menempel pada permukaan
cupula semicircularis.
Diagnosis
Anamnesis
• Pasien biasanya mengeluh vertigo (pusing berputar) dengan onset akut kurang
dari 20 detik yang terjadi secara tiba-tiba dan dipicu oleh gerakan kepala tertentu
seperti ekstensi leher/melihat ke atas, membungkuk ke depan/bangun dari tidur,
atau berguling di tempat tidur.
• Gejala lain juga mungkin menyertai seperti mual muntah.
Pemeriksaan Fisik
• Manuver Dix-Hallpike
• Tes kalori
• Supine Roll Test
Manuver Dix-Hallpike
• (A) Pasien duduk dengan kepala diputar 45 derajat.
• (B) Pasien dengan cepat diturunkan ke posisi terlentang dengan leher di
ekstensikan hingga batas bawah bed. Pemeriksa mengamati apakah ada
nistagmus pada pasien.
Tes Kalori
• Pada cara ini dipakai 2 macam air, dingin (30 C) dan panas (44 C). Volume
air yang dialirkan ke dalam liang telinga masing-masing 250 ml, dalam
waktu 40 detik.
• Setelah air dialirkan, dicatat lama nistagmus yang timbul.
• Setelah telinga kiri diperiksa dengan air dingin, diperiksa telinga kanan
dengan air dingin juga.
• Kemudian telinga kiri dialirkan air panas, lalu telinga kanan.
• Pada tiap-tiap selesai pemeriksaan (telinga kiri atau kanan atau air dingin
atau air panas) pasien diistirahatkan selama 5 menit (untuk menghilangkan
pusingnya).
Supine Roll Test
• Memposisikan pasien dalam posisi supinasi atau berbaring terlentang
dengan kepala pada posisi netral.
• Rotasi kepala 90 derajat dengan cepat ke satu sisi dan dokter mengamati
mata pasien untuk memeriksa ada tidaknya nistagmus.
• Setelah nistagmus mereda (atau jika tidak ada nistagmus), kepala kembali
menghadap ke atas dalam posisi supinasi.
• Setelah nistagmus lain mereda, kepala kemudian diputar/ dimiringkan 90
derajat ke sisi yang berlawanan, dan mata pasien diamati lagi untuk
memeriksa ada tidaknya nistagmus
Tatalaksana Farmakologi
Vestibular suppresant
Non - Farmakologi • Dimenhidrinat : 4 x 25-50 mg
• Epley Manuver • Difenhidramin : 4 x 25-50 mg
• Semont Manuver • Betahistin Mesylate : 3 x 12 mg
• Lempert Manuver • Betahistin HCl : 3 x 8-24 mg
• Brant Daroff Exercise Simptomatik

Bedah
Untuk kasus yang sulit diobati atau pasien dengan kekambuhan yang parah dan
sering yang secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup yaitu dengan
neurektomi tunggal dan oklusi kanal semisirkularis posterior.
Epley Manuver
• Pasien diminta untuk menolehkan kepala ke sisi yang
sakit sebesar 45‫ﹾ‬°.
• Pasien berbaring dengan kepala tergantung dan
dipertahankan 1 - 2 menit.
• Lalu kepala ditolehkan 90° ‫ ﹾ‬ke sisi sebaliknya, dan
posisi supinasi berubah menjadi lateral dekubitus
dan dipertahan 30 -60 detik.
• Setelah itu pasien mengistirahatkan dagu pada
pundaknya dan kembali ke posisi duduk secara
perlahan.
Semont Manuver
• Pasien diminta duduk tegak, kepala
dimiringkan 45° ke sisi yang sehat,
• Lalu secara cepat bergerak ke posisi berbaring
dan dipertahankan selama 1 -3 menit.
• Observasi nistagmus dan vertigo.
• Setelah itu pasien pindah ke posisi berbaring
di sisi yang berlawanan tanpa kembali ke
posisi duduk lagi. Pertahankan pasien dalam
posisi ini selama 1 menit.
• Perlahan-lahan pasien kembali ke posisi
duduk
Lempert Manuver
• Pasien berguling 360o , yang dimulai dari posisi
supinasi lalu pasien menolehkan kepala 90o ke
sisi yang sehat, diikuti dengan membalikkan
tubuh ke posisi lateral dekubitus.
• Lalu kepala menoleh ke bawah dan tubuh
mengikuti ke posisi ventral dekubitus.
• Pasien kemudian menoleh lagi 90o dan tubuh
kembali ke posisi lateral dekubitus lalu kembali
ke posisi supinasi.
• Masing-masing gerakan dipertahankan selama
15 detik untuk migrasi lambat dari partikel-
partikel sebagai respon terhadap gravitasi.
Brant-Daroff
Exercise
Dapat dilakukan dirumah 3x sehari

Cara :
• Duduk dengan kepala menoleh ke arah yang sehat
• Rebah ke posisi yang sakit, wajah mengarah keatas 30 detik sampai vertigo berkurang
• Duduk ke posisi semula
• Ulangi dengan kepala menoleh posisi yang sakit
• Rebah ke sisi yang sehat dengan wajah ke atas 30 detik
• Kembali duduk ke posisi semula
Prognosis
• Umumnya baik. Penyakit ini merupakan self-limiting yang kebanyakan
pasien dapat membaik dengan manuver reposisi.
• Sepertiga pasien mengalami remisi pada tiga minggu.
• Sebagian besar pasien sembuh dalam enam bulan hingga bertahun-tahun.
• Masalah berbahaya muncul ketika pasien mengalami mual dan muntah
yang terus-menerus.
• Gerakan kepala yang tiba-tiba saat mengemudi dapat memicu episode
BPPV dan dikhawatirkan dapat mengakibatkan tabrakan.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai