Anda di halaman 1dari 38

Referat

Vertigo
Pembimbing :
dr. Wahyu B.M., Sp.THT

Disusun Oleh :
Jordy 112014223
Kevin Rianto Putra 112014315
Kepaniteraan Klinik Ilmu THT FK UKRIDA
RS Panti Wilasa dr Cipto
Anatomi Telinga Dalam
Definisi
Dizziness atau pusing : perasaan
disorientasi, dipengaruhi oleh persepsi
posisi terhadap lingkungan
4 tipe dizziness :
Definisi
Vertigo :
vertere : berputar,
igo : kondisi
Subtipe dari dizziness ilusi gerakan,
sensasi berputar, lingkungan berputar
Gejala kunci gangguan sistem vestibuler
Etiologi
Epidemiologi
Keseluruhan insidensi dizziness, vertigo
dan imbalans adalah 5-10%
Vertigo : 32% kasus, 56,4% pada orang tua
Insidens terjatuh : 25% pada >65 tahun
Patofisiologi
Labirin 3 kanalis semisirkularis rangsangan
akselerasi angular
Utrikulus dan Sakulus rangsangan gravitasi dan
akselerasi vertikal
Rangsangan nervus vestibularis nukleus
vestibuleris di batang otak fasikulus medialis
(bagian kranial muskulus okulomotorius)
meninggalkan traktus vestibulospinalis (rangsangan
eksitasi terhadap otot-otot ekstensor kepala,
ekstremitas, dan punggung untuk mempertahankan
posisi tegak tubuh) serebelum menerima impuls
aferen
Serebelum pusat untuk integrasi antara respons
okulovestibuler dan postur tubuh
Patofisiologi
Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh
perpindahan cairan endolimfa di labirin
silia sel rambut menekuk
permeabilitas membran sel berubah
ion kalsium masuk ke dalam sel
depolarisasi merangsang pelepasan
neurotransmiter eksitator meneruskan
impuls sensoris melalui sistem saraf aferen
pusat keseimbangan di otak.
Patofisiologi
Organ vestibuler transduser energi
mekanik akibat rangsangan otolit dan
gerakan endolimfa di dalam kanalis
semisirkularis energi biolistrik
memberi informasi mengenai perubahan
posisi tubuh akibat percepatan linier atau
percepatan sudut memberi informasi
mengenai semua gerak tubuh
Patofisiologi
Fungsi vestibuler refleks okulovestibuler
dan intensitas nistagmus rangsangan
perputaran tubuh dan rangsangan kalori pada
labirin.
Refleks okulovestibuler fiksasi mata
terhadap objek diam sewaktu kepala dan
badan bergerak
Nistagmus gerakan bola mata respons
terhadap rangsangan labirin, jalur vestibuler
retrokoklear, jalur vestibulokoklear sentral.
Patofisiologi
Penyakit dan penggunaan obat dapat menimbulkan vertigo
Penyakit:
Gangguan kardiovaskuler (hipotensi, presinkop kardiak maupun
non-kardiak)
Penyakit infeksi
Penyakit endokrin (DM, hipotiroidisme)
Vaskulitis
Penyakit sistemik lainnya, seperti anemia, polisitemia, dan
sarkoidosis
Obat:
Antikonvulsan
Antihipertensi
Alkohol
Analgesik
Tranquilizer
Patofisiologi
Sistem vestibuler sangat sensitif terhadap
perubahan konsentrasi O2 dalam darah
Perubahan konsentrasi O2 + faktor lain,
misalnya sklerosis pada salah satu dari
arteri auditiva interna, atau salah satu
arteri tersebut terjepit.
Perubahan konsentrasi O2 hanya satu
sisi mengadakan penyesuaian
perbedaan elektro potensial antara
vestibuler kanan dan kiri serangan
vertigo.
Patofisiologi
Neurotransmiter turut berkontribusi
Kolinergik Reseptor asetilkolin muskarinik : di
daerah pons dan medulla reseptor muskarinik tipe
M2 vertigo
Monoaminergik
Glutaminergik Glutamat : neurotransmiter
eksitatorik utama serabut saraf vestibuler
kompensasi vestibuler melalui reseptor NMDA (N-
metil-D-aspartat)
Histamin merata di dalam struktur vestibuler
bagian sentral, berlokasi di pre dan postsinaps pada
sel-sel vestibuler

Obat antivertigo manipulasi neurotransmitter


Patofisiologi
Vertigo
Perifer pada end-organ (utrikulus, kanalis
semisirkularis, saraf perifer)
Sentral pada daerah pons, medulla,
serebelum
sekitar 20% - 25% dari seluruh kasus vertigo
Gejala Klinis
Gejala Klinis
Pemeriksaan Fisik
Evaluasi neurologis terhadap saraf-saraf
kranial dan fungsi serebelum modalitas
motorik dan sensorik
Penilaian terhadap fungsi serebelum :
fiksasi gerakan bola mata
nistagmus (horizontal)
Pemeriksaan kanalis auditorius dan
membran timpani
Pemeriksaan tajam pendengaran
Pemeriksaan Fisik
Tes Keseimbangan (Romberg Test)
Penderita berdiri dengan lengan dilipat di dada,
dan mata tertutup
Dipertajam kaki yang satu di depan kaki yang
lain, tumit yang satu berada di depan jari-jari kaki
yang lain (tandem)
Normal : >30 detik
Berdiri satu kaki dengan mata terbuka dan
tertutup skrining untuk kelainan keseimbangan
Mampu berdiri satu kaki dalam keadaan mata tertutup
normal
Pemeriksaan Fisik
Tes Keseimbangan (Romberg Test)
Pemeriksaan Fisik
Stepping Test
Penderita berjalan di tempat dengan mata
tertutup sebanyak 50 langkah kecepatan
seperti berjalan biasa dan tidak diperbolehkan
beranjak dari tempat semula.
Gangguan sistem vestibuler beranjak lebih
dari 1 meter dari tempat semula atau
badannya berputar lebih dari 30 derajat dari
keadaan semula
Pemeriksaan Fisik
Past Pointing Test
Penderita diperintahkan untuk merentangkan
lengannya dan telunjuk penderita diperintahkan
menyentuh telunjuk pemeriksa
Selanjutnya, penderita diminta untuk menutup
mata, mengangkat lengannya tinggi-tinggi (vertikal)
dan kemudian kembali pada posisi semula
Tes jari hidung posisi duduk pasien diminta
menunjuk hidung dengan jari dalam keadaan mata
terbuka dan tertutup
Gangguan vestibuler salah tunjuk
Pemeriksaan Fisik
Past Pointing Test
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Dix Hallpike Maneouvre
Pemeriksaan Fisik
Tes Kalori
Pastikan tidak ada perforasi membran timpani
maupun serumen
Masukkan air bersuhu 30 C sebanyak 1 mL
ke kanalis aurikula eksternus
Berguna untuk :
evaluasi nistagmus
keluhan pusing
gangguan fiksasi bola mata
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
darah lengkap
tes toleransi glukosa
elektrolit darah
kalsium, fosfor, magnesium
pemeriksaan fungsi tiroid
Penilaian struktur organ dan gangguan aliran
darah:
CT-scan
MRI
angiografi
Pemeriksaan Penunjang
Posturografi
Pemeriksaan keseimbangan objektif dan
kuantitatif
Input visual diganggu dengan menutup mata
dan input proprioseptif dihilangkan dengan
berdiri di atas tumpuan yang tidak stabil
Gangguan keseimbangan ayun tubuh
berlebihan, melangkah atau sampai jatuh
Pemeriksaan Penunjang
Posturografi
Pasien diminta berdiri tenang dengan tumit sejajar
di atas alat, mata memandang ke satu titik
perekaman pada 4 kondisi, masing-masing selama
60 detik
I : berdiri di atas alas, mata terbuka ketiga input
sensori bekerja sama
II : berdiri di atas alas, mata tertutup input visual
diganggu
III : berdiri di atas alas busa 10 cm, mata terbuka input
proprioseptif diganggu
IV : berdiri di atas alas busa 10 cm, mata tertutup
input visual dan proprioseptif diganggu hanya organ
vestibuler
Pemeriksaan Penunjang
Posturografi
Algoritma Diagnosis
Penatalaksanaan
Menieres pengurangan asupan garam dan
penggunaan diuretik tekanan endolimfatik
BPPV Epley Manouvre
Tujuan : mengeluarkan debris dari kanalis
semisirkularis mengumpulkan di utrikulus sel
rambut tidak terstimulasi
Kontraindikasi:
stenosis karotid berat
penyakit jantung tidak stabil
penyakit leher berat (spondilosis servikal dengan mielopati)
artritis rheumatoid berat
Penatalaksanaan
Epley Manouvre
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Tujuan:
mengeliminasi keluhan vertigo
memperbaiki proses-proses kompensasi vestibuler
mengurangi gejala-gejala neurovegetatif ataupun
psikoafektif
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Antikolinergik obat pertama
Skopolamin dan Homatropin
Supresan vestibuler melalui reseptor muskarinik
Antihistamin paling banyak diresepkan
Difenhidramin, Siklizin, Dimenhidrinat, Meklozin, dan
Prometazin
Penghambat reseptor histamin-1 (H-1 blocker)
Histaminergik
Betahistin
Efek vasodilatasi, perbaikan aliran darah pada
mikrosirkulasi di daerah telinga tengah dan sistem
vestibuler
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Antidopaminergik
Mengontrol keluhan mual
Diperkirakan berpengaruh pada sistem vestibuler
perifer
Benzodiazepin
Lorazepam, Diazepam, Klonazepam
Supresan vestibuler mekanisme sentral
Mempengaruhi kompensasi vestibuler
Penatalaksanaan
Medikamentosa
Antagonis Kalsium
Flumarizin dan Sinarizin
Menghambat kanal kalsium di sistem vestibuler mengurangi
jumlah ion kalsium intrasel
Supresan vestibuler
Asetilleusin
Banyak digunakan di Perancis
Diperkirakan bekerja sebagai prekrusor neuromediator yang
memengaruhi aktivasi vestibuler aferen & mempunyai efek
sebagai antikalsium pada neurotransmisi
Lain-lain
Ginkgo biloba
Piribedil (agonis dopaminergik)
Ondansetron
Penatalaksanaan
Serangan akut :
Betahistine Hidroklorida 8-16mg sampai dengan 3 kali
sehari
Sinarizine 15-30mg 3 kali sehari
Prochlorperazine dalam bentuk tablet 5-10mg, atau
buccal 3mg, atau injeksi 12,5mg IM.
Pencegahan rekurensi :
Pembatasan intake garam dan cairan (berhenti
merokok, dan membatasi konsumsi kopi atau alkohol)
Pemberian Betahistine hidrokloride 16mg 3 kali sehari
secara rutin untuk Mnire's Disease
Sinarizine 15-30mg 3 kali sehari.
Kesimpulan
Vertigo merupakan gejala dari berbagai kelainan,
baik pada organ pendengaran maupun otak
(medulla, pons, dan serebelum), sehingga secara
umum dikelompokkan atas vertigo sentral dan
perifer.
Diagnosis dan penatalaksanaan vertigo secara
umum dapat dilakukan di pusat layanan kesehatan
primer. Beberapa tindakan pemeriksaan
keseimbangan sederhana (tes Romberg, tes salah
tujuk) dapat dilakukan pada praktik sehari-hari.
Terapi medikamentosa (obat antivertigo) sangat
banyak pilihannya, dan harus dipertimbangkan
antara manfaat dan risiko penggunaannya

Anda mungkin juga menyukai