Anda di halaman 1dari 18

Penyakit Hemolitik pada

Neonatus akibat Inkompatibilitas


ABO
Kelompok E9
Kelompok E9
Sucitra Setiawan 102008042
Mariza Gautami Siwabessy 102011098
Pulela Dewi Loisoklay 102011150
Nofanny Felicia 102011210
Kevin Rianto Putra 102011294
Debora Semeia Takaliuang 102011304
Jorgie Nefrorinaldy 102011390
Farella Kartika Huzna 102011408
Hazirah binti Hashim 102011439
Skenario 10
Seorang bayi perempuan berusia 5 hari dibawa ke puskesmas dengan
keluhan utama kuning sejak lahir. Ibu mengatakan bahwa bayi mulai
kuning sejak 10 jam dilahirkan. Bayi dilahirkan normal per vaginam di
bidan, aktif dan kuat menangis. Sampai saat ini, bayi hanya menerima
ASI eksklusif dan kuat menyusu, serta aktif. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan suhu 38,6oC, denyut nadi 130x/menit, napas 40x/menit,
sclera dan kulit ikterik (+) hingga daerah abdomen, hepato-
splenomegali (-). Menurut ibunya, golongan darahnya adalah O dan
suaminya adalah B.
Anamnesis
Identitas perempuan, usia 5 hari
KU kuning sejak 10 jam dilahirkan
RPS aktif + kuat menyusu (ASI eksklusif)
Keluhan penyerta?
RPD lahir normal per vaginam, kuat menangis
RPK ibu gol. Darah O, bapak gol. Darah B
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran Hasil:
TTV suhu 36,8oC
nadi 130 kali/menit
Antropometri RR 40 kali/menit
Abdomen sklera dan kulit ikterik (+) hingga
Sclera daerah abdomen
Hepatosplenomegali (-)
Pemeriksaan Penunjang
CBC SDM yang ternukleasi, retikulositosis, polikromasia,
anisositosis, sferosit, dan fragmentasi sel
Coombs langsung & tidak langsung
Amniosentesis hemolisis pd fetus invasif & berisiko
Working Diagnosis

Penyakit Hemolitik pada Neonatus


akibat Inkompatibilitas ABO
Differential Diagnosis
Penyakit hemolitik akibat inkompatibilitas Rhesus
Anemia normositik-normokromik fetus/neonatus dengan Rh+ve,
ibu Rh-ve sebelumnya telah terpajan Rh+ve dan membentuk
antibodi
Differential Diagnosis
Etiologi
Ketidakcocokan gol. Darah ibu dan fetus
Ibu gol. Darah O + fetus gol. Darah A/B/AB
Manifestasi Klinik
Ibu gol. Darah O + anak gol. Darah A/B/AB
Ikterus dlm 24 jam
Anemia
Retikulositosis
Eritroblastosis
Hepatosplenomegali ringan (-)
Kasus ringan hanya ikterus
Patofisiologi
Antibodi maternal (IgG) melintasi plasenta menyerang SDM
fetus lisis SDM anemia
Hemolisis anti-A > hemolisis anti-B
Hemolisis anti-B lebih parah
SDM fetus sedikit ekspresi permukaan antigen hemolisis tidak
signifikan hiperbilirubin (+), anemia (-)
Epidemiologi
Inkompatibilitas ABO kehamilan pertama
12% kehamilan 3% gejala klinis
<1% hemolisis signifikan
Penatalaksanaan
Manajemen hiperbilirubinemia

Farmakologi :
Obat pengikat bilirubin
Blokade heme mjd bilirubin Porfirin tin (Sn) inhibitor heme oksigenase
poten prod.

Non farmakologi :
Fototerapi
Transfusi tukar
Penatalaksanaan
Komplikasi
KERN ICTERUS
Kerusakan otak perlengketan bilirubin indirek pada otak (korpus striatum,
talamus, nukleus subtalamus hipokampus, nukleus merah, dan nukleus di
dasar ventrikel IV)
Gejala klinis :
Awal mata berputar, letargi, tidak nafsu makan, tangisan bernada tinggi, demam,
kejang, tak mau menghisap, tonus otot yang meninggi, leher kaku, opistotonus
Lebih lanjut spasme otot, opistotonus, kejang, atetosis + ketegangan otot, ketulian
pada nada tinggi, gangguan bicara dan retardasi mental
Pasien selamat serebral palsi tipe koreoatetoid, dengan gejala sisa berupa defek
neurologis + fungsi kognitif
Prognosis
Survival rate : 85-90%, berkurang 15% pada hidrops fetus
Kebanyakan janin fungsi neurologis utuh
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai