Anda di halaman 1dari 34

Ikterus Neunatorum

dr. Anastasia juyanti Rosa Djaro


Pembimbing
dr. Elisabeth sophiane
Definisi
• warna kuning yang tampak pada kulit dan mukosa
oleh karena adanya bilirubin pada jaringan tersebut
akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah

• suatu gejala yang sering ditemukan pada bayi baru lahir


yang terbagi menjadi ikterus fisiologis dan ikterus patologis
Lanjutan …………..
• Bila kadar bilirubin darah melebihi 2 mg%, maka ikterus akan terlihat.
• Namun pada neonatus ikterus masih belum terlihat meskipun kadar
bilirubin darah sudah melampaui 5 mg%.
• terjadi karena peninggian kadar bilirubin indirect (bilirubin tak
terkonjugasi, nilai normal 0,1 – 0,4 g/dt)
• kadar bilirubin direct (bilirubin bebas yang terdapat dalam hati dan
tidak lagi berikatan dengan albumin).
• Bilirubin indirect akan mudah melewati darah otak keadaan
BBLR, hipoksia dan hipoglikemia
Lanjutan ……………
• Ikterus disebabkan hemolisis darah janin diganti darah dewasa.
• Pada janin menjelang persalinan terdapat kombinasi antara darah janin
dan darah dewasa mampu manarik O2 dari udara dan mengeluarkan CO2
melalui paruparu.
• Penghancuran darah janin inilah yang terjadi ikterus yang sifatnya
fisiologis.
• dikemukakan bahwa kadar bilirubin indirek NCB 15 mg% sedangkan
NKB 10 mg %.
• Diatas angka tersebut dianggap hiperbilirubinemia,
Macam macam icterus

Ikterus fisiologis .........................


• Timbul pada hari kedua sampai ketiga
• Kadar bilirubin indirek sesudah 2 - 24 jam 15mg% pada NCB
dan 10 mg% NKB
• Kecepatan peningkatan kadar biliburin tidak melebihi 5 mg% perhari.
• menghilang pada 10 hari pertama.
• Tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi.
Macam macam icterus
Ikterus patologis …………….
• terjadi dalam 24 jam pertama.
• Kadar bilirubin > 10 mg% NCB Atau > 12,5 mg% NKB
• bilirubin > 5 mg% perhari.
• menetap sesudah 2 minggu pertama.
• Kadar bilirubin direk > 1 mg%
• Mempunyai hubungan dengan proses hemolitik.
• Ikterus disertai proses hemolisis (inkompabilitas darah,defisiensi enzim G6Pd dan sepsis).
• berat lahir < 2500 gram, masagestasi < 36 minggu, asfiksia, hipoksia, sindrom
gangguan pernafasan, infeksi, hipoglikemia, hiperkapnia dan hiperosmobilitas darah.
Etiologi
• Produksi yang berlebihan: golongan darah ibu-bayi tidak
sesuai, hematoma, spheratisosis congenital, enzim
G6pd rendah.
• Gangguan konjugasi hepar: Enzim glukoronil tranferasi
belum adekuat (premature).
• Gangguan transportasi albumin rendah, ikatan kompetitif
dengan albumin, kemampuan mengikat albumin rendah.
• Gangguan ekresi: obstruksi saluran empedu, obstruksi usus,
obstruksi pre hepatik.
Faktor resiko
• Faktor Maternal

• Faktor Perinatal

• Faktor neonatus
Faktor resiko

• Usia ibu • Inkomtabilitas Rhesus


• Tingkat pendidikan • Inkompatibilitas ABO
• Tingkat pengetahuan ibu • Berat badan lahir
tentang perawatan bayi ikterus • Asfiksia
• Riwayat kesehatan ibu • Prematur
• APGAR score
• Masa gestasi
• Asupan Nutrisi
• Jenis persalinan
• Terpapar sinar matahari.
Tanda dan Gejala

Tanda Tanda
• Pada permulaan tidak jelas, yang • otot, episiototonus, kejang, stenosis yang
tampak mata berputarputar. disertai
• Letargis (lemas). • ketegangan otot.
• Perut membuncit.
• Kejang.
• Feses berwarna seperti dempul
• Tidak mau menghisap.
• Tampak ikterus: sklera, kuku, kulit dan
• Dapat tuli, gangguan bicara dan membran mukosa.
retardasi mental. • Muntah, anoreksia, fatigue, warna urin
• Bila bayi hidup pada umur lebih gelap, warna tinja
lanjut dapat disertai spasme gelap.
Tanda dan Gejala

Gejala Gejala
• Gejala akut: gejala yang • Gejala kronik: tangisan yang
dianggap sebagai fase pertama melengking (high pitch cry)
• kernikterus pada neonatus • meliputi hipertonus dan
adalah letargi, tidak mau minum opistonus (bayi yang selamat
dan hipotonus. biasanya menderita gejala sisa
berupa paralysis serebraldengan
atetosis, gangguan pendengaran,
paralysis sebagian otot mata dan
dysplasia dentalis).
Diagnosis
• Anamnesis : riwayat obstetri sebelumnya
• riwayat inkompabilitas darah,
• riwayat transfusi tukar atau terapi sinar pada bayi sebelumnya.
• Faktor risiko
Komplikasi
• Kernikterus (ensefalopati biliaris) adalah suatu kerusakan otak
akibat adanya bilirubin indirect pada otak.
• Kernikterus ditandai dengan kadar bilirubin darah yang tinggi > 20 mg
% pad BCK atau > 18 mg% pada BBLR disertai dengan gejala
kerusakan otak berupa mata berputar,letargi, kejang, tak mau
mengisap, tonus otot meningkat, leher kaku,epistotonus, dan
sianosis, serta dapat juga diikuti dengan ketulian,gangguan berbicara,
dan retardasi mental di kemudian hari
Penatalaksanaa
• Ikterus yang timbul pada 24 jam pertama

pemeriksaan yang dilakukan yaitu Kadar bilirubin serum berkala,


darah tepi lengkap,golongan darah ibu dan bayi diperiksa,
pemeriksaan penyaring defisiensi enzim G6PD biakan darah atau biopsi
hepar bila perlu.
Penatalaksanaan
• Ikterus yang timbul 24-72 jam setelah lahir.

Pemeriksaan yang perlu diperhatikan yaitu bila keadaan bayi baik dan
peningkatan tidak cepat dapat dilakukan pemeriksaan darah tepi,
periksa kadar bilirubin berkala, pemeriksaan penyaring enzim G6PD dan
pemeriksaan lainnya
Penatalaksanaan
• Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama dan selanjutnya.

Pemeriksaan yang perlu dilakukan yaitu pemeriksaan bilirubin


berkala, pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan penyaring G6PD,
biakan darah, biopsy hepar bila ada indikasi.
Penatalaksanaan
• Terapi Sinar (fototerapi)
Bilirubin akan menyerap cahaya secara maksimal dalam batas wilayah
warna biru (mulai dari 420-470mm). bilirubin dalam kulit akan
menyerap energi cahaya,

• Terapi Transfusi
Dilakukan untuk mempertahankan kadar bilirubin indirek dalam serum
bayi aterm kurang dari 20 mg/dl atau 15 mg/dl pada BKB Dapat
diulangi sebanyak yang diperlukan
Penatalaksanaan
• Menyusui Bayi dengan ASI
• Terapi Sinar Matahari
Laporan kasus
• IDENTITAS
• Nama : bayi Ny.S
• Usia : 5 Hari
• Tanggal Lahir : 5 januari 2023
• Jenis Kelamin : perempuan
• Alamat : jln. Suratim oesapa
• Agama : Kristen
• Nama ibu : Ny. S
• Usia : 20 tahun
Anamnesis
• Pasien bayi perempuan, umur 5 hari datang ke puskesmas oesapa
• Dilakukan anamnesis secara autoanamnesis. 
• Keluhan Utama
• Kuning pada wajah dan badan
• Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang diantar oleh orang tuanya dengan keluhan kuning pada wajah
dan badan keluhan timbul sejak 5 hari yang lalu,pasien tampak
diam,keluhan lain muntah (-), BAB dan BAK dalam batas normal .
• ASI cukup
• Riwayat Penyakit Dahulu : disangkal
• Riwayat Penyakit Keluarga : disangkal
• Riwayat Pengobatan : ibu tidak pasien pernah menggunakan obat
obatan selain obat dari dokter
• Riwayat Alergi : disangkal
• Riwayat Kebiasaan : ibu tidak pasien tidak pernah mengkonsumsi
jamu – jamuan, alcohol
Riwayat persalinan
• Pasien lahir cukup bulan
• SC
• Langsung nangis
• BBL 3100 gram
• PB 45 cm
Pemeriksaan fisik
• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Composmentis 
• Tanda-tanda vital
• Tekanan Darah : -
• Laju Nadi: 120 kali/menit, reguler, teraba kuat
• Laju Pernapasan : 40 kali/menit, reguler
• Suhu : 36,3oC
Status generalis

Kulit keseluruhan Kepala dan wajah


• Pigmen kulit seragam • Rambut tersebar secara merata
• Tidak tampak pucat • Kulit kepala DBN
• Tidak ada sianosis / kebiruan • Fungsi pergerakan normal
• Tampak icterus / jaundice/ • Wajah tampak icterus
kekuningan
• Terdapat kremer 1 dan 2
• Tidak ada edema
• Elastisitas dan turgor normal
Status generalis

Mata Gigi dan mulut


• Konjungtiva anemis (-) • Bibir normal, simetris, kemerahan,
• Skelera ikterik (-) lembab, tidak ada sianosis
• Mucosa mulut normal
• Pupil bulat, isokor, diameter
3mm/3mm • Lidah normal, merah muda, bersih
• RCL +/+ • Faring normal
• Pergerakan bola mata normal • Uvula ditengah
• Tidak ada keterbatasan lapang • Tonsil normal
pandang
Status generalis

Leher Thorax
• Tampak icterus • Tampak icterus
Status generalis

Jantung Paru-paru
• Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat • Inspeksi :
• Palpasi: iktus kordis teraba • abnormalitas pigmentasi kulit (-) ,
dilateral dari ICS V linea tampak icterus
midclavicular sinistra • Kembang paru simetris, tidak ada
yang tertinggal
• Perkusi: batas jantung normal, • Pectus excavatum / pectus
tidak ada pembesaran carinatum (-)
• Auskultasi : Suara jantung normal • Lesi (-) massa (-)
• Retraksi intercostal /
supraclavicular (-)
Status generalis

Paru paru Abdomen


• Palpasi : • Inspeksi:
• Taktil fremitus normoresonan • Abnormalitas pigmentasi kulit (-)
• Pengembangan dada simetris icterus (+)
• Perkusi : • Distensi (-)
• Perkusi paru normal, sonor dan • Auskultasi : bising usus normal
simetris dikedua lapang paru
• Batas paru hepar normal • Perkusi : dalam batas normal
• Auskultasi : • Palpasi :
• Vesikuler (+/+) Rhonci (-/-) wheezing (-) • Supel
• Hepatomegali (-)
Status generalis
Ekstremitas atas dan bawah
• Look :
• pigmentasi kulit baik
• Ekstremitas simetris secara orientasi anatomis
• Kuku normal, tidak ada clubbing finger
• Feel :
• Ekstremitas akral hangat
• CRT < 2 “/CRT < 2”
• Move :
• Gerak aktif maupun pasif tidak terdapat abnormalitas
Tatalaksanaan
• KIE
• Terapi sinar
Pembahasan
• Bayi Ny.S umur 5 Hari diantar oleh orangtuanya, dengan keluhan
kuning pada daerah wajah dan perut sejak 5 hari yang lalu, keluhan
lain mual (-), muntah (-), BAB dan BAK tidak ada keluhan. ASI kuat.
• pada pemeriksaan fisik Tampak sakit sedang, Kesadaran
Composmentis, Nadi120 kali/menit, reguler, teraba kuat, Pernapasan
40 kali/menit, regular, Suhu 36,3oC,
• pada status generalis, kulit Tampak kuning pada daerah wajah, leher,
dan perut bagian atas.
• Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik didiagnosa dengan icterus
neonatorum
Pembahasan
• Berdasarkan penelitian icterus
warna kuning yang tampak pada kulit dan mukosa
oleh karena adanya bilirubin pada jaringan tersebut
akibat peningkatan kadar bilirubin dalam darah.
• suatu gejala yang sering ditemukan pada bayi baru lahir
yang terbagi menjadi ikterus fisiologis dan ikterus patologis.
• Pasien dengan icterus dapat dilakukan dengan terapi sinar, terapi
transfusi, menyusui , menjemur disinar matahari.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai