Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN ILMU ANESTESI DAN REANIMASI REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN JULI 2019


UNIVERSITAS PATTIMURA

Management Difficult Airway

Disusun oleh :
Alvionita Naomy Agustina Letelay
NIM. 2018-84-007

Konsulen :
dr. Ony. W. Angkejaya, Sp. An
dr. Fahmi Maruapey, Sp. An

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DI BAGIAN ILMU ANESTESI DAN REANIMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
ANATOMI JALAN NAFAS
DEFINISI

Situasi klinis dimana anesthesiologist yang


terlatih mendapatkan kesulitan dengan
ventilasi sungkup muka (facemask) pada jalan
nafas atas, kesulitan dengan intubasi
trakeal, ataupun keduanya.

Jalan nafas yang sulit menggambarkan interaksi


kompleks antara faktor dari pasien, pengaturan
klinis, dan keterampilan praktisi.
Klasifikasi Difficult Airways (Menurut ASA)

Kesulitan ventilasi dengan sungkup


atau supraglottic airway (SGA)

Kesulitan penempatan SGA

Kesulitan dilakukan laringoskopi

Kesulitan intubasi trakea

Kegagalan intubasi
DIAGNOSA

• Riwayat yang berhubungan dengan jalan napas:


• Snoring atau mengorok
Anamnesis • Gigi terkikis
• Nyeri cervikal atau pergerakan leher yang terbatas
• Nyeri atau disfungsi sendi temporo-mandibular

Pemeriksaan • Metode LEMON


Fisik • Metode 4MS

• Radiografi , CT-scan , fluoroskopi dapat


Pemeriksaan mengidentifikasi berbagai keadaan yang
didapat atau bawaan pada pasien dengan
Penunjang kesulitan jalan napas
Pemeriksaan fisik (Metode
LEMON)
• Look externally
Misalnya leher pendek, gigi yang besar, atau
lidah yang besar.
• Evaluate 3 – 3 – 2 rule
Menentukan jarak anatomis menggunakan
jari sebagai alat ukur untuk mengetahui
seberapa besar bukaan mulut serta
alignment dari faring, laring dan aksis oral
• Mallampati score
Menilai visualisasi hipofaring,
dimana pasien dalam posisi
supine, membuka mulut
sambil menjulurkan lidah
• Obstruction/Obesity
Adakah keadaan yang dapat menyebabkan obstruksi
misalkan abses peritonsil, trauma.

Obesitas dapat menyebabkan sulitnya intubasi karena


memperberat ketika melakukan laringoskop dan
mengurangi visualisasi laring

• Neck deformity
Leher yang baik dapat fleksi dan ekstensi dengan
bebas ketika laringoskopi atau intubasi, Ektensi leher
normalnya adalah 35° (The atlanto-oksipital/ A-O joint)
Pem.Fisik(Metode 4MS)

Measurements 3-3-2-1 or 1-2-3-3


Fingers
3 – Jari. Bukaan mulut.
3 – Jari. Jarak hypomental = dari manthus
sampai leher
2 – Jari antara thypiod sampai dasar dari
Mallampati score mandibula 
1 - Jari. Subluksasi mandibula

Malformation of the Skull (S), Teeth (T),


Obstruction (O), Pathology (P) STOP 
Movement of the neck
S = Skull (Hidrocephalus dan
Ektensi leher "normal" adalah 35° (The mikrocephalus) 
atlanto-oksipital/ A-O joint).
T = Teeth (Buck, protruded, & gigi ompong,
Keterbatasan ektensi sendi terdapat pada makro dan mikro mandibula) 
spondylosis, rheumatoid arthritis, halo-jaket
O = Obstruction (obesitas, leher pendek dan
fiksasi, pasien dengan gejala yang
bengkak disekitar kepala and leher) 
menunjukkan kompresi saraf dengan
ekstensi servikal. P =Pathologi (kraniofacial abnormal &
Syndromes: Treacher Collins, Goldenhar’s,
Pierre Robin, Waardenburg syndromes) 
Klasifikasi Mallampati/Samsoon-Young
berdasarkan penampakan dari orofaring

A. Klasifikasi Klinis
Mallampati

Kelas I Tampak uvula, pilar fausial dan


palatum mole

Kelas II Pilar fausial dan palatum mole


terlihat

Kelas III Palatum durum dan palatum mole


masih terlihat

Kelas IV Palatum durum sulit terlihat 2,3

B. Klasifikasi Klinis
Samsoon
Young
Kelas I Visualisasi seluruh
bukaan laring
Kelas II Visualisasi hanya
komisura posterior
dari bukaan laring

Kelas III Visualisasi hanya


epiglotis
Kelas IV Visualisasi hanya soft
palate
Tabel Metode 4MS

Jika score pasien 8 atau lebih, maka memungkinkan


difficult airway
Persiapan Standar pada
Managemen Kesulitan Jalan Napas

(1) Tersedianya peralatan untuk pengelolaan kesulitan jalan


napas
(2) Menginformasikan kepada pasien atau keluarga tentang
adanya atau dugaan kesulitan jalan nafas, prosedur
yang berkaitan dengan pengelolaan kesulitan jalan
nafas, dan risiko khusus yang kemungkinan dapat terjadi
(3) Memastikan bahwa setidaknya ada satu orang tambahan
sebagai asisten dalam manajemen kesulitan jalan nafas,
(4) Melakukan preoksigenasi dengan sungkup wajah
sebelum memulai manajemen kesulitan jalan nafas,
(5) Secara aktif memberikan oksigen tambahan di seluruh
proses manajemen kesulitan jalan nafas.
Teknik Intubasi pada Kesulitan
Jalan Napas
1.Intubasi sadar.
• Anestesi topikal

• Pilihan teknik untuk mencegah bahaya aspirasi pada kasus trauma berat pada muka, leher,
perdarahan, usus, serta kesulitan jalan napas

• Obat penenang seperti diazepam, fentanyl atau petidin untuk mempermudah kooperasi
pasien tanpa harus menghilangkan refleks jalan napas atas (yang harus mencegah aspirasi)

• Boleh spray lidokain 2% pada lidah dan farings

• Midazolam dalam dosis 20 sampai 40 mg / kg iv, diulang setiap 5 menit yang diperlukan,
yang digunakan untuk mencapai tingkat yang diinginkan sedasi (dosis maksimal 100 sampai
200 mg / kg).

• Intubasi sadar pada pasien yang menderita kesulitan jalan napas memberikan hasil yang
memuaskan 88-100%
2. Laringoskopi dengan bantuan video

3. Intubasi stylets atau tube-changer


4. SGA untuk ventilasi (LMA, laringeal tube)
5. SGA untuk intubasi (ILMA),
6. Laryngoscopic berbagai desain dan ukuran,
7. Intubasi dengan bantuan fiberoptik bronchoscope(FOB)
8. Stylets menyala atau Ligth Wand.
Akibat dari kesulitan jalan
napas

Kematian ,

Kerusakan otak,

Cardiac arrest,

Trauma jalan napas,


Algoritma Kesulitan Jalan
Napas
Algoritma Difficult Airway Sederhana
menurut difficult Airway Society
Ekstubasi

Pasien harus pulih sepenuhnya dari pengaruh obat pelemas otot pada saat sebelum ekstubasi

Pasien teranestesi dalam atau sudah sadar, faring pasien juga sebaiknya disuction terlebih
dahulu sebelum ekstubasi untuk mengurangi risiko aspirasi atau laringospasme.

Pasien juga harus diventilasi dengan 100% oksigen

sebelum ekstubasi, TT dilepas dari plester dan balon dikempiskan. Pemberian sedikit tekanan
positif pada jalan napas pada kantong anestesia yang dihubungkan dengan TT dapat membantu
meniup sekret yang terkumpul pada ujung balon supaya ke luar ke arah atas, menuju faring,
yang kemudian dapat disuction.

TT dicabut dengan satu gerakan yang halus, dan sungkup wajah biasanya digunakan untuk
menghantarkan oksigen 100% sampai pasien menjadi cukup stabil untuk diantar ke ruang
pemulihan.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai

  • Caisson Disease PPT FIX
    Caisson Disease PPT FIX
    Dokumen16 halaman
    Caisson Disease PPT FIX
    Alvionita naomy agustina Letelay
    Belum ada peringkat
  • Skabies: Laporan Kasus
    Skabies: Laporan Kasus
    Dokumen24 halaman
    Skabies: Laporan Kasus
    Alvionita naomy agustina Letelay
    Belum ada peringkat
  • Obat Pustu
    Obat Pustu
    Dokumen7 halaman
    Obat Pustu
    Alvionita naomy agustina Letelay
    Belum ada peringkat
  • Ikterus Neunaterum
    Ikterus Neunaterum
    Dokumen34 halaman
    Ikterus Neunaterum
    Alvionita naomy agustina Letelay
    Belum ada peringkat
  • CP BPH Fix
    CP BPH Fix
    Dokumen8 halaman
    CP BPH Fix
    Alvionita naomy agustina Letelay
    Belum ada peringkat
  • PPK Batu Ureter 2018 1
    PPK Batu Ureter 2018 1
    Dokumen4 halaman
    PPK Batu Ureter 2018 1
    Alvionita naomy agustina Letelay
    Belum ada peringkat
  • PPK Striktur Uretra 2018
    PPK Striktur Uretra 2018
    Dokumen3 halaman
    PPK Striktur Uretra 2018
    Alvionita naomy agustina Letelay
    Belum ada peringkat
  • PPK Ca Testis 2018
    PPK Ca Testis 2018
    Dokumen6 halaman
    PPK Ca Testis 2018
    Alvionita naomy agustina Letelay
    Belum ada peringkat
  • Penyuluhan TB Dokship RSB
    Penyuluhan TB Dokship RSB
    Dokumen2 halaman
    Penyuluhan TB Dokship RSB
    Alvionita naomy agustina Letelay
    Belum ada peringkat
  • Sepsis
    Sepsis
    Dokumen6 halaman
    Sepsis
    Alvionita naomy agustina Letelay
    Belum ada peringkat
  • Bronkitis Kronis LP
    Bronkitis Kronis LP
    Dokumen11 halaman
    Bronkitis Kronis LP
    Alvionita naomy agustina Letelay
    Belum ada peringkat
  • Referat Chorea
    Referat Chorea
    Dokumen16 halaman
    Referat Chorea
    Alvionita naomy agustina Letelay
    Belum ada peringkat
  • LAPSUS ASMA Bronkhial
    LAPSUS ASMA Bronkhial
    Dokumen40 halaman
    LAPSUS ASMA Bronkhial
    Alvionita naomy agustina Letelay
    Belum ada peringkat
  • Anamnesis Epilepsi
    Anamnesis Epilepsi
    Dokumen7 halaman
    Anamnesis Epilepsi
    Alvionita naomy agustina Letelay
    Belum ada peringkat
  • Anamnesis Tumor Otak
    Anamnesis Tumor Otak
    Dokumen8 halaman
    Anamnesis Tumor Otak
    Alvionita naomy agustina Letelay
    Belum ada peringkat
  • Anamnesis Pasien Trauma
    Anamnesis Pasien Trauma
    Dokumen6 halaman
    Anamnesis Pasien Trauma
    Alvionita naomy agustina Letelay
    Belum ada peringkat
  • Anamnesis Nyeri Kepala
    Anamnesis Nyeri Kepala
    Dokumen8 halaman
    Anamnesis Nyeri Kepala
    Alvionita naomy agustina Letelay
    Belum ada peringkat