Disusun oleh :
Alvionita Naomy Agustina Letelay
NIM. 2018-84-007
Konsulen :
dr. Ony. W. Angkejaya, Sp. An
dr. Fahmi Maruapey, Sp. An
Kegagalan intubasi
•Riwayat yang berhubungan dengan jalan napas:
• Snoring atau mengorok
Anamnesis •Gigi terkikis
•Nyeri cervikal atau pergerakan leher yang terbatas
•Nyeri atau disfungsi sendi temporo-mandibular
KLASIFIKASI KLINIS
Kelas I Tampak uvula, pilar fausial dan palatum mole
Kelas II Pilar fausial dan palatum mole terlihat
Kelas III Palatum durum dan palatum mole masih terlihat
Kelas IV Palatum durum sulit terlihat
• Obstruction/Obesity
Adakah keadaan yang dapat menyebabkan
obstruksi misalkan abses peritonsil, trauma.
• Neck deformity
Leher yang baik dapat fleksi dan ekstensi dengan
bebas ketika laringoskopi atau intubasi, Ektensi leher
normalnya adalah 35° (The atlanto-oksipital/ A-O joint)
Measurements 3-3-2-1 or 1-2-3-3 Fingers
3 – Jari. Bukaan mulut.
3 – Jari. Jarak hypomental = dari manthus
sampai leher
2 – Jari antara thypiod sampai dasar dari
mandibula
Mallampati score
1 - Jari. Subluksasi mandibula
B. Klasifikasi Klinis
Samsoon
Young
Kelas I Visualisasi seluruh
bukaan laring
Kelas II Visualisasi hanya
komisura posterior
dari bukaan laring
• Pilihan teknik untuk mencegah bahaya aspirasi pada kasus trauma berat pada
muka, leher, perdarahan, usus, serta kesulitan jalan napas
• Intubasi sadar pada pasien yang menderita kesulitan jalan napas memberikan
hasil yang memuaskan 88-100%
2. Laringoskopi dengan bantuan video
Kerusakan otak,
Cardiac arrest,
Pasien teranestesi dalam atau sudah sadar, faring pasien juga sebaiknya disuction terlebih dahulu
sebelum ekstubasi untuk mengurangi risiko aspirasi atau laringospasme.
sebelum ekstubasi, TT dilepas dari plester dan balon dikempiskan. Pemberian sedikit tekanan positif
pada jalan napas pada kantong anestesia yang dihubungkan dengan TT dapat membantu
meniup sekret yang terkumpul pada ujung balon supaya ke luar ke arah atas, menuju faring, yang
kemudian dapat disuction.
TT dicabut dengan satu gerakan yang halus, dan sungkup wajah biasanya digunakan untuk
menghantarkan oksigen 100% sampai pasien menjadi cukup stabil untuk diantar ke ruang
pemulihan.