Anda di halaman 1dari 70

Ballad score, sepsis neonatorum,

hiperbilirubinemia dan
pemeriksaan bayi baru lahir
Disusun Oleh :
Lulu Ah Janah (1102017129)
Syifa Nur Lathifah (1102017225)

Pembimbing:
Dr. Ellen Roostaty Sianipar, Sp.A (K)

SMF ILMU KESEHATAN ANAK PERIODE 22 NOV-1 JAN


RSUD PASAR REBO – FK YARSI
Contents
1. Pemeriksaan Fisik pada Bayi baru lahir
2. Ballad Score
3. Sepsis Neonatorum
4. Hiperbilirubinermia
01

Pemeriksaan bayi baru lahir


PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL SAAT LAHIR
(0-6 JAM) MELIPUTI :

• Perawatan Neonatus pada 0-30 detik


• Perawatan Neonatus pada 30 detik – 90 Menit
• Perawatan Neonatus 90 menit – 6 jam
1. Menjaga bayi tetap hangat
1. Ruang bersalin hangat
2. Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks
3. Letakka bayi di dada atau perut ibu (skin to skin)
4. IMD
5. Gunakan pakaian yang sesuai, selimuti dengan kain hangat dan topi
6. Timbang setelah satu jam kontak skin to skin
7. Memandikan bayi > 24 jam
8. Rawat Gabung
9. Resusitasi dalam lingkungan yang hangat
10. Transportasi hangat (jika perlu di rujuk)
2. Pemotongan dan perawatan tali pusat
1. Klem, potong dan ikat tali pusat 2 menit setelah bayi lahir
3. Inisiasi
menyusui dini
(IMD)
4. Pemberian identitas
5. Penyuntikan vitamin k
1. Injeksi Vit K1 1 mg dosis
tunggal IM
2. Jika BBL <1500 gr atau usia
gestasi <32 minggu, dosis :
0,5mg
6. Pemberian salep mata
Tetrasiklin 1%
anamnesis
Tanyakan pada ibu dan atau keluarga tentang masalah kesehatan pada ibu dan bayi:
1. Keluhan tentang bayinya
2. Penyakit ibu yang mungkin berdampak pada bayi (Hipotiroid, hepatitis B,
Tuberculosa, HIV, tanda-tanda korioamnionitis, dan penggunaan obat tertentu).
3. Cara, waktu, tempat bersalin, kondisi bayi saat lahir (langsung menangis /tidak)
dan tindakan yang diberikan pada bayi jika ada.
4. Warna air ketuban
5. Riwayat buang air besar dan kecil
6. Frekuensi bayi menyusu dan kemampuan menghisap
Menentukan usia gestasi
Teknik menentukan usia gestasi :
1. Berdasarkan Hari Pertama Haid Terakhir (H + 7), (B-3), (T+1)
Keterangan:
H = Hari pertama haid terakhir
B = Bulan haid terakhir
T = Tahun haid terakhir
2. Ballad Score
3. USG
Pemberian imunisasi hep B
Pemantauan neonatus 90 menit-6 jam
Pada periode 90 menit – 6 jam dilakukan pemantauan stabilisasi kondisi bayi periodik
setiap 1 jam yang meliputi postur tubuh, aktivitas, pola napas, denyut jantung, perubahan
suhu tubuh, warna kulit dan kemampuan menghisap. Adapun tanda-tanda tersebut adalah:

• Napas cepat (> 60 kali permenit) • Gerakan bayi berulang atau kejang
• Napas lambat (< 40 kali permenit) • Demam (> 37,5 ̊C) atau Hipotermi (<36,5 ̊C)
• Sesak napas/sukar bernapas ditandain • Perubahan warna kulit, misalkan biru atau
dengan merintih, tarikan dinding dada saat pucat.
inspirasi • Malas/ tidak bisa menyusu atau minum
• Denyut jantung (< 100 kali permenit atau >
160 kali permenit)
• Gerakan bayi lemah
02

Ballad score
Ballad Score
03

SEPSIS neonatal
DEFINISI
Disfungsi organ yang mengancam kehidupan (life-
threatening organ dysfunction) yang disebabkan
oleh disregulasi imun terhadap infeksi. (IDAI,2016)

1-10/1000 13-50% 5-10X


Angka Kematian Lebih tinggi pada
Angka kejadian sepsis
neonatus prematur
neonatal dari kelahiran
hidup
TERMINOLOGI menurut ACCP/SCCM
• SEPSIS merupakan sindrom respons inflamasi sistemik (SIRS) yang
terjadi akibat infeksi bakteri, virus jamur ataupun parasite.
• SEPSIS BERAT adalah keadaan sepsis yang disertai disfungsi organ
kardiovaskular dan gangguan napas akut atau terdapat gangguan dua
organ lain (ggn. Neurologi, hematologi, urogenital dan hepatologi)
• SYOK SEPSIS apabila bayi masih dalam hipotensi walaupun telah
mendapat cairan adekuat.
• SINDROMA DISFUNGSI MULTIORGAN terjadi apabila bayi tidak mampu
lagi mempertahankan homeostasis tubuh sehingga terjadi perubahan
fungsi dua atau lebih organ tubuh.
KLASIFIKASI BERDASARKAN ONSET
ONSET DINI ONSET LAMBAT
(< 72 jam) (> 72 jam)

● Komplikasi Kehamilan (+) ● Komplikasi kehamilan +/-


● Maternal genital tract ● Maternal genital tract/ environtmental
● Fulminan ● Progres lebih lambat
● Pneumonia ● Meningitis
● 5-50% mortalitas ● 2-6 mortalitas
ETIOLOGI
Streptokokus Grup B (GBS) Enterobacter
E. Coli Enterovirus

Listeria Monocytogenes Jamur


Stafilokokus Epidermidis Stafilokokus Aureus
Pseudomonas
Klebsiella
Faktor resiko
Maternal Neonatal

• Persalinan Kurang bulan • Tindakan resusitasi pada BBL


• Ketuban pecah > 18-24 jam • Prosedur invasif pada neonatus
• Ibu demam pada masa peripartum • Tindakan pemasangan alat
• Ibu dengan infeksi lainnya (kateter, infus, ETT)
• Cairan ketuban hijau dan berbau • Bayi dengan galaktosemi
• Kehamilan gemelli • Terapi zat besi
• Perawatan di NICU terlalu lama
• Pemberian nutrisi parenteral
• Pemakaian antibiotik
sebelumnya
PAtogenesis
MANIFESTASI KLINIS
Kriteria rodwell
CARA MENDIAGNOSIS
Dalam menentukan diagnosis diperlukan berbagai informasi:

FAKTOR RESIKO Pemeriksaan


penunjang
Maternal dan neonatal

Gambaran klinik
anamnesis
• Riwayat ibu mengalami infeksi intra uterin, demam, curiga infeksi
berat, atau KPD
• Riwayat persalinan tindakan, penolong persalinan, lingkungan
persalinan yang kurang higienis
• Riwayat lahir asfiksia berat, BKB, BBLR
• Riwayat air ketuban keruh, purulen atau bercampur mekonium
• Riwayat bayi malas minum, penyakit cepat memberat.
• Riwayat keadaan bayi lunglai, mengantuk, aktivitas berkurang atau
iritabel/rewel, muntah, perut kembung, tidak sadar, kejang.
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : • Kulit :
• Suhu tubuh tidak normal (lebih • Perfusi kulit kuran, sianosis,
sering hipotermia) petekie, sklerema, ikterik.
• Letargi, aktivitas berkurang • Cardiopulmonal :
• Malas minum • Takipne distress napas, takikardi,
• Iritabel hipotensi
• Kondisi memburuk secara cepat dan • Neurologis :
dramatis • Iritabilitas, penurunan kesadaran,
• GIT : kejang, UU membonjol, kaku kuduk
• Muntah, diare, perut kembung, (meningitis).
hepatomegaly
• Tanda mulai muncul > hari ke 4
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : • Kulit :
• Suhu tubuh tidak normal (lebih • Perfusi kulit kuran, sianosis,
sering hipotermia) petekie, sklerema, ikterik.
• Letargi, aktivitas berkurang • Cardiopulmonal :
• Malas minum • Takipne distress napas, takikardi,
• Iritabel hipotensi
• Kondisi memburuk secara cepat dan • Neurologis :
dramatis • Iritabilitas, penurunan kesadaran,
• GIT : kejang, UU membonjol, kaku kuduk
• Muntah, diare, perut kembung, (meningitis).
hepatomegaly
• Tanda mulai muncul > hari ke 4
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan Darah Lengkap
1. Leukopenia (<5.000/μL) atau Leukositosis
(>25.000/μL)
2. Neutopenia <1.800/μL saat lahir,
8.100/μL saat umur 12 jam 7.000/μL usia
24 jam dan <1.800/μL setelah 72 jam
3. Neutrofil imatur >1.100/μL saat lahir, Note :
>1.400/μL umur 12 jam dan >800/μL Jika tidak ada PMN maka skor 2
diatas 60 jam Jika terdapat ≥ 4 maka kemungkinan besar sepsis.
4. Rasio neutrogil Imatur/Total >0,2
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan CRP Pemeriksaan CSF
1. Peningkatan CRP dan IgM. 1. Peningkatan jumlah leukosit terutama PMN
Pemeriksaan Kultur 2. Leukosit ≥20mL (<7 hari) atau ≥ 10/mL (> 7 hari)
1. Ditemukan kuman pada darah (Gold 3. Peningkatan Kadar Protein
standard), urin, CSF dan dilakukan uji 4. Penurunan kadar glukosa
kepekaan kuman. 5. Gambaran sesuai meningitis
Pemeriksaan analisis gas darah Pemeriksaan Gula darah
1. Hipoksia 1. Hipoglikemia atau hiperglikemia
2. Asidosis Metabolik Pemeriksaan bilirubin
3. Asidosis laktat 1. Peningkatan Kadar bilirubin
Pemeriksaan penunjang
Radiologis
Foto thorax
1. Pneumonia kongenital (konsolidasi bilateral atau efusi pleura.’
2. Pneumonia karena infeksi intrapartum (infiltrasi dan dekstruksi jaringan
bronkopulmoner, atelectasis segmental atau lobaris, gambaran retikulogranular difus
(PMH) dan efusi pleura).
3. Pneumoia karena infeksi pascanatal, gambaran sesuai dengan pola kuman setempat.
CT Scan Kepala
1. Jika terdapat tanda neuroloogis dapat ditemukan obs aliran CSF, infark atau abses.
Pemeriksaan lain : Sesuai penyakit yang menyertai
Penatalaksanaan – medikamentosa
Antibiotik
1. Penisilin atau derivat biasanya ampisilin 100mg/kg/24jam intravena tiap 12 jam
2. Apabila terjadi meningitis untuk umur 0-7 hari 100-200mg/kg/24jam IV/IM tiap 12 jam,
umur >7 hari 200-300mg/kg/24jam IV/IM tiap 6-8 jam, maksimum 400mg/kg/24jam.
3. Ampisilin sodium/sulbaktam sodium (Unasyn), dosis sama dengan ampisilin ditambah
aminoglikosid 5mg/kg/24jam IV diberikan tiap 12 jam.

Lama pengobatan: 14-21 hari


Penatalaksanaan – terapi suportif
Respirasi
1. Menjaga patensi jalan napas dan pemberian oksigen untuk mencegah hipoksia

kardiovaskular
1. Pasang IV, cairan dosis rumatan, pemantauan TD dan SaO2

Tunjangan nutrisi adekuat


pencegahan
1. Mencegah dan mengobati ibu demam dengan curiga infeksi berat atau intrauterine
2. Mencegah dan mengobati ibu KPD
3. Perawatan antenatal yang baik
4. Mencegah aborsi berulang, cacat bawaan
5. Mencegah persalinan premature
6. Melakukan pertolongan persalinan yang bersih dan aman
7. Melakukan resusitasi dengan benar
8. Melakukan tindakan pencegahan infeksi : cuci tangan
9. Melakukan identifikasi awal terhadap faktor resiko sepsis
04

HIPERBILIRUBINEMIA
HIPERBILIRUBINEMIA
 Hiperbilirubinemia adalah keadaan dimana
terjadi peningkatan kadar bilirubin dalam darah
>5mg/dL, yang secara klinis ditandai oleh
adanya ikterus.

 60% dari neonatus >35 minggu akan mengalami


hiperbilirubinemia dan 80% pada neonatus <35
minggu.
Metabolisme Bilirubin
● HemoglobinGlobinHemeBilirubin
indirek
1 gram HB  34 mg bilirubin
● Bil.ind terikat albumin diangkut ke hati
● Diambil oleh ligandin masuk kehati
● Dikonyugasi oleh enzim glucoronil
transferase bilirubin direk
Metabolisme Bilirubin
● Bilirubin direk (empedu) disalurkan melalui duktus biliaris ke usus
● Di dalam usus oleh bakteriasterkobilin  dikeluarkan dengan sisa makanan
sebagai feses
● Sebagian diuraikan oleh enzim B-glucoronidase
 Bilirubin indirek  diserap kembali ke darah  terikat albumin  hati
(sirkulasi enterohepatik)
Skema peningkatan kadar bilirubin pada bayi baru lahir.
Hiperbilirubinemia Fisiologis Hiperbilirubinemia Patologis

Timbul setelah 24 jam Timbul dalam 24 jam pertama


Kadar tertinggi pada hari ke 5 pada NCB; Kenaikan kadar bilirubin > 5 mg / dl / hari
pada hari ke 7 pada NKB Bilirubin total >15 mg / dl
Kadar bilirubin total < 15 mg/dl Bilirubin direk > 2 mg / dl
Hilang dalam 14 hari Ikterus berlangsung lebih dari 14 hari
Hilang tanpa perlu pengobatan Warna feses dempul dan urin kuning tua
ETIOLOGI
Timbul dalam 24 jam Timbul antara 24-72 jam Timbul setelah 72 jam
pertama
*Penyakit hemolitik pada *Fisiologik * Sepsis
BBL: * Sepsis * Hematoma sefal
Inkompatibilitas Rh,ABO * Polisitemia * Hepatitis neonatal
* Infeksi ; TORCH, malaria, * Perdarahan tertutup * Atresia biliaris
bakteri * Perdarahan * Breastmilk jaundice
* Defisiensi enzim G6PD intraventrikular * Kelainan metabolik
* Peningkatan sirkulasi
entero-hepatik
Hiperbilirubinemia yang berhubungan dengan pemberian ASI
Breastfeeding jaudindice Breast-milk jaundice
- Adalah ikterus yang disebabkan oleh - Ikterus yang disebabkan oleh air susu ibu
kekurangan asupan ASI (ASI)
- Biasanya timbul pada hari ke-2 atau ke-3 - Insidens pada bayi cukup bulan berkisar 2-
pada waktu produksi ASI belum banyak. 4%.
- Keadaan ini dapat memicu terjadinya - Pada sebagian besar bayi, kadar bilirubin
hiperbilirubinemia, yang disebabkan turun pada hari ke-4, tetapi pada breast-milk
peningkatan sirkulasi enterohepatik akibat jaundice bilirubin terus naik, bahkan dapat
kurangnya asupan ASI. mencapai 20-30 mg/dL pada usia 14 hari.
- Breastfeeding jaundice seringkali terjadi Bila ASI dihentikan, bilirubin akan turun
pada bayi-bayi yang mendapatkan ASI secara drastis dalam 48 jam.
ekslusif namun tidak diiringi dengan - Bayi tampak sehat dengan menunnjukan
manajemen laktasi yang baik. Bayi akan kemapuan minum yang baik, aktif, lincah,
mengalami beberapa tanda sebagai akibat produksi ASI cukup. Yang diiringi degan
kekurangan cairan, seperti demam, pertambahan berat badan yang baik, fungsi
penurunan berat badan >10% dan hati normal, dan tidak terdapat bukti
berkurangnya produksi kencing. Frekuensi hemolisis.
BAB dapat berkurang.
Penentuan faktor resiko untuk menjadi hiperbilirubinemia berat pada bayi dengan usia kehamilan ≥36 minggu
dengan berat lahir ≥2000 gram, atau dengan usia kehamilan 35-36 minggu dengan berat lahir ≥2500 gram
berdasarkan kadar bilirubin serum sesuai dengan usia (dalam jam)
Faktor resiko Hiperbilirubinemia
DIAGNOSIS
Gejala dan tanda klinis
● Gejala utama : kuning di kulit, sklera, dan mukosa
● Dapat disertai gejala:
- dehidrasi
- pucat, berkaitan dg anemia hemolitik
- trauma lahir, contoh sefal hematoma
- pletorik
- letargi
- petekie
- mikrosefali, korioretinitis
- hepatomegali
- omfalitis, hipotiroidisme
- feses dempul, urin coklat tua, pikirkan ikterus obstruktif
Penilaian Klinis
Pemeriksaan Penunjang
● Bilirubin serum total dan direk
● Kadar bilirubin terkonjugasi lebih besar dari 2 mg/dl menunjukan
kolestasis, atresia bilier, atau sepsis.
● Hitung darah lengkap dengan temuan jumlah retikulosit adalah sebagai
berikut :
- Polistemia (hematokrit >65%)
- Anemia (hematokrit >40%)
- Sepsis (leukosit <5000/mL atau >20.000/mL) dengan rasio neurofil
immatur dan matang lebih besar 0,2
• Berat jenis urin (untuk mengetahui status hidrasi)
● Jika hemolisis dicurigai :
- Golongan darah
- Coomb test
- Apusan darah tepi
- Kadar enzim G6PD
- Hitung retikulosit
● Jika dicurigai sepsis, dipertimbangkan test berikut :
- Kultur darah
- Diferensiasi leukosit
- Jumlah trombosit
- Analisa dan kultur urin
Tatalaksana ikterus neonatorum
● Tujuan :
Mencegah keracunan oleh bilirubin
● Cara
1. Pencegahan hiperbilirubinemia
- Pemberian makan dini
- Hidrasi adekuat
2. Penurunan kadar bilirubin
- Terapi sinar
- Transfusi tukar
Terapi Sinar
Fototerapi
Lakukan terapi sinar, jika nilai klinis bilirubin memenuhi kriteria:
 Bayi sehat dan dengan faktor risiko
 BBLR
Terapi Sinar
● Prinsip :
Bilirubin oleh cahaya dengan gelombang
450-460 nanometer  photoisomer yang larut dalam air
● Perlengkapan
- lampu neon 6-8 buah
- tempat tidur atau inkubator
- alat penutup mata
Indikasi terapi sinar
Pertimbangkan terapi sinar pada:
- NCB-SMK sehat : bil.tot ≥ 12 mg/dl
- NKB sehat : bil tot > 10 mg/dl
Terapi sinar
● Letakkan bayi dalam keadaan telanjang dibawah lampu dengan jarak 45
cm
● Tutup mata
● Setiap 2 jam bayi disusui
● Ubah posisi bayi setiap selesai menyusui
● Ukur suhu setiap 4 jam
● Timbang bayi setiap hari
● Periksa kadar bilirubin setiap 12 jam
● Hentikan terapi sinar bila kadar < 10 mg/dl
Indikasi terapi sinar berdasarkan kadar bilirubin serum
Faktor risiko: BKB, BBLR, hemolitik, sepsis

BCB sehat Dengan faktor risiko


Usia
mg/dL μmol mg/dL μmol

Hari 1 Kuning terlihat pada bagian tubuh manapun

2 12-15 260 10-13 220


3 15-18 310 13-16 270
4 dst 17-20 340 14-17 290
Indikasi terapi sinar pada BBLR
Berat badan (gram) Kadar bilirubin (mg/dL)
< 1000 Fototerapi dimulai

1000 – 1500 7–9

1500 – 2000 10 – 12

2000 – 2500 13 – 15
Transfusi tukar
Indikasi transfusi tukar berdasarkan kadar bilirubin serum

BCB sehat Dengan faktor risiko


Usia
mg/dL mg/dL

Hari 1 15 13
2 ≥25 16
3 ≥30 20
4 dst. ≥30 20
Indikasi transfusi tukar pada bayi BBLR
Berat badan (gram) Kadar bilirubin (mg/dL)

< 1000 10-12

1000 – 1500 12-15

1500 – 2000 15-18

2000 – 2500 18-20


Sifat dan bahaya hiperbilirubinemia
● Bilirubin indirek mudah larut dalam lemak  bila kadar
tinggi, tidak terikat albumin, sawar darah otak rusak 
melalui sawar darah – otak  terikat sel otak  KERN
IKTERUS
● Bilirubin direk larut dalam air.
Bila ada atresia atau obstruksi duktus biliaris  ber
tumpuk di dalam hati merusak sel hati sirosis
hepatis
Hiperbilirubinemia indirek yang memanjang
● Sindrom Crigler Najjar
● Breastmilk jaundice
● Hipothiroidism
● Stenosis pilorus
● Hemolisis yang berlangsung terus
● Malaria
69

Hiperbilirubinemia direk yang memanjang


● Hepatitis neonatal idiopatik
● Inspissated bile syndrome
● Infeksi
● Malformasi- atresia biliaris, kista kholedokus
● Penyakit metabolisme- galaktosemia
● Nutrisi parenteral total yang lama
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai