Dokter adalah profesi yang memiliki aspek etik dan hukum serta berkaitan
langsung dengan keselamatan pasien. Praktik dokter di Indonesia diatur dalam
Undang-Undang dan dalam kondisi tertentu dokter diharapkan mampu menjadi
mitra para penegak hukum karena pasien yang nantinya akan dihadapi oleh dokter
bukan hanya pasien yang berpenyakit, tetapi juga pasien yang mengalami
kesakitan atau kecacatan akibat tindak kekerasan atau kriminalitas, yang dalam
pembuktiannya di pengadilan memerlukan kesaksian dari seorang dokter.
Sebagai seorang calon dokter, mahasiswa kedokteran sudah seharusnya
mempelajari aspek hukum dalam praktik kedokteran dan keselamatan pasien
sehingga ketika nanti menjadi dokter, mereka tidak buta terhadap hukum dan
perundang-undangan yang berlaku khususnya tentang praktik kedokteran serta
selalu mengutamakan prinsip-prinsip keselamatan pasien dalam melakukan
praktik kedokteran.
Dilandasi pemahaman tentang aspek medikolegal dan keselamatan pasien
dalam praktik kedokteran, diharapkan mahasiswa kedokteran dapat memahami
bagaimana melakukan praktik kedokteran sesuai dengan peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku. Blok ini juga memandu mahasiswa untuk bisa
memahami aspek medikolegal dan keselamatan pasien dalam praktik kedokteran
dari sisi hukum dan pemahaman Islam. Pengetahuan tersebut diharapkan dapat
digunakan untuk mengembangkan pola pikir ilmiah medik maupun untuk aplikasi
klinik dikemudian hari sehingga kompeten sebagai seorang dokter muslim.
Blok medikolegal dan keselamatan pasien ini diharapkan dapat menunjang
tercapainya tujuan pendidikan dokter FK YARSI yaitu mendidik mahasiswa
melalui serangkaian pengalaman belajar sehingga mempunyai knowledge, skill
dan attitude dan menghasilkan kualitas lulusan yang mampu bersaing di pasar
global dan kualitas riset yang bertaraf nasional dan internasional.
TUJUAN UMUM
1. Mampu memahami dan menjelaskan aspek medikolegal pada praktik
kedokteran
2. Mampu memahami dan menjelaskan aspek keselamatan pasien dalam praktik
kedokteran
TUJUAN KHUSUS
1. Mahasiswa mampu memahami dan menerima tanggung jawab hukum
berkaitan dengan:
- Hak asasi manusia
- Penyalahgunaan tindakan fisik (kekerasan) dan seksual
- Pembuatan visum dan surat keterangan kematian
- Proses di pengadilan
2. Mahasiswa mampu memahami UU RI No. 29 tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran
3. Mahasiswa mampu memahami peran Konsil Kedokteran Indonesia
sebagai badan yang mengatur praktik kedokteran, menentukan,
menyatakan dan menganalisis segi etika dalam kebijakan kesehatan
4. Mahasiswa mampu memahami kaitan hal-hal tersebut di atas (hak asasi
manusia, penyalahgunaan tindakan fisik dan seksual, pembuatan visum
dan surat keterangan kematian, proses di pengadilan, UU RI No. 29 tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran) dengan hukum-hukum Islam.
KARAKTERISTIK MAHASISWA
Mahasiswa yang mengikuti Blok Medikolegal dan Keselamatan Pasien
pada semester VIII adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
yang telah lulus semester VI.
Sumber Pembelajaran
a. Pakar
b. Buku teks
c. Buku ajar / buku pegangan kuliah
d. Jurnal (cetak atau elektronik)
e. Buku referensi lain
f. Media elektronik (CD program atau film)
6. Kompetensi 6 :
1. Belajar sepanjang hayat
2. Merencanakan, menerapkan dan memantau perkembangan profesi
secara bersinambung
1. Menerapkan mawas diri
i. Menyadari kemampuan dan keterbatasan diri dan
berkonsultasi bila diperlukan
ii. Mengenali dan mengatasi masalah emosional, personal dan
masalah yang berkaitan dengan kesehatannya yang dapat
mempengaruhi profesinya
iii. Menyesuaikan diri dengan tekanan yang dialami selama
pendidikan
iv. Menyadari peran hubungan interpersonal dan lingkungan
profesi dan pribadi
v. Mendengarkan secara akurat dan bereaksi sewajarnya atas
kritik yang membangun dari sejawat, insruktur dan penyelia
vi. Mengelola umpan balik hasil kerja sebagai bagian dari
pelatihan dan praktik
vii. Mengenali nilai dan keyakinan diri yang sesuai dengan
praktik kedokterannya
2. Mempraktekkan belajar sepanjang hayat
i. Mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan yang baru
ii. Berperan aktif dalam Program Pendidikan dan Pelatihan
Kedokteran Berkelanjutan (PPPKB) dan pengalaman
belajar lainnya
iii. Menunjukkan sikap kritis terhadap praktik kedokteran
berbasis bukti (Evidence Based Medicine)
iv. Menanggapi secara kritis literatur kedokteran dan
relevansinya terhadap pasiennya
v. Menyadari kinerja professionalitas diri dan
mengidentifikasi kebutuhan belajarnya
3. Mengembangkan pengetahuan baru
i. Mengidentifikasi kesenjangan dari ilmu pengetahuan yang
sudah ada dan mengembangkannya menjadi pertanyaan
penelitian yang tepat
ii. Merencanakan, merancang, dan mengimplementasikan
penelitian untuk menemukan jawaban dari pertanyaan
penelitian
7. Kompetensi 7:
1. Berperilaku profesional dalam praktik kedokteran serta mendukung
kebijakan kesehatan
8. Problem Solving
1. Mengenali dan mendefinisikan masalah
2. Menilik masalah secara jelas dan objektif
3. Meninjau masalah dari berbagai sudut pandang
4. Mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi yang penting
5. Menganalisa alternatif pemecahan masalah
6. Memformulasi rencana kerja
7. Mengimplementasikan pemecahan masalah
8. Menilai hasil
9. Dokter Muslim
1. Menjalani kehidupannya sebagai seorang muslim yang saleh dan
taat tanpa terikat ruang dan waktu
2. Menguasai pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang kedokteran
sesuai dengan ajaran Islam
3. Mampu menerapkan dan mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan sesuai dengan ajaran Islam
1. Area komunikasi:
1.1. Menggunakan informasi dari pasien yang mengalami kekerasan fisik atau
seksual.
1.2. Memberi penjelasan dan informasi kepada pasien yang mengalami
kekerasan fisik atau seksual.
1.3. Memahami perspektif pasien dalam melakukan komunikasi
1.4. Mengetahui cara melakukan rujukan dan konsultasi dengan sejawat lain
I. PROSES BELAJAR
1. Kuliah interaktif
● Kuliah dilakukan secara interaktif dan dua arah
● Pelaksanaannya: 43 x 50 menit
Langkah 3:
Mahasiswa menyajikan materi/informasi yang diperoleh dari langkah 2
untuk disintesis dan diuji, serta diakhiri dengan menyusun rangkuman
sebagai jawaban dari skenario yang disajikan
❖ Menggunakan 2 skenario
▪ Operasi caesar berujung kematian
▪ Mayat perempuan di kamar kos
4. Tugas Kelompok
● Membuat Laporan Skenario (2 kali)
● Membuat Resume Jurnal (1 kali)
II. EVALUASI
2. Kompetensi 2:
2.1. Mengetahui cara mendeskripsikan luka/trauma fisik
2.2. Mengetahui cara menentukan derajat luka/trauma fisik
2.3. Mengetahui cara pemeriksaan anogenital atas indikasi
Pada akhir langkah 7, setiap kelompok wajib membuat rangkuman tertulis yang
merupakan kumpulan informasi sebagai jawaban sasaran belajar yang telah
ditentukan dan juga merupakan jawaban dari skenario yang telah disajikan.
Rangkuman tertulis ini dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Diketik pada kertas ukuran A4. Menggunakan Microsoft Word, tipe font
Times New Roman ukuran 12.
2. Pengetikan menggunakan spasi tunggal.
3. Rangkuman mencantumkan rujukan dan daftar pustaka yang digunakan
4. Halaman judul berisi judul skenario, kelompok dan nama serta NIM
anggota kelompok.
5. Penomoran halaman pada sisi kanan bawah halaman.
6. Jumlah rujukan yang dipakai minimal 5 buah (berbahasa Indonesia
minimal 3 dan berbahasa Inggris 2) dan harus dicantumkan dalam Daftar
Pustaka. Sumber rujukan dapat berupa buku teks, buku saku, artikel dalam
jurnal ilmiah, maupun sumber informasi didgital (internet)
7. Diserahkan kepada koordinator pelaksana PBL di Pusat Pendidikan
Kedokteran Fakultas Kedokteran YARSI dalam bentuk print out dan CD.
8. Batas akhir penyerahan rangkuman adalah 1 (satu) minggu sesudah tiap
skenario selesai dibahas.
9. Dari rangkuman yang telah terkumpul, Koordinator PBL akan memilih
satu kelompok untuk setiap skenario. Kelompok yang terpilih harus
memberikan presentasi pada saat acara pleno.
10. Presentasi pleno :
a. Menggunakan power point
b. Durasi presentasi maksimal 30 menit tiap group dilanjutkan dengan
tanya jawab.
c. Kelompok yang tidak melakukan presentasi wajib membuat
pertanyaan minimal 1 buah.
Daftar Pustaka
Contoh cara penulisan rujukan (citation) :
Komunitas mikroba yang terdapat dalam traktus digestivus ditandai dengan
kepadatan populasi bakteri yang tinggi dengan variasi jenis bakteri serta interaksi
yang rumit diantara mereka. Telah dilaporkan bahwa di kolon manusia dewasa
dapat ditemui lebih dari 1011 sel bakteri/gram feses dan terdiri atas kurang lebih
400 spesies bakteri yang berbeda. Perlu dicatat bahwa jumlah ini diperoleh dari
sample berupa feses dan mungkin tidak mencerminkan jumlah sebenarnya
mikrobiota usus, terutama dalam variasi spesies dan peran relative dari mikrobiota
tersebut. Populasi mikrobiota dalam usus manusia bersifat dinamik dan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor genetik, lingkungan diet,
umur, obat-obatan dan penyakit (Mitsuoka1989; Hopkins et al 2001; Hopkins and
Macfarlane 2002).
Hopkins MJ, Sharp R, et al, 2001. Age and disease related changes in intestinal
bacterial populations assessed by cell culture, 16S rRNA abundance, and
community cellular fatty acid profiles. Gut 48 : 198-205.
Mitsuoka T, 1989. Microbe in the intestine Our Lifelong Partners. Japan, Yakult
Honsa Co.,Ltd
SKENARIO 2
1. Guyton AC and Hall JE, 2000. Textbook of Medical Physiology. 10th ed.
WB Saunders Co., Philadelphia.
2. Mackowiak PA, Wasserman SS, and Levine MM, 1992. A critical
appraisal of 98.6 degrees F, the upper limit of the normal body
temperature and other legacies of Carl Reinhold. JAMA; 268(12):1578-80.
3. Hutchins GM, 1985. Body temperature is elevated in the early postmortem
period. Hum Pathol; 16:560 561.
4. Cotton GE, Aufderheide AC, and Goldschmidt VG, 1987. Preservation of
human tissue immersed for five years in fresh water of known
temperature. J Forensic Sci; 32:1125-1130.