Anda di halaman 1dari 23

Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Eviden

Disusun Oleh :
Aurelio Chandra 1806204184
Cornelia Samantha Winata 1806137570
Dawima Nuri Afiati Chrismin 1806137583
Gita Fitri Cahyani 1806206095
Hasni Rahmiati 1806204146
Pingky Shafiyah Ananda Riko 1806204165

Universitas Indonesia
DEPOK
Abstrak
KESEHATAN MASYARAKAT BERDASARKAN EVIDEN

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menjelaskan hal-hal seperti pengertian kesehatan
masyarakat berdasarkan eviden, apa perbedaan antara kesehatan masyarakat berdasarkan
eviden dengan kedokteran berdasarkan eviden, pendekatan apa yang dilakukan oleh
kesehatan masyarakat berdasarkan eviden, dan bagaimana proses yang dilalui untuk
menyelesaikan permasalahan kesehatan masyarakat tersebut agar baik mahasiswa maupun
masyarakat dapat mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut.

Adapun penjelasan perbedaan dari segi apa saja dari kesehatan masyarakat berdasarkan
eviden dengan kedokteran berdasarkan eviden, metode pendekatan P.E.R.I yang dilakukan
oleh para ahli kesehatan masyarakat, ukuran-ukuran yang digunakan oleh para ahli kesehatan
masyarakat, dan apa yang hal-hal yang harus dilakukan setelah melakukan proses intervensi.

Kata-kata kunci : kesehatan masyarakat, berdasarkan eviden, pendekatan, masalah kesehatan.


Daftar Isi

Cover…………………………………………………………………………................….i
Abstrak……………………………………………………………….............……..….…..ii
Daftar Isi……………………………………………………………….............…….….…iii
Kata Pengantar………………………………………………………….............….….…...1
I Pendahuluan………………………………………………………….............……..…….2
I.I Latar Belakang…………………………………………………….............…..…….2
I.II Rumusan Masalah……………………………………………….............……..…...2
I.III Tujuan………………………………………………………….............……..……2
II Isi……………………………………………………………………….............…….…..4
II.I Pengertian Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Eviden……….............…….……..4
II.II Perbedaan EBPH dengan EBM………………………………….............…….…..4
II.III Pendekatan EBPH dengan Metode P.E.R.I…………………………..............…...5
II.IV Langkah-langkah yang digunakan untuk mendeskripsikan masalah kesehatan......9
II.V Ukuran-ukuran Epidemiologi....................................................................................10
II.VI Menetapkan Penyebab Masalah Kesehatan.............................................................11
II.VII Rekomendasi untuk Menyelesaikan Masalah Kesehatan.......................................13
II.VIII Kerangka untuk Menentukan Implementasi..........................................................14
II.IX Hal yang Harus Dilakukan Setelah Melakukan Implementasi...............................16
III Penutup.......………………………………………………………………................……18
III.I Kesimpulan.................................................................................................................18
Daftar Pustaka.……………………………………………………………...............…….….20
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena dengan segala rahmat
dan berkahNya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Kesehatan Masyarakat
Berdasarkan Eviden” ini.

Tidak lupa kami mengucapkan Terima Kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami
baik secara moral maupun materiil sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
maksimal.

Harapan kami dengan ditulisnya makalah ini agar mahasiswa maupun masyarakat
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman seputar ilmu kesehatan masyarakat berdasarkan
eviden, dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk makalah ini dengan lebih baik
lagi.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu tangan
kami terbuka lebar untuk menerima segala kritikan dan masukan dengan harapan agar
makalah yang kami tulis dapat disusun dengan lebih baik lagi.
I Pendahuluan
I.I Latar Belakang
Apabila kita bertanya kepada orang tua kita “Apa itu kesehatan masyarakat.” Maka mereka
mungkin akan menjawab mempromosikan kesehatan, mencegah penyakit, memperpanjang
harapan hidup masyarakat, dan sebagainya. Apa yang mereka katakan tidak sepenuhnya salah
namun kesehatan masyarakat bukanlah hal sesederhana itu.

Banyak sekali pencapaian-pencapaian yang dihasilkan oleh para ahli kesehatan masyarakat,
seperti imunisasi terhadap balita, edukasi masyarakat tentang bahaya narkoba, safety riding,
kebersihan lingkungan, meningkatnya angka harapan hidup, dan banyak hal lainnya.

Kita harus sadari bahwa segala pencapaian tersebut tidak bisa dilakukan dengan melakukan
hal sederhana, namun dengan melakukan observasi dan penelitian ilmiah sehingga kita dapat
memperoleh bukti/evidence berupa jawaban dari pertanyaan apa masalah kesehatan tersebut?,
Apa penyebab masalah kesehatan tersebut?, Bagaimana cara memperkecil pengaruhnya?, dan
bagaimana cara menyelesaikannya?

I.II Rumusan Masalah

Kami telah menyusun beberapa pertanyaan yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai
batasan dari pembahasan bab isi. Beberapa pertanyaan tersebut antara lain :

a. Apa yang dimaksud kesehetan masyarakat berdasarkan evidence based?


b. Apa perbedaan kesehatan masyarakat berdasarkan evidence based (EBPH) dengan
kedokteran berdasarkan evidence based (EBM)?
c. Bagimana pendekatan yang digunakan untuk kesehatan masyarakat berdasarkan
evidence based (P.E.R.I approach)?
d. Jelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk mendeskripsikan masalah kesehatan
dan berikan contohnya!
e. Jelaskan ukuran-ukuran epidemiologi yang digunakan untuk mengukur masalah
kesehatan masyarakat dan berikan contohnya!
f. Jelaskan bagaimana cara untuk menetapkan penyebab masalah kesehatan dan berikan
contohnya!
g. Bagaimana cara membuat rekomendasi untuk menyelesaikan masalah kesehatan dan
berikan contohnya!
h. Jelaskan kerangka untuk menentukan pilihan implementasi aksi dan berikan
contohnya!
i. Jelaskan apa yang harus dilakukan setelah melakukan implementasi!

I.III Tujuan

Adapun tujuan penulisan makalah ini berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah

a. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kesehatan masyarakat berdasarkan evidence


based.
b. Untuk mengetahui apa perbedaan antara kesehatan masyarakat berdasarkan evidence
based dengan kedokteran berdasarkan evidence based.
c. Untuk mengetahui bagaimana pendekatan untuk kesehatan masyarakat berdasarkan
evidence based dengan metode P.E.R.I approach.
d. Untuk mengetahui langkah-langkah yang digunakan untuk mendeskripsikan masalah
kesehatan.
e. Untuk mengetahui ukuran-ukuran epidemiologi yang digunakan untuk mengukur
masalah kesehatan.
f. Untuk mengetahui cara menetapkan penyebab masalah.
g. Untuk mengetahui cara membuat rekomendasi untuk menyelesaikan masalah
kesehatan.
h. Untuk menjelaskan kerangka untuk menentukan pilihan implementasi.
i. Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan setelah melakukan implementasi.
II Isi

II.I Pengertian Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Eviden

Dikutip dari Evidence-based Public Health, Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Eviden


didefinisikan sebagai berikut.

Evidence-based public health is defined as the development, implementation, and evaluation


of effective programs and policies in public health through application of principles of
scientific reasoning, including systematic uses of data and information systems, and
appropriate use of behavioral science theory and program planning models.

Dan dalam Bahasa Indonesia :

Kesehatan publik berbasis bukti didefiniskan sebagai pengembangan, implementasi, dan


evaluasi program dan kebijakan yang efektif dalam kesehatan masyarakat melalui penerapan
prinsip-prinsip penalaran ilmiah, termasuk penggunaaan sistem data dan informasi sistem
secara sistemastis, dan penggunaan yang tepat dari teori ilmu perilaku dan perencanaan
program model.

Sehingga dapat disimpulkan Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Eviden adalah rangkaian


program dan kebijakan efektif yang berdasar kepada bukti-bukti faktual yang ada dengan
tujuan mengembangkan kesehatan masyarakat.

II.II Perbedaan EBPH dengan EBM

Berikut ini akan dijabarkan perbedaan antara Eviedence Based Public Health (Kesehatan
Masyarakat berdasarkan Eviden) dengan Evidence Based Medicine (Kedokteran berdasarkan
Eviden).

Ilmu Kesehatan Masyarakat :

1. Klien adalah masyarakat ( orang sehat )


2. Berorientasi pencegahan dan/atau peningkatan derajat kesehatan. Hal ini dapat
dikemukakan misalnya pada pemberian vaksin atau lazim dikenal sebagai program
imunisasi pada anak-anak, balita atau ibu hamil. Imunisasi adalah salah satu cara
untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan vaksin, serta contoh-contoh lainnya seperti menjaga kebersihan lingkungan
hidup, penyedian air bersih layak minum, perumahan sehat, pengelolaan limbah
rumah tangga, dll.
3. Pendekatan multidisiplin. Artinya ilmu kesehatan masyarakat menggunakan konsep
pendekatan yang lebih luas untuk dapat mencakup masyarakat secara keseluruhan
atau masyarakat yang dipengaruhi masalah kesehatan dan bagaimana tanggapan
mereka atas masalah-masalah tersebut.
4. Tenaga Pelaksana : Ahli Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan.

Ilmu Kedokteran :

1. Klien adalah pasien (orang sakit)


2. Berorientasi pada kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan). Hal ini dapat
dilihat dari para dokter yang menunggu secara pasif kedatangan pasien dirumah sakit
maupun ditempat praktik swasta.
3. Pendekatan individual. Artinya Ilmu kedokteran menggunakan konsep pendekatan
yang lebih sempit yaitu hanya antara pasien dan tenaga pelaksana.
4. Tenaga Pelaksana : Dokter, Tenaga Medis.

Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan dari segi klien,
tujuan/orientasi, cara pendekatan, dan tenaga pelaksana antara Kesehatan Masyarakat
berdasarkan Eviden dengan Kedokteran berdasarkan Eviden.

II.III Pendekatan EBPH dengan Metode P.E.R.I

P.E.R.I approach atau bisa disebut pendekatan P.E.R.I merupakan salah satu langkah yang
dapat digunakan untuk mendapatkan informasi seputar masalah kesehatan masyarakat.
Metode ini terdiri dari empat pertanyaan dasar yang membentuk evidence based public health
approach, yaitu :

Problem : What is the health problem?

Etiology : What is/are the contributory cause(s)?

Recommendations : What works to reduce the health impacts?

Implementation : How can we get the job done?


Empat pertanyaan ini dapat memberikan gambaran untuk mendefinisikan, menganalisis, dan
menangani berbagai macam isu kesehatan masyarakat.

Problem

Implementation Etiology

Recommendations

Proses P.E.R.I juga membentuk suatu siklus sehingga apabila masih ada sesuatu yang harus
dilakukan, maka siklus ini dapat dan harus diulang hingga mendapat suatu penyelesaian yang
pasti, dengan demikian ini merupakan proses yang berkelanjutan.

 Problem : What is the health problem?

Dalam langkah ini, para ahli kesehatan masyarakat harus menemukan masalah kesehatan apa
yang sedang terjadi, langkah pertama yang dilakukan adalah mendeskripsikan pengaruhnya,
misalnya kita harus memahami disabilitas dan kematian yang disebabkan oleh penyakit
tertentu. Dalam kesehatan masyarakat, disabilitas biasa disebut morbiditas dan kematian
disebut mortalitas. Lalu langkah kedua adalah memahami perbedaan pada kelompok-
kelompok di dalam resiko penyakit tersebut, misalnya adalah perbedaan resiko penyakit
antara laki-laki dan perempuan, perbedaan resiko penyakit antara remaja dengan lansia, dan
sebagainya, apabila kita tidak memahami perbedaan-perbedaan tersebut, maka bukti-bukti
tersebut akan menjadi tidak valid karena seperti membandingkan apel dengan pisang. Lalu
langkah terakhir yang dilakukan adalah menetapkan masalah kesehatan tersebut dengan
pendekatan saintifik sehingga diperoleh masalah kesehatan berdasarkan bukti-bukti yang ada.
 Etiology : What is/are the contributory cause(s)?

Dalam langkah ”problem”, kita hanya mendapatkan informasi tentang masalah kesehatan apa
yang terjadi berdasarkan bukti-bukti yang ada. Di langkah kedua ini para ahli kesehatan
masyarakat juga harus mencari apa penyebab yang menyebabkan kesehatan masyarakat
tersebut terjadi. terdapat tiga langkah untuk mengetahui sebab-akibat tersebut.

1. Membuktikan bahwa penyebab penyakit berhubungan dengan penyakit tersebut,


untuk menjawab ini dapat dilakukan dengan cara studi kasus control, yaitu
membandingkan individu dengan kebiasaan, tempat, pola makan, maupun faktor lain
yang berbeda. Misalnya membandingkan antara perokok dengan bukan perokok dan
mengikuti perkembangannya, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar individu yang terkena penyakit kanker paru-paru sebagian besar adalah
perokok.
2. Membuktikan bahwa penyakit datang setelah penyebab, untuk menjawab ini dapat
dilakukan dengan studi kelompok, yaitu membandingkan kelompok yang memiliki
kebiasaan, tempat, pola makan, maupun faktor lain yang berbeda. Misalnya
membandingan antara kelompok perokok dengan kelompok bukan perokok dan
mengikuti perkembangannya, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kelompok
perokok lebih sering dan cepat mengalami kanker paru-paru.
3. Membuktikan bahwa apabila penyebab dihilangkan maka penyakit tersebut akan
jarang terjadi bahkan tidak muncul, untuk menjawab ini dapat dilakukan dengan
percobaan klinis secara acak. Misalnya terdapat dua individu yang dipilih secara acak
dan diberi perlakuan berbeda, individu pertama dipaparkan dengan rokok, dan invidu
kedua tidak dipaparkan dengan rokok, maka hasil yang akan didapat adalah individu
yang dipaparkan dengan rokok mengalami dampaknya sedangkan yang tidak
dipaparkan dengan rokok tidak mengalami dampaknya.

Namun apabila kita tidak dapat melakukan tiga langkah tersebut secara keseluruhan maka
kita juga dapat melihat bukti-bukti pendukung lainnya seperti bagaimana kekuatan hubungan
antara penyebab dan penyakit tersebut, hubungan antara dosis dan respon tubuh, konsistensi
hubungan antara penyebab penyakit dengan penyakit tersebut, dan bagaimana mekanisme
biologis tubuh apabila dipaparkan dengan penyebab penyakit.

 Recommendations : What works to reduce the health impacts?


Setelah menempuh dua langkah sebelumnya, para ahli kesehatan masyarakat tau apa
kesehatan masyarakat terjadi dan apa penyebab kesehatan masyarakat itu terjadi, setelah
mngetahui permasalahan tersebut, tentunya kita tidak akan diam saja dan berpikir bagaimana
cara menyelesaikan masalah kesehatan masyarakat tersebut berdasarkan bukti-bukti yang
ada. Dalam langkah ini para ahli kesehatan masyarakat akan mencari cara dan
merekomendasikan gerakan untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan ancaman
kesehatan masyarakat tersebut dengan berdasar kepada bukti-bukti yang ada dan
mempertimbangkan kerugian dan manfaatnya. Kekuatan rekomendasi dibagi menjadi
beberapa nilai tergantung dari keefektifannya dan besarnya dampak dari rekomendasi
tersebut, yaitu :

1. A : Harus - Rekomendasi yang kuat dan berdampak besar


2. B : Seharusnya – Umumnya harus dilakukan kecuali ada hal-hal yang menyebabkan
rekomendasi tersebut tidak dapat dilakukan
3. C : Mungkin – Dibutuhkan pertimbangan lebih sebelum menjalankan rekomendasi
4. D : Tidak Boleh – Masih ada rekomendasi lain yang lebih baik.
5. I : Tidak memadai, tidak cukup atau saya tidak tahu – Bukti-bukti yang didapat masih
belum cukup untuk menghasilkan suatu rekomendasi saat ini.

Misalnya untuk mengurangi terjadinya kematian akibat kanker paru-paru adalah dengan
menaikan cukai rokok hingga sebesar 650% bernilai A karena merupakan rekomendasi yang
kuat, memiliki dampak yang besar dan harus dilakukan.

 Implementation : How can we get the job done?

Setelah melewati ketiga langkah sebelumnya, maka hal terakhir yang harus para ahli
kesehatan masyarakat lakukan adalah mengimplementasikan rekomendasi kuat yang
berdasarkan eviden tersebut. Untuk pengimplementasiannya sendiri juga bisa dilakukan
secara sistematis dengan pendekatan when-who-how. Dengan metode tersebut maka kita
dapat memprioritaskan mana yang dilakukan terlebih dahulu, menentukan target intervensi,
dan cara melakukannya.

a. When : Kapan intervensi tesebut dilakukan? Sebelum penyakit terjadi, gejala penyakit
muncul atau saat penyakit sudah terjadi tapi masih reversible?
b. Who : Kepada siapa intervensi tersebut ditujukan? Apakah seorang individu, individu
dalam masa perawatan, kelompok masyarakat yang memiliki risiko atau semua orang
dalam suatu populasi/kelompok masyarakat?
c. How : Bagaimana cara dalam melakukan intervensi tersebut? Apakah dengan edukasi,
motivasi atau obligasi?

Jarang sekali masalah kesehatan masyarakat dapat selesai hanya dengan satu intervensi,
melainkan lebih dari satu intervensi dengan berdasar kepada bukti-bukti yang ada. Terlebih
lagi kita juga harus menilai dan mengevaluasi apakah intervensi yang kita lakukan berhasil
atau tidak. Walau begitu ada beberapa trik dalam bidang ini, dan dengan maraknya penyakit
yang sedang terjadi dewasa ini akibat globalisasi kita diharapkan untuk menyelesaikan
permasalahan baik baru maupun belum selesai seperti kita menyelesaikan masalah kesehatan
masyarakat yang sudah tuntas.

II.IV Langkah-langkah yang Digunakan untuk Mendeskripsikan Masalah.

a. Menentukan dampak masalah.

Langkah pertama yang kita harus lakukan dalam menentukan masalah kesehatan untuk
mendeskripsikannya ialah kita harus memahami kejadian tersebut apakah menyebabkan
kematian dan menyebabkan terjadinya ketidakmampuan atau tidak.

Di dalam dunia kesehatan, disability (ketidakmampuan) tersebut dibagi menjadi dua yakni
morbidity (jumlah kasus terkena penyakit/ morbiditas) dan kematian (mortality).

Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang spesifik) pada
suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan.

Morbiditas adalah :

 pernyataan terkena penyakit (dari bahasa Latin morbidus: sakit, tidak sehat),
 derajat kerasnya penyakit,
 meratanya penyakit: jumlah kasus pada populasi,
 insiden penyakit: jumlah kasus baru pada populasi.
 Cacat terlepas dari akibat (contoh cacat disebabkan oleh kecelakaan).

Kita juga perlu memastikan apakah ada perubahan terbaru tentang dampak dari masalah
kesehatan tersebut.
b. Menentukan penyebab penyebaran penyakit (Distribution of disease)

Kita perlu menentukan bagaimana penyebaran penyakit tersebut di populasi masyarakat. Kita
perlu mencari tahu apa saja penyebab-penyebab masalah tersebut untuk selanjutnya mencari
tahu solusi penanganan terbaik.

c. Mencari rekomendasi

Ahli kesehatan masyarakat sering disebut Epidemiologis. Epidemiologis meneliti dan


menyelidiki faktor-faktor yakni faktor manusia dan faktor tempat agar mereka dapat
menemukan perkumpulan yang berkaitan dengan frekuensi penyakit tersebut. Biasanya
disebut dengan grup asosiasi.

Grup asosiasi dapat memberikan rekomendasi, gagasan, atau hipotesis tentang penyebab
penyakit tersebut.

d. Implementasi

• Epidemiologis pada akhirnya akan melakukan penelitian ilmiah untuk menentukan


masalah kesehatan.

• Pertanyaan yang diperlukan: Apakah perubahan atau perbedaan yang disarankan


kepada masyarakat hanya berdasarkan dengan hasil penemuan artifaktual (hasil penemuan
atau benar-benar terjadi?

Artifaktual (Hasil penemuan) berimplikasi bahwa asosiasi yang terlihat sebenarnya adalah
hasil dari proses pengumpulan data.

• Kita harus lebih memahami tentang ukuran yang epidemiologis gunakan untuk
menentukan masalah kesehatan. Kita menggunakan rate untuk meringkas pengukuran kita
tersebut.

II.V Ukuran-ukuran Epidemiologi

a. Incidence

Insidensi ( luasnya kejadian atau akibat).

Insidensi mengukur terjadinya peluang atau kemungkinan penyebaran penyakit selama


periode waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun.
Penilaian insidensi = Banyaknya kejadian penyakit dalam setahun

Banyaknya jumlah orang dalam populasi resiko

p.s.: biasanya insidensi berkaitan dengan angka kematian. Angka kematian dan insidensu
berkaitan penting karena dapat memungkinkan perkiraan resiko kematian semenjak penyakit
didiagnosa.

b. Prevalence

Prevelansi ( pemerataan)

Prevalansi adalah jumlah individu yang terserang penyakit pada waktu tertentu per jumlah
orang yang berpotensial terserang penyakit.

Prevalensi sering berguna ketika mencoba untuk menilai dampak total atau beban masalah
kesehatan dalam suatu populasi dan dapat membantu mengidentifikasi kebutuhan akan
layanan.

Prevalence = Jumlah orang yang terserang penyakit beberapa waktu tertentu

Jumlah orang dalam populasi beresiko

II.VI Menetapkan Penyebab Masalah Kesehatan

Memahami suatu alasan dari timbulnya penyakit merupakan hal paling dasar yang dapat
dilakukan untuk mencegah terjadinya suatu kecacatan atau kematian. Dalam kesehatan
masyarakat menggunakan definisi penyebab sebagai contributory cause. Penyebab ini
bergantung pada penelitian epidemiologi.

Setelah itu menetapkan tiga persyaratan :

• Penyebab berhubungan dengan akibat

Artinya suatu penyakit akan muncul pada orang-orang yang memang dekat dengan potensi
penyebab suatu penyakit daripada orang-orang yang tidak bersentuhan dengan potensi
penyebab suatu penyakit

• Penyebab terjadi setelah akibat

Sebuah penyebab munculnya pasti selalu lebih awal dibanding akibat

• Mengubah penyebab sama dengan mengubah akibat


Ketika suatu penyebab sebuah akibat menurun, secara otomatis akibat tersebut akan
menurun.

Jika masih tidak bisa menetapkan penyebab akan mengunakan cara yang disebut dengan
supportive or ancillary criteria untuk menetapkan penyebab dan akibat. Kriteria ini sering
dipakai tetapi juga sering diperdebatkan. Empat diantaranya banyak digunakan dan
menimbulkan kontroversi adalah

• Strength of the relationship

• Dose-response relationship

• Consistency of the relationship

• Biological plausibility

Strength of the relationship mengartikan mempunyai rasa ketertarikan untuk mengetahui


seberapa besar hubungan antara resiko dengan penyakit. Contohnya kita tahu bahwa banyak
penelitian yang mengaitkan kebiasaan merokok dengan penyakit kanker paru-paru, berarti
dapat disimpulkan bahwa rokok sangat berhubungan erat dengan penyakit kanker paru-paru.

Dose-response relationship itu hubungan antara jumlah penyebab dengan dengan akibat.
Contohnya orang-orang yang setiap harinya mengkonsumsi rokok 2 batang per hari akan
memiliki potensi yang lebih besar mengidap kanker paru-paru daripada orang-orang yang
mengkonsumsi rokok 1 batang per harinya.

Consistency of the relationship berarti penelitian di wilayah yang berbeda akan tetap
menghasilkan hasil yang sama. Contohonya adalah rokok akan tetap menjadi penyebab utama
dari penyakit kanker paru-paru apabila dilakukan penelitian terhadap para pengidap penyakit
di seluruh lokasi yang berbeda

Biological plausibility berarti kita dapat menjelaskan terjadinya penyakit berdasarkan


mekanisme biologis yang diketahui dan diterima. Contohnya kita dapat menjelaskan
penyebab terjadinya kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok karena rokok mengandung
berbagai bahan kimia berpotensi beracun yang mencapai lokasi di tubuh di mana kanker
paru-paru terjadi.
II.VII Membuat Rekomendasi untuk Menyelesaikan Masalah Kesehatan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rekomendasi adalah (1) hal minta perhatian bahwa
orang yang disebut dapat dipercaya, baik (biasa dinyatakan dengan surat ); penyungguhan ;
(2) saran yang menganjurkan (membenarkan, menguatkan). (Setiawan, 2018)

Sedangkan rekomendasi kesehatan merupakan rangkuman dari bukti-bukti intervensi yang


mana bekerja untuk mengurangi dampak kesehatan dan menunjukkan tindakan apa yang
harus diambil. Dalam melakukan rekomendasi harus disertai bukti yang mana tidak hanya
berfungsi untuk membentuk kontribusi penyebab, tetapi juga sangat penting untuk
menentukan apakah ada intervensi khusus atau tidak. Bukti menuntut adanya penelitian yang
mendukung bukti tersebut baik dari segi keuntungan maupun bahayanya. Bukti yang ada
harus sesuai dengan penelitian yang dibutuhkan.

Berdasarkan kualitasnya, bukti dibagi menjadi tiga, yaitu baik (good), sedang (fair), dan
buruk (poor). Bukti yang baik mampu memenuhi semua kriteria yang diperlukan. Bukti yang
buruk mengandung kesalahan yang fatal sehingga rekomendasi tidak dapat dibuat.
Sedangkan bukti yang sedang hanya berdasarkan tidak adanya kesalahan fatal. (Riegelman,
2010) Rekomendasi berdasarkan bukti mengharuskan adanya pendapat ahli yang sangat
penting dalam kegiatan penelitian ketika menemui jalan buntu dan tidak membuahkan
jawaban. Rekomendasi yang didukung oleh bukti ini, menjadi tonggak dalam melaksanakan
tahap selanjutnya, yaitu aksi dalam penanganan masalah kesehatan masyarakat.

Selain melihat sebuah bukti dari kualitasnya, penting juga untuk mengetahui seberapa kuat
dampak dari intervensi yang dilakukan. Dari kedua hal tersebut kita akan mendapatkan nilai
kekuatan rekomendasi yang diajukan. Ada beberapa tingkat kekuatan rekomendasi, yaitu
must, should, may, don’t,dan indeterminant. Rekomendasi must berarti rekomendasi yang
sangat kuat. Rekomendasi should berarti umumnya diperlukan adanya intervensi, kecuali ada
alasan yang kuat atau indikasi untuk tidak melakukannya. Rekomendasi may berarti
penggunaan penilaian dapat dilakukan berdasarkan individu. Rekomendasi individu
tergantung pada situasi individu, sikap pengambilan resiko. Rekomendasi don’t berarti ada
cukup bukti untuk direkomendasikan menggunakan intervensi. Sedangkan rekomendasi
indeterminant berarti saat itu bukti yang ada belum cukup untuk membuat sebuah
rekomendasi. (Riegelman, 2010)

Rekomendasi untuk menyelesaikan masalah kesehatan dapat berupa penyuluhan dan seminar,
atau dapat juga dengan cara mempertegas aturan-aturan tentang kesehatan yang sudah ada.
Ada tahapan-tahapan dalam membuat rekomendasi, yaitu penanganan, pendekatan, kemudian
kapan, siapa, bagaimana. Misalkan dalam masalah rokok, tahap awal yang harus dilakukan
yaitu berupa penanganan dan kemudian pendekatan tentang masalah rokok tersebut.
Kemudian pada tahap kapan dibagi menjadi tiga macam, yaitu primer, sekunder, dan tersier.
Rekomendasi primer dilakukan sebelum timbul penyakit. Misalnya dalam kasus rokok,
rekomendasi primer yang dilakukan dapat berupa mencegah orang merokok. Sedangkan
rekomendasi sekunder dilakukan saat penyakit telah berkembang namun belum muncul
gejala. Contohnya identifikasi awal adanya kanker paru-paru. Dan rekomendasi tersier dapat
dilakukan saat telah muncul awal gejala, namun saat itu belum terjadi kerusakan total.
(Wulandari, 2018)

Rekomendasi mempunyai beberapa fungsi, yaitu memberikan informasi, memberikan


notifikasi/pengingat dan memberikan obligasi. Memberi informasi dapat berupa penyuluan,
kampanye, ataupun iklan. Memberi notifikasi dapat berupa memberi pengertian tentang
dampak negative yang akan dihasilkan.

Perlu diperhatikan bahwa kesehatan masyarakat berdasarkan bukti juga penggunaan obat,
bergantung sepenuhnya pada pertimbangan antara dampak baik dan buruk yang akan
dihasilkan. Rekomendasi bukanlah akhir dari proses penyelesaian masalah kesehatan
masyarakat. Mungkin akan ada banyak rekomendasi yang dapat kita pilih. Sebagai tambahan,
kita harus memilih cara-cara terbaik sebagai rekomendasi yang akan dilaksanakan.
(Riegelman, 2010)

II.VIII Kerangka Implementasi

1. When

Tingkatan:

- Primer : Berprioritas pada penyakit atau kondisi

- Sekunder : Berprioritas pada gejala

- Tersier : Berprioritas pada komplikasi yang tidak bisa ditangani

Penjelasan :

- Primer : Menghapus penyebab yang mendasari, meningkatkan perlawanan,

atau mengurangi paparan


- Sekunder : Intervensi setelah terkena paparan, mengidentifikasi dan merawat

faktor resiko atau deteksi untuk penyakit tanpa gejala.

- Tersier : Mengobati, mencegah komplikasi, mengembalikan fungsi

Contoh :

- Pencegahan merokok, pengurangan terpaparnya perokok pasif

- Bantuan untuk berhenti merokok, mendeteksi kanker bila diperlukan

- Mempedulikan kesehatan untuk meminimalisasi dampak penyakit yang akan

ditimbulkan

2. Who

Tingkatan :

- Individu

- Kelompok berisiko

- Populasi umum atau komunitas

Penjelasan :

- Individu : Sama artinya dengan perawatan pasien

- Kelompok Berisiko :Kelompok yang secara tidak langsung berisiko dengan faktor resiko
umum

- Komunitas :Populasi umum termasuk yang didefiniskan sebagai populasi dengan dan
tanpa faktor resiko

Contoh :

- Perokok individu

- Berisiko -- grup berisiko dari merokok atau penyakit yang disebabkan merokok

contohnya remaja seperti pemula atau mantan perokok

- Populasi -- seluruh populasi termasuk siapapun yang tidak pernah atau tidak

akan merokok.
3. How

Tingkatan:

- Informasi (Edukasi)

- Motivasi (Dorongan)

- Kewajiban (Keharusan)

Penjelasan:

- Informasi : Usaha untuk mengomunikasikan informasi dan merubah

kebiasaan berdasarkan informasi tersebut

- Motivasi : Penghargaan untuk mendorong atau mematahkan semangat tanpa

kewajiban hukum.

- Kewajiban : Diwajibkan oleh hukum atau sanksi dari lembaga/institusi

Contoh :

- Kampanye, pengiklanan, peringatan berhenti merokok, dan saran dari ahli klinik

- Pajak terhadap sigaret (rokok), meningkatkan harga asuransi

- Larangan dari penjual kepada anak di bawah umur, pengecualian dari kelayakan atletik,
pembatasan merokok di lingkungan umum

II.IX Hal-hal yang Dilakukan Setelah Implementasi

Langkah selanjutnya setelah mengimplementasikan aksi adalah melakukan intervensi.


Intervensi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan memutuskan kombinasi
terbaik dari pendekatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat. Untuk mengatasi
masalah yang kompleks seperti merokok, populasi dan pendekatan kelompok resiko tinggi
sering digunakan oleh professional kesehatan masyarakat, dan sebagai pelengkap, pendekatan
individual juga sering digunakan sebagai bagian dari perawatan kesehatan. Selain itu, dapat
dilakukan juga intervensi sosial, seperti pajak rokok dan pembatasan merokok di tempat
umum juga merupakan intervensi yang perlu dipertimbangkan ketika menanyakan bagaimana
cara campur tangan untuk mengimplementasikan aksi. Sering menggunakan kedua jenis
intervensi lebih efektif daripada pendekatan saja.
Setelah melakukan intervensi, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi apakah
intervensi atau kombinasi intervensi telah berhasil mengurangi masalah tersebut, dan
melakukan pengukuran tentang berapa banyak masalah yang telah diatasi dan dihilangkan
oleh intervensi yang digunakan. Misalnya, studi tentang merokok rokok antara pertengahan
1960-an dan akhir 1990-an menunjukkan bahwa ada hampir 50% terjadinya pengurangan
konsumsi rokok di Amerika Serikat dan penurunan tingkat kanker paru-paru pada laki-laki.
Namun, masih ada banyak masalah karena tingkat perokok pada kalangan remaja laki-laki
dan perempuan masih tinggi dan rata-rata hampir 90% perokok dewasa sudah mulai merokok
sejak usia remaja.

Dengan demikian, evaluasi keberhasilan intervensi merokok menyebabkan

siklus baru yaitu proses P.E.R.I ( Problem, Etiology, Recommendation, and Implementation
). Proses P.E.R.I meringkas langkah-langkah dalam mengatasi masalah kesehatan berbasis
bukti dan mencari pemahaman baru tentang suatu masalah, etiologi (hubungan sebab akibat),
rekomendasi berbasis bukti, dan opsi untuk implementasi, yang merupakan kunci dari
pendekatan kesehatan masyarakat. Contohnya berdasarkan studi di atas, yaitu fokus pada
bagaimana mengatasi masalah merokok di kalangan remaja. Sifat melingkar dari proses
P.E.R.I ini mengingatkan kita bahwa untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
membutuhkan beberapa upaya untuk memahami dan mengatasi masalah tersebut.
III Penutup

III.I Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas maka dapat kita tarik beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Kesehatan Masyarakat berdasarkan Eviden adalah semua usaha yang dilakukan baik
secara publik maupun individu berdasarkan kepada bukti-bukti kesehatan yang ada
dengan tujuan untuk menjaga, dan mempromosikan kesehatan dan mencegah
penyakit, disabilitas, dan kematian.
2. Terdapat perbedaan antara Evidence Based Public Health dengan Evidence Based
Medicine, Yaitu :
 Klien Kesehatan Masyarakat adalah orang sehat, sedangkan Kedokteran adalah orang
sakit.
 Orientasi Kesehatan Masyarakat adalah promotif dan preventif, sedangkan
Kedokteran adalah kuratif dan rehabilitatif.
 Pendekatan Kesehatan Masyarakat adalah pendekatan multidisiplin, sedangkan
Kedokteran menggunakan pendekatan individual.
 Tenaga Kesehatan Masyarakat adalah Ahli kesehatan masyarakat dan dinas
kesehatan, sedangkan Kedokteran adalah dokter dan tenaga medis.
3. Pendekatan berdasarkan eviden dapat dilakukan dengan metode P.E.R.I, dengan
metode ini maka ahli kesehatan masyarakat dapat memperoleh data-data yang valid
dan informasi yang faktual. Langkah metode P.E.R.I dapat kita jabarkan sebagai
berikut.
 Problem : What is the health problem? Apa masalah kesehatan yang terjadi?
 Etiology : What is/are the contributory cause(s)? Apa penyebab masalah kesehatan
tersebut dapat terjadi?
 Recomendations : What works to reduce the health impacts? Apa usaha yang dapat
dilakukan untuk mengurangi/menghilangkan dampak kesehatan tersebut?
 Implementation : How can we get the job done? Bagaimana cara
mengimplementasikan usaha untuk kesehatan masyarakat tersebut?
4. Terdapat beberapa ukuran Epidemiologi, yaitu :
 Insidensi (Luasnya kejadian atau akibat) : Menyatakan peluang atau kemungkinan
penyebaran penyakit selama periode tertentu.
 Prevalensi (Pemerataan) : Menyatakan jumlah individu yang terserang penyakit pada
jangka waktu tertentu (lebih pendek dari pada insidensi) dibagi dengan jumlah orang
yang berisiko terserang penyakit tersebut.
5. Hal-hal yang dilakukan oleh para ahli kesehatan masyarakat untuk menentukan
keadaan suatu masyarakat (apakah masyarakat tersebut memiliki kesehatan yang baik
atau tidak.) adalah dengan menghitung angka mortalitas, morbiditas, dan angka
kelahiran. Untuk menghitung angka morbiditas sendiri, para ahli akan berpatokan
dengan angka mortalitas karena angka morbiditas dan mortalitas memiliki perbedaan
yang cukup sedikit.
6. Menyelesaikan suatu permasalahan kesehatan masyarakat biasanya tidak cukup
dengan hanya melakukan satu kali intervensi, namun harus berulang hingga
permasalahan tersebut benar-benar selesai. Oleh karena itu proses P.E.R.I membentuk
suatu siklus, sehingga dapat diulang-ulang.
Daftar Pustaka

Achmadi, U.F., 2013. Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

Brownson, Ross, C Elizabeth, A. Baker Terry, L. Leet, and Kathleen, N 2003, Editors.
Evidence-based Public Health, Oxford University Press, New York.

Riegelman, Richard. 2009. Public Health 101. United States of America: Michael Brown.

Riegelman, Richard 2010, Public Health 101 Healthy people – Healthy populations, Iones
and Bartlett Publishers International, London.

Setiawan, E. (2018). Arti kata rekomendasi - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online.
[online] Kbbi.web.id. Available at: https://kbbi.web.id/rekomendasi [Accessed 8 Sep. 2018].

Wulandari, M. (2018). Dasar Kesehatan Masyarakat. [online] Academia.edu. Available at:


https://academia.edu/8526570/Dasar_Kesehatan_Masyarakat [Accessed 8 Sep. 2018].

Anda mungkin juga menyukai