Anda di halaman 1dari 27

“G3P1A1 Gravida 38 minggu

dengan
HDK dd/ PEB”
Pembimbing
dr. Anindita Vidya Destiani, Sp.OG

Disusun oleh
Wellyam Surya
Identitas Pasien

• Nama : Ny. L.I


• Usia : 27 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Pulo Besar
• Agama : Islam
• Tanggal masuk RS : 5 Mei 2018 pukul 06.00 WIB
• No. RM : 0503***
• Keluhan Utama: Mules
• Riwayat Penyakit Sekarang:
• Pasien G3P1A1 gravid 38 minggu datang ke RSUD Kemayoran pada tanggal 5 Mei 2018 ke RB
dengan keluhan mules teratur sejak pukul 23.00 WIB.
• Sudah keluar darah dan lendir sejak tanggal 2 Mei 2018, terdapat bengkak pada kedua
tangan dan kaki.
• Belum keluar air. Pasien mengaku tidak ada mual, muntah, nyeri ulu hati dan pandangan
kabur.
• Pasien juga mengatakan tidak pernah mengalami kejang selama kehamilan maupun sebelum
kehamilan. Riwayat tekanan darah tinggi sebelum kehamilan disangkal, pasien mengaku
hanya pada saat kehamilan sekarang saja terjadi peningkatan tekanan darah yang tinggi.
• Pasien juga mengaku masih merasakan gerakan janinnya.
• HPHT 24 Juli 2017. TP 15 Mei 2018. Riwayat menstruasi teratur dengan siklus haid 30 hari,
dengan lama menstruasi 7 hari, nyeri tidak berlebihan, ganti pembalut 3-4/hari. Menarche
usia 12th.
• Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat penyakit darah tinggi, kencing manis, asma, dan alergi obat maupun
makanan disangkal. Pasien tidak pernah menjalani operasi sebelumnya.
• Riwayat Penyakit Keluarga
• Penyakit darah tinggi dan penyakit jantung diderita oleh ibu pasien. Kencing
manis, asma, dan alergi pada keluarga disangkal.
• Riwayat Kontrasepsi
• Tidak ada
• Riwayat Operasi
• Pasien belum pernah menjalani operasi sebelumnya.
Riwayat Menstruasi
• Menarche : Usia 12 tahun
• Siklus : 30 hari
• Lama haid : 7 hari
• Nyeri haid : Ringan
• HPHT : 24 Juli 2017
• Taksiran Persalinan : 15 Mei 2018
• Usia Kehamilan : 38 minggu

• Pernikahan ke 1
Antenatal Care (ANC)
Pasien melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin setiap bulan
selama kehamilan di Bidan dan RS.

Anak ke Penolong Jenis Persalinan Umur Kehamilan BB saat lahir Keadaan Anak

1 (2012) RS (dikuret) Abortus 2 minggu

2 (2014) PKM Spontan Cukup 3000g Hidup(♀)

3 (2017) Hamil saat ini


PEMERIKSAAN FISIK
• Antropometri : Berat badan 62 kg
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tanda Vital :
• Tekanan darah : 140/90
• Nadi : 86x/ menit, regular, isi cukup
• Pernafasan : 20x/ menit, abdomino-thoracal
• Suhu : 36,8 oC
Status Generalis
• Kepala
• Mata : CA -/- SI -/-, pupil bulat, isokor, reflek cahaya +/+
• Telinga : bentuk normal, sekret -/-
• Hidung : bentuk normal, septum deviasi, sekret (-)
• Tenggorokan : tonsil T1/T1, tidak hiperemis
• Mulut : mukosa basah, lidah kotor (-), karies (-)
• Leher
• KGB dan tiroid tidak teraba membesar
• Thorax
• Payudara: bentuk normal, inverted nipple -/-, fissure -/-
• Paru-paru
• Inspeksi : gerak simetris saat statis dan dinamis
• Palpasi : stem fremitus kanan dan kiri sama kuat
• Perkusi : sonor +/+
• Auskultasi : vesikuler kanan dan kiri, rhonki -/-, wheezing -/-
• Jantung
• Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : pulsasi ictus cordis teraba di ICS V MCL sinistra
• Perkusi : redup, batas batas jantung dalam keadaan normal
• Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, regular, murmur (-), gallop (-)
• Ekstremitas
• Akral hangat, edema +/+/+/+
Status Obstetrik dan Ginekologi
• Abdomen
• Inspeksi : perut tampak buncit, striae gravidarum (+)
• Auskultasi : DJJ: 142 x/menit
• Palpasi : supel, membuncit, nyeri tekan epigastrium (-)
• Leopold 1: Bokong; teraba bagian lunak, kurang bulat, tidak melenting.
• Leopold 2: Puka, teraba bagian besar janin pada bagian kanan ibu
• Leopold 3: Kepala; teraba bagian keras, bulat ,dan melenting
• Leopold 4: Bagian terendah janin belum masuk PAP
• Tinggi fundus uteri: 32 cm
• HIS: (+) adekuat
• VT : Vulva vagina tidak ada kelainan. Portio retrofleksi, kenyal.
Ketuban (+) presentasi kepala, pembukaan 2cm
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (05/05/2018 07.40)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Darah rutin

Hemoglobin 11.8 12.0 - 16.0 g/dL

Hematokrit 34 36 -46 %

Leukosit 13900* 4000 - 10000 /uL

Trombosit 350000 150000 - 450000 /uL

Imuno Serologi
HBsAg NonReaktif NonReaktif
Anti HIV NonReaktif NonReaktif
VDRL -/NEGATIF -/NEGATIF
Urinalisis
Urine lengkap
Warna Kuning
Kekeruhan Keruh
Berat jenis 1.025 1.015 – 1.025
pH 6.5 5.0 – 8.0
Leukosit -/NEGATIF Negatif
Nitrit -/NEGATIF Negatif
Protein -/NEGATIF Negatif
Glucose -/NEGATIF Normal
Keton -/NEGATIF Negatif
Urobilinogen -/NEGATIF Normal
Bilirubin -/NEGATIF Negatif
Eritrosit +/POS1 Negatif
DIAGNOSIS KERJA
• Ibu: G3P1A1 inpartu 38 minggu kala 1 dengan HDK dd/ PEB
• Bayi: Janin tunggal hidup, intrauterine, presentasi kepala
RENCANA PENGELOLAAN
• Observasi tanda tanda vital , KU His dan bunyi jantung anak
• Partus pervaginam
• PO nifedipine 10mg
DATA TERAKHIR
• P2A1 HDK dd/ PEB
• Lahir bayi presentasi kepala janin tunggal hidup laki-laki ( BB : 2600 gram ; PB
45 cm)
• apgar score 9/10
PEMBAHASAN
Teori (hipertensi dalam kehamilan) Klinis

o Antihipertensi diberikan jika tekanan darah o Nifedipin 10 mg x 4

diastolik > 110 mmHg. Dapat diberikan nifedipin


oral 10 mg. Setelah 1 jam, jika tekanan darah
masih tinggi dapat diberikan nifedipin ulangan 10
oral dengan interval 1 jam, 2 jam atau 3 jam
sesuai kebutuhan.
o Penurunan tekanan darah tidak boleh terlalu
agresif. Tekanan darah diastolik jangan kurang
dari 90 mmHg, penurunan tekanan darah
maksimal 30%.
o Penggunaan nifedipine sangat dianjurkan karena
harganya murah, mudah didapat dan mudah
pengaturan dosisnya dengan efektifitas yang
cukup baik.
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
• A. Definisi
• Hipertensi dalam kehamilan (HDK) adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan
(Junaidi, 2010). Terjadinya hipertensi ini (≥140/90 mmHg) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain riwayat keluarga, stres, nutrisi,
umur, paritas, aktivitas, dan eklamsia.1
• B. klasifikasi hipertensi
• Hipertensi dalam kehamilan saat ini dibedakan menurut The Working Group of Hypertensive Disordes Complicating Pregnancy (2000) sebagai
berikut :
• 1. hipertensi gestasional yaitu terjadinya hipertensi ringan selama kehamilan pada ibu yang sebelumnya normotensif, tanpa disertai
proteinuria dan kelainan hasil laboratorium lain. Diagnosis hipertensi gastosional yaitu :
• a. Tekanan darah ≥140/90 mmHg
• b. Tidak ada riwayat hipertensi sebelum hamil, tekanan darah normal di usia kehamilan <12 minggu
• c. Tidak ada proteinuria (diperiksa dengan tes celup urin)
• d. Dapat disertai tanda dan gejala preeklampsia, seperti nyeri ulu hati dan trombositopenia
• e. Diagnosis pasti ditegakkan pascapersalinan
• Tatalaksana umum hipertensi gestosional :
• a. Pantau tekanan darah, urin (untuk proteinuria), dan kondisi janin setiap minggu.
• b. Jika tekanan darah meningkat, tangani sebagai preeklampsia ringan.
• c. Jika kondisi janin memburuk atau terjadi pertumbuhan janin terhambat, rawat untuk penilaian kesehatan janin.
• d. Beri tahu pasien dan keluarga tanda bahaya dan gejala preeklampsia dan eklampsia.
• e. Jika tekanan darah stabil, janin dapat dilahirkan secara normal.
• Risiko Tinggi
• Riwayat kehamilan dengan preeklampsia sebelumnya terutama yang disertai dengan komplikasi
• Kehamilan multifetus
• Hipertensi kronik
• Penyakit ginjal
• Diabetes melitus tipe 1 atau 2
• Kelainan autoimun seperti lupus eritematosus sistemik, sindroma antifosfolipid
• Risiko Sedang
• Primiparitas Obesitas (Indeks Massa Tubuh >30 kg/m2 )
• Riwayat preeklampsia dalam keluarga (ibu atau saudara perempuan)
• Karakteristik sosiodemografi (ras Afrika Amerika, status sosioekonomi rendah)
• Usia ≥35 tahun
• Faktor riwayat pribadi (melahirkan bayi dengan BBL rendah, atau kecil masa kehamilan, interval
kehamilan >10 tahun, riwayat kelainan saat kehamilan )
• Risiko Rendah Riwayat melahirkan tanpa komplikasi
PRE-EKLAMSIA
• Definisi
• Preeklampsi adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema
setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. Gejala ini
dapat timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.3
Klasifikasi
• Preeklamsia ringan
• Adalah Suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ
yang berakhibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel.
(Prawirohardjo, 2009. 543). Gejala ini dapat timbul sebelum umur kehamilan
20 minggu pada penyakit trofoblas. Gejala dan tanda preeklampsia ringan
yaitu:3
• Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval
pemeriksaan setiap 6 iam.
• Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval
pemeriksaan setiap 6 jam.
• Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai 2 pada
urin kateter atau urin aliran pertengahan.3
• Preeklampsia berat
• Menurut Prawirohardjo ( 2009. 544) adalah preeklampsia dengan tekanan
darah sistolik > 160 mmHg dan tekanan darah diastolic > 110 mmHg disertai
proteinuria lebih 5 g/ 24 jam. Gejala dan tanda preeklampsia berat yaitu :
• Tekanan darah 160/110 mmHg
• Oliguria, urin < 400 cc/24 jam.
• Proteinuria lebih dari 5 gr/24jam3
Tatalaksana
• Obat anti kejang:
• Terapi pilihan pada preeklamsia adalah magnesium sulfat (MgSO4). Sebaiknya MgSO4 diberikan terus menerus secara IV atau
berkala secara IM.
• Dosis awal : 4 gram MgSO4 20% (20 cc) dilarutkan kedalam 100 cc cairan Ringer Laktat atau Ringer Dextrose selama 15-20
menit secara IV.
• Dosis pemeliharaan : 10 gram MgSO4 20% dalam 500 cc RL/RD dengan kecepatan 1-2 gram/jam
• Pemberian IM berkala :
• Dosis awal : 4 gram MgSO4 20% (20 cc) secara IV dengan kecepatan 1 gram/menit
• Dosis pemeliharaan : 4 gram MgSO4 40% (10 cc) IV setiap 4 jam. Tambahkan 1 cc Lidokain 2% setiap pemberian IM untuk mengurangi nyeri dan panas.
• Syarat-syarat pemberian MgSO4 :
• Harus tersedia antidotum, yaitu kalsium glukonas 10% (1 gram dalam 10 cc)
• Frekuensi pernapasan ≥ 16x/menit
• Produksi urin ≥ 30 cc/jam (≥0.5 cc/kg berat badan/jam)
• Refleks patella (+)
• MgSO4 dihentikan pemberiannya bila:
• Ada tanda-tanda intoksikasi
• Setelah 24 jam pascasalin
• Dalam 6 jam pascasalin terjadi perbaikan (normotensif)
• Diazepam : dapat diberikan bila tidak tersedia MgSO4 sebagai obat pilihan. Diazepam IV diberikan dengan dosis 10 mg dan
dapat diulangi setelah 6 jam.
• Obat antihipertensi : hanya diberikan bila tekanan darah sistolik > 140
mmHg dan/atau diastolik >90 mmHg.
• Nifedipine 5-10mg
• Metildopa 250-500mg
EKLAMSIA
• Eklamsia adalah kejang yang dialami wanita hamil dalam persalinan
atau masa nifas yang disertai gejala-gejala preeklamsia (hipertensi,
edema dan proteinuria).4 menurut saat terjadinya, eklamsia dapat
dibedakan atas :
• Eklamsia antepartum : terjadi sebelum kehamilan
• Eklamsia intrapartum : terjadi sewaktu persalinan
• Eklamsia postpartum : terjadi setelah persalinan. Eklamsia postpartum dapat
terjadi segera (early postpartum, setelah 24 jam-7 hari pascasalin) atau
lambat (late postpartum, setelah 7 hari pascasalin selama masa nifas).
Tatalaksana
• Pemberian MgSO4 sebagai obat untuk mengatasi kejang pada
eklamsia
• Eklamsia adalah penyakit yang disebabkan oleh kehamilan, maka
pengobatan yang terbaik adalah secepat mungkin mengakhiri
kehamilan.
SINDROM HELLP
• Sindrom Hemolysis Elevated Liver enzymes Low Platelets (HELLP)
merupakan suatu komplikasi obstetri yang dapat membahayakan
nyawa. Sindrom HELLP biasanya dihubungkan dengan kondisi pre
eklampsia.
• Kriteria sindrom HELLP adalah Hemolytic Anemia, Elevated Liver
enzymes, Low Platelet count. Komplikasi yang dapat menyertai adalah
terlepasnya plasenta (abruption), edema paru paru, acute respiratory
distress syndrome (ARDS), hematom pada hati dan pecah, gagal ginjal
akut, disseminated intravascular coagulation (DIC), eklampsia,
perdarahan intraserebral, dan kematian maternal.
• Aktivasi platelet akan menyebabkan pelepasan tromboksan A dan
serotonin, dan menyebabkan terjadinya vasospasme, aglutinasi, agregasi
platelet, serta kerusakan endotelial lebih lanjut. Kaskade ini hanya bisa
dihentikan dengan terminasi kehamilan.
• Sel-sel darah merah yang mengalami hemolisis akan keluar dari pembuluh
darah yang telah rusak, membentuk timbunan fibrin. Adanya timbunan
fibrin di sinusoid akan mengakibatkan hambatan aliran darah hepar,
akibatnya enzim hepar akan meningkat.
• Proses ini terutama terjadi di hati, dan dapat menyebabkan terjadinya
iskemia yang mengarah kepada nekrosis periportal dan akhirnya
mempengaruhi organ lainnya.6

• Tatalaksana Syndrom Hellp : lakukan terminasi kehamilan.7


Daftar Pustaka
• Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Diagnosis dan tatalaksana pre-
eklamsia. Jakarta, Indonesia: Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indon
• World Health Organization. Recommendations for prevention and treatment of
pre-eclampsia and eclampsia. Geneva: World Health Organization; 2011.esia;
2016
• Bujold E, Roberge S, Lacasse Y, Bureau M, Audibert F. Prevention of preeclampsia
and intrauterine growth restriction with aspirin started in early pregnancy a
metaanalysis. Obstet Gynecol. 2010;116(2):402–14.
• Effendi, Jusuf, etc. 2015. Obstetri Patologi. Jakarta: EGC
• Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Pedoman pertama hal 109
• Cunningham FG, Mac Donald PC, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap LC, Hankins GD et
al. Williams Obstetrics. 21th ed. London: Prentice-Hall International, 2001: 567-
618.

Anda mungkin juga menyukai