Anda di halaman 1dari 92

PEMICU 3 KELOMPOK 5

BLOK SISTEM REPRODUKSI


4 APRIL 2018
Tutor : dr. SUSI
Ketua : Ignatius Bayu Hermawan 405130063
Sekre : Dita Prameswari 405130155
Penulis : Erics Efrany 405150089
1. Chairani 405140025
2. Kent Harlendo 405140091
3. Metta Adriliana Tantra 405140093
4. Prematelie Jaya Leslie 405140246
5. Ingriani Wionika 405150018
6. Giano Florian Rumbay 405150023
7. Angeline Vincentia 405150058
8. Pute Ayu Misilawaty 405150046
9. Albert Tandy 405150048
Rumusan Masalah
1. Apa saja yang dapat menyebabkan perdarahan pada ibu?
2. Apakah ada hubungan dengan tekanan darah tinggi dan usia ibu dengan perdarahan?
3. Apa ada hubungan riwayat keguguran dan prematuritas dengan perdarahan?
4. Interpretasi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan abdomen?
5. Faktor yang menyebabkan ketuban pecah dini?
6. Penyebab perdarahan tanpa nyeri ibu?
7. Faktor resiko keguguran?
8. Tatalaksana awal dan pemeriksaan lanjut?
9. Apa TFU sesuai dengan usia kehamilan?
Analisa Masalah
1. Plasenta previa  letak plasenta abnormal , vasa previa, insufisiensi plasenta, rupture
plasenta, infeksi TORCH, kehamilan ektopik, korioamnionitis, inkompetenbilitas serviks
2. preeklampsi  trombositopenia  ⇣ factor pembekuan & bentuk eritrosit tidak normal 
mudah hemolysis. // hipertensi gestasional // hipertensi kronik. Hubungan dengan usia :
pembuluh darah kaku  daya recoil ⇣
3. Inkompabilitas rhesus, mola hidatidosa, disposisi kepala panggul, hydrocephalic.
4. Hipertensi
5. Infeksi selaput ketuban, aktivasi dini enzim pada membran, kantung ketuban berisi > 1 bayi,
infeksi pada leher Rahim, serviks terluka & melemah, pernah menjalani biopsy serviks
6. Plasenta previa, vasa previa, insufisiensi plasenta, rupture plasenta, infeksi TORCH,
kehamilan ektopik, korioamnionitis, inkompetenbilitas serviks
7. Usia, alcohol, merokok, stress, infeksi, penyakit penyerta (SLE), obat2an
8. Ibu trimester 1  transfuse darah, tokolitik s/ usia 34 minggu.
• 34 minggu perkembangan resiko perdarahan
• Maturasi paru diberi dexametasone2x12 IM , oral 4x6mg
• Pemeriksaan dalam (VT) dan pemeriksaan darah
Mind Map
Perempuan 40 thn G3P1A1
Kontrol PKM
Perdarahan jalan lahir
• 1 x USG DD :
Tanpa nyeri perut
• Umur kehamilan 16 minggu • Plasenta previa
• Solusio plasenta
Riwayat: keguguran usia kehamilan • Vasa previa
13 minggu & kehamilan prematur • Insufisiensi plasenta
• Abortus
• Infeksi TORCH, hepatitis B,
PF: Hipertensi korioamnionitis
• Polihidroamnion
• Kehamilan ektopik
Preeklampsia • Mola hidatidosa
Eklampsia • Gemelli
Hipertensi gestasional & • Anemia defisiensi & b12
kronik • Diabetes gestasional
Learning Issue
1. Diagnosa banding berdasarkan gejala
2. Penyakit selama kehamilan (Anemia, Abortus, hiperemis
gravidarum, TORCH, malaria, hepatitis B, Preeklampsia, eklampsia,
IUGR, korioamnionitis, inkompabilitas darah, Hipertensi gestasional,
Mola Hidatidosa, Kelainan letak plasenta, bayi kembar, oligo/
polihidroamnion, kelainan posisi bayi, kelainan pembuluh darah,
fetal distress, Diabetes gestasional, kehamilan postterm, CPD,
inkompabilitas serviks, gemelli, kelainan letak malposisi
Anemia pd kehamilanAnemia def besi
• Definisi : Hb <11g/dL pd trimester 1 & 3, Hb <10,5g/dL pd
trimester 2
• Slm kehamilan : kebutuhan Fe jdi 1000
mg
• 300 mg : fetus & plasenta
• 500 mg : prod Hb
• 200 mg : hilang mll GI, urin, kulit
• Manifestasi klinis :
• Lemas, mudah lelah, pucat
• Sakit kepala
• Palpitasi, takikardi, sesak nafas
• Anemia berat & lama  stomatitis angularis,
Efek pd kehamilan : BBLR, lahir prematur, bayi lbh kecil dri usia
glositis, koilonika
kehamilan N
Anemia def besi
• Terapi :
• Diagnosis & PP :
• Non farmako
• Darah tepi : Hb, Ht, MCV, MCH, MCHC, Fe serum, • Makanan byk Fe : hati, daging merah, sayur
feritin, TIBC hijau
• Morfologi darah tepi : anemia mikrositik • Yg abs Fe : buah, sayur (vit C)
hipokrom • Hindari yg abs Fe : kopi, the
• DD : • Farmako
• Anemia krn pnykt kronis / keganasan • Preparat Fe oral : 1x1, sp 3 bln stlh melahirkan
u/ kembalikan cadangan Fe
• Talasemia
• Preparat IV : u/ yg tdk toleransi oral, anemia
• Hbpati berat (Hb<8g/dL)  fero sukrosa / ferodekstran
• Anemia sideroblastik • Tab vit C
Kandungan Fe Dosis mengandung 60 mg
elemental (%) Fe elemental (mg)
Fe fumarat 30 200
Fe glukonat 11 550
Fe sulfat 20 300
ABORTUS
Definisi
• Abortus : ancaman atau pengeluaram hasil konsepsi sebelum janin dapat jidup
diluar kandungan (kehamilan <20 minggu atau berat janin <500gram)

Klasifikasi
• Abortus Spontan: abortus berlangsung tanpa tindakan
• Abortus Provokatus: abortus yang disengajai dengan tindakan
• Abortus medisinalis: didasarkan atas indikasi medis
• Abortus kriminalis: dilakukan tanpa indikasi medis
• Abortus habitualis: abortus yang terjadi berulang 3 kali secara
berturut-turut
Sumber: Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Hal.460-72
ETIOLOGI

• Faktor genetik • Autoimun


• Mendelian • Aloimun
• Multifaktor • Mediasi imunitas humoral
• Robertsonian • Mediasi imunitas seluler
• Resiprokal • Defek fase luteal
• Kelainan kongenital • Faktor endokrin eksternal
uterus • Antibodi antitiroid hormon
• Anomali duktus Mulleri • Sintesis LH yang tinggi
• Septum uterus • Infeksi
• Uterus bikornis • Hematologik
• Inkompetensi serviks
uterus
• Lingkungan
• Mioma uteri
• Sindroma Asherman
Sumber: Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Hal.460-72
KLASIFIKASI ABORTUS

• Abortus Iminens
1
• Abortus Insipiens
2
• Abortus Kompletus
3
• Abortus Inkompletus
4
• Missed Abortion
5
• Abortus Habitualis
6
• Abortus Infeksiosus, Abortus Septik
7
Sumber: Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Hal.460-72
Hiperemesis
gravidarum
• Emesis gravidarum yang sampai Faktor predisposisi
mengganggu pekerjaan sehari2 • Primigravida
dan keadaan umumnya buruk • Mola hidatidosa
• Kehamilan ganda
• Etiologi : belum diketahui secara
pasti
Faktor organik
Faktor psikologik • Masuknya vili korialis dlm sirkulasi maternal
• Rumah tangga yg retak • Perubahan metabolic akibat hamil
• alergi
• Kehilangan pekerjaan
• Takut thd kehamilan dan
persalinan
• Takut thd tanggung
jawab sbg ibu
Patofisiologi
Pengaruh Pengosongan
hormonal Psikologik lambung
menurun

Hiperemesis gravidarum

Perdarahan GI Dehidrasi

Ketidakseimbangan Ketosis
elektrolit
Tanda dan gejala
• Tingkat 1 Diagnosis
• Tingkat 2 • Adanya kehamilan muda dan
muntah terus menerus 
• Tingkat 3
mempengaruhi keadaan umum
TERAPI
• Mengubah makanan sehari2 dalam jumlah kecil tapi sering
• Waktu pagi jangan segera turun dari tempat tidur
• Dianjurkan u/ makan roti kering atau biscuit dengan the hangat
• Makanan berminyak dan berbau lemak sebaiknya hindari
• Makanan dan minuman sajikan dalam kedaan panas / sangat dingin
• Dianjurkan makanan yg banyak mengandung gula  menghindari
kekurangan karbo
1. Farmakologi
2. Isolasi Prognosis
3. Th/ psikologik • Dengan penanganan yg baik  sangat
memuaskan
4. Cairan parenteral
5. Penghentian kehamilan
Management
• Oral/sup antiemetics  first line
• Doxylamine-pyridoxine u/ morning sickness
• Tdk ampuh berikan Ringer laktat (IV) / saline
solutions utk memperbaiki dehidrasi, ketonemia,
defisit elektrolit dan keseimbangan asam basa
• Thiamine (B1) utk cegah ensefalopati Wernicke
• Tdk ada perbaikan  rawat inap
• Parenteral antiemetics
(prometasin,proklorperazin, klorpromazin,
metoklopramid)
• Serotonin-antagonist : efektif utk chemotherapy-
induced nausea&vomiting
• Tdk ada perbaikan  cari penyebab lain
(gastroenteritis, kolesistitis, pankreatitis,
tukak lambung, pielonefritis)
Toxoplasmosis
• Infeksi protozoa : Toxoplasma gondii Penyebaran
Tinja Kucing/Anjing -> ookista -> makanan
• T.d 3 bentuk : terkontaminasi => Manusia Hospes perantara
• Std takizoit  bentuk yg menginvasi Daging Kucing/Anjing -> kista -> dimakan dalam
dan bereplikasi di dlm sel selama infeksi kondisi tidak matang => Kucing/Anjing hospes
• Std bradizoit  bentuk kista di jaringan definitif
selama infeksi laten Congenital -> takizoid -> melalui plasenta -> jika
obu terinfeksi primer waktu hamil
• Std sporozoit  bentuk yg terdpt di dlm Transplantasi organ/ Transfusi darah -> HANYA
ookista yg tahan thd pengaruh lingk. BISA DARAH LENGKAP -> toxoplasma ada di sel
• Epidemiologi yang berinti (sel darah merah tidak berinti)
• Wanita usia subur : 15%
• Wanita hamil : 85% rentan thd infeksi
• Insiden dan keparahan infeksi kongenital • Gambaran klinis
bergantung pd usia janin saat infeksi tjd pd ibu • Inf. Akut ibu dan neonatus bersifat subklinis dan hanya dpt
 6% pd usia janin 13 minggu dan 72% pd dideteksi mll pemeriksaan penapisan serologi prenatal /
neonatus
usia janin 36 minggu
• Gejala ibu : lesu, demam, nyeri otot, ruam makulo-popular,
• <20 minggu  11% neonates mengalami dan limfadenopati serviks posterior
toxoplasmosis kongenital • Org dewasa imunokompeten  inf. Awal memicu kekebalan
• >20 minggu  45% neonates mengalami • Inf. Pd wanita sebelum hamil  hampir mengeliminasi
toxoplasmosis kongenital risiko penularan vertical
• NB : keparahan inf. Janin jauh lbh besar pd • Inf. Pd wanita dg g3 imunitas  parah disertai reaktivasi
dan menyebabkan ensefalitis / lesi massa
awal kehamilan, dan jauh lbh mungkin
• Inf. Bumil  peningkatan 4x lipat angka persalinan < bulan
memperlihatkan tanda klinis inf. (<37 minggu)
• Pencegahan
• Inf. Kongenital dpt dicegah dg :
• Memasak daging hingga matang
• Mengupas dan mencuci bersih buah dan sayur
• Membersihkan alat2 masak
• Menggunakan sarung tangan ketika membersihkan kotoran kucing /
delegasi tugas ini
• Hindari kucing utk makan daging mentah / setengah matang dan
• Gambaran klinis • Diagnosis
• Neonatus menunjukkan gejala klinis : • Diag/ prenatal : amplifikasi PCR dan evaluasi
sonografi
• Peny. Generalisata dg berat lahir rendah
• PCR : dilakukan pd cairan amnion / darah janin 
• Hepatosplenomegali sensitivitas tinggi
• Ikterus • Sonografi : kalsifikasi intracranial, hidrosefalus,
• Anemia kalsifikasi hati, asites, penebalan plasenta, usus
hiperekoik, hambatan pertumbuhan
• Kel. Neurologis : kalsifikasi intracranial, hidrosefalus /
mikrosefalus, korioretinitis (trias klasik) disertai kejang • Tatalaksana
• Diagnosis • Terapi bumil  mengurangi tetapi tidak
menghilangkan risiko inf. Kongenital
• IgG anti-toxoplasma terbentuk 1-2 minggu stlh inf. • Spiramisin  dpt mengurangi risiko inf.
 memuncak 1-2 bulan dan dpt menetap dg titer Kongenital ttp tidak utk mengobati inf. Janin yg
tinggi  tes aviditas sudah terjadi
• IgA dan IgE dpt digunakan utk diag/ inf. Akut selain • Pirimetamin dan sulfonamide  sbg terapi
IgM yg muncul 10 hari stlh inf. presumtif utk inf. Primer ibu pd kehamilan tahap
lanjut, dg pemeriksaan cairan amnion yg negatif
• Pemeriksaan Ab / toxoplasma serologic profile : uji
• Jk pemeriksaan prenatal  inf. Janin 
pewarna Sabin Feldman, double-sandwich IgM
pirimetamin, sulfonamide, as. Folinat bekerja di
ELISA, ELISA IgA dan IgG, uji aglutinasi diferensial plasenta dan janin
Rubela (Campak Jerman)
• Pd wanita tak hamil  togavirus RNA menyebabkan• Sindrom rubella kongenital
inf. Ringan • Rubela merupakan inf. Paling teratogenik
• Inf. Pd trimester pertama berperan langsung selama fase organogenesis
menyebabkan abortus dan malformasi kongenital • Yg termasuk sindrom rubella kongenital :
berat • Cacat mata-katarak dan glaucoma kongenital
• Penularan : mll sekresi nasofaring • Peny. Jantung-duktus arteriosus patent dan
• Insiden memuncak pd akhir musim dingin dan semi stenosis arteri pulmonalis
• Gambaran klinis • Tuli sensorineural-cacat tunggal tersering
• Pd org dewasa  manifestasi : demam ringan dan ruam • Cacat susunan saraf pusat-mikrosefalus,
makulo-popular generalisata pd wajah dan menyebar ke hambatan perkembangan, retardasi mental,
badan dan extremitas, atralgia/artritis, limfadenopati meningoensefalitis
kepala dan leher, konjungtivitis • Retinopati pigmentasi
• Masa tunas 12 – 23 hari  viremia mendahului tanda • Purpura neonates
klinis  penularan dpt tjd sejak viremia hingga 5 – 7 hari • Hepatosplenomegali dan ikterus
ruam
• Peny. Tulang radiolusen
• Inf. Pd bumil  bersifat sub-klinis ttp viremia tetap
menyebabkan inf. Dan malformasi pd janin
• Diagnosis • Tatalaksana dan Pencegahan
• Virus rubella dpt diisolasi dr urin, nasofaring • Menjaga percikan ludah selama 7 hari stlh awitan
ruam
dan cairan serebrospinal
• Lakukan imunisasi / program vaksinasi sbg
• Diag/ dibuat dr analisis serologi pencegahan primer  utk melenyapkan rubella
• IgM spesifik dpt dideteksi dg enzyme-linked dan mencegah sindrom rubella kongenital
immunoassay dr 4-5 hari stlh awitan gejala • Vaksin MMR perlu ditawarkan ke wanita tak
klinis  Ab menetap hingga 8 minggu stlh hamil usia subur yg tidak memperlihatkan bukti
muncul ruam imunitas
• Vaksinasi semua petugas RS yg rentan yg mungkin
• IgG serum memuncak 1 – 2 minggu stlh awitan terpajan ke pasien dg rubella atau yg berkontak
ruam / 2 – 3 minggu stlh awitan viremia dg bumil
• Pd bumil  konfirmasi inf. Janin dpt dilakukan • Vaksinasi rubella dihindari 1 bulan sebelum /
pd paruh pertama kehamilan selama kehamilan krn vaksin mengandung virus
hidup yg dilemahkan
• Dg sonografi  hambatan pertumbuhan janin,
• Walaupun terdpt imunitas  (baik yg dirangsang
ventrikulomegali, kalsifikasi intrakranium,
o/ vaksin atau tidak)  dpt tjd reinfeksi rubella
mikrosefalus/mikroftalmia, malformasi jantung, subklinis pd wanita hamil  ttp blm ada bukti
peritonitis mekonium, hepatosplenomegali reinfeksi menimbulkan malformasi pd janin
Cytomegalovirus (CMV)
• Merupakan infeksi perinatal tersering di • Gambaran klinis
Negara maju • Kehamilan bukan merupakan faktor risiko atau
keparahan inf. CMV
• CMV terdpt di cairan tubuh, dan penularan tjd • Sebagian besar asimtomatik  15% org dewasa
mll kontak dg sekresi nasofaring, urin, liur, memperlihatkan sindrom mirip mononukleus
semen, sekresi serviks, dan darah infeksiosa : demam, faringitis, limfadenopati, poliartritis
• Wanita dg g3 imunitas : miokarditis, pneumonitis,
• ASI dpt menularkan CMV pd neonatus hepatitis, retinitis, gastroenteritis / meningoensefalitis
• 85% wanita dr gol. Sosio-ekonom lemah  • Wanita dg inf. Primer  kadar aminotransferase
seropositive pd saat hamil meningkat / limfositosis
• Bumil yg terinfeksi  menularkan ke janin sekitar 40%
• Infeksi primer CMV mjd laten dan tjd kasus  morbiditas berat
pengaktifan berkala disertai pelepasan virus • Inf. Transplasenta  lbh sering tjd pd paruh pertama
(viral shedding) kehamilan
• Imunitas alami selama kehamilan  menurunkan risiko
• Walaupun terdpt Ab IgG  tidak mencegah
inf. CMV kongenital pd kehamilan berikutnya sekitar
kekambuhan, reinfeksi eksogen, dan tidak 70%  imunitas ibu tidak mencegah inf. Janin
mencegah inf. Kongenital
• Infeksi kongenital • Diagnosis
• Suatu sindrom yg mencakup : hambatan • Pencitraan : sonografi, CT, MRI
pertumbuhan, mikrosefalus, kalsifikasi intracranial, • Mikrosefalus, ventrikulomegali, kalsifikasi serebrum, asites,
hepatosplenomegali, usus hiperekoik, hidrops dan
korioretinitis, retardasi mental dan motorik, deficit oligohidramnion
sensorineural, hepatosplenomegali, ikterus, anemia • Cairan amnion : uji amplifikasi as nukleat CMV cairan
hemolitik, purpura trombositopenik amnion dianggap sbg baku emas utk diag/ inf. Janin
• Sebagian besar bayi yg lahir, tidak menunjukkan • Tatalaksana
gejala  sbgian menunjukkan sekuele yg muncul • Terapi terbatas pd terapi simtomatik pd bumil
belakangan : g3 pendengaran, deficit neurologis, imunokompeten dg inf. Primer / rekuren
korioenteritis, retardasi psikomotor, g3 dlm proses • Jk dipastikan bumil baru terinfeksi CMV (inf. Primer) 
lakukan pemeriksaan analisis cairan amnion
belajar
• Gansiklovir IV selama 6 minggu diberi ke neonates dg
• Diagnosis gejala susunan saraf pusat mencegah perburukan g3
pendengaran pd 6 bulan dan mungkin selanjutnya
• Inf. Primer didiag/ dg serokonversi IgG spesifik CMV
• Imunisasi pasif globulin hiperimun spesifik-CMV
dlm serum akut menurunkan risiko inf. CMV kongenital jk diberikan kpd
• IgM spesifik dpt dijumpai pd inf. Primer, inf. bumil dg inf. Primer
Rekuren, dan inf. Reaktivasi  shg penggunaannya • Pencegahan
terbatas • Pencegahan inf. Neonatus bergantung pd pencegahan
• Biakan virus dpt bermanfaat meskipun diperlukan inf. Primer pd ibu
• Tindakan seperti hygiene yg baik dan mencuci tangan
min. 21 hari utk menyatakan suatu biakan negatif
Herpes simpleks
• Herpes simpleks dapat menyebabkan kematian• Diagnosis :
janin dan bayi. • HSV culture
• Kematian bayi dapat terjadi akibat ensefalitis • Kultur memiliki sensitivitas 70 % dan spesifikasi hamper
herpes virus. 100% . Membutuhkan waktu 7 hari untuk mendapat
hasilnya. Dapat membedakan HSV 1 dan HSV 2
• Pada bayi : terdapat gelembung gelembung pada • Polymerase chain reaction
kulit di seluruh badan atau pada konjungtiva dan • PCR dapat membedakan HSV 1 dan HSV 2 . Membutuhkan
selaput lendir mulut. waktu 1 hari untuk mendapatkan hasilnya. PCR tidak dapat
• Penularan ke anak dapat terjadi : membedakan HSV yang bereplikasi aktif dari DNA HSV
laten
• Hematogen melalui plasenta
• Penjalaran ke atas dari vagina ke janin bila ketuban
• Tatalaksana
pecah
• Antivirus ( acyclovir)
• Kontak langsung pada waktu bayi lahir
Hepatitis B
Malaria
• Manifestasi Klinik malaria pd kehamilan: • Komplikasi:
• Panas : umumnya panas tinggi sampai • Hipoglikemia : diduga sebagai gejala klinik malaria

menggigil karena takikardia, berkeringat, dan pusing.


• P.falciparum terutama yang mendapat obat kimia, kadar gula
• Anemia : akan menjadi parah pada
darah harus diperiksa setiap 4-6 jam.
kehamilan karena hemolisis dengan akibat • Hipoglikemia pada ibu dapat menyebabkan terjadinya gawat

asam folat menurun, di samping karena janin tanpa diketahui penyebabnya.

perubahan pada kehamilan • Edema paru : lebih sering terjadi pada trimester II dan

• Pembesaran lien : umunya pada timester II trimester III.


• Anemia berat sering terjadi pada malaria dalam
• Pada infeksi yang berat bisa terjadi :
kehamilan.
ikterus, kejang, kesadaran menurun, koma,
• Anemia dengan kadar hemoglobin kurang dari 7 g% sebaiknya
muntah, dan diare. ditransfusi dengan packed cells.
• Penanganan malaria pd kehamilan:
Pemberian obat antimalaria (utk malaria berat):
1. Pengobatan pd malaria (cpt, tepat & hati2): • Lini 1: artemisin parenteral (+ amidokuin +
• Pasien dgn dugaan malaria krna P.Falciparum sebaiknya primakuin)
• Lini 2: kina parenteral (+ primakuin +
dirawat. doksisiklin/tetrasiklin)
• Periksa jenis plasmodium utk memberi pengobatan yg
tepat. Antimalaria pd kehamilan:
pd semua trimester dpt diberikan: klorokuin;
• Pemeriksaan: kesadaran, pucat, kuning, tensi, nadi, suhu,
kuinin; artesunat / artemeter / arteeter.
darah lgkp, fx hepar & ginjal, kadar gula & parasite count.
• Pengawasan ketat pd ibu & janin. KI pd kehamilan: primakuin; tetrasiklin;
• Pilih obat berdasarkan: berat/ringannya peny, hindari doksisiklin; halofantrin.
obat yg merupakan KI, pilih dosis yg adekuat, beri cairran
yg adekuat, perhatikan nutrisi yg ckp kalori.
Masalah yg ditimbulkan o/ inf malaria pd
ibu hamil, janin & BBL

Malaria

Ibu hamil

Parasitemia Janin
Morbiditas:
Anemia Abortus BBL
Malaria serebral Lahir mati
Hipoglikemia Inf kongenital BLR
Sepsis puerperal Prematuritas
Mortalitas: Peny malaria
Penyakit berat Mortalitas
Perdarahan
Eklampsia • Kejang tonik (15-30 detik)
• = preeclampsia disertai kejang menyeluruh • (twitching, khususnya sekitar mulut)  kontraksi otot2 tubuh
dan koma  seluruh tubuh jd kaku.. Wajah mengalami distorsi, bola
mata menonjol, kedua lengan fleksi, tangan menggenggam,
• Kelainan pada masa kehamilan, dalam kedua tungkai dlm posisi inverse (semua otot kontraksi tonik)..
persalinan, atau masa nifas yang ditandai
• Kejang klonik (+ 1 menit)
dengan timbulnya kejang (bukan timbul
• Terbuka tertutupnya rahang tiba2 dgn kuat. Terbuka
akibat kelainan saraf) dan/atau koma
tertutupnya kelopak mata  kontraksi intermiten otot2 muka
dimana sebelumnya sudah menunjukkan & seluruh tubuh. Sering lidah tergigit.. Keluar liur berbusa kdg
gejala-gejala pre-eklampsia. dgn bercak darah. Wajah tampak bengkap krn kongesti. Pd
• DD konjungtiva  bintik2 perdarahan
• Perdarahan otak • Kontraksi melemah  diam, tidak bergerak
• Lesi otak • Koma.. Bisa disusul kejang berikutnya bila tdk diberi
• Kelainanmetabolik antikejang
• Glasgow Coma Scale
• Meningitis
• Glasgow-Pittsburg Coma Scoring System
• Epilepsi iatrogenic
• Selalu didahului preeclampsia
Tatalaksana Eklampsia
• Obat antikejang • Kejang tonik (15-30 detik)
• Pilihan pertama MgSO4 • (twitching, khususnya sekitar mulut)  kontraksi otot2 tubuh
• Bila blm diatasi.. Tiopental. Diazepam alternatif (dosis sgt  seluruh tubuh jd kaku.. Wajah mengalami distorsi, bola
tinggi, hrs o/ yg sudah berpengalaman) mata menonjol, kedua lengan fleksi, tangan menggenggam,
kedua tungkai dlm posisi inverse (semua otot kontraksi tonik)..
• Magnesium sulfat (MgSO4)
• Kejang klonik (+ 1 menit)
• Perawatan waktu kejang
• Terbuka tertutupnya rahang tiba2 dgn kuat. Terbuka
• tujuan pertama  cegah trauma akibat kejang
tertutupnya kelopak mata  kontraksi intermiten otot2 muka
• Kamar isolasi cukup terang  sianosis bs keliatan & seluruh tubuh. Sering lidah tergigit.. Keluar liur berbusa kdg
• Tempat tidur lebar dgn rail dikunci dgn bercak darah. Wajah tampak bengkap krn kongesti. Pd
• Sudap lidah ke mulut konjungtiva  bintik2 perdarahan
• Kepala direndahkan & daerah orofaring diisap • Kontraksi melemah  diam, tidak bergerak
• Jaga kepala dan ekstremitas agar tdk terlalu kuat terhentak
• Koma.. Bisa disusul kejang berikutnya bila tdk diberi
benda keras
antikejang
• Fiksasi badan pd tmpt tidur hrs cukup kendor  hindari
• Glasgow Coma Scale
fraktur
• Glasgow-Pittsburg Coma Scoring System
• Kejang  beri oksigen
Tatalaksana Eklampsia
• Perawatan koma • Usahakan jalan nafas atas tetap terbuka
• Manuver head tilt-neck lift
• Koma  hilang reflex muntah • Kepala direndahkan & leher dlm posisi ekstensi ke blkg
• Lambung ibu hamil hrs selalu dianggap • Head tilt-chain lift
lambung penuh  semua benda di rongga • Kepala direndahkan & dagu ditarik ke atas
• Jaw=thrust
mulut & tenggorokan  diisap scr
• Mandibula kiri kanan diekstensikan ke atas sambal mengangkat
intermiten kepala ke belakang
• Monitoring Glasgow Coma Scale • Dilanjutkan pemasangan oropharyngeal airway
• Pencegahan decubitus
• Pengobatan obstetrik
• Koma lama  butuh nutriis  NGT • Hrs diakhiri tanpa pandang umur kehamilan & keadaan
janin
• Diakhiri bila sdh capai stabilisasi hemodinamika & metab
ibu
Komplikasi
• Ibu
• Atonia uteri • Cerebro vascular accident
• Sindrom HELLP (hemolysis, • Gagal jantung
elevated liver enzymes, low • Edema paru
platelet count) • Gagal ginjal
• Ablasia retina • Gagal hepar
• Gangguan fungsi adrenal
• Gagal ginjal
• Perdarahan otak • DIC
• Anak
• Edema paru • Prematuritas
• Gawat janin
• Gagal jantung
• Kematian janin
• Syok
• kematiaan
• Dx
Sindroma HELLP • Malaise, lemah, nyeri kepala, n/v
• = preeklampsia-eclampsia disertai timbulnya • Tanda gejala preeklampsia
• Tanda2 hemolysis intravascular
hemolysis, peningkatan enzim hepar, disfungsi • LDH, AST, bilirubin indirek
hepar, trombositopenia • Tanda kerusakan/disfungsi
• H: hemolysis hepatosit
• EL: elevated Liver Enzyme • ALT, AST, LDH
• Trombositopenia
• LP: Low Platelets count
Kadar trombosit LDH AST dan/atau • Trombosit < 150.000/ml
ALT
• DD
Klas < 50.000/ml
1 • Trombotik angiopati
• Hipovolemia berat/perdarahan
Klas > 50.000/ml < > 600 berat
> 40 IU/l
2 100.000/ml IU/l
• Sepsis
Klas > 100.000/ml <
3 150.000/ml • Acute fatty liver of pregnancy
• SLE
• Penyakit ginjal primer
Intra-uterine growth retardation
• Bayi yang mempunyai berat badan lahir IUGR tipe-1 (simetris atau proporsional)
dibawah persentil ke-10 dari kurva berat
badan normal yang disesuaikan dengan • Tubuh janin secara keseluruhan berukuran
usia kehamilan kecil akibat berkurangnya potensi
pertumbuhan janin dan berkurangnya
proliferasi seluler semua organ janin.
Klasifikasi : • Ditandai dengan berat badan, lingkar
• IUGR tipe-1 (simetris atau proporsional) kepala dan panjang badan berada dibawah
• IUGR tipe-2 (asimetris, diproporsional) persentil 10.
• IUGR Kombinasi • Terjadi selama kehamilan trimester ke-1
dan trimester ke-2
IUGR tipe-2 (asimetris, diproporsional) IUGR Kombinasi
• Terjadi karena janin kurang mendapat nutrisi • Bayi mungkin mengalami pemendekan
dan energi, sehingga sebagian besar energi skeletal, sedikit pengurangan jaringan
digunakan langsung untuk mempertahankan lunak.
pertumbuhan organ vital (seperti otak dan • Jika malnutrisi terjadi dalam jangka waktu
jantung).
lama dan parah-> janin mungkin akan
• Umumnya terjadi akibat insufisiensi plasenta. mengalami kemampuan untuk
• Ukuran kepala normal tetapi lingkar perut kompensasi-> terjadi peralihan dari IUGR
kecil. kombinasi menjadi IUGR tipe simetris.
Persalinan pada IUGR
• Berat badan yang kurang dari persentil ke-10, • Pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu,
sedangkan ukuran kepala dan panjang badan persalinan harus dilaksanakan pada:
normal. • Tidak terdapatnya pertumbuhan janin dalam jangka
waktu 3 minggu dan memiliki paru yang matang
• Terjadi pada trimester terakhir, karena • Anhidramnion pada kehamilan 30 minggu atau lebih
terjadinya penurunan • Terdapat AEDF (absent umbilical artery end diastolic
kecepatan pertumbuhan. flow) dan REDF (reversed umbilical artery end
distolic flow)
• Pola denyut jantung janin yang abnormal menetap
Faktor resiko •Lingkungan sosio-ekonomi rendah
•Riwayat IUGR dalam keluarga
•Riwayat obstetri yang buruk
•Berat badan sebelum hamil dan selama kehamilan yang rendah
•Komplikasi obstetrik dalam kehamilan
•Komplikasi medik dalam kehamilan

Diagnosis •Pengukuran TFU


• TFU akan sesuai dengan jumlah minggu usia kehamilan 22 minggu sampai 32 minggu dengan
syarat kandung kemih dalam keadaan kosong
•Memperkirakan BB janin pada usia kehamilan tertentu
•USG
• rasio lingkar kepala dibagi dengan lingkar perut (HC/AC)
• normal =1.0 sebelum usia kehamilan 32-34 minggu dan <1.0 setelah usia kehamilan 34
minggu

Komplikasi •Anomali janin


•Asfiksia perinatal
•Persalinan operatif
•Kematian perinatal
•Hipoglikemia dan hipokalsemia neonatal
•Enterokolitis nekrotikan
•“longterm handicap”
Korioamnionitis

Definisi Tatalaksana
Infeksi pada korion dan amnion  Rujuk
Diagnosis
 Demam >38oC + 2 atau lebih:  Antibiotik kombinasi: ampisilin 2g IV tiap 6 jam +
 Leukositosis >15.000 sel/mm3 gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
 DJJ >160x/menit
 Frekuensi nadi ibu >100x/menit  Nilai serviks
 Nyeri tekan fundus saat tdk berkontraksi  Serviks matang: induksi persalinan dgn
 Cairan amnion berbau
Faktor Predisposisi oksitosis
 Persalinan prematur  Serviks belum matang: matangkan dgn
 Persalinan lama
 Ketuban pecah lama prostaglandin& infus oksitosin/ lakukan seksio
 Pemeriksaan dalam berulang-ulang sesarea
 Adanya bakteri patogen pd traktus genitalia  Jika persalinan pervaginam, hentikan antibiotik
(IMS)
 Alkohol setelah persalinan, jika seksio sesarea
 rokok lanjutkan antibiotik + metronidazol 500mg IV
tiap 8 jam sampai bebas demam selama 48
jam
Tatalaksana

UMUM :
• Rujuk pasien ke rumah sakit. • Jika persalinan dilakukan pervaginam,
• Antibiotika kombinasi: ampisilin 2 g IV tiap hentikan antibiotika setelah persalinan. Jika
6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kgBB IV persalinan dilakukan dengan seksio sesarea,
setiap 24 jam. lanjutkan AB & tambahkan metronidazol
500 mg IV tiap 8 jam sampai bebas demam
• Terminasi kehamilan. Nilai serviks untuk selama 48 jam.
menentukan cara persalinan:
KHUSUS :
- Jika serviks matang: lakukan induksi
• Jika terdapat metritis (demam, cairan
persalinan dengan oksitosin
vagina berbau), berikan antibiotika
- Jika serviks belum matang: matangkan • Jika bayi mengalami sepsis, lakukan
dengan prostaglandin dan infus oksitosin, pemeriksaan kultur darah dan beri
atau lakukan seksio sesarea antibiotika yang sesuai selama 7-10 hari.
Placenta previa
• Plasenta yang letaknya • Normalnya,plasenta terletak pada dinding
abnormal sehingga menutupi depan atau belakang rahim di daerah fundus
sebagian atau keseluruhan uteri
ostium internum • Plasenta letak rendah, jika plasenta yg
letaknya abnormal tetapi tepi plasenta tidak
menutupi jalan lahir ( 3-4 cm ).
• Frekuensi0,4 – 0,6% dari seluruh persalinan
• Kloosterman(1973) primigravida>35 th 10x
lebih sering dari primi< 25 th. Grande > 35 th
4x lebih sering dari grande< 25 th.
PP Totalis

seluruh ostium tertutup plasenta

Tingkatan
PP lateralis
placenta
previa
tertutup sebagian

PP marginalis

hanya pinggir ostium


Etiologi patofisiologi
• Diduga akibat vaskularisasi yg berkurang • Terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat
atau atrofi desidua akibat persalinan yg segmen bawah uterus telah terbentuk
lampau atau kuretase dan mulai melebar serta menipis.
• Pelebaran  sinus uterus robek
• Frekuensi PP meningkat : karena lepasnya plasenta dari dinding
• Grande multipara, uterus
• Primigravida tua, • Perdarahan tidak terhindarkan karena
• Bekas sectio caesarea, ketidakmampuan serabut otot segmen
• Bekas aborsi, bawah uterus untuk berkontraksi.
• Kelainan janin
Manifestasi klinis Gejala klinik dan Diagn
• Perdarahan tanpa nyeri • Setiap PAP harus dicurigai
• Darah merah segar,biasa timbul pada plasenta previa sebelum terbukti
bulan ke 7 bukan plasenta previa.
• Bagian terbawah janin belum masuk • Anamnesis, perdarahan tanpa
pintu atas panggul nyeri, tiba-tiba, tanpa penyebab,
• Sering terdapat kelainan letak janin biasanya darah berwarna merah
segar.
• His biasanya tidak ada
• Pemeriksaan luar, bagian janin
• Rasa tidak tegang (biasa) saat palpasi
belum masuk pintu atas panggul,
• Denyut jantung janin ada sering terjadi gangguan
• Teraba jaringan plasenta pada periksa presentasi dan letak janin.
dalam vagina
Diagnosis Pemeriksaan Penunjang
• USG (diagnosis pasti letak
• Inspekulo (mengetahui sumber plasenta)
perdarahan). Penentuan letak
• radiografi, plasenta secara tak
langsung
Komplikasi
• radioisotop

• Syok akibat
USG
• Penentuan plasenta secara langsung, perdarahan
dengan meraba plasenta melalui kanalis
servikalis. (sangat berbahaya  • Anemia karena
perdarahan hebat; dikerjakan dimeja perdarahan
operasi)
• Perabaan fornices, dikerjakan jika • Plasentitis
presentasi janin kepala. Dengan meraba
seluruh fornices, akan teraba lunak • Endometritis pasca
apabila ada plasenta diantara kepala
dan fornises dan teraba keras jika tak persalinan
ada plasenta
Penatalaksanaan • Kriteria aktif:
– umur kehamilan  37 minggu, BB janin 
• Konservatif 2500 gram.
• Istirahat. – Perdarahan 500 cc atau lebih.
• Memberikan hematinik dan spasmolitik – Ada tanda-tanda persalinan.
untuk mengatasi anemia.
• Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.
– ibu anemis Hb < 8 gr%.
• Aktif
• Persalinan per vaginam.
Penanganan
• Persalinan per abdominal. • Terapi ekspektatif
• Kriteria konservatif: • Tujuan agar bayi tdk terlahir prematur,
– Umur kehamilan kurang dari penderita dirawat.
37 minggu. • Syarat terapi ekspektatif; preterm
– Perdarahan sedikit dengan perdarahan sedikit kemudian
– Belum ada tanda-tanda berhenti, belum inpartu, KU ibu cukup
persalinan baik, janin hidup.
– Keadaan umum baik, kadar • Berikan antibiotik profilaksis, tokolisis
Hb 8 gr% atau lebih. dgn MgSO4 atau nifedipin 3x10 mg atau
lainnya
• Betametason utk pematangan paru
Abrupsio Plasenta
DEFINISI Terlepasnya sebagian atau seluruh permukaan maternal plasenta dari tempat
implantasinya yang normal pada lapisan desidua endometrium sebelum waktunya
yakni sebelum anak lahir
KLASIFIKASI Berdasarkan letaknya
Ruptura sinus marginalis : plasenta dapat terlepas hanya pada pinggirnya
saja
Abrupsio plasenta parsialis : terlepas lebih luas
Abrupsio plasenta totalis : seluruh permukaan maternal plasenta terlepas
Berdasarkan berat ringannya gambaran klinik
Abrupsio plasenta ringan
Luas plasenta yang terlepas < 25 % atau < 1/6 bagian
Jumlah darah yang keluar < 250 ml
Darah yang keluar seperti haid bervariasi dari sedikit sampai menstruasi
yang banyak
Gejala sukar dibedakan dari plasenta previa kecuali warna darah yang
kehitaman
Komplikasi terhadap ibu dan janin belum ada
KLASIFIKASI Abrupsio plasenta sedang
Luas plasenta yang terlepas > 25 %, < 50 %
Jumlah darah yang keluar > 250 ml, < 1000 ml
Tumpahan darah terjadi ke luar dan ke dalam bersama-sama
Gejalanya nyeri perut terus-menerus, DJJ cepat, hipotensi, takikardia
Abrupsio plasenta berat
Luas plasenta yang terlepas > 50 %
Jumlah darah yang keluar > 1000 ml
Tumpahan darah terjadi ke luar dan ke dalam bersama-sama
Gejala jelas, keadaan umum penderita buruk disertai syok, janin
meninggal
Komplikasi koagulopati dan gagal ginjal telah ada
FAKTOR Pernah abrupsio plasenta
RESIKO Ketuban pecah preterm / korioamnionitis
Sindroma preeklampsia
Hipertensi kronik
Merokok
Merokok + hipertensi kronik / preeklampsia
Pecandu kokain
Mioma di belakang plasenta
Gangguan sistem pembekuan darah
Acquired antiphospholipid autoantibodies
Trauma abdomen dalam kehamilan
Plasenta sirkumvalata
Perbedaan placenta previa dengan
solutio placentae
Placenta previa Solutio placentae
Perdarahan tanpa nyeri Perdarahan dengan
nyeri
Perdarahan berulang- Darah keluar sedikit
ulang sebelum partus
Darah keluar banyak Palpasi sukar
DJJ biasanya ada DJJ biasanya tidak ada
Teraba jaringan plasenta Tidak teraba plasenta
Insufiensi placenta
• also called placental dysfunction
• Most common conditions linked to
/uteroplacental vascular
insufficiency) placental insufficiency are:
• diabetes
placenta does not develop properly,
or is damaged • hypertension
• blood clotting disorders
reduction in the mother’s blood
• anemia
supply
• smoking
unable to supply adequate oxygen
• drug abuse (cocaine, heroin, and
and nutrients to the baby
methamphetamine)
low birth weight, premature birth, • Placental insufficiency may also occur
and birth defects. at placental abruption
• Symptoms
• IUGR


mother’s abdomen will be small Complication for ba
baby’s movements will not be felt much
• Vaginal bleeding or pre-term labor
Diagnosis • greater risk of oxygen deprivation at birth
cerebral palsy learning disabilities
• pregnancy ultrasound  • hypothermia
• measure size of placenta • hypoglycemia
• monitor the size of the fetus
• hypocalcemia
• alpha-fetoprotein levels in the mother’s
• polycythemia
blood
• (a protein made in the baby’s liver) • premature labor
• fetal non-stress test • cesarean delivery
• (involves the wearing of two belts on the • stillbirth
mother’s abdomen and sometimes a gentle • death
buzzer to wake the baby) to measure the
baby’s heart rate and contractions
Hipertensi Klasifikasi Hipertensi
• Hipertensi kronik pada Kehamilan
= HT yg timbul sblm umur kehamilan 20 minggu / HT yg
pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20
minggu dan HT menetap sampai 12 minggu pasca
persalinan
• Preeklampsia-eclampsia Sistolik Diastolik
Kategori
Preeklampsia = HT yg timbul stlh 20 minggu kehamilan (mmHg) (mmHg)
disertai dgn proteinuria Normal < 120 < 80
Eklampsia = preeclampsia yg disertai dgn kejang2 dan/atau
Pre
koma 120 – 139 80 - 99
hipertensi
• Hipertensi kronik dengan superimposed
Stage 1 140 – 159 90 - 99
preeclampsia
= HT kronik disertai tanda2 preeclampsia / HT kronik
Stage 2 > 160 100
disertai proteinuria
• Hipertensi gestasional
= HT yg timbul pd kehamilan tanpa disertai proteinuria dan
HT menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan/kehamilan
dgn tanda2 preeclampsia tetapi tanpa proteinuria
Hipertensi
= tekanan darah sistolik dan diastolic
> 140/90 mmHg
Pengukuran setidaknya 2 kali selang 4
jam
Proteinuria
= adanya 300 mg protein dlm urin
selama 24 jam / sama dgn > 1 +
dipstick

Faktori risiko
Primigravida, primipaternitas
Hiperplasentosis, ex: mola hidatidosa,
kehamilan multiple, DM, hidrops
fetalis, bayi besar
Umur yg ekstrim (<18 thn atau >35
thn)
Riwayat keluarga pernah
preeclampsia/eclampsia
Penyakit2 ginjal & HT yg sudah ada
sblm hamil
Obesitas
Mola
Hidatidosa

• Kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak


ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami
perubahan degenerasi hidropik
Etiologi2 jenis mola hidatidosa:
• Etiologi pasti ??? • MOLA HIDATIDOSA TOTALIS :
• Perubahan hidatidiform total tanpa adanya
• Usia : sirkulasi janin
• Proliferasi sel trofoblas jelas terlihat
• Usia 20 – 45 tahun
• Kariotipe : 46 XX berasal sepenuhnya dari
• Paritas tinggi dan malnutrisi paternal.
• Lingkungan : Sosial ekonomi buruk • Fertilisasi oleh sperm Haploid 23 xx yang
mengalami duplikasi tanpa pembelahan sel.
• Konstitusi genetik tertentu • Sering mengalami perubahan keganasan

• MOLA HIDATIDOSA PARTIALIS :


• Terdapat sirkulasi janin
• Perubahan hidatidiform variabel
• Proliferasi trofoblas derajat sedang
• Kariotipe abnormal : 69 XXX atau XXY
• Jarang berubah menjadi ganas
Gambaran histopatologik
TANDA dan GEJALA
• Makroskopik:
• Gelembung putih
• GEJALA :
• tembus pandang
• Perdarahan PERVAGINAM persisten
• berisi cairan jernih
• Hiperemesis
• dengan ukuran bervariasi beberapa milimeter sampai 2cm
• Kadar hCG tinggi
• Pucat dan Dispnoe
• Mikroskopik: • Cemas & Tremor hCG
• Edema stoma vili • menyerupai efek TSH yang menyebabkan stimulasi thyroid
• Degenerasi hidropik (tidak ada pembuluh darah vili) • TANDA:
• Proliferasi sel-sel trofoblas • Pembesaran uterus :
• Sering terlihat dengan pembesaran uterus ~ 14 minggu
• Sering terlihat Kista Theca Lutein (10% )
• Tidak terdengar Detik Jantung Janin
• Tidak teraba bagian janin
• Tanda Pre eklampsia (+)
• Anemia
• Kontraksi uterus disertai pengeluaran gelembung mola
(diagnosa pasti)
• Gejala hipertiroid
DIAGNOSA PENGOBATAN
• Mola harus dibuang seluruhnya, biasanya jika
• Pada pemeriksaan panggul akan ditemukan
tanda-tanda yang menyerupai kehamilan tidak terjadi aborsi spontan dan diagnosisnya
normal tetapi ukuran rahim abnormal dan sudah pasti, dilakukan aborsi terapeutik melalui
terjadi perdarahan. prosedur dilatasi & kuretase.
• Tinggi fundus rahim tidak sesuai dengan umur • Pengukuran kadar HCG untuk mengetahui
kehamilan dan tidak terdengar denyut apakah seluruh mola telah terbuang. Jika
jantung bayi. seluruh mola telah terbuang, maka dalam waktu
PENUNJANG 8 minggu kadar HCG akan kembali normal.
• Serum HCG untuk • Kemoterapi berupa metotreksat, daktinomisin
memastikan kehamilan, atau kombinasi kedua obat tersebut.
• HCG serial (diulang pada (koriokarsinoma)
interval waktu tertentu)
• USG panggul
• Rontgen dada
• CT scan/MRI perut.
KET
INKOMPETEN SERVIKS
Definisi Adanya ketidakmampuan serviks uteri untuk • Adanya ketidakmampuan serviks
mempertahankan kehamilan. Sering menyebabkan
kehilangan kehamilan T2 uteri dalam mempertahankan
kehamilan
Diagnosis •Pemeriksaan USG transvaginal
Tatalaksana •Melakukan cerclage memperkuat serviks dgn cara
• Sering menyebabkan hlgnya
melakukan beberapa jahitan berupa ikatan pd serviks kehamilan pd trimester kedua
•Dilakukan sebelum serviks dilatasi
•KI cerclage  Perdarahan, kontraksi uterus, ruptur • Kelainan dpt berhubungan dengan
membran.
•Sonografi u/ konfirmasi janin hidup dan untuk
kelainan uterus yg lain spt septum
mengecualikan major fetal anomali uterus dan bikornis, atau ok
•Memeriksa apakah ada infeksi gonore/ clamidya  +
 obati dlu
trauma bedah pd servikspd
•1 minggu setelah cerclage dilarang berhubungan konisasi, kuretase, dilatasi
seksual
berlebihan serviks pd terminasi
kehamilan atau laserasi obsetrik
• D/  USG transvaginal
Sumber: Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Hal.502-3
Kehamilan Post-term
• Def: kehamilan >42wk
atau 294 hari • Manifest klinis:
• Diagnosis: hitung usia • Gerakan janin jarang
kehamilan dgn rumus • Scra subjektif: yg dirasakan o/ ibu
<7x/20min
naegele ; TFU • Objektif: dgn kardiotokografi (KTG)
<10X/20min
• Etio: his tidak timbul
• Pd bayi: tanda postterm dibagi menjadi:
karena kurang air • Std I: kulit kehilangan verniks kaseosa &
ketuban, insufisiensi terjadi maserasi shgga kulit kering, mudah
plasenta, stres mengelupas, rapuh
• Std II: Std I + pewarnaan mekonium pd kulit
• Pemeriksaan penunjang: (kehijauan)
• Std I: Std I + kekuningan pd kuku, kulit & tali
• USG: u/ usia kehamilan, oligohidramnion, pusat
derajat maturitas plasenta
• KTG: u/ tanda gawat janin Ref: 2,3
DIABETES GESTASIONAL
• Intoleransi glukosa yang dimulai atau baru ditemukan pada waktu hamil.
• Setelah melahirkan  keadaan ini sering kembali ke regulasi glukosa normal
• Pregestasional : sudah diketahui sejak sebelum hamil
• Gestasional : baru diketahui setelah perempuan itu hamil

FR
1. Umur > 30 th
2. IMT  30 kg/m2
3. Riwayat DM pd keluarga
4. Riwayat DM gestasional sebelumnya
5. Pernah melahirkan anak besar > 4.000 gram
6. Alukosuria
American Diabetes Association

Tes tantangan glukosa Tes toleransi glukosa oral

Wanita hamil  glukosa 50 gr


100 gr 75 gr
1 jam kemudian  >140 mg/dl  +

Puasa 95 mg/dl puasa 95 mg/dl


Jika glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dl
atau
1-jam 180
glukosa plasma sewaktu ≥ 200 mg/dl 1- jam 180
2-jam 155
2- jam 155
3- jam 140
Pengulangan tes darah,
bila hasil sama ≠ TTGO
Nilai glukosa plasma puasa dan tes toleransi glukosa oral dengan beban glukosa 75 gr

Glukosa plasma puasa


Normal < 110 mg/dl

Glukosa puasa ≥ 110 mg/dl - <


terganggu 126 mg/dl

Diabetes melitus ≥ 126 mg/dl

Normal < 140 mg/dl

Glukosa plasma 2 jam


TGT ≥ 140 mg/dl - < 200 mg/dl
setelah pemberian Sedang puasa < 126 mg/dl
75 gr glukosa oral
Diabetes melitus ≥ 200 mg/dl
Resiko tinggi DMG
• Umur > 30 tahun
• Obesitas dengan indeks masa tubuh > 30 kg/m²
• Riwayat diabetes melitus dalam keluarga (ibu atau ayah)
• Pernah menderita diabetes melitus gestasional sebelumnya
• Pernah melahirkan anak anak besar > 4 kg
• Adanya glukosuria
Patofisiologi

Hormon •GH
Perubahan hormon diabetogenik hasil •Corticotropin
selama hamil sekresi plasenta releasing hormone
•Placental lactogen
•Progesteron
Resistensi insulin

Diabetes melitus
gestasional

Kadar gula darah


tinggi pada ibu dan
bayi
Diagnosis
• Pemeriksaan glukosa darah
Glukosa darah sewaktu ≥ 200 mg/dL atau glukosa
darah puasa ≥ 126 mg/dL  perlu pemeriksaan pada
waktu yang lain
• Pemeriksaan TTGO
Dengan beban 100 g glukosa anhidrus setelah
berpuasa 8-14 jam.
DMG ditegakkan apabila ditemukan dua atau
lebih hasil pemeriksaan glukosa di bawah ini :

Darah Hasil

Puasa ≥ 95 mg/dL

1 jam ≥ 180 mg/dL

2 jam ≥ 155 mg/dL

3 jam ≥ 140 mg/dL


Pencegahan Penatalaksanaan antepa
• Pemeriksaan konsentrasi gula darah ibu • Melakukan penatalaksanaan
agar dapat dipertahankan seperti kehamilan trimester 3 dalam
kehamilan normal. upaya mencegah bayi lahir mati
• Diusahakan konsentrasi gula darah <95 atau asfiksia serta menekan sekecil
mg/dL sebelum makan dan < 140 dan 120 mungkin kejadian morbiditas ibu
mg/dL, satu atau dua jam sesudah dan janin akibat persalinan
makan. • Memantau pertumbuhan janin
• Pengaturan pola makan dengan secara berkala dan terus menerus
menurunkan asupan KH hingga 40-50%,
• Memperkirakan maturitas paru-
protein 20%, lemak 30-40%, makan tinggi
paru janin apabila ada rencana SC
serat.
Tujuan Pengelolaan Pengelolaan DM Pada Kehamilan
DM Pada Kehamilan
• Pemantauan gula darah teratur minimal 2
− Mempertahankan glukosa darah puasa < x/minggu (ideal setiap hari, pemantauan
dengan menggunakan alat pengukur glukosa
105 mg/dl darah kapiler di rumah).
− Mempertahankan glukosa darah 2 jam pp Bila kurang baik upayakan lahir lebih dini
< 120 mg/dl (pertimbangkan kematangan paru janin).
− Mempertahankan Hb glikosilat (Hb Alc) < Dapat terjadi kematian janin mendadak.
Berikan insulin yang bekerja cepat, bila
6%
mungkin diberikan melalui drips.
− Mencegah episode hipoglikemia • Kontrol antenatal
− Mencegah ketonuria/ketoasidosis diabetik • Hb glikosilat diperiksa tiap 6-8 minggu 1x.
− Mengusahakan tumbuh kembang janin • Hindari ISK atau infeksi lain (lakukan upaya
yang optimal dan normal. pencegahan infeksi)
• Pada bayi baru lahir dapat terjadi hipoglikemia
 diberi infus glukosa.
• Didasari pengelolaan gizi/diet
pengendalian BB  25 kalori/kgBB ideal
dan • Jika diet 2 minggu kadar
• BB ideal = (TB-100)-10% BB  cara Broca glukosa darah belum
• Kenaikan BB  tergantung status gizi awal normal  segera terapi
ibu
insulin
BB kurang  14-20 kg
BB normal 12.5-17.5 kg Insulin harus preparat
BB lebih/obesitas  7.5-12.5 kg insulin manusia (human
• Perhitungan menu seimbang = kalori kasus insulin), karena non-
DM umumnya + 300-500 kalori /hari u/
tumbuh kembang janin selama masa human insulin 
kehamilan s/d menyusui selesai. terbentuknya antibodi
• Kebutuhan kalori = jumlah seluruhan kalori
dari: terhadap insulin endogen
− Kalori basal 25 kal/kgBB ideal  antibodi menembus
− Kalori kegiatan jasmani 10-30% sawar darah plasenta
− Kalori untuk kehamilan 300 kalor (placental blood barrier)
− Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil
1-1.5 gr/kgBB
 mempengaruhi janin.
- Bila akan melakukan terminasi  amniosentesis
Pengelolaan obstetrik
DM Pada Kehamilan
terlebih dahulu u/ memastikan kematangan janin
(bila usia kehamilan < 38 mg).
- Kehamilan DMG dengan komplikasi  rawat
• Kontrol antenatal  pantau keadaan klinis sejak usia kehamilan 34 mgu  terapi insulin.
ibu dan janin  tek darah, TFU, DJJ, kadar
- Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG memerlukan
gula darah ibu, USG, kardiotokografi (jika
memungkinkan). perawatan khusus.
• Penilaian dilakukan tiap mgu (sejak usia Pengobatan insulin
kehamilan 36mgu).
• Penilaian paling ideal  skor fungsi DM PREGETASIONAL diberi insulin dengan dosis
dinamik janin-plasenta (FDJP). yang sama seperti sebelum kehamilan
• Janin sehat  nilai FDJP > 6, dapat
DM GESTASIONAL  insulin dosis rendah, lama
dilahirkan pada usia kehamilan cukup
minggu dg persalinan normal. kerja intermediate dan diberikan 1-2x/hari.
• Gawat janin  nilai FDJP < 5 (gawat Dapat dikombinasikan antara insulin kerja
janin) pendek dan intermediate
• Pemantauan pergerakan janin (normal >
10x/12 jam).
• Obat hipoglikemik oral tidak digunakan dalam
DMG karena efek teratogenitasnya ↑ dan dapat
Polihidramnion
•Peningkatan abnormal volume cairan amnion

•Klasifikasi
Klasifika Amnion Fluid Metode satu kantong
si Index (AFI) terdalam
Ringan 25 - 29,9 cm 8 - 9,9 cm
Sedang 30 - 34,9 cm 10 -11,9 cm
Berat ≥ 35 cm ≥ 12 cm

• Etiologi
• Diabetes melitus
➢ Hiperglikemi maternal → hiperglikemi fetal → diuresis osmotik fetal ke kompartemen cairan amnion

• Anomali kongenital
➢ Anensefali, hidranensefali, holoproensefali →proses menelan janin yg abnormal
➢ Kelainan neuromuskular janin
➢ Obstruksi GIT atas, ureteropelvic junction

• Twin-twin transfusion syndrome


• Salah satu janin merebut lebih banyak bagian sirkulasi → hipertrofi jantung → pe↑ keluaran urin

• Idiopatik
Polihidramnion
•Manifestasi klinis •Tatalaksana
•Tangani penyakit penyebab
Tekanan dari dlm uterus yg
•Large-volume
overdistensi dan organ disekitarnya
amniocentesis
menyebabkan
• Dipsneu (amnioreduction)
• Orthopneu (dpt bernapas hanya dlm
posisi tegak) •Komplikasi
• Edema pada ekstremitas bawah, vulva,
• Pada polihidroamnion akut →
dan dinding abdomen
• Oligouri kelahiran prematur sebelum
28 minggu
• Abrupsio plasenta
• Disfungsi uterus
• Pendarahan postpartum
Disproporsi kepala panggul
Malpresentasi dan Malposisi
• Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain presentasi
belakang kepala
• Malposisi adalah posisi abnormal ubun-ubun kecil relatif terhadap
panggul ibu
Diagnosis Malposisi
Gejala dan Tanda Gambar
POSISI OKSIPUT POSTERIOR

Berada di arah posterior dari panggul ibu

Pemeriksaan Abdomen :
•Bagian bawah perut mendatar
•Ekstremitas janin teraba anterior
•DJJ terdengar di samping
VT :
•Fontanel posterior dekat sakrum
•Fontanel anterior dengan mudah teraba jika kepala dalam keadaan
defleksi

POSISI OKSIPUT LINTANG

Terjadi jika posisi oksiput janin terlentang lintang terhadap rongga


panggul ibu
Diagnosis Malpresentasi
Gejala dan Tanda Gambar

PRESENTASI DAHI
Penyebab : ekstensi parsial kepala janin sehingga terletak lebih tinggi dari sinsiput

Pemeriksaan Abdomen :
•Kepala janin 3/5 di atas simfisis pubis
•Oksiput lebih tinggi dari sinsiput
VT :
Teraba fontanel anterior dan orbita

PRESENTASI MUKA
Penyebab : hiperekstensi kepala janin sehingga tidak teraba oksiput maupun
sinsiput pada VT

Pemeriksaan Abdomen :
Teraba lekukan antara oksiput dan punggung (sudut Fabre)
VT :
•Teraba muka, mulut, dan rahang
•Jari tangan mudah masuk ke mulut janin
Gejala dan Tanda Gambar
PRESENTASI GANDA (MAJEMUK)

Penyebab :
Prolaps tangan bersamaan dengan bagian terendah janin, lengan yang
mengalami prolaps dan kepala janin terdapat di rongga panggul

LETAK LINTANG DAN PRESENTASI BAHU

Penyebab : Sumbu panjang janin terletak melintang

Pemeriksaan Abdomen :
•Sumbu panjang janin teraba melintang
•Tidak teraba bagian besar (kepala atau bokong) pada simfisis pubis
•Kepala biasanya teraba pada daerah pinggang
VT :
•Teraba bahu, tetapi tidak selalu
•Lengan dapat mengalami prolaps
•Siku, lengan, atau tangan dapat teraba pada vagina
Gejala dan Tanda Gambar

PRESENTASI BOKONG (SUNGSANG)

Penyebab : bokong dengan / atau kaki merupakan bagian terendah janin

Pemeriksaan Abdomen :
•Kepala teraba di bagian atas, bokong pada daerah pelvis
•Auskultasi  DJJ lokasinya lebih tinggi dari pada yang diharapkan
VT : Teraba bokong atau kaki

Ada 3 macam :
•PRESENTASI BOKONG SEMPURNA (Complete Breech)
 Kedua kaki mengalami fleksi pada pangkal lutut

•PRESENTASI BOKONG MURNI (Frank Breech)


Kedua kaki mengalami fleksi pada panggul dan ekstensi pada lutut

•PRESENTASI BOKONG KAKI (Footling Breech)


 Sebuah kaki mengalami ekstensi pada panggul dan lutut
Kehamilan ganda

Anda mungkin juga menyukai