Klasifikasi
• Abortus Spontan: abortus berlangsung tanpa tindakan
• Abortus Provokatus: abortus yang disengajai dengan tindakan
• Abortus medisinalis: didasarkan atas indikasi medis
• Abortus kriminalis: dilakukan tanpa indikasi medis
• Abortus habitualis: abortus yang terjadi berulang 3 kali secara
berturut-turut
Sumber: Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Hal.460-72
ETIOLOGI
• Abortus Iminens
1
• Abortus Insipiens
2
• Abortus Kompletus
3
• Abortus Inkompletus
4
• Missed Abortion
5
• Abortus Habitualis
6
• Abortus Infeksiosus, Abortus Septik
7
Sumber: Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Hal.460-72
Hiperemesis
gravidarum
• Emesis gravidarum yang sampai Faktor predisposisi
mengganggu pekerjaan sehari2 • Primigravida
dan keadaan umumnya buruk • Mola hidatidosa
• Kehamilan ganda
• Etiologi : belum diketahui secara
pasti
Faktor organik
Faktor psikologik • Masuknya vili korialis dlm sirkulasi maternal
• Rumah tangga yg retak • Perubahan metabolic akibat hamil
• alergi
• Kehilangan pekerjaan
• Takut thd kehamilan dan
persalinan
• Takut thd tanggung
jawab sbg ibu
Patofisiologi
Pengaruh Pengosongan
hormonal Psikologik lambung
menurun
Hiperemesis gravidarum
Perdarahan GI Dehidrasi
Ketidakseimbangan Ketosis
elektrolit
Tanda dan gejala
• Tingkat 1 Diagnosis
• Tingkat 2 • Adanya kehamilan muda dan
muntah terus menerus
• Tingkat 3
mempengaruhi keadaan umum
TERAPI
• Mengubah makanan sehari2 dalam jumlah kecil tapi sering
• Waktu pagi jangan segera turun dari tempat tidur
• Dianjurkan u/ makan roti kering atau biscuit dengan the hangat
• Makanan berminyak dan berbau lemak sebaiknya hindari
• Makanan dan minuman sajikan dalam kedaan panas / sangat dingin
• Dianjurkan makanan yg banyak mengandung gula menghindari
kekurangan karbo
1. Farmakologi
2. Isolasi Prognosis
3. Th/ psikologik • Dengan penanganan yg baik sangat
memuaskan
4. Cairan parenteral
5. Penghentian kehamilan
Management
• Oral/sup antiemetics first line
• Doxylamine-pyridoxine u/ morning sickness
• Tdk ampuh berikan Ringer laktat (IV) / saline
solutions utk memperbaiki dehidrasi, ketonemia,
defisit elektrolit dan keseimbangan asam basa
• Thiamine (B1) utk cegah ensefalopati Wernicke
• Tdk ada perbaikan rawat inap
• Parenteral antiemetics
(prometasin,proklorperazin, klorpromazin,
metoklopramid)
• Serotonin-antagonist : efektif utk chemotherapy-
induced nausea&vomiting
• Tdk ada perbaikan cari penyebab lain
(gastroenteritis, kolesistitis, pankreatitis,
tukak lambung, pielonefritis)
Toxoplasmosis
• Infeksi protozoa : Toxoplasma gondii Penyebaran
Tinja Kucing/Anjing -> ookista -> makanan
• T.d 3 bentuk : terkontaminasi => Manusia Hospes perantara
• Std takizoit bentuk yg menginvasi Daging Kucing/Anjing -> kista -> dimakan dalam
dan bereplikasi di dlm sel selama infeksi kondisi tidak matang => Kucing/Anjing hospes
• Std bradizoit bentuk kista di jaringan definitif
selama infeksi laten Congenital -> takizoid -> melalui plasenta -> jika
obu terinfeksi primer waktu hamil
• Std sporozoit bentuk yg terdpt di dlm Transplantasi organ/ Transfusi darah -> HANYA
ookista yg tahan thd pengaruh lingk. BISA DARAH LENGKAP -> toxoplasma ada di sel
• Epidemiologi yang berinti (sel darah merah tidak berinti)
• Wanita usia subur : 15%
• Wanita hamil : 85% rentan thd infeksi
• Insiden dan keparahan infeksi kongenital • Gambaran klinis
bergantung pd usia janin saat infeksi tjd pd ibu • Inf. Akut ibu dan neonatus bersifat subklinis dan hanya dpt
6% pd usia janin 13 minggu dan 72% pd dideteksi mll pemeriksaan penapisan serologi prenatal /
neonatus
usia janin 36 minggu
• Gejala ibu : lesu, demam, nyeri otot, ruam makulo-popular,
• <20 minggu 11% neonates mengalami dan limfadenopati serviks posterior
toxoplasmosis kongenital • Org dewasa imunokompeten inf. Awal memicu kekebalan
• >20 minggu 45% neonates mengalami • Inf. Pd wanita sebelum hamil hampir mengeliminasi
toxoplasmosis kongenital risiko penularan vertical
• NB : keparahan inf. Janin jauh lbh besar pd • Inf. Pd wanita dg g3 imunitas parah disertai reaktivasi
dan menyebabkan ensefalitis / lesi massa
awal kehamilan, dan jauh lbh mungkin
• Inf. Bumil peningkatan 4x lipat angka persalinan < bulan
memperlihatkan tanda klinis inf. (<37 minggu)
• Pencegahan
• Inf. Kongenital dpt dicegah dg :
• Memasak daging hingga matang
• Mengupas dan mencuci bersih buah dan sayur
• Membersihkan alat2 masak
• Menggunakan sarung tangan ketika membersihkan kotoran kucing /
delegasi tugas ini
• Hindari kucing utk makan daging mentah / setengah matang dan
• Gambaran klinis • Diagnosis
• Neonatus menunjukkan gejala klinis : • Diag/ prenatal : amplifikasi PCR dan evaluasi
sonografi
• Peny. Generalisata dg berat lahir rendah
• PCR : dilakukan pd cairan amnion / darah janin
• Hepatosplenomegali sensitivitas tinggi
• Ikterus • Sonografi : kalsifikasi intracranial, hidrosefalus,
• Anemia kalsifikasi hati, asites, penebalan plasenta, usus
hiperekoik, hambatan pertumbuhan
• Kel. Neurologis : kalsifikasi intracranial, hidrosefalus /
mikrosefalus, korioretinitis (trias klasik) disertai kejang • Tatalaksana
• Diagnosis • Terapi bumil mengurangi tetapi tidak
menghilangkan risiko inf. Kongenital
• IgG anti-toxoplasma terbentuk 1-2 minggu stlh inf. • Spiramisin dpt mengurangi risiko inf.
memuncak 1-2 bulan dan dpt menetap dg titer Kongenital ttp tidak utk mengobati inf. Janin yg
tinggi tes aviditas sudah terjadi
• IgA dan IgE dpt digunakan utk diag/ inf. Akut selain • Pirimetamin dan sulfonamide sbg terapi
IgM yg muncul 10 hari stlh inf. presumtif utk inf. Primer ibu pd kehamilan tahap
lanjut, dg pemeriksaan cairan amnion yg negatif
• Pemeriksaan Ab / toxoplasma serologic profile : uji
• Jk pemeriksaan prenatal inf. Janin
pewarna Sabin Feldman, double-sandwich IgM
pirimetamin, sulfonamide, as. Folinat bekerja di
ELISA, ELISA IgA dan IgG, uji aglutinasi diferensial plasenta dan janin
Rubela (Campak Jerman)
• Pd wanita tak hamil togavirus RNA menyebabkan• Sindrom rubella kongenital
inf. Ringan • Rubela merupakan inf. Paling teratogenik
• Inf. Pd trimester pertama berperan langsung selama fase organogenesis
menyebabkan abortus dan malformasi kongenital • Yg termasuk sindrom rubella kongenital :
berat • Cacat mata-katarak dan glaucoma kongenital
• Penularan : mll sekresi nasofaring • Peny. Jantung-duktus arteriosus patent dan
• Insiden memuncak pd akhir musim dingin dan semi stenosis arteri pulmonalis
• Gambaran klinis • Tuli sensorineural-cacat tunggal tersering
• Pd org dewasa manifestasi : demam ringan dan ruam • Cacat susunan saraf pusat-mikrosefalus,
makulo-popular generalisata pd wajah dan menyebar ke hambatan perkembangan, retardasi mental,
badan dan extremitas, atralgia/artritis, limfadenopati meningoensefalitis
kepala dan leher, konjungtivitis • Retinopati pigmentasi
• Masa tunas 12 – 23 hari viremia mendahului tanda • Purpura neonates
klinis penularan dpt tjd sejak viremia hingga 5 – 7 hari • Hepatosplenomegali dan ikterus
ruam
• Peny. Tulang radiolusen
• Inf. Pd bumil bersifat sub-klinis ttp viremia tetap
menyebabkan inf. Dan malformasi pd janin
• Diagnosis • Tatalaksana dan Pencegahan
• Virus rubella dpt diisolasi dr urin, nasofaring • Menjaga percikan ludah selama 7 hari stlh awitan
ruam
dan cairan serebrospinal
• Lakukan imunisasi / program vaksinasi sbg
• Diag/ dibuat dr analisis serologi pencegahan primer utk melenyapkan rubella
• IgM spesifik dpt dideteksi dg enzyme-linked dan mencegah sindrom rubella kongenital
immunoassay dr 4-5 hari stlh awitan gejala • Vaksin MMR perlu ditawarkan ke wanita tak
klinis Ab menetap hingga 8 minggu stlh hamil usia subur yg tidak memperlihatkan bukti
muncul ruam imunitas
• Vaksinasi semua petugas RS yg rentan yg mungkin
• IgG serum memuncak 1 – 2 minggu stlh awitan terpajan ke pasien dg rubella atau yg berkontak
ruam / 2 – 3 minggu stlh awitan viremia dg bumil
• Pd bumil konfirmasi inf. Janin dpt dilakukan • Vaksinasi rubella dihindari 1 bulan sebelum /
pd paruh pertama kehamilan selama kehamilan krn vaksin mengandung virus
hidup yg dilemahkan
• Dg sonografi hambatan pertumbuhan janin,
• Walaupun terdpt imunitas (baik yg dirangsang
ventrikulomegali, kalsifikasi intrakranium,
o/ vaksin atau tidak) dpt tjd reinfeksi rubella
mikrosefalus/mikroftalmia, malformasi jantung, subklinis pd wanita hamil ttp blm ada bukti
peritonitis mekonium, hepatosplenomegali reinfeksi menimbulkan malformasi pd janin
Cytomegalovirus (CMV)
• Merupakan infeksi perinatal tersering di • Gambaran klinis
Negara maju • Kehamilan bukan merupakan faktor risiko atau
keparahan inf. CMV
• CMV terdpt di cairan tubuh, dan penularan tjd • Sebagian besar asimtomatik 15% org dewasa
mll kontak dg sekresi nasofaring, urin, liur, memperlihatkan sindrom mirip mononukleus
semen, sekresi serviks, dan darah infeksiosa : demam, faringitis, limfadenopati, poliartritis
• Wanita dg g3 imunitas : miokarditis, pneumonitis,
• ASI dpt menularkan CMV pd neonatus hepatitis, retinitis, gastroenteritis / meningoensefalitis
• 85% wanita dr gol. Sosio-ekonom lemah • Wanita dg inf. Primer kadar aminotransferase
seropositive pd saat hamil meningkat / limfositosis
• Bumil yg terinfeksi menularkan ke janin sekitar 40%
• Infeksi primer CMV mjd laten dan tjd kasus morbiditas berat
pengaktifan berkala disertai pelepasan virus • Inf. Transplasenta lbh sering tjd pd paruh pertama
(viral shedding) kehamilan
• Imunitas alami selama kehamilan menurunkan risiko
• Walaupun terdpt Ab IgG tidak mencegah
inf. CMV kongenital pd kehamilan berikutnya sekitar
kekambuhan, reinfeksi eksogen, dan tidak 70% imunitas ibu tidak mencegah inf. Janin
mencegah inf. Kongenital
• Infeksi kongenital • Diagnosis
• Suatu sindrom yg mencakup : hambatan • Pencitraan : sonografi, CT, MRI
pertumbuhan, mikrosefalus, kalsifikasi intracranial, • Mikrosefalus, ventrikulomegali, kalsifikasi serebrum, asites,
hepatosplenomegali, usus hiperekoik, hidrops dan
korioretinitis, retardasi mental dan motorik, deficit oligohidramnion
sensorineural, hepatosplenomegali, ikterus, anemia • Cairan amnion : uji amplifikasi as nukleat CMV cairan
hemolitik, purpura trombositopenik amnion dianggap sbg baku emas utk diag/ inf. Janin
• Sebagian besar bayi yg lahir, tidak menunjukkan • Tatalaksana
gejala sbgian menunjukkan sekuele yg muncul • Terapi terbatas pd terapi simtomatik pd bumil
belakangan : g3 pendengaran, deficit neurologis, imunokompeten dg inf. Primer / rekuren
korioenteritis, retardasi psikomotor, g3 dlm proses • Jk dipastikan bumil baru terinfeksi CMV (inf. Primer)
lakukan pemeriksaan analisis cairan amnion
belajar
• Gansiklovir IV selama 6 minggu diberi ke neonates dg
• Diagnosis gejala susunan saraf pusat mencegah perburukan g3
pendengaran pd 6 bulan dan mungkin selanjutnya
• Inf. Primer didiag/ dg serokonversi IgG spesifik CMV
• Imunisasi pasif globulin hiperimun spesifik-CMV
dlm serum akut menurunkan risiko inf. CMV kongenital jk diberikan kpd
• IgM spesifik dpt dijumpai pd inf. Primer, inf. bumil dg inf. Primer
Rekuren, dan inf. Reaktivasi shg penggunaannya • Pencegahan
terbatas • Pencegahan inf. Neonatus bergantung pd pencegahan
• Biakan virus dpt bermanfaat meskipun diperlukan inf. Primer pd ibu
• Tindakan seperti hygiene yg baik dan mencuci tangan
min. 21 hari utk menyatakan suatu biakan negatif
Herpes simpleks
• Herpes simpleks dapat menyebabkan kematian• Diagnosis :
janin dan bayi. • HSV culture
• Kematian bayi dapat terjadi akibat ensefalitis • Kultur memiliki sensitivitas 70 % dan spesifikasi hamper
herpes virus. 100% . Membutuhkan waktu 7 hari untuk mendapat
hasilnya. Dapat membedakan HSV 1 dan HSV 2
• Pada bayi : terdapat gelembung gelembung pada • Polymerase chain reaction
kulit di seluruh badan atau pada konjungtiva dan • PCR dapat membedakan HSV 1 dan HSV 2 . Membutuhkan
selaput lendir mulut. waktu 1 hari untuk mendapatkan hasilnya. PCR tidak dapat
• Penularan ke anak dapat terjadi : membedakan HSV yang bereplikasi aktif dari DNA HSV
laten
• Hematogen melalui plasenta
• Penjalaran ke atas dari vagina ke janin bila ketuban
• Tatalaksana
pecah
• Antivirus ( acyclovir)
• Kontak langsung pada waktu bayi lahir
Hepatitis B
Malaria
• Manifestasi Klinik malaria pd kehamilan: • Komplikasi:
• Panas : umumnya panas tinggi sampai • Hipoglikemia : diduga sebagai gejala klinik malaria
perubahan pada kehamilan • Edema paru : lebih sering terjadi pada trimester II dan
Malaria
Ibu hamil
Parasitemia Janin
Morbiditas:
Anemia Abortus BBL
Malaria serebral Lahir mati
Hipoglikemia Inf kongenital BLR
Sepsis puerperal Prematuritas
Mortalitas: Peny malaria
Penyakit berat Mortalitas
Perdarahan
Eklampsia • Kejang tonik (15-30 detik)
• = preeclampsia disertai kejang menyeluruh • (twitching, khususnya sekitar mulut) kontraksi otot2 tubuh
dan koma seluruh tubuh jd kaku.. Wajah mengalami distorsi, bola
mata menonjol, kedua lengan fleksi, tangan menggenggam,
• Kelainan pada masa kehamilan, dalam kedua tungkai dlm posisi inverse (semua otot kontraksi tonik)..
persalinan, atau masa nifas yang ditandai
• Kejang klonik (+ 1 menit)
dengan timbulnya kejang (bukan timbul
• Terbuka tertutupnya rahang tiba2 dgn kuat. Terbuka
akibat kelainan saraf) dan/atau koma
tertutupnya kelopak mata kontraksi intermiten otot2 muka
dimana sebelumnya sudah menunjukkan & seluruh tubuh. Sering lidah tergigit.. Keluar liur berbusa kdg
gejala-gejala pre-eklampsia. dgn bercak darah. Wajah tampak bengkap krn kongesti. Pd
• DD konjungtiva bintik2 perdarahan
• Perdarahan otak • Kontraksi melemah diam, tidak bergerak
• Lesi otak • Koma.. Bisa disusul kejang berikutnya bila tdk diberi
• Kelainanmetabolik antikejang
• Glasgow Coma Scale
• Meningitis
• Glasgow-Pittsburg Coma Scoring System
• Epilepsi iatrogenic
• Selalu didahului preeclampsia
Tatalaksana Eklampsia
• Obat antikejang • Kejang tonik (15-30 detik)
• Pilihan pertama MgSO4 • (twitching, khususnya sekitar mulut) kontraksi otot2 tubuh
• Bila blm diatasi.. Tiopental. Diazepam alternatif (dosis sgt seluruh tubuh jd kaku.. Wajah mengalami distorsi, bola
tinggi, hrs o/ yg sudah berpengalaman) mata menonjol, kedua lengan fleksi, tangan menggenggam,
kedua tungkai dlm posisi inverse (semua otot kontraksi tonik)..
• Magnesium sulfat (MgSO4)
• Kejang klonik (+ 1 menit)
• Perawatan waktu kejang
• Terbuka tertutupnya rahang tiba2 dgn kuat. Terbuka
• tujuan pertama cegah trauma akibat kejang
tertutupnya kelopak mata kontraksi intermiten otot2 muka
• Kamar isolasi cukup terang sianosis bs keliatan & seluruh tubuh. Sering lidah tergigit.. Keluar liur berbusa kdg
• Tempat tidur lebar dgn rail dikunci dgn bercak darah. Wajah tampak bengkap krn kongesti. Pd
• Sudap lidah ke mulut konjungtiva bintik2 perdarahan
• Kepala direndahkan & daerah orofaring diisap • Kontraksi melemah diam, tidak bergerak
• Jaga kepala dan ekstremitas agar tdk terlalu kuat terhentak
• Koma.. Bisa disusul kejang berikutnya bila tdk diberi
benda keras
antikejang
• Fiksasi badan pd tmpt tidur hrs cukup kendor hindari
• Glasgow Coma Scale
fraktur
• Glasgow-Pittsburg Coma Scoring System
• Kejang beri oksigen
Tatalaksana Eklampsia
• Perawatan koma • Usahakan jalan nafas atas tetap terbuka
• Manuver head tilt-neck lift
• Koma hilang reflex muntah • Kepala direndahkan & leher dlm posisi ekstensi ke blkg
• Lambung ibu hamil hrs selalu dianggap • Head tilt-chain lift
lambung penuh semua benda di rongga • Kepala direndahkan & dagu ditarik ke atas
• Jaw=thrust
mulut & tenggorokan diisap scr
• Mandibula kiri kanan diekstensikan ke atas sambal mengangkat
intermiten kepala ke belakang
• Monitoring Glasgow Coma Scale • Dilanjutkan pemasangan oropharyngeal airway
• Pencegahan decubitus
• Pengobatan obstetrik
• Koma lama butuh nutriis NGT • Hrs diakhiri tanpa pandang umur kehamilan & keadaan
janin
• Diakhiri bila sdh capai stabilisasi hemodinamika & metab
ibu
Komplikasi
• Ibu
• Atonia uteri • Cerebro vascular accident
• Sindrom HELLP (hemolysis, • Gagal jantung
elevated liver enzymes, low • Edema paru
platelet count) • Gagal ginjal
• Ablasia retina • Gagal hepar
• Gangguan fungsi adrenal
• Gagal ginjal
• Perdarahan otak • DIC
• Anak
• Edema paru • Prematuritas
• Gawat janin
• Gagal jantung
• Kematian janin
• Syok
• kematiaan
• Dx
Sindroma HELLP • Malaise, lemah, nyeri kepala, n/v
• = preeklampsia-eclampsia disertai timbulnya • Tanda gejala preeklampsia
• Tanda2 hemolysis intravascular
hemolysis, peningkatan enzim hepar, disfungsi • LDH, AST, bilirubin indirek
hepar, trombositopenia • Tanda kerusakan/disfungsi
• H: hemolysis hepatosit
• EL: elevated Liver Enzyme • ALT, AST, LDH
• Trombositopenia
• LP: Low Platelets count
Kadar trombosit LDH AST dan/atau • Trombosit < 150.000/ml
ALT
• DD
Klas < 50.000/ml
1 • Trombotik angiopati
• Hipovolemia berat/perdarahan
Klas > 50.000/ml < > 600 berat
> 40 IU/l
2 100.000/ml IU/l
• Sepsis
Klas > 100.000/ml <
3 150.000/ml • Acute fatty liver of pregnancy
• SLE
• Penyakit ginjal primer
Intra-uterine growth retardation
• Bayi yang mempunyai berat badan lahir IUGR tipe-1 (simetris atau proporsional)
dibawah persentil ke-10 dari kurva berat
badan normal yang disesuaikan dengan • Tubuh janin secara keseluruhan berukuran
usia kehamilan kecil akibat berkurangnya potensi
pertumbuhan janin dan berkurangnya
proliferasi seluler semua organ janin.
Klasifikasi : • Ditandai dengan berat badan, lingkar
• IUGR tipe-1 (simetris atau proporsional) kepala dan panjang badan berada dibawah
• IUGR tipe-2 (asimetris, diproporsional) persentil 10.
• IUGR Kombinasi • Terjadi selama kehamilan trimester ke-1
dan trimester ke-2
IUGR tipe-2 (asimetris, diproporsional) IUGR Kombinasi
• Terjadi karena janin kurang mendapat nutrisi • Bayi mungkin mengalami pemendekan
dan energi, sehingga sebagian besar energi skeletal, sedikit pengurangan jaringan
digunakan langsung untuk mempertahankan lunak.
pertumbuhan organ vital (seperti otak dan • Jika malnutrisi terjadi dalam jangka waktu
jantung).
lama dan parah-> janin mungkin akan
• Umumnya terjadi akibat insufisiensi plasenta. mengalami kemampuan untuk
• Ukuran kepala normal tetapi lingkar perut kompensasi-> terjadi peralihan dari IUGR
kecil. kombinasi menjadi IUGR tipe simetris.
Persalinan pada IUGR
• Berat badan yang kurang dari persentil ke-10, • Pada usia kehamilan kurang dari 36 minggu,
sedangkan ukuran kepala dan panjang badan persalinan harus dilaksanakan pada:
normal. • Tidak terdapatnya pertumbuhan janin dalam jangka
waktu 3 minggu dan memiliki paru yang matang
• Terjadi pada trimester terakhir, karena • Anhidramnion pada kehamilan 30 minggu atau lebih
terjadinya penurunan • Terdapat AEDF (absent umbilical artery end diastolic
kecepatan pertumbuhan. flow) dan REDF (reversed umbilical artery end
distolic flow)
• Pola denyut jantung janin yang abnormal menetap
Faktor resiko •Lingkungan sosio-ekonomi rendah
•Riwayat IUGR dalam keluarga
•Riwayat obstetri yang buruk
•Berat badan sebelum hamil dan selama kehamilan yang rendah
•Komplikasi obstetrik dalam kehamilan
•Komplikasi medik dalam kehamilan
Definisi Tatalaksana
Infeksi pada korion dan amnion Rujuk
Diagnosis
Demam >38oC + 2 atau lebih: Antibiotik kombinasi: ampisilin 2g IV tiap 6 jam +
Leukositosis >15.000 sel/mm3 gentamisin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam
DJJ >160x/menit
Frekuensi nadi ibu >100x/menit Nilai serviks
Nyeri tekan fundus saat tdk berkontraksi Serviks matang: induksi persalinan dgn
Cairan amnion berbau
Faktor Predisposisi oksitosis
Persalinan prematur Serviks belum matang: matangkan dgn
Persalinan lama
Ketuban pecah lama prostaglandin& infus oksitosin/ lakukan seksio
Pemeriksaan dalam berulang-ulang sesarea
Adanya bakteri patogen pd traktus genitalia Jika persalinan pervaginam, hentikan antibiotik
(IMS)
Alkohol setelah persalinan, jika seksio sesarea
rokok lanjutkan antibiotik + metronidazol 500mg IV
tiap 8 jam sampai bebas demam selama 48
jam
Tatalaksana
UMUM :
• Rujuk pasien ke rumah sakit. • Jika persalinan dilakukan pervaginam,
• Antibiotika kombinasi: ampisilin 2 g IV tiap hentikan antibiotika setelah persalinan. Jika
6 jam ditambah gentamisin 5 mg/kgBB IV persalinan dilakukan dengan seksio sesarea,
setiap 24 jam. lanjutkan AB & tambahkan metronidazol
500 mg IV tiap 8 jam sampai bebas demam
• Terminasi kehamilan. Nilai serviks untuk selama 48 jam.
menentukan cara persalinan:
KHUSUS :
- Jika serviks matang: lakukan induksi
• Jika terdapat metritis (demam, cairan
persalinan dengan oksitosin
vagina berbau), berikan antibiotika
- Jika serviks belum matang: matangkan • Jika bayi mengalami sepsis, lakukan
dengan prostaglandin dan infus oksitosin, pemeriksaan kultur darah dan beri
atau lakukan seksio sesarea antibiotika yang sesuai selama 7-10 hari.
Placenta previa
• Plasenta yang letaknya • Normalnya,plasenta terletak pada dinding
abnormal sehingga menutupi depan atau belakang rahim di daerah fundus
sebagian atau keseluruhan uteri
ostium internum • Plasenta letak rendah, jika plasenta yg
letaknya abnormal tetapi tepi plasenta tidak
menutupi jalan lahir ( 3-4 cm ).
• Frekuensi0,4 – 0,6% dari seluruh persalinan
• Kloosterman(1973) primigravida>35 th 10x
lebih sering dari primi< 25 th. Grande > 35 th
4x lebih sering dari grande< 25 th.
PP Totalis
Tingkatan
PP lateralis
placenta
previa
tertutup sebagian
PP marginalis
Faktori risiko
Primigravida, primipaternitas
Hiperplasentosis, ex: mola hidatidosa,
kehamilan multiple, DM, hidrops
fetalis, bayi besar
Umur yg ekstrim (<18 thn atau >35
thn)
Riwayat keluarga pernah
preeclampsia/eclampsia
Penyakit2 ginjal & HT yg sudah ada
sblm hamil
Obesitas
Mola
Hidatidosa
FR
1. Umur > 30 th
2. IMT 30 kg/m2
3. Riwayat DM pd keluarga
4. Riwayat DM gestasional sebelumnya
5. Pernah melahirkan anak besar > 4.000 gram
6. Alukosuria
American Diabetes Association
Hormon •GH
Perubahan hormon diabetogenik hasil •Corticotropin
selama hamil sekresi plasenta releasing hormone
•Placental lactogen
•Progesteron
Resistensi insulin
Diabetes melitus
gestasional
Darah Hasil
Puasa ≥ 95 mg/dL
•Klasifikasi
Klasifika Amnion Fluid Metode satu kantong
si Index (AFI) terdalam
Ringan 25 - 29,9 cm 8 - 9,9 cm
Sedang 30 - 34,9 cm 10 -11,9 cm
Berat ≥ 35 cm ≥ 12 cm
• Etiologi
• Diabetes melitus
➢ Hiperglikemi maternal → hiperglikemi fetal → diuresis osmotik fetal ke kompartemen cairan amnion
• Anomali kongenital
➢ Anensefali, hidranensefali, holoproensefali →proses menelan janin yg abnormal
➢ Kelainan neuromuskular janin
➢ Obstruksi GIT atas, ureteropelvic junction
• Idiopatik
Polihidramnion
•Manifestasi klinis •Tatalaksana
•Tangani penyakit penyebab
Tekanan dari dlm uterus yg
•Large-volume
overdistensi dan organ disekitarnya
amniocentesis
menyebabkan
• Dipsneu (amnioreduction)
• Orthopneu (dpt bernapas hanya dlm
posisi tegak) •Komplikasi
• Edema pada ekstremitas bawah, vulva,
• Pada polihidroamnion akut →
dan dinding abdomen
• Oligouri kelahiran prematur sebelum
28 minggu
• Abrupsio plasenta
• Disfungsi uterus
• Pendarahan postpartum
Disproporsi kepala panggul
Malpresentasi dan Malposisi
• Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain presentasi
belakang kepala
• Malposisi adalah posisi abnormal ubun-ubun kecil relatif terhadap
panggul ibu
Diagnosis Malposisi
Gejala dan Tanda Gambar
POSISI OKSIPUT POSTERIOR
Pemeriksaan Abdomen :
•Bagian bawah perut mendatar
•Ekstremitas janin teraba anterior
•DJJ terdengar di samping
VT :
•Fontanel posterior dekat sakrum
•Fontanel anterior dengan mudah teraba jika kepala dalam keadaan
defleksi
PRESENTASI DAHI
Penyebab : ekstensi parsial kepala janin sehingga terletak lebih tinggi dari sinsiput
Pemeriksaan Abdomen :
•Kepala janin 3/5 di atas simfisis pubis
•Oksiput lebih tinggi dari sinsiput
VT :
Teraba fontanel anterior dan orbita
PRESENTASI MUKA
Penyebab : hiperekstensi kepala janin sehingga tidak teraba oksiput maupun
sinsiput pada VT
Pemeriksaan Abdomen :
Teraba lekukan antara oksiput dan punggung (sudut Fabre)
VT :
•Teraba muka, mulut, dan rahang
•Jari tangan mudah masuk ke mulut janin
Gejala dan Tanda Gambar
PRESENTASI GANDA (MAJEMUK)
Penyebab :
Prolaps tangan bersamaan dengan bagian terendah janin, lengan yang
mengalami prolaps dan kepala janin terdapat di rongga panggul
Pemeriksaan Abdomen :
•Sumbu panjang janin teraba melintang
•Tidak teraba bagian besar (kepala atau bokong) pada simfisis pubis
•Kepala biasanya teraba pada daerah pinggang
VT :
•Teraba bahu, tetapi tidak selalu
•Lengan dapat mengalami prolaps
•Siku, lengan, atau tangan dapat teraba pada vagina
Gejala dan Tanda Gambar
Pemeriksaan Abdomen :
•Kepala teraba di bagian atas, bokong pada daerah pelvis
•Auskultasi DJJ lokasinya lebih tinggi dari pada yang diharapkan
VT : Teraba bokong atau kaki
Ada 3 macam :
•PRESENTASI BOKONG SEMPURNA (Complete Breech)
Kedua kaki mengalami fleksi pada pangkal lutut