Anda di halaman 1dari 56

KOMPLIKASI

TRIMESTER 1, 2, 3
Anemia Dalam Kehamilan
Anemia Fisiologik
• Ekspansi volume plasma >
dari pe↑ eritrosit  ↓ Ht,
Hb, & hitung eritrosit
(jumlah absolut Hb
&eritrosit dalam sirkulasi
tidak ↓)  hemodilusi
Efek
• Trisemester I  BBLR,
persalinan preterm, & KMK
• Trisemseter II  persalinan
preterm
http://www.cdc.gov/pednss/what_is/pnss_health_indicators.htm
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill; 2014.
Anemia Defisiensi Besi
Kebutuhan Fe masa Kehamilan
• 1000 mg :
• 300 mg  u/ fetus & plasenta
• 500 mg  u/ ekspansi massa Hb maternal
• 200 mg  usus, urine, kulit
Dx
• Darah lengkap  Hb, Ht, eritrosit
• ferritin serum, konsentrasi serum besi ↓
Th/
• Suplemetasi besi  30 – 60 mg
• Suplementasi as. Folat  400 µg

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill; 2014.
Anemia pada kehamilan Cunningham FG, et al. Williams obstetrics. 24th ed. 2014. United States: McGraw-Hill

Anemia pada kehamilan


Definisi -konsentrasi hemoglobin <12 g/dl pada wanita tak hamil & <10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas
-CDC: Anemia wanita hamil yg mendapat suplementasi zat besi  cutoff persentil ke-5 – 11 g/dl pada Trimester I & 10,5 g/dl pada
Trimester II

Etiologi Penurunan hemoglobin selama kehamilan disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang relatif lebih besar dibandingkan dengan
peningkatan volume sel darah merah  disproporsi kecepatan plasma & SDM ini paling besar selama Trimester II
Bergantung status besi sebelumnya & suplementasi pranatal
Klasifikasi -Anemia Defisiensi Besi  akibat kekurangan zat besi dalam darah
-Anemia Megaloblastik  karena kekurangan folic acid
-Anemia Hipoplastik  disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru
-Anemia Hemolitik  disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya

Tanda dan gejala Gejala nonspesifik: lemas, mudah lelah, pucat, sakit kepala, palpitasi, takikardia, dan sesak napas
Bila anemia bertahan lama dan berat  stomatisis angularis, glossitis, koilonikia
Diagnosis -Eritrosit hipokrom mikrositosis  jarang ditemukan
-Defisiensi sedang  serum ferritin <10-15mg/L  terapi  > hitung retikulosit
-Hb <11g/dL (Trimester I & III); <10,5 (Trimester II), Ht, Hapusan darah tipis, Fe serum/ferritin
Cunningham FG, et al. Williams obstetrics. 24th ed. 2014. United States: McGraw-Hill
Anemia pada kehamilan Kementrian Kesehatan RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan. Edisi pertama. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2013
Anemia pada kehamilan
Efek pada kehamilan -Trimester I  Abortus ; Missed Abortus ; Kelainan kongenital
-Trimester II  Persalinan prematur ; Perdarahan antepartum ; Gangguan pertumbuhan janin dalam Rahim ; Asfiksia intrauterin
sampai kematian ; BBL rendah ; Gestosis dan mudah terkena infeksi ; IQ rendah ; Dekompensasio kodis – kematian ibu
-Saat inpartu  Gangguan his ; Janin lahir dengan anemia ; Ibu cepat lelah ; Gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif
-Pascapartus  Atonia uteri (menyebabkan perdarahan) ; Retensio plasenta; Perlukaan sukar sembuh ; Mudah terjadi frbris
puerperalis ; Gangguan involusi uteri ; Kematian ibu tinggi

Tatalaksana Tatalaksana Khusus


-Pemeriksaan darah perifer lengkap & apus darah tepi  tentukan penyebab anemia
-Transfusi
Hb <7g/dL atau Ht<20%
Hb >7g/dL dg gejala klinis: pusing, pandangan berkunang-kunang, atau takikardia (f nadi >100x/menit)
-Lakukan penilaian pertumbuhan & kesejahteraan janin  pantau TFU, USG, DJJ berkala
Tatalaksana Nonfarmako
-Makanan yang mengandung banyak zat besi: hati, daging merah, sayuran hijau
-Enchancer penyerapan besi: buah & sayuran (mengandung Vitamin C)
-Jangan mengonsumsi makanan penghambat penyerapan besi seperti kopi dan teh
Medikamentosa
-Preparat besi oral: ferosulfat, ferofumarat, feroglukonat 1x sehari selama 3 bulan setelah melahirkan/anemia terkoreksi
-Gagal? IV : ferosukrosa/ferodekstran
-IV jg diberikan pada anemia berat (Hb<8g/dL)
-Pemberian tablet vit C
Anemia pada kehamilan
Kementrian Kesehatan RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan
Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan. Edisi pertama. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI, 2013

Anemia pada kehamilan


Tatalaksana khusus -Diagnosis  Pemeriksaan apusan darah tepi untuk melihat morfologi sel darah merah.
Kementrian Kesehatan RI. -Bila pemeriksaan apusan darah tepi tidak tersedia berikan suplementasi besi dan asam folat.
Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas -Tablet yg diberikan: tablet penambah darah yang berisi 60 mg besi elemental dan 250 μg asam folat.
Kesehatan Dasar dan -Pada ibu hamil dengan anemia diberikan 3 kali sehari. Bila dalam 90 hari muncul perbaikan, lanjutkan pemberian tablet sampai 42
Rujukan Pedoman Bagi
Tenaga Kesehatan. Edisi
hari pascasalin.
pertama. Jakarta: -Apabila setelah 90 hari pemberian tablet besi dan asam folat kadar hemoglobin tidak meningkat, rujuk pasien ke pusat pelayanan
Kementrian Kesehatan RI, yang lebih tinggi untuk mencari penyebab anemia.
2013 -Bila tersedia fasilitas pemeriksaan penunjang, tentukan penyebab anemia berdasarkan hasil pemeriksaan darah perifer lengkap dan
apus darah tepi.
-Anemia mikrositik hipokrom  Anemia defisiensi zat besi  lakukan pemeriksaan ferritin. Apabila ditemukan kadar ferritin < 15
ng/ml, berikan terapi besi dengan dosis setara 180 mg besi elemental per hari. -Apabila kadar ferritin normal, lakukan pemeriksaan SI
dan TIBC.
-Transfusi untuk anemia dilakukan pada pasien dengan kondisi berikut:
Kadar Hb <7 g/dl atau kadar hematokrit <20 %
Kadar Hb >7 g/dl dengan gejala klinis: pusing, pandangan berkunangkunang, atau takikardia (frekuensi nadi >100x per menit)
-Lakukan penilaian pertumbuhan dan kesejahteraan janin dengan memantau pertambahan tinggi fundus, melakukan pemeriksaan
USG, dan memeriksa denyut jantung janin secara berkala.

Kebutuhan besi pada Kebutuhan besi pada masa gestasi


masa gestasi 300mg (fetus) + 500mg (Hb maternal) + 200mg (dibuang melalui usus, urin, kulit) = 1000mg
Abortus

Kemenkes RI. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Edisi Pertama; 2013
• Diagnosis
• Abortus adalah ancaman atau
• Perdarahan pervaginam dari
pengeluaran hasil konsepsi
bercak hingga berjumlah banyak
sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. • Perut nyeri dan kaku
• WHO IMPAC menetapkan batas • Pengeluaran sebagian produk
usia kehamilan kurang dari 22 konsepsi
minggu, namun beberapa acuan • Serviks dapat tertutup maupun
terbaru menetapkan batas usia terbuka
kehamilan kurang dari 20 • Ukuran uterus lebih kecil dari
mingguatau berat janin kurang yang seharusnya
dari 500 gram. • Diagnosis ditegakkan dengan
Etiologi : bantuan pemeriksaan
• Faktor genetik ultrasonografi.
• Kelainan kongenital
• Autoimun
Kemenkes RI. Buku saku
• Defek fase luteal pelayanan kesehatan ibu
di fasilitas kesehatan dasar
• Infeksi hematologi & Lingkungan dan rujukan. Edisi
Pertama; 2013
Jenis jenis Abortus

Kemenkes RI. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Edisi
Pertama; 2013
Hiperemesis gravidarum
Definisi Faktor Predisposisi
• Mual dan muntah yang terjadi pada • Riwayat hiperemesis gravidarum pada
kehamilan hingga usia 16 minggu. kehamilan sebelumnya atau keluarga
Pada keadaan muntah-muntah yang • Status nutrisi; wanita obesitas lebih
berat, dapat terjadi dehidrasi, jarang dirawat inap karena
gangguan asam-basa dan elektrolit hiperemesis.
dan ketosis; keadaan ini disebut • Faktor psikologis: emosi, stress
hiperemesis gravidarum
Diagnosis
• Mual dan muntah sering menjadi
masalah pada ibu hamil. Pada derajat Tatalaksana Umum
yang berat, dapat terjadi hiperemesis • pertahankan kecukupan nutrisi ibu,
gravidarum, yaitu bila terjadi: termasuk suplementasi vitamin dan
• Mual dan muntah hebat asam folat di awal kehamilan.
• Berat badan turun > 5% dari berat • istirahat yang cukup dan hindari
badan sebelum hamil kelelahan.
• Ketonuria
• Dehidrasi
Kemenkes RI. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di
• Ketidakseimbangan elektrolit fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Edisi Pertama; 2013
 Bila perlu, berikan 10 mg doksilamin  Bila masih belum teratasi, tapi
dikombinasikan dengan 10 mg tidak terjadi dehidrasi, berikan
vitamin B6 hingga 4 tablet/hari salah satu obat di bawah ini:
(misalnya 2 tablet saat akan tidur, 1 • Klorpromazin 10-25 mg per oral
tablet saat pagi, dan 1 tablet saat atau 50-100 mg IM tiap 4-6 jam
siang). • Proklorperazin 5-10 mg per oral
 Bila masih belum teratasi, atau IM atau supositoria tiap 6-
tambahkan dimenhidrinat 50-100 8 jam
mg per oral atau supositoria, 4-6 • Prometazin 12,5-25 mg per oral
kali sehari (maksimal 200 mg/hari atau IM tiap 4-6 jam
bila meminum 4 tablet
doksilamin/piridoksin), ATAU • Metoklopramid 5-10 mg per
prometazin 5-10 mg 3-4 kali sehari oral atau IM tiap 8 jam
per oral atau supositoria. • Ondansetron 8 mg per oral tiap
12 jam

Kemenkes RI. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Edisi Pertama; 2013
 Bila masih belum teratasi dan terjadi dehidrasi, pasang kanula intravena
dan berikan cairan sesuai dengan derajat hidrasi ibu dan kebutuhan
cairannya, lalu:
• Berikan suplemen multivitamin IV
• Berikan dimenhidrinat 50 mg dalam 50 ml NaCl 0,9% IV selama 20
menit, setiap 4-6 jam sekali
• Bila perlu, tambahkan salah satu obat berikut ini:
- Klorpromazin 25-50 mg IV tiap 4-6 jam
- Proklorperazin 5-10 mg IV tiap 6-8 jam
- Prometazin 12,5-25 mg IV tiap 4-6 jam
- Metoklopramid 5-10 mg tiap 8 jam per oral
• Bila perlu, tambahkan metilprednisolon 15-20 mg IV tiap 8 jam ATAU
ondansetron 8 mg selama 15 menit IV tiap 12 jam atau 1 mg/ jam terus-
menerus selama 24 jam.

Kemenkes RI. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Edisi Pertama; 2013
Infeksi pada kehamilan : TORCH,
Hep B, Malaria falciparum
Infeksi TORCH

http://esciencecentral.org/ebooks/infectio
us-comorbidities/torch-infections.php
http://esciencecentral.org/ebooks/infectious-comorbidities/torch-infections.php
http://esciencecentral.org/ebooks/infectio
us-comorbidities/torch-infections.php
a. Toxoplasmosis kongenital
• Hanya terjadi jika infeksi • Diagnonis prenatal pada
toxoplasma akut tjd selama usia kehamilan 14-27
kehamilan. mgg(trimester II) :
• Keadaan parasitemia oleh • Kordosintensis
keadaan maternal  parasit • Pembiakan darah janin
dapat mencapai plasenta  /cairan ketuban dalam
parasit berkembang & kultur sel fibroblas  PCR,
memperoleh akses ke ELISA
sirkulasi janin.

Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Jakarta Bina Pustaka; 2014


• Terapi Kehamilan dengan • Terapi toksoplasma
infeksi akut : kongenital :
• Spiramisin : AB microlide • Sulfadiazin 50-100
2-4 g/hr per oral 4 dosis
mg/kg/hr
dalam 3 minggu 
diulangi 2 mgg – • Pirametamin 0,5-1 mg/kg
kehamilan aterm. 2-4 hr selama 20 hr
• Piremitamin : 1 mg/kg/hr
scr oral 3-4 hr

Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Jakarta Bina Pustaka; 2014


Hepatitis B

Kemenkes RI. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Edisi Pertama; 2013
Kemenkes RI. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Edisi Pertama; 2013
Malaria

Kemenkes RI. Buku saku pelayanan


kesehatan ibu di fasilitas kesehatan
dasar dan rujukan. Edisi Pertama; 2013
Kemenkes RI. Buku saku pelayanan kesehatan
ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Edisi
Kemenkes RI. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Edisi Pertama; 2013
Perbedaan malaria berat dengan
eklamsia

Kemenkes RI. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Edisi Pertama; 2013
HIPERTENSI GESTASIONAl
Definisi Tatalaksana
Hipertensi tanpa proteinuria yang a. Tatalaksana Umum
timbul setelah kehamilan 20 minggu • Pantau tekanan darah, urin (untuk
dan menghilang setelah persalinan. proteinuria), dan kondisi janin setiap
• minggu.
Diagnosis • Jika tekanan darah meningkat,
• Tekanan darah ≥140/90 mmHg tangani sebagai preeklampsia
• Tidak ada riwayat hipertensi sebelum ringan.
hamil, tekanan darah normal di usia • Jika kondisi janin memburuk/terjadi
kehamilan <12 minggu pertumbuhan janin terhambat,
• Tidak ada proteinuria (diperiksa • rawat untuk penilaian kesehatan
dengan tes celup urin) janin.
• Dapat disertai tanda dan gejala • Beri tahu pasien dan keluarga tanda
preeklampsia, seperti nyeri ulu hati bahaya dan gejala preeklampsia dan
dan trombositopenia eklampsia.
• Diagnosis pasti ditegakkan • Jika tekanan darah stabil, janin
pascapersalinan dapat dilahirkan secara normal.
Diagnosis penyakt hipersensitif sebagai penyulit kehamilan

1. Hipertensi Gestasional
• TD sistolik > 140/ TD diastolik > 90 mmHg ditemukan pertama
kali sewaktu hamil
• Tidak ada proteinuria
• TD kembali ke normal sebelum 12 mgg pascapartum
• Diagnosis akhir hanya dapat dibuat pasca partum
• Mungkin memiliki gejala / tanda lain preeklamsia
dispepsia/trombositopenia
2. Preeklamasia
kriteria minimum :
• TD > 140/90 mmhg yang tjd setelah kehamilan 20 mgg
• Proteinuria > 300 mg/24 jam atau > 1 + pd Pemeriksaan carik
celup.
kemungkinan preeklamsia meningkat :
• TD > 160/110 mmhg
• Proteinuria 2,0 g/24 jam atau > 2+ pd pemeriksaan carik celup
dipstick
• Kreatinin serum > 1,2 mg/dl, kecuali memang diketahui
sebelumnya meningkat
• Trombosit < 100.000/ mikroliter
• Hemolisis mikroangiopati  peningkatan LDH
• Peningkatan kadar transaminase serum  ALT/AST
• Nyeri kepala persisten/gangguan serebral /visual lainnya
• Nyeri epigastrik persisten

3. Eklamsia
• Kejang yg tidak disebabkan oleh penyebab lain pd pada
perempuan preeklamsia
4. Preeklamsia yg bertumpang tindih pd HT kronis :
• Proteinuria awitan baru > 300 mg/24 jam pd perempuan
hipertensif, tetapi tidak ditemukan proteinuria sebelum
kehamilan minggu ke 20
• Peningkatan mendadak proteinuria/ TD / Hitung trombosit <
100.000/mikroliter pd perempuan yg mengalami hiupertensi
& proteinuria sebelum kehamilan 20 mgg.
5. Hipertensi kronis
• TD > 140/90 mmhg sebelum kehamilan /terdiagnosis
sebelukm kehamilan 20 mg, tidak disebabkan penyakit
trofoblastik gestasional atau hipertensi pertama kali
didiagnosis setelah kehamilan 20 mgg & menetap setelah 12
mgg pascapartum.
Patofisiologi Pre-eklamsi
Teori Disfungsi endotel • ↑ produk vasopresor 
• HT kehamilan  kegagalan endotelin (vasokonstriktor)
remodeling a.spiralis • ↑permeabilitas kapiler
plasenta iskemi  • Agregasi sel trombosit 
hasilkan oksidan (radikal produksi tromboksan 
hidroksil)  rusak vasokonstriktor
membran sel (yg • ↓produksi prostaglandin 
mengadung as. Lemak tak PGE2 (vasodilator kuat)
jenuh jd peroksida lemak)
 toksin  berdar di
seluruh tubuh  merusak
membran sel endotel 
disfungsi endotel 
akibatnya :

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al.


Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill;
2014.
Eklamsi
 Timbulnya kejang pada • Nyeri perut : bagian ulu hati
perempuan dengan preeklamsia yang kadang disertai dengan
yang tidak disebabkan oleh muntah
penyebab lainnya. • Tanda-tanda umum pre
• Nyeri kepala hebat pada bagian eklampsia (hipertensi,
depan atau belakang kepala dan edema, dan proteinuria)
peningkatan tekanan darah yang • Kejang-kejang dan atau koma
abnormal
• Gangguan penglihatan : melihat
kilatan-kilatan cahaya, pandangan DD
kabur, dan terkadang bisa terjadi • Epilepsi
kebutaan sementara • Ensefalitis
• Iritabel : merasa gelisah dan tidak
bisa bertoleransi dengan suara • Meningitis
berisik atau gangguan lainnya • Tumor otak
• Sistiserkosis
Cunningham Gary F, Leveno Kenneth J et all, • Rupturnya aneurisma otak
Williams obstetrics edisi 23, vol.2, Mc graw hill
Prinsip Tatalaksana
1. Pengendalian kejang menggunakan magnesium sulfat; dosis
awal:IV
2. Pemberian obat antihipertensi intermiten untuk
menurunkan tekanan darah saat dianggap terlalu tinggi
higga berbahaya
3. Penghindaran penggunaan diuretik kec.terdapat edem paru
yang nyata
4. Pelahiran janin untuk “menyembuhkan”

Cunningham Gary F, Leveno Kenneth J et all,


Williams obstetrics edisi 23, vol.2, Mc graw hill
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill; 2014.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill; 2014.
Taalaksana
Obat antihipertensi ibu hamil

Kemenkes RI. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Edisi Pertama; 2013
Janin Tumbuh Lambat
FAKTOR RESIKO : - Penyakit
- Ibu bertubuh kecil vaskular,ginjal,diabetes
gestasional
- Nutrisi buruk pada ibu
- Hipoksia kronik
- Deprivasi sosial
- Anemia
- Infeksi
- Kelainan plasenta & tali
- Malformasi kongenital pusat
- Aneuplodi kromosomal (ct : - Infertilitas
trisomi 21,trisomi 18)
- Kehamilan ekstrauteri
- Kelainan kartilago dan
tulang ( ct : osteogenesis - Janin multipel
imperfecta)
- Obat-obatan
Williams Obstetri edisi 23. Vol. 2

36
DIAGNOSIS : PENATALAKSANAAN :
- TFU 1. Pada kehamilan mendekati
- Pengukuran sonografi aterm :
- Pengukuran cairan amnion Pelahiran segera (> 34
- Velosimetri doppler minggu)
2. Pada kehamilan sebelum
PENCEGAHAN : aterm :
- Mengoptimalkan kondisi Tidak ada tatalaksana khusus
kesehatan ibu,pengobatan dan yg dapat memperbaiki kondisi
gizi 3. Persalinan dan pelahiran
- Penghentian kebiasaan Membersihkan jalan napas
merokok dan memberikan ventilasi
- Mengurangi faktor resiko (ct :
profilaksis antimalaria bagi ibu
didaerah endemik ) Williams Obstetri edisi 23. Vol. 2

37
Infeksi pada uterin : korioamnionitis
LI3. inkompatibilitas darah
• Bereaksinya sistem kekebalan tubuh yang dikarenakan
menerima transfusi darah dari seseorang dengan tipe darah
yang berbeda
• Cth : Seorang pasien dengan golongan darah A akan bereaksi
terhadap golongan darah B atau golongan darah AB.
• Golongan darah O tidak menyebabkan respon imun jika
diberikan kepada seseorang dengan golongan darah A, B, atau
AB.  golongan darah O dapat diberikan kepada pasien dari
setiap golongan darah.
• Tetapi seseorang dengan golongan darah O hanya dapat
menerima transfusi dari golongan darah O.

https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001306.htm
Tanda gejala : Exams and Tests:
• Back pain Blood tests will usually show:
• Blood in urine • Bilirubin level is high
• Chills • Complete blood count
• Feeling of "impending (CBC) shows damage to
doom" red blood cells or anemia
• Fever • The patient's and donor's
• Yellow skin (jaundice) blood are not compatible
Urine tests show the
presence of hemoglobin due
to breakdown of red blood
cells

https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001306.htm
Tatalaksana : Komplikasi

• Drugs used to treat allergic • Kidney failure


reactions (antihistamines) • Low blood pressure needing
• Drugs used to treat swelling intensive care
and allergies (steroids) • Death
• Fluids given through a vein
(intravenously)
• Medicines to raise blood
pressure if it drops too low

https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001306.htm
Mola hidatidosa

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill; 2014.
Mola Hidatidosa
• Kehamilan yg berkembang tdk wajar, di mna tdk
ditemukan janin & hampir seluru vili korialis
mengalami perubahan berupa degenerasi
hidropik
• Penyebab : fertilisasi sel telur yg abnormal.
• Makroskopik : berupa gelembung-gelembung
putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dgn
ukuran bervariasi
• Histopatologik : edema stroma vili, tdk ada
pembulu darah pada vili/degenerasi hidropik dan
proliferasi sel-sel trofoblas
Tanda & Gejala :
• Mola Hidatidosa hampir sama dgn kehamilan normal ttp ada gejala yg
khas :
- Perdarahan pda Trimestes 1 -> anemia
- Mual & muntah yang hebat
- Besar uterus lbh besar dri umur kehamilan
- Preeklamsia
- Kista lutein

Diagnosis :
• Amenorea
• Perdarahan pervaginam
• Uterus lbh besar dari umur kehamilan
• Tidak ditemukan kehamilan pasti (DJJ)

Pemeriksaan Penunjang :
• Tes kadar hCG
• USG
• Histopatologik
Tatalaksana :
• Vakum kuretase
• Histerektomi

Prognosis :
• Kematian
• Degenerasi keganasan -> koriokarsinoma
Diabetes gestasional
• Intoleransi glukosa yang pertama • Adanya penimbunan lemak
kali diketahui saat kehamilan berlebihan di bahu dan badan
• Efek ibu dan janin : beresiko besar yg mempermudah tjdnya
mengalami kematian janin, efek distosia bahu dan
buruk pada ibu mencakup meningkatkan angka bedah
peningkatan frekuensi hipertensi caesar.
dan bedah caesar
– Makrosemia ( bayi berat lahir
>4500 g) : hiperglikemia ibu 
hiperinsulinemia janin 
merangsang pertumbuhan
somatik berlebihan 
makrosomia.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill; 2014.
Diagnosis • Resiko sedang  pemeriksaan
glukosa darah pada 24-28
• Skrining resiko DMG dilakukan mnggu dg menggunakan:
pada kunjungan antenatal – prosedur dua tahap: percobaan
pemberian glukosa 50 g (glucose
pertama, faktor2 resiko DMG : challenge test, GCT), diikuti oleh
• Resiko rendah  uji glukosa uji diagnostik toleransi glukosa
darah tidak secara rutin oral 100 g bagi mereka yg
memenuhi nilai ambang pd GCT
dilakukan
– Prosedur satu tahap: uji toleransi
– Tidak ada anggota keluarga dekat glukosa 100 g dilakukan pd semua
yg mengidap diabetes subyek
– Usia <25 tahun
• Resiko tinggi  pemeriksaan
– Berat sebelum hamil normal
glukosa darah sesegera
– Berat saat lahir normal
mungkin
– Tidak ada riwayat kelainan
metabolisme glukosa – Obesitas berat
– Riwayat diabetes tipe 2 dlm
keluarga
– Riwayat DMG, gangguan
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. metabolisme glukosa, atau
Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill; glukosuria
2014.
Status Kadar glukosa Kadar glukosa plasma
plasma/serum (mg/dl) (mg/dl)
-konversi carpenter dan -PERKENI
coustan
Puasa 95 >95
1 jam 180 >180
2 jam 155 >155
3 jam 140

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill; 2014.
Tatalaksana
• Antepartum  ditujukan • Intrapartum
kepada 2 golongan, DM pre- – Pilihan waktu persalinan pd
gestasional dan DMG pasien DMG:
1. Diet, kalori: 25-35 Kkal/KgBB, • Apabila kontrol metabolik baik
dan pemeriksaan janin dilakukan
karbohidrat (40-50%), lemak teratur, kelahiran dapat ditunggu
(30-40%), protein 20%, sampai aterm atau saatnya lahir
spontan
banyak konsumsi serat • Apabila kontrol metabolik buruk,
2. Latihan/ aktivitas fisis HT memburuk, trdpt makrosomia,
retardasi pertumbuhan,
3. Terapi farmakologi, pilihan hidramnion, kelahiran dapat
antidiabetes pd kehamilan dipercepat sesuai dengan tingkat
adalah insulin. Pd trimester kematangan paru
pertama, kebutuhan insulin – Cara pesalinan yg banyak dipilih
pd DMG adalah seksio sesarea,
0,7 U/KgBB/hari, trimester terutama pd tafsiran berat janin
ketiga 1,0 U/KgBB/hari. >4500 g, untuk menghindari
Pemberian dapat distosia bahu dan trauma saat
menggunakan infus subkutan kelahiran
4. Pengukuran kadar gula darah
harian
• Postpartum
– Diet, kembali ke diet DM
– Insulin, dosis menjadi ½
dari dosis saat kehamilan
– Turunkan BB
– Jika menginginkan
kontrasepsi AKDR
menjadi pilihan

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill; 2014.
Komplikasi
Maternal Fetus/neonatus
Kelahiran prematur Abortus
Infeksi Malaformasi kongenital
Hidramnion Gangguan pertumbuhan janin
HT serta kelainan terkait Ggn metabolik (hipoglikemi, hipokalsemi,
polisitemia, hiperbilirubinemia)
Perburukan retinopati diabetik kardiomiopati
KAD Sindrom distres pernafasan
Obesitas

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill; 2014.
Kehamilan ektopik

Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, et al. Williams Obstetrics. Ed 24. Mc Graw Hill; 2014.
Definisi : Patologi :
• Suatu kehamilan saat • Pada proses awal kehamilan,
pertumbuhan ovum yang jika embrio tidak bisa mencapai
dibuahi tidak menempel pd endometrium utk nidasi 
dinding endometrium embrio dapat tumbuh di
kavum uteri. saluran tuba  akna
• Terjadi ada : tuba, serviks mengalami proses kehamilan
uterus, ovarium, pd umum nya  karena tuba
abdominal. bukan media yang baik utk
pertumbuhan embrio  maka
pertumbuhan dapat mengalami
Etiologi : beberapa perubahan :
1. Faktor tuba 1. Hasil konsepsi mati dini
2. Faktor abnormal zigot 2. Abortus ke dalam lumen tuba
3. Faktor ovarium 3. Ruptur dinding tuba
4. Faktor hormonal
5. Faktor lain : pemakaian
IUD

Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Jakarta Bina Pustaka; 2014


Gambaran klinis : • Jika kehamilan ektopik alami
• Pada kehamilan tuba  tidak penyulit /ruptur tuba  tempat
khas, biasanya pasien/dokter nidasi  timbul gelaja :
tidak mengetahui kelainan • Sakit perut mendadak
dalam kehamilan  sampai syokpingsan
tjd abortus/ruptur tuba • Perdarahan yang tiba2 dalam
• Umumnya : seperti kehamilan rongga perut hingga gejala yang
muda, nyeri sedikit pada tidakj jelas
perut bagian bawah. • Nyeri : keluhan utama
• Pemeriksaan : vagina, uterus kehamilan ektopik terganggu –>
& melembek , walau tidak secraa tiba2, disertai
sebesar tua nya kehamilan. pendarahan  syok  pinsan
• Tuba yang lembek : sulit • biasanya nyeri pada abortus
diraba pada pemeriksaan tuba tidak sevberapa hebat 
bimanual mula2 pada satu sisi  darah
• USG : untuk mengetahui masuk ke dalam rgg perut 
apakah kehamilan menjalar ke bagian tengah
intrauterine/ektopik seluruh perut bawah .

Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Jakarta Bina Pustaka; 2014


• Pendrahan pervaginam
• Jika terjadi kerusakan berat
• Hipotensi dan hipovolemia pada tuba, lakukan
• Nyeri abdomen dan pelvis salpingektomi (eksisi bagian
• Nyeri goyang porsio tuba yang mengandung hasil
• Serviks tertutup konsepsi)
• Jika terjadi kerusakan ringan
pada tuba, usahakan
Tatalaksana : melakukan salpingostomi
untuk mempertahankan tuba
a. Tatalaksana Umum (hasil konsepsi dikeluarkan,
• Restorasi cairan tubuh dengan cairan tuba dipertahankan)
kristaloid NaCl 0,9% atau Ringer • Sebelum memulangkan pasien,
Laktat (500 mL dalam 15 menit berikan konseling untuk
pertama) atau 2 L dalam 2 jam penggunaan kontrasepsi.
pertama. Jadwalkan kunjungan ulang
• Segera rujuk ibu ke rumah sakit. setelah 4 minggu. 
b. Tatalaksana Khusus • Atasi anemia dengan
pemberian tablet besi sulfas
• Segera uji silang darah dan persiapan ferosus 60 mg/hari selama 6
laparotomi bulan
• Saat laparotomi, lakukan eksplorasi
kedua ovarium dan tuba fallopii:
Prawirohardjo S. Ilmu kebidanan. Edisi keempat. Jakarta Bina Pustaka; 2014
Kemenkes RI. Buku saku pelayanan kesehatan ibu di fasilitas kesehatan dasar dan rujukan. Edisi Pertama; 2013

Anda mungkin juga menyukai