TIM MATERNITAS
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Melakukan asuhan keperawatan pada wanita dalam masa
childbearing hamil dalam kondisi beresiko dan masalah-
masalah yang berhubungan dengan gangguan sistem
reproduksi dengan penekanan pada upaya preventif dan
promotif yang menggunakan pendekatan proses
keperawatan serta memperhatikan aspek legal dan etis di
tatanan klinik maupun komunitas
JENIS-JENIS GANGGUAN PADA MASA KEHAMILAN
HYPEREMESIS
MOLAHIDATIDOSA
GRAVIDARUM
HYPERTENSIVE
PEB
DISORDERS
HIPEREMESIS
hemokonsentrasi,
ikterik, kadang suhu sedikit ↑, oliguria,
aseton tercium dalam hawa pernafasan.
aseton darah • Tingkat 3,KU lebih lemah lagi, muntah-
meningkat muntah berhenti, kesadaran menurun
kerusakan liver dari somnolen sampai koma, nadi lebih
cepat, TD lebih turun. Komplikasi fatal
ensefalopati Wernicke : nystagmus,
diplopia, perubahan mental.Ikterik
PENANGANAN
• TUJUAN TREATMEN • PENANGANAN DI RS
• Terkadang diperlukan terapi
Menurunkan rasa mual psikologik
dan muntah • Berikan rehidrasi parenteral
glukosa 5% dalam NaCl sebanyak
Mengganti kehilangan 2-3 liter/24 jam
cairan dan elektrolit • Antasida jika ada keluhan gastritis
dan kontrol asam lambung
Memenuhi kebutuhan • Jika kesadaran baik pasien tidak
nurtrisi mengatasi perlu dipuasakan
kehilangan berat badan • Isolasi di kamar yang
,cerah,tenang, peredaran udara
lancar, batasi pengunjung
Lanjutan
• Non farmakologi
Diit : makan dalam porsi kecil dan sering,
asupan protein dan karbohidrat
Nausea (D.0076)
Risiko ketidakseimbangan cairan/elektrolit (D. 0036 dan
D.0037)
Risiko defisit nutrisi (D. 0032)
Risiko cedera pada janin (D.0138)
MOLAHIDATIDOSA
TIM KEPERAWATAN MATERNITAS
MOLAHIDATIDOSA
TUJUAN:
MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI :
– Pengertian molahidatidosa
– Etiologi molahidatidosa
– Epidemiologi molahidatidosa
– Tanda dan gejala molahidatidosa
– Penanganan molahidatidosa
MOLAHIDATIDOSA
PENGERTIAN:
Penyakit yang berasal dari
proliferasi sel-sel tropoblast
abnormal baik
sitopropoblast maupun
sissitiotopoblast
Suatu kehamilan yang
berkembang tidak normal,
dijumpai villi choralis yang
menggembung dan berisi
cairan jernih sehingga
terlihat seperti buah anggur
Klasifikasi Mola HIdatidosa
• Mola Hidatidosa
Mola Hidatidosa lengkap (klasik)
parsial (inkomplet)
– Tidak ditemukan janin dan
amnion, vili korealis diubah – Perubahan
menjadi masa gelembung- hidatodosa bersifat
gelembung bening yang lokal serta belum
besarnya berbeda-beda begitu jauh dan
masih terdapat janin
– Tidak ada pembuluh darah
atau sedikitnya
dalam villi yang bengkak
kantong amnion
MOLAHIDATIDOSA
• mutasi genetik
(buruknya kualitas
sperma atau gangguan
pada sel telur)
Etiologi • kekurangan vitamin A
• darah tinggi
• faktor gizi yang kurang
baik.
Ibu hamil anggur (mola hidatidosa)
dengan uterus dengan gelembung
gelembung mola
Gelembung-gelembung mola
PATOFISIOLOGI
Beberapa teori yang diajukan untuk menerangkan
patogenesis dari penyakit troboblas :
– Teori missed abortion
• Embrio mati pada kehamilan 3-5 minggu, terjadi
gangguan peredaran darah, penimbunan cairan
masenkim dari vili, terbentuklah gelembung-gelembung
– Teori neoplasma dari Park
• Sel-sel troboblas adalah abnormal dan memiliki fungsi
yang abnormal dimana terjadi reabsorbsi cairan yang
berlebihan ke dalam villi sehigga timbul gelembung
Lanjutan...
Insiden
negara Umur ibu Paritas
tinggi di • Pada • Tinggi RAS
usia pada (dipengar
asia Sosek
uhi ras
ekstrim grande rendah
AS: <23 >40 multi dan
1:1200 th genetik)
1:100
EPIDEMIOLOGI
Interval
kehamilan
Gol darah Kawin Abortus
pendek
ABO keluarga terdahulu
meningkat
kan resiko
GAMBARAN KLINIS/CARA DIAGNOSA
AWAL LANJUTAN
Tidak beda dengan Pembesaran uterus lebih besar dari
usia kehamilan
kehamilan biasa Perdarahan pervaginal
Gestosis/ toxemia sebelum 24 mg
kehamilan
Tirotoksikosis (pada hipertiroid)
Nyeri perut bagian bawah
Hiperemesis gravidarum
Tidak ada djj
Expulsi jaringan mola
Emboli tropoblast
Theca lutein
MOLAHIDATIDOSA
preeklampsia /eklampsia
tirotoksikosis
Emboli paru-paru akut berakhibat kematian
Kasus mola dengan kista lutein
Mola hidatid!sa memiliki resiko tinggi untuk terjadi
keganasan (koriokarsinoma)
PROGNOSA
Manjemen
hemodinamik
MANAJEMEN HIPOVOLEMIA
OBSERVASI
– Periksa tanda dan gejala hipovolemia (nadi meningkat,, nadi lemah,
tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membran mukosa
kering, volume urine menurun, hematokrit meningkat, haus, lemah
– Monitor intake dan output cairan
TERAUPETIK
– Hitung kebutuhan cairan
– Berikan asupan cairan oral
EDUKASI
– Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral >1500 ml
KOLABORASI
– Kolaborasi pembaerian cairan IV isotonis (NaCl,RL)
PRE EKLAMSIA
TIM MATERNITAS
KLASIFIKASI HIPERTENSI
DALAM KEHAMILAN
Preeklamsia - eklamsia
Hipertensi kronis : Hipertensi yang terjadi
sebelum kehamilan atau sebelum UK 20 minggu
Superimposed preeklamsia : Kondisi hipertensi
yang memberat setelah kehamilan 20 minggu
disertai tanda tanda preeklamsia
Hipertensi gestational : hipertensi yang terjadi
sesudah usia kehamilan 20 minggu tanpa disertai
tanda-tanda preeklamsia
44
KLASIFIKASI PREEKLAMSIA YANG BARU
JANGAN ANGGAP
RINGAN
PREEKLAMSIA
47
PE superimposed : timbulnya
proteinuria pada wanita dengan
riwayat hipertensi kronis
sebelumnya
Hipertensi khronis sebab apapun merupakan predisposisi
PE-E superimposed
persistent blood pressures >140/90 mm Hg diagnosed
before pregnancy or before 20 weeks’ gestation.
Hipertensi khronis:
- timbul sebelum hamil, timbul sebelum hamil 20 minggu,
- menetap sampai 12 mgg post partum
48
PREEKLAMSIA BERAT : Jika ada salah satu dari
Tekanan darah
>160/110 mmHg Proteinuria>+1
Trombosit
<100.000
Edema paru
51
Patogenesis Preeklamsia
52
Pengukuran tekanan darah
– Posisi duduk dengan
lengan setinggi jantung
– Uukuran cuff sesuai
– Sfigmomanometer air
raksa akurat
– Bunyi Korotkoff I dan IV
direkam
– Konfirmasi TD dalam
4 jam kecuali bila
sangat tinggi
53
Insidensi
– 10% dari seluruh kehamilan terkomplikasi oleh
hipertensi
• Sepertiganya mengalami proteinuria
– mayoritas preeklampsia pada pasien nullipara
• peningkatan risiko mortalitas pada gravida lebih tua
• peningkatan risiko pada kehamilan pertama dengan pasangan
baru
• peningkatan risiko dengan hipertensi yang telah ada
sebelumnya, penyakit ginjal, diabetes mellitus
– preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama
mortalitas ibu langsung
54
Faktor predisposisi
• Paritas : nullipara
• Genetik
• Umur < 20 th, >35 th
• Riwayat/hipertensi khronis
• Riwayat penyakit ginjal
• Gemelli
• Penyakit kollagen
• Obesitas
55
Hellp syndrome
61
Organ yang terpengaruh
62
Obat-obatan
Prinsip Tx PEB:
1) mencegah kejang
2) kontrol TD
3) terminasi kehamilan
Obat-obatan:
-MgSO4 mencegah/menghilangkan kejang
-Antihipertensi: jika khawatir perdarahan otak
-Diuretika: jika ada edema paru
Pencegahan:
- diit rendah garam tidak terbukti mencegah preeklamsi
- aspirin, antioksidan, calcium, minyak ikan
- NAC
63
Perawatan pasien PEB
65
Profilaksis Kejang
– Sulit diprediksi siapa yang akan mengalami kejang
• Tidak berhubungan langsung dengan derajat hipertensi atau
proteinuria
– ‘Jumlah yang harus diterapi’ banyak untuk mencegah
kejang
– MgSO4 merupakan agen pilihan bila profilaksis kejang
diindikasikan
66
Penanganan Kejang
Jika ibu tidak sadar atau kejang, MINTALAH
PERTOLONGAN, segera mobilisasi seluruh tenaga yang
ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat darurat
Lakukan penilaian keadaan umum, termasuk tanda vital
(nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari
tahu riwayat penyakit dahulu dari pasien atau keluarga
Jika pasien tidak bernafas atau pernafasan dangkal
- periksa dan bebaskan jalan nafas
- Jika tidak bernafas mulai ventilasi dengan masker
dan balon
- Jika pasien bernafas beri oksigen 4-6 l/menit
melalui masker atau kanul nasal
67
Penanganan kejang
Jika pasien kejang
- baringkan pada sisi kiri, untuk mengurangi kemungkinan
aspirasi muntahan
- bebaskan jalan nafas, berikan oksigen
- hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur
- lakukan pengawasan ketat
- Jika diagnosis eklamsia berikan magnesium sulfat
- Jika penyebab kejang belum diketahui, tangani sebagai
eklamsia sambil mencari penyebab lain
Jika pasien tidak sadar/koma
- bebaskan jalan nafas
- baringkan pada sisi kiri
- ukur suhu
- periksa apakah ada kaku tengkuk
68
Cara pemberian MGSO4
Syarat pembarian : MgSO 4 tersedia 20% dan 40%
1. RR > 16 x/menit
2. Ada refleks patella
3. Jumlah urin minimal 0,5 ml/kg BB/jam
Dosis awal :
4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan dilarutkan dengan 10
ml aquades , berikan secara berlahan IV selama 20 menit
Jika sulit berikan IM dibokong kanan-kiri 8gr MgSO4
Dosis rumatan :
6 g MgSO4 (15ml larutan MgSO4 40%) dalam 500 ml Ringer
Laktan/Ringer Asetat, secara IV 28 tetes/menit 6 jam, dan
diulang 24 jam setelah persalinan bila kejang
69
Magnesium Sulfat – Overdosis
◦ standar obstetri namun tidak digunakan pada keadaan lain
◦ superior terhadap fenitoin untuk profilaksis
◦ superior terhadap fenitoin atau diazepam dalam mencegah rekurensi
ANTIDOT
– hentikan infus magnesium
– Kalsium glukonas 10% 10 mL IV selama 3 menit
70
Persalinan- Pengobatan
74
Prosedur rujukan
Perawatan pasien preeklamsia membutuhkan
rumah sakit dengan fasilitas laboratorium,
perawatan perinatal yang baik, fasilitas ICU dan
Ruang operasi
Stabilkan kondisi ibu sebelum pasien dirujuk,
dengan pemberian antihipertensi bila T
≥160/110, pemberian oksigen, pemberian SM
Pasang infus kristaloid untuk tujuan pemberian
obat-obatan, perhatikan tetesan infus
Ibu dirujuk disertai oleh tenaga kesehatan
dengan membawa peralatan dan obat-obatan
untuk persiapan terjadinya kejang dijalan
75
76