Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI

MEMBANTU PASIEN BAB


Mata Kuliah : Komunikasi Dalam Keperawatan
Dosen Pengampu : Fittriya Kristanti, S. Kep.,Ns.

DISUSUN OLEH :
Dionisius Kevin
202123015

PROGRAM STUDI
SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH
YOGYAKARTA
2022
ILUSTRASI KASUS
Seorang pasien wanita atas nama Tn. Alex usia 20 tahun di rawat di Rumah Sakit Panti
Rapih karena mengalami post operasi apendiktomi dan saat ini pasien dalam kondisi bedrest.
Berdasarkan hasil pengkajian ditemukan bahwa pasien baru pertama kali masuk rumah sakit
karena penyakitnya ini, pasien mengeluhkan nyeri di bagian perut kanan bawah dengan skala 6
(skala 0-10), nyeri setelah bangun tidur seperti ditusuk-tusuk, nyeri hilang timbul, pasien
mengatakan jika badan terasa lelah dan pasien ingin BAB. Setelah dilakukan pemeriksaan
didapatkan bahwa TD: 90/90 mmHg, RR: 20 kali/menit, N: 100 kali/menit, S: 37ᵒC, pasien
nampak memegangi perut bagian kanan bawah, pasien nampak meringis dan gelisah.
Selanjutnya, dari data yang didapatkan Dokter mengisntruksikan untuk melakukan tindakan
membantu pasien BAB di tempat tidur.
FORMAT
STRATEGI PELAKSAAN (SP)NKOMUNIKASI
Kondisi pasien : Pasien atas nama Tn. Alex usia 20 tahun, bedrest, pasien
mengeluhkan nyeri di bagian perut kanan bawah dengan skala 6
(skala 0-10), nyeri setelah bangun tidur seperti ditusuk-tusuk, nyeri
hilang timbul, pasien mengatakan jika badan terasa lelah dan pasien
ingin BAB. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan bahwa TD:
90/90 mmHg, RR: 20 kali/menit, N: 100 kali/menit, S: 37ᵒC, pasien
nampak memegangi perut bagian kanan bawah, pasien nampak
meringis dan gelisah
Diagnosa Keperawatan : Defisit perawatan diri d.b. kelemahan
Rencana Keperawatan : Membantu pasien BAB di tempat tidur
Tujuan : 1. Membantu pasien mampu BAB dengan pispot
2. Membantu pasien memenuhi kebutuhan eliminasi fekal
3. Memberikan kesegaran fisik dan kenyamanan
4. Menjaga integritas kulit daerah anus
SP Komunikasi
Fase Orientasi:
Salam terapeutik: Perawat: “Selamat pagi, Mas.” (Perawat melihat ke arah pasien dan
mencondongkan badannya ke arah pasien)
Pasien : “Selamat pagi, Bruder.”
Perawat: “Baik, Mas, sebelumnya apakah boleh saya cek
gelangnya?”
Pasien : ”Silahkan, Bruder.” (Perawat mengecek gelang tangan)
Perawat: “Bisa disebutkan Mas nama dan tanggal lahirnya?”
Pasien : “Benedicto Alexander, 1 Mei 2001.”
Perawat: “Baik sudah sesuai ya, Mas. Jadi, perkenalkan Mas, saya
perawat Kevin, saya yang bertugas di bangsal ini dari
pukul 07.00 WIB sampai 14.00 WIB.”
Pasien : “Oh, baiklah, Bruder.”
Evaluasi dan validasi: Perawat: “Sebelumnya, bagimana kabarnya Mas hari ini?”
Pasien : “Kurang baik, Bruder. Saya ingin BAB tetapi tidak bisa
ke toilet karena lemas, Bruder.” (Perawat
memperhatikan dan menganggukkan kepala)
Perawat: “Baiklah, Mas.”
Kontrak: Perawat: “Jadi Mas, pada kesempatan kali ini saya akan melakukan
tindakan membantu Mas Alex BAB di tempat tidur
karena tadi Mas Alex mengatakan ingin BAB tapi tidak
bisa ke toilet karena lemas. Tujuannya adalah untuk
menjaga kebersihan dan memberikan kenyamanan pada
Mas Alex. Jadi saya sebagai perawat dan Mas Alex akan
mengikuti instruksi dari saya. Tindakannya tidak lama
kok Ibu mungkin sekitar 15 menit saja, jadi saya mohon
kerjasamanya ya, Ibu?”
Pasien : “Baiklah, Bruder, silahkan saja.”
Perawat: “Sebelumnya, apakah yang ingin ditanyakan?”
Pasien : “Tidak, Bruder.”
Perawat: “Baiklah, Mas, kalau begitu saya ijin untuk
mempersiapkan alatnya ya, Mas.”
Pasien : “Baiklah, Bruder.” (Perawat pergi untuk mempersiapkan
alat)
Fase Kerja: (Perawat kembali ke ruangan pasien)
Perawat: “Permisi Mas, saya sudah kembali ya, Mas.”
Pasien : “Iya, Bruder.”
(Perawat menjelaskan maksud tindakan dan meminta ijin kepada
keluarga)
Perawat: “Jadi, Mas, dikarenakan saya akan membantu Mas Alex
BAB jadi saya mohon untuk Bapak menunggu di luar
terlebih dahulu, apakah bersedia Bapak?”
Keluarga: “Baiklah, Bruder.”(Keluarga keluar ruangan)
Perawat: “Sebelum saya mulai tindakannya, saya ijin untuk
menutup tirai terlebih dahulu ya, Mas agar privasi Ibu
tetap terjaga.”
Pasien : “Baiklah, Bruder, silahkan!”(Perawat menutup tirai)
Perawat: “Jadi Mas, seperti yang sudah menjadi kontrak kita tadi,
kali ini saya akan membantu Mas Alex untuk BAB. Mas
Alex tenang saja saya tetap akan menjaga privasi Mas
Alex.
Pasien : “Oh iya, Bruder.”
Perawat: “Sebelum saya memberikan obatnya, apakah posisi Mas
sudah nyaman?”
Pasien : “Sudah, Bruder.”
Perawat: “Baik, kalau begitu kita mulai ya Ibu?”
Pasien : “Baik, Bruder.”
Perawat: “Ibu mohon maaf, bisa dibuka ya Mas celananya, saya
bantu ya, Mas?”
(Pasien membuka celana)
Perawat: “Baik, Mas, sekarang lututnya ditekuk ya. Saya bantu ya,
Mas.”
(Pasien menekuk lutut)
Perawat: “Baik, Mas, saya ijin memakai sarung tangan ya.”
Pasien : “Baik, Bruder.”
Perawat: “Mas sekarang saya akan memasang perlak apakah
pantatnya bisa diangkat sedikit?”
Pasien : “Oh, bisa, Bruder.”
(Perawat memasang perlak)
Perawat: “Mas, ini saya pasangkan pispotnya ya, pantatnya
diangkat terlebih dahulu ya, Mas.”
Pasien : “Baik, Bruder.”
(Perawat memasang pispot dan pasien BAB. Sambil menunggu
perawat menuangkan air ke dalam kom cebok)
Perawat: “Baik, Mas, untuk menjaga privasi Mas Alex saya mohon
ijin untuk menunggu di ruang perawat ya, Mas. Jika
nanti Mas Alex sudah selesai saya akan kembali ke
sini.”
Pasien : “Baik, Bruder.”
Perawat: “Baik, Mas, saya permisi ya, Mas.”
Pasien : “Baik, silahkan, Bruder.”
(Perawat kembali ke ruang perawat)
(Pasien memencet bel)
Perawat: “Baik, Mas. Saya sudah kembali. Apakah sudah selesai
Mas BABnya?”
Pasien : “Sudah, Bruder.”
Perawat: “Baik, Mas. Saya bersihkan terlebih dahulu ya, Mas.”
(Perawat mengguyurkan air di area anus dengan botol cebok dan
mengambil pispot)
Perawat: “Mohon maaf ya, Mas, pantatnya diangkat terlebih
dahulu ini pispotnya saya ambil terlebih dahulu.”
Pasien : “Baik, Bruder.”
Perawat: “Baik, Mas, sekarang saya akan membersihkan anus Mas
Alex, jadi Mas Alex mohon untuk miring ke kiri ya
Mas.”
Pasien : “Baik, Bruder.”
(Perawat membantu pasien untuk miring ke kiri)
Perawat: “Apakah posisinya sudah nyaman, Mas?”
Pasien : “Sudah, Bruder.”
Perawat: “Mas, sekarang saya akan membersihkan area anus Mas
Alex dengan washlap ya. Mohon maaf ya mas saya
bersihkan terlebih dahulu.”
Pasien : “Baik, Bruder.”
(Perawat membersihkan anus pasien dengan washlap dan
keringkan dengan tissue)
Perawat: “Saya keringkan ya, Mas.”
Pasien : “Baik, Bruder.”
(Perawat mengambil perlak dan melepas sarung tangan)
Perawat: “Baik, Mas, sekarang saya bant uke posisi telentang
kembali ya Mas.”
Pasien : “Baik, Bruder.”
(Perawat mengembalikan posisi pasien dan membantu
memakaikan celana serta merapikan pasien)
Perawat: “Mas, sekarang saya bantu untuk memakai celana ya.”
Pasien : “Baik, Bruder.”
Perawat: “Karena sudah selesai saya buka ya, Mas, tirainya.”
Pasien : “Baik, Bruder.”
(Perawat membuka tirai)
Fase Terminasi:
Evaluasi subjektif/objektif: Perawat: “Bagaimana perasaannya setelah saya bantu BAB ?”
Pasien : “Lebih lega dan nyaman, Bruder.”
Perawat: “Baik, Mas. Mas Alex saya lihat juga sekarang sudah
lebih segar ya, Mas?”
Pasien : “Iya, Bruder.”
Perawat: “Baik, Mas. Saya mengucapkan terima kasih atas kerja
samanya ya, Mas.”
Pasien : “Iya, Bruder. Terima kasih kembali, Bruder.”
Perawat: “Sama-sama, Mas.”
Rencana tindak lanjut: -Tidak ada

Kontrak yang akan datang: Perawat: “Baik, Mas karena kita sudah selesai, setelah ini saya
akan kembali ke ruang perawat. Saya akan kembali ke
sini nanti siang pukul 12.00 WIB untuk memberikan
makan siang kepada Mas Alex. Jika nanti Mas Alex ada
keperluan apapun itu silahkan pencet bel yang ada di
sebelah kanan Ibu ya!”
Pasien : “Baiklah, Bruder.”
Perawat: “Sebelum saya kembali ke ruangan apakah ada yang
ingin ditanyakan Mas?”
Pasien : “Tidak, Bruder.”
Perawat: “Untuk keluarga silahkan kembali ke ruangan.”
(Keluarga masuk)
Perawat: “Baik, Mas, saya mohon ijin untuk kembali ke ruangan
ya Mas. Selamat pagi, Mas.”
Pasien : “Selamat pagi juga, Bruder. Terima kasih.”
Perawat: “Baik, Mas. Sama-sama.”
(Perawat meninggalkan ruangan pasien dan kembali ke
ruangannya)

Anda mungkin juga menyukai