0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
75 tayangan4 halaman
Perawat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan mengatur posisi pasien menjadi posisi miring untuk mengurangi rasa pegal dan luka tekan. Tanda-tanda vital pasien dalam kondisi normal dan pasien merasa lebih nyaman dengan posisi baru.
Perawat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan mengatur posisi pasien menjadi posisi miring untuk mengurangi rasa pegal dan luka tekan. Tanda-tanda vital pasien dalam kondisi normal dan pasien merasa lebih nyaman dengan posisi baru.
Perawat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan mengatur posisi pasien menjadi posisi miring untuk mengurangi rasa pegal dan luka tekan. Tanda-tanda vital pasien dalam kondisi normal dan pasien merasa lebih nyaman dengan posisi baru.
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL DAN TEKNIK PENGATURAN
POSISI KLIEN PADA POSISI LATERAL (MIRING)
Perawat : “Selamat pagi Ibu.”
Pasien : “Selamat pagi Mbak.” Perawat : “Perkenalkan Bu, saya Rachmatika Widya, bisa dipanggil Tika. Saya perawat yang bertugas pada pagi hari ini. Sebelumnya mohon disebutkan nama panjang beserta tanggal lahir Ibu.” Pasien : “Nama saya Geldine Raudina. Tanggal lahir saya 25 Februari 1948 Mbk.” Perawat : “Baik Ibu, sebelumnya permisi saya lihat gelang identitas Ibu terlebih dahulu.” Pasien : “Iya Mbak.” Perawat : “Benar ya dengan Ibu Geldine Raudina. Bagaimana kabarnya hari ini Ibu? Apa masih ada keluhan yang dirasakan?” Pasien : “Alhamdulillah baik Mbak. Tapi tadi malam kaki saya kesumutan sampai susah gerak rasanya. Sama ini punggung saya capek Mbak, soalnya saya kebanyakan tidur.” Perawat : “Waktu Ibu merasakan kesumutan dan punggung terasa capek, apa yang dilakukan Ibu untuk menguranginya?” Pasien : “Tadi malam minta tolong anak saya untuk mijet kaki saya. Kemeng semua rasanya Mbak, sampai buat gerak itu susah. Terus punggung sama ini juga capek tidur terus berhubung saya susah gerak, saya juga minta tolong anak saya buat dimiringkan sebentar, Mbak.” Perawat : “Setelah kaki Ibu di pijat dan setelah Ibu merubah posisi menjadi miring, apakah keluhan yang Ibu rasakan seperti kesumutan dan punggung terasa capek berkurang?.” Pasien : “Alhamdulillah Mbak, berkurang sedikit.” Perawat : “Baik ibu, yang dilakukan Ibu Geldine dan juga anak Ibu sudah tepat. Jika Ibu merasa capek dibagian punggung, Ibu bisa merubah posisi tidur ibu menjadi miring. Hal ini berguna untuk mengurangi luka tekan yang di akibatkan karena tidur terlalu lama. Kalau Ibu susah menggerakkan badan, Ibu bisa minta tolong keluarga atau bisa panggil perawat untuk membantu. ” Pasien : “Iya Mbak, Alhamdulillah kalau seperti itu. Terima Kasih Mbak.” Perawat : “Iya Ibu, semoga Ibu lekas sembuh agar dapat berkumpul lagi dengan Keluarga Ibu di rumah ya. Setelah sembuh nanti mohon untuk atur pola makan Ibu agar gula darah Ibu tidak tinggi lagi ya.” Pasien : “Iya Mbak. Amien. Terima Kasih Mbak.” Perawat : “Iya Ibu sama-sama. Sebelumnya mohon maaf Ibu, apakah hari ini tidak ada keluarga yang menjaga Ibu?.” Pasien : “Ada Mbak anak saya yang jaga. Tapi masih pulang sebentar mau ambil baju ganti katanya.” Perawat : “Baik kalau begitu Ibu. Disini sekarang saya akan melakukan tindakan pemeriksaan tanda-tanda vital Ibu. Jadi pemeriksaan tanda-tanda vital itu meliputi pemeriksaan suhu, nadi, tekanan darah, dan pernafasan. Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah tanda-tanda vital Ibu berada di kisaran normal atau tidak. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, saya akan melakukan teknik pengaturan posisi miring pada ibu, teknik pengaturan posisi itu sendiri digunakan untuk mengurangi rasa pegal-pegal pada punggung Ibu dan juga mengurangi luka tekan yang di akibatkan karena tidur terlalu lama. Waktu yang dibutuhkan kira-kira 10 menit, Bu. Apakah ibu bersedia dalam tindakan keperawatan ini?” Pasien : “Iya Mbak tidak apa-apa. Saya bersedia. Saya malah senang kalau diperhatikan seperti ini.” Perawat : “Baik Ibu terima kasih. Apakah ada pertanyaan Ibu?” Pasien : “Tidak ada, Mbak.” Perawat : “Apakah Ibu sekarang sudah berada di posisi yang nyaman?” Pasien : “Iya, sudah Mbak.” Perawat : “Baik Ibu, kita mulai pemeriksaan tanda-tanda vital terlebih dahulu ya.” Perawat : “Permisi Ibu, ini saya akan pasang termometer terlebih dahulu.” Pasien : “Iya Mbak silahkan.” Perawat : “Baik Ibu. *Pasien memasang thermometer di ketiak.* Ibu mohon maaf, ini tangannya dalam posisi mengepit dan tangan kanan menyilang ke bahu kiri Ibu. Nanti jika termometernya berbunyi, saya akan ambil termometernya.” Pasien : “Iya Mbak.” Perawat : “Sambil menunggu termometernya berbunyi, saya akan memeriksa nadi, pernafasan, dan tekanan darah Ibu.” Pasien : “ Iya mbak.“
*Perawat melakukan pemeriksaan TTV kepada klien*
Perawat : “Baik Ibu, termometer sudah berbunyi. Permisi saya ambil termometernya.” Pasien : “Silahkan mbak” Perawat : “Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital kali ini suhu 36,6oC, nadinya 85 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit, dan tekanan darahnya 100/80. Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital ini masih dalam kisaran normal ya Bu. Sebelumnya apa ada yang ditanyakan bu?” Pasien : “Alhamdulillah ya Mbak normal. Sudah Mbak tidak ada yang saya tanyakan.” Perawat : “Baik ibu, sekarang kita akan melanjutkan tindakan yang kedua, yaitu teknik pengaturan posisi miring ya Bu.” Pasien : “Iya Mbak.” Perawat : “Permisi Ibu ini untuk tangan kanan ditaruh pada bahu dan tangan kirinya ditaruh di pinggul ya Bu.” Pasien : *melakukan tindakan* Perawat : “Baik Ibu, setelah itu saya bantu memiringkan badan ke sebelah kanan.” Pasien : *melakukan tindakan* Perawat : “Setelah itu, ini saya menaruh bantal pada bagian lutut dan tangan Ibu. Tangan dan kakinya di lemaskan saja ya, Bu.” Pasien : Iya Mbak.” Perawat : “Baik ibu, ini tindakan yang saya berikan sudah selesai ya. Bagaimana Bu? Apakah rasanya sudah lebih enakan?” Pasien : “Sudah mbak, lebih nyaman posisi seperti ini, karena saya mungkin terlalu lama tidur terlentang, jadi rasanya capek kalau tidur terlentang terus.” Perawat : “Baik Ibu, Alhamdulillah kalau seperti itu. Mohon maaf Ibu apakah Ibu berkenan jika saya pakaikan selimut untuk menjaga privasi Ibu?.” Pasien : “Iya Mbak.”
*Perawat memakaikan selimut kepada klien*
Perawat : “Baik Ibu, karena tindakan sudah selesai, ijinkan saya untuk membereskan alat-alat ya Ibu.” Pasien : “Iya Mbak, silahkan.”
*Perawat membereskan alat-alat*
Perawat : “Alhamdulillah Ibu tindakannya sudah selesai. Terima kasih ibu karena sudah mau bekerja sama dengan saya dalam tindakan keperawatan ini. Untuk posisi ini bisa dipertahankan selama 30 menit ya, Ibu. Nanti setelah 30 menit saya akan kembali lagi kesini untuk melihat kondisi Ibu Geldine dan membantu untuk kembali pada posisi sebelumnya.” Pasien : “Iya Mbak.” Perawat : “Baik Ibu. Mohon maaf Ibu karena keluarga Ibu masih belum datang, apakah Ibu mau saya temani atau bagaimana Ibu?” Pasien : “Tinggal aja sudah Mbak, tidak apa-apa. Mungkin sebentar lagi anak saya datang.” Perawat : “Baik Ibu kalau begitu, jika Ibu memerlukan bantuan tetapi keluarga Ibu belum datang Ibu bisa pencet bel yang ada di sebelah Ibu, nanti saya akan datang untuk membantu Ibu. Sebelum saya meninggalkan ruagan ini apa ada yang ditanyakan lagi, Bu?.” Pasien : “Iya Mbak. Sudah mbak, tidak ada yang saya tanyakan. Terima Kasih Mbak” Perawat : “Iya Ibu jika tidak ada yang ditanyakan lagi saya permisi dahulu. Terima kasih Ibu Geldine, semoga ibu cepat sembuh. Selamat Pagi Ibu.” Pasien : “Iya Mbak, terima kasih. Selamat Pagi Mbak.”