Oleh
GELDINE RAUDINA FRESHTA DELENDRA
NIM 212311101012
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
Ruangan : Mawar
Tgl/Jam MRS : 02 November 2021/18.00WIB
Dx. Medis : Meningitis TB
No. Register : 252102
Tgl/Jam Pengkajian : 03 November 2021/15.00WIB
A. Identitas Klien
1. Identitas Klien :
Nama : An. Z
Nama Panggilan : An. Z
Umur/Tgl Lahir : 7 Tahun / 15 Mei 2014
Jenis Kelamin : Perempuan
2. Identitas Orang Tua :
Nama Ayah : Tn. A Nama Ibu : Ny. S
Umur : 33 Tahun Umur : 32 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Bahasa : Indonesia Bahasa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : - Penghasilan :-
Alamat : Perum. Permai 1, Alamat : Perum. Permai 1,
Jember Jember
B. Diagnosa Medis
Meningitis TB
C. Keluhan Utama
Demam, Kejang, Penurunan Kesadaran
D. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan awalnya sebelum demam anaknya sering mengeluh sakit kepala
dan pusing kemudian mengalami demam selama 2 minggu kemudian mengalami kejang
diseluruh tubuhnya. Frekuensi kejangnya 1 kali per2hari, dengan durasi kejang 10 menit.
Biasanya klien akan langsung tidak sadarkan diri setelah mengalami kejang.
Setelah masuk RS dan dilakukan pengkajian klien mengalami penurunan kesadaran,
tampak lemah, dank lien mengalami sesak nafas. Klien masih mengalami demam dan
batuk berdahak. Reflek batuk klien sangat lemah, klien tidak banyak bicara, dan jika
klien merasa kesakitan klien hanya meringik kesakitan.
F. Riwayat Perinatal
1. Antenatal
Ibu klien Ny. S mengatakan selama masa kehamilan beliau tidak mengalami
penyakit yang berat. Ny.S selalu memeriksakan kehamilannya ke bidan dengan
teratur sesuai jadwal yang di tentukan.
2. Intra Natal
Proses persalinan Ny. S normal dan dibantu oleh bidan di Klinik dekat rumahnya
dengan kelahiran 37 minggu. Saat An.Z lahir, An.Z langsung menangis. Berat badan
An. Z saat lahir 2,3 kg dan pangjang 40 cm.
3. Post Natal
Ny. S mengatakan bahwa anaknya An.Z lahir dengan normal tanpa ada kelainan fisik
dan gejala sakit apapun. An. Z mendapatkan ASI eksklusif dan imunsasi lengkap.
Status oksigenasi :
An. Z terpasang O2 nasal kanul dengan konsentrasi 2L/i, RR : 30x/menit
Fungsi kardiovaskuler :
Akral hangat, CRT >2 detik, nadi 87 x/menit
Interpretasi :
Klien mengalami hambatan pola aktivitas/bermain saat sakit
5. Pola Istirahat Tidur
Sebelum Sakit :
An.Z jarang tidur siang dan tidur malam ±10 jam per hari dengan teratur
Sesusah Sakit :
An,Z tidur siang ± 2jam per hari dan tidur malam 7 jam per hari. An.Z sering
terbangun
6. Pola Kognitif& Sensori
Klien tidak memiliki gangguan kognitif dan sensori pada kelima indernya
7. Pola Konsep Diri
An.Z selalu ingin di temani Ibu atau Ayahnya saat berada di Rumah Sakit
8. Pola Hubungan Peran
Klien merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Orang tua klien mengatakan
bahwa klien merupakan anak yang periang, suka bermain, dan peduli terhadap
lingkungan sekitarnya
9. Pola Seksual-Seksualitas
Klien merupakan anak pertama dengan jenis kelamin perampuan dan usia klien 7
tahun
10. Pola Mekanisme Koping
Klien selalu diberikan semangat dari kedua orang tuanya agar klien cepat sembuh
walaupun klien hanya diam saja akan tetapi klien selalu patuh minum obat dan
makan minum sesuai dengan kebutuhannya.
11. Personal Nilai & Kepercayaan
Orang tua klien selalu mengajarkan klien agar selalu berdoa dan meminta kepada
Allah agar segera di sembuhkan dari penyakitnya.
K. Pemeriksaan Fisik
1. Status Kesehatan Umum
Keadaan Umum :
An.Z tampak lemas, kongtiva anemis, turgor kulit menurun, mukosa bibir keris,
akral terapa panas, CRT >2 detik, dan GCS 9 (E4 V2 M3).
Keasadaran :
An.Z sedikit mengalami penurunan karena taip hari atau 2x sehari akan kejang
diseluruh tubuh dengan durasi 10 menit
Tanda-Tanda Vital :
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 87x/menit
RR : 30x/menit
Suhu : 37,8 ◦C
2. Kepala
Inpeksi :
Rambut tersebar merata, warna rambut hitam, rambut pendek, bentuk kepala
normochepal, simetris, rambut tipis, rambut tipis, distribusi rambut merata,tidak
terdapat benjolan, tidak ada lesi, tidak ada jejas pada kulit kepala, kulitkepala
tampak bersih.
Palpasi :
Tidak ada benjolan, kepala terasa pusing, dan terdapat nyeri tekan dengan skala
nyeri 4
3. Mata
Inspeksi:
Mata tidak ada odema palpebra, konjungtiva anemis, pupil isokor, gerakan bola
mata normal, reflek cahaya mata kanan dan kiri positif, dan distribusi bulu mata
merata.
Palpasi :
Tidak teraba benjolan pada mata.
4. Hidung
Inpeksi :
An.Z terpasang NGT dan O2 Nasal Kanul, bentuk lubang hidung simetris, dan tidak
ada ingus, dan tidak ada polip hidung
Palpasi :
Tidak teraba benjolan dan tidak ada nyeri tekan
5. Telinga
Inpeksi :
Tidak terdapat adanya serumen dan telinga luar tampak bersih
Palpasi :
Tidak teraba benjolan dan tidak ada nyeri tekan
6. Mulut
Inspeksi :
Bentuk bibir simetris, mukosa bibir tampak kering dan pecah-pecah, lidah tampak
kotor, gusi berwarna merah muda gigi lengkap, tidak ada kelainan konginetal seperti
labiopalatoskisis, rongga mulut kurang bersih.
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan pada bibir
7. Leher
Inspeksi :
Leher tidak ada lesi, terjadinya perubahan warna kulit disebabkan Karena timbulnya
ruam
Palpasi :
Tidak ada benjlan dan nyeri tekan pada leher
8. Dada
Paru-Paru
Inspeksi:
Bentuk dada simestris dengan perkembangan dada seimbang antara kanan
dan kiri, tidak ada etraksi dada dan tidak penggunaan otot bantu pernapasan,
dan terdapat tarikan dinding dada
Palpasi:
Tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada massa, fokal fremitur tidak terkaji
Perkusi :
Sonor pada lapang paru ICS 2 hingga ICS 4 paru sinistra dan pada paru
sinistra ICS 2 hingga ICS 5 paru-paru dextra
Auskultasi :
Terdengar bronkial dan ronkhi
Jantung
Inspeksi:
bentuk dada simetris, ,ictuscordis tidak tampak, tidak terdapat otot bantu
nafas,
Palpasi:
tidak terdapat nyeri tekan,
Perkusi:
Redup
Auskultasi:
tidak terdengar suara tambahan
9. Abdomen
Inspeksi :
Tidal ada asites, bentuk simetris, tidak ada lesi
Auskultasi :
Bising usus normal
Perkusi:
Tidak terdapat nyeri tekan, terdapat cairan dalam perut
Palpasi:
Tidak terdapat pembesaran organ, suara pekak terdapat banyak cairan
10. Ekstemitas
Pada ekstermitas atas sebelah kanan terpasang infus.
Pada ekstermitas bawah mengalami atau tampak kaku, spastik dan ekstensi
abnormal
11. Kulit
Dipermukaan kulit terdapat ruam kemerahan di seleuruh tubuh, terapa panas, akral
hangat, CRT >2 detik, kulit kering.
12. Pemeriksaan Diagnostik
Hb : 10,7 gr/dl
Leukosit : 8.620/mm3
Trombosit : 229.000/mm3
Hematokrit : 30%
Kalsium : 8 mg/dl
Natrium : 132 mmol/L
Kalium : 3,1 mmol/L
Klorida Serum : 107 mmol/L
Hasil pemeriksaan Lumbal Pungsi didapatkan hasil volume ± 2 CC,
kekeruhan negatif, warna bening, jumlah sel 8/mm3 dan glukosa 44 mg/dl.
13. Terapi
INH 1x150 mg,
Luminal 2x30 gr
Etambutol 1x250 mg,
Diazepam 3x1 mg
Rifampisin 1x225 mg
Prednison 3x10 mg
Pirazinamid 1x300 mg
Asam folat 1x1 mg,
Ambroxol sirup 3x1/2 sdt
Bicnat 3x3/4 tablet
Vit B6
Diamox 3x150 gr,
Paracetamol 4x150 mg
IVFD KaEN 1 B 22 tts/i.
Terpasang O2 nasal kanul dengan konsentrasi 2L/i,
Nyeri Akut
No. Diagnosa Kriteria Hasil Intevensi
1. Resiko Perfusi Serebral Tujuan: Manajemen Peningkatan Tekanan
Tidak Efektif (D.0017) Setelah dilakukan tindakan Intrakranial (I.06194)
b.d preses inflamasi di keperawatan selama 3 x 24 jam Observasi :
selaput otak d.d demam diharapkan keluhan menurun 1. Monitor tanda/gejala peningkatan
lebih 2 minggu dan dengan, TIK (tekanan darah meningkat,
kejang dengan durasi Kriteria Hasil : kesadaran menurun, sesak nafas)
waktu 10 menit Perfusi Serebral (L.02014) 2. Monitor MAP
1. Tingkat kesadaranmeningkat 3. Monitor CVP
2. Kognitif meningkat 4. Monitor PAWP
3. Tekanan intra cranial menurun 5. Monitor PAP
4. Sakit kepala menurun 6. Monitor ICP
5. Gelisah menurun 7. Monitor CPP
6. Agitasi menurun 8. Monitor gelombang ICP
7. Demam menurun 9. Monitor status pernafasan
8. Tekanan darah membaik 10. Monitor intake dan output cairan
9. Reflek saraf membaik 11. Monitor cairan serebro-splinalis
Terapeutik :
1. Minimalkan stimulus dengan
menyediakan lingkungan yang
tenang
2. Berikan posisi semi fowler
3. Cegah terjadinya kejang
4. Pertahankan suhu tubuh normal
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian sedasi dan
anti konvulsan
2. Kolaborasi pemberian diuretic
osmosis
2. Bersihan Jalan Nafas Tujuan: Manajemen Jalan Nafas (I.01011)
Tidak Efektif (D.0001) Setelah dilakukan tindakan Observasi :
b.d penumpukan secret di keperawatan selama 3 x 24 jam 1. Monitor pola nafas
jalan nafas d.d klien batuk diharapkan keluhan menurun 2. Monitor bunyi nmafas tambahan
berdahak, reflek batuk dengan, 3. Monitor sputum
lemah, klien sesak nafas, Kriteria Hasil : Terapeutik :
RR 30x/menit, terdapat Bersihan Jalan Nafas ( L.01001) 1. Posisikan semi fowler atau fowler
suara tambahan bronkial 1. Batuk efektif meningkat 2. Berikan minuman hangat
dan ronkhi. 2. Produksi sputum menurun 3. Berikan oksigen
3. Mengi menurun Edukasi :
4. Ronchi menurun 1. Anjurkan asupan carian 2000
5. Gelisah menurun ml/hari
6. Frekuensi nafas membaik 2. Ajarkan batuk efektif
7. Pola nafas membaik Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.