Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN UJIAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEPERAWATAN AN. R DENGAN ACUTE LYMPHOBLASTIC


LEUKEMIA DI RUANG KENANGA 2 RSUP Dr HASAN SADIKIN
BANDUNG

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak


Program Profesi Ners Angkatan XXXIV

Disusun Oleh :
RIKA NURWATI
NPM. 220112170043

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2017

1
I. PENGKAJIAN ANAK
1. Identitas Diri
Nama : An. R
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 14 Juli 2010
Umur : 7 tahun 4 bulan
Agama : Islam
Kultur : Sunda
Diagnosa Medis : Acute Lymphoblastic Leukemia
Tanggal dikaji : 13 November 2017
Tanggal Masuk RS : 30 Oktober 2017
No Medrec : 0001642727
Nama Ayah/Ibu : Tn. M/Ny. E
Pekerjaan Ayah/Ibu : Buruh bangunan/IRT
Pendidikan Ayah/Ibu : SD/SD

2. Keluhan Utama/alasan masuk RS


Mual, nyeri kaki.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pada bulan Juni 2017, klien mengeluh lemah dan tampak pucat. Klien dibawa
ke Rumah Sakit terdekat, klien didiagnosa anemia aplastik dan mendapatkan
tranfusi PRC 2 labu. Satu bulan kemudian, klien mengalami pucat kembali
dan diberikan tranfusi PRC 2 labu. Sekitar 2 minggu yang lalu, klien
menglami pucat dan lemah. Lalu klien dibawa ke RSHS, dilakukan bone
marrow dan dididagnosa ALL. Klien telah menjalani kemoterapi untuk
pertama kalinya pada 2 hari yang lalu. Ibu klien mengatakan belum mengerti
bagaimana pengobatan dan perawatan pada pasien dengan leukemia. Saat
dikaji klien mengeluh mual dan nyeri lutut kanan sejak 1 minggu yang lalu.
Nyeri dirasakan bila kaki digerakkan dan berkurang bila diistirahatkan, nyeri
tidak menjalar ke anggota tubuh yang lain, skala nyeri 5(1-10). Menurut ibu
klien saat di rumah demam tidak terlalu tinggi dan sering bengkak sendi (+).

2
4. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
a. Prenatal
Klien adalah anak ketiga dari 3 bersaudara. Dikandung selama 9 bulan,
kontrol teratur ke bidan Puskesmas dan ibu minum obat-obatan hanya dari
Pukesmas.
b. Natal
Klien lahir di rumah dibantu oleh paraji, berat badan lahir 3 kg dan
panjang badan lupa.
c. Post natal
Riwayat pemberian imunisasi dasar lengkap diberikan.

5. Riwayat Masa Lalu


Menurut ayah klien, klien termasuk anak yang jarang sakit. Sakit yang berat
baru dialami saat ini, yaitu sejak bulan Juni 2017. Klien mengalami penurunan
berat badan dari 23 kg dan saat ini 17, 3 kg.

6. Riwayat Keluarga
Menurut ibu klien, anggota keluarga yang lain tidak ada yang memiliki
riwayat penyakit hipertensi, diabetes, jantug ataupun batuk-batuk lama. Kakak
pertama klien meninggal pada usia 12 tahun karena sakit demam dan batuk.

7. Genogram

Keterangan :
: Perempuan : Meninggal
: Laki-laki
: Klien

3
8. Riwayat Sosial
Klien tinggal bersama dengan orang tua dan kakaknya. Klien dapat
bersosialisasi dengan baik dengan perawat dan orang yang berada disekitar
klien.
9. Kebutuhan dasar (makan, minum, eliminasi, tidur dan aktivitas bermain)
No Jenis Aktivitas Sebelum sakit Saat di rawat
1 Nutrisi
Makan
 Frekuensi 3 x/hari 2-3 x/hari
 Jenis makanan Nasi, sayur, lauk, buah Nasi, sayur, lauk, buah
 Pantangan Tidak ada Tidak ada

 Masalah Tidak ada, 1 porsi habis Mual, makan 2- 5


sendok tiap makan

Minum
 Frekuensi Sering Sering
 Jenis Air bening dan susu Air bening dan susu
minuman
 Pantangan Tidak ada Tidak ada
2 Eliminasi
BAK
 Frekuensi 5-6 x/hari 5-6 x/hari
 Warna Kuning jernih Kuning jernih.
BAB
 Frekuensi 1 x/hari 1 x/hari
 Konsistensi / Lembek/ kuning Lembek/kuning
warna
3 Istirahat Tidur Klien tidur jam 20 s/d Klien tidur tidak tentu
jam 05 pagi, klien waktu, tidur siang (+),
kadang-kadang tidur sering terbangun karena
siang, klien dapat tidur nyeri kaki.
nyenyak.

4
No Jenis Aktivitas Sebelum sakit Saat di rawat
4 Aktivitas Klien beraktivitas Klien lebih banyak
dengan baik, bermain beraktivitas di tempat
dengan teman-temannya tidur.
di rumah.
5 Kebersihan diri Klien mandi 2x/hari, Klien mandi 2 x diseka
gosok gigi tiap kali oleh keluarga, ganti baju
mandi dan berganti baju setiap selesai diseka,
setiap mandi belum keramas dan
gosok gigi sejak masuk
Rumah Sakit

10. Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis, GCS (E4M6V5)
TTV :
TD = 90/60 mmHg
HR = 100 x/menit
RR = 20 x/menit
S = 37 oC
Antropometri
BB = 17,3 kg Lingkar kepala 46 cm
TB = 120 cm Lingkar lengan atas 14 cm
𝐵𝐵(𝑘𝑔) 16𝑘𝑔
𝐵𝑀𝐼 = 2 = (1,2)2= 12,01 kg / m2
(𝑇𝐵(𝑚) )

Keterangan :
Status Gizi berdasarkan BMI/U termasuk kurus (<12,8).
Skala nyeri
Menggunakan Visual Analog Scale, berada pada rentang skala 5 (1-10).

5
Head to Toe
Kepala :
Distribusi rambut merata, rambut lengket, kedua mata simestris, pupil isokor
ukuran 3 mm, konjungtiva anemis, skelera putih jernih, refleks cahaya (+),
tidak tampak adanya pernafasan cuping hidung, tidak terdapat sekret pada
hidung, sudut mata sejajar dengan daun telinga, sekret telinga (+), nyeri (-),
bentuk bibir simetris, saat dikaji bibir tampak pucat, lembab, reflek menghisap
(+), terdapat gigi karies dan gigi berwarna kuning.
Leher :
Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar getah bening, kelenjar tiroid dan
peningkatan JVP, reflek menelan (+)
Dada dan Punggung :
Pergerakan dada simetris, pengembangan dada maksimal, bentuk dada normal,
suara nafas vesicular, suara jantung normal (S1 dan S2).
Abdomen :
Bentuk abdomen datar dan lembut, bising usus (+) 8 x/menit, tidak ada nyeri
tekan, suara perkusi timpani.
Ekstremitas :
Tangan : bentuk simetris, tidak ada luka, terpasang infus larutan 1 : 4 pada
tangan kiri, kuku tangan panjang, CRT < 3 detik, kekuatan otot 5 5
Kaki : bentuk simetris, tidak ada luka, terdapat bengkak pada lutut kanan,
kuku kaki panjang, kekuatan otot 4 5.
Genital :
Tidak ada luka, keadaan bersih.

Pengkajian risiko jatuh


Karena klien usia <12 tahun, maka klien memiliki risiko tinggi jatuh.

6
11. Pemeriksaan perkembangan
Klien sekarang berada di usia sekolah. Saat dikaji tahap perkembangan klien
baik, klien sudah pandai berbicara, dapat menyebut hari dan minggu, dapat
menghitung jari. Karena kondisinya saat ini klien hanya bermain di tempat
tidur.

12. Pemeriksaan penunjang


Hasil Lab tanggal 1 November 2017
Pemeriksaan Hasil
Morfologi darah tepi
Eritrosit Normokrom aniso poikilositosis (tear drop cell, cigar shape)
Leukosit Jumlah kurang, shift to the left s/d mielosit.
Trombosit Jumlah cukup, tersebar.
Morfo Sumsum Tulang
Selularitas Sulit dinilai
tidak ditemukan fragmen sumsum tulang dan kelompok sel-
sel hematopoetik.
Eritropoietis Sulit dinilai
Granulopiesis Sulit dinilai
Trombopoiesis Megakarosit (-)
Kesan BM tercampur.

Hasil laboratorium tanggal 1 November 2017


Pemeriksaan Hasil Nilai normal

Hematologi

Hemoglobin 10 g/dL 11,5-15,5 g/dL


Hematokrit 30,1 % 35-45 %
Eritrosit 3,39 juta/uL 4,19 – 5, 96 juta/uL
Leukosit 3, 38 103/uL 4,5-13,5 103/uL
Trombosit 211 ribu/uL 150-450 ribu/uL
Index Eritrosit

7
Pemeriksaan Hasil Nilai normal

MCV 88,8 fL 77 – 95 fL
MCH 29,5 pg 25 - 43 pg
MCHC 33,2 % 31 - 37 %
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0% 0–1%
Eosinofil 0% 1–6%
Neutrofil Batang 2% 3–5%
Neutrofil Segmen 26 % 33 – 59 %
Limfosit 63 % 33 – 50 %
Monosit 5% 2 – 10 %
Metamielosit 2%
Mielosit 2%
Keterangan : batang + segmen x leukosit
100
2 + 26 x 3.380 = 946,4 (immunocompromise negatif)
100
13. Informasi tambahan
Therapy
Cefixime caps 2 x 100 mg (per oral) jam pemberian 06-18
Paracetamol 20 cc (IV drip) bila demam atau nyeri
Ondancetron 2,5 mg (IV) bila muntah
Vincristin 1,2 mg (IV) jam pemberian 19.30

Kebutuhan nutrisi
Kebutuhan kalori = ((22,5 x 17) + 499 x 1 x 1,5
= 1322,25 kkal/hari
- Protein = 8% x 1.322,25
= 105,8 kkal/hari
- Karbohidrat = 67 % x 1.322,25
= 886, 075 kkal/hari
- Lemak = 25 % x 1.322,25

8
= 330,625 kkal/hari
Kebutuhan cairan = 1000 + (50 x 7,3)
= 1365 ml/hari
14. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah
1. DS: - Etiologi & Faktor resiko (zat Risiko infeksi
DO : kimia, radiasi, genetik)
- TTV: 
TD = 90/60 mmHg Sel neoplasma berproliferasi
HR = 100 x/menit di sumsum tulang
RR = 20 x/menit 
S = 37 oC Leukosit imatur
- Leukosit : 3.380 /uL 
- Hemoglobin 10 gr/dL Leukosit menurun

Daya tahan tubuh/ imun
turun

Risiko Infeksi
2. DS: Etiologi & Faktor resiko (zat Hambatan
- Klien mengatakan kimia, radiasi, genetik) mobilitas fisik
nyeri pada lutut 
kanan Sel neoplasma berproliferasi
- Ayah klien di sumsum tulang
mengatakan klien 
tampak pucat dan Leukosit imatur
lemah dari sebelum 
masuk Rumah Sakit Penurunan eritrosit
DO : 
- Leukosit : 3.380 /uL Anemia
- Hemoglobin 10 gr/dL

- Konjungtiva anemis

9
No. Data Etiologi Masalah
- Bengkak lutut kanan Suplai oksigen ke jaringan
- Kekuatan otot kaki 4- berkurang
5 ↓
Lemah, lelah, pucat

Hambatan mobilitas fisik
3. DS : Proliferasi sel kanker Nyeri kronis
Klien mengatakan ↓
nyeri pada lutut kanan Kanker bersaing dengan sel
DO : normal dalam mendapatan
- Klien tampak nutrisi
meringis bila kaki ↓
digerakkan Infiltrasi
- Skala nyeri 5 (1-10) ↓
Sel normal digantikan
dengan sel kanker

Infltrasi SSP

Infiltrasi ekstra medular

Pembengkakan sendi

Nyeri kronis
4. DS : Faktor risiko Kebutuhan
- Ayah klien ↓ nutrisi kurang
mengatakan klien Sel neoplasma berproliferasi dari kebutuhan
makan 2-5 sendok di sumsum tulang tubuh
setiap makan ↓
- Klien mengatakan Leukosit imatur
mual ↓

10
No. Data Etiologi Masalah
DO : Maligna sel leukosit
- Porsi makan tidak ↓
habis Masuk ke pembuluh darah
- LILA 14 cm ↓
- BMI 12,1 kg/m2 Beredar ke seluruh tubuh
- Berat badan 23 kg ↓
menjadi 17,3 kg Usus

Peradangan pada dinding
usus

Penyerapan nutrisi terganggu

Mual

Intake kurang

Kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
5. DO : Etiologi & Faktor resiko (zat Risiko gangguan
Ayah klien mengatakan kimia, radiasi, genetik) oksigenasi
klien tampak lemah dan 
pucat dari sebelum Sel neoplasma berproliferasi
masuk Rumah Sakit di sumsum tulang
DO : 
- Leukosit : 3.380 /uL Leukosit imatur
- Hemoglobin 10 gr/dL 
- Konjungtiva anemis Penurunan eritrosit

Anemia

11
No. Data Etiologi Masalah
Suplai oksigen ke jaringan
berkurang

Risiko gangguan oksigenasi
6. DS : Klien ALL Defisit
Ibu klien mengatakan ↓ pengetahuan
tidak mengerti tentang Kemoterapi untuk pertama
pengobatan dan kali
perawatan leukemia ↓
DO : Kurang informasi tentang
Klien pertama kali penyakit dan pengobatan
menjalani kemoterapi ↓
Defisit pengetahuan

15. Diagnosa Keperawatan


a. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan penyerapan nutrisi.
b. Nyeri kronis berubungan dengan infiltrasi sel medular.
c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan proliferasi sel neoplasma.
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang
penyakit dan pengobatan.
e. Risiko infeksi berhubungan dengan leukosit yang imatur.
f. Risiko gangguan oksigenasi berhubungan dengan penurunan suplai
oksigen ke jaringan.

12
II. PERENCANAAN KEPERAWATAN
NO Perencanaan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1. Nutrisi kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji adanya alergi makanan 1. Mengkaji alergi makanan pada
dari kebutuhan 2 x 24 jam, status nutrisi klien dilakukan untuk menghindari
berhubungan klien baik dengan kriteria terjadinya alergi yang dapat
dengan mual hasil: memperlambat proses
dan muntah - BB ideal/ dapat penyembuhan
dipertahankan 2. Monitor adanya penurunan BB 2. BB merupakan salah satu indikator
- Mual (-) untuk menilai status gizi klien
3. Kolaborasi pemberian antiemetik 3. Antiemetik atau anti muntah adalah
obat yang dapat mengatasi muntah
serta mual
4. Hitung kebutuhan nutrisi dan 4. Nutrisi adalah semua makanan
kebutuhan cairan yang diperlukan yang mengandung zat-zat gizi yang
oleh klien dibutuhkan oleh tubuh baik untuk
mempertahankan keseimbangan
metabolisme ataupun sebagai
pembangun. Sedangkan kebutuhan
cairan merupakan bagian dari

13
NO Perencanaan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
kebutuhan dasar manusia secara
fisiologis kebutuhan ini memiliki
proporsi besar dalam bagian tubuh
dengan hampir 90% dari total berat
badan
5. Anjurkan makan sedikit tapi sering. 5. Makan dalam porsi kecil dengan
frekuensi sering bisa ditoleransi
dengan baik.
6. Kolaborasi pemberian nutrisi 6. Intake nutrisi sangat diperlukan
oleh tubuh sebagai sumber energi
2. Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji skala nyeri 1. Untuk menilai perubahan skala
berubungan keperawatan selama 3 x 24 nyeri
dengan jam, nyeri berkurang 2. Kaji TTV 2. Untuk mengetahui perubahan
infiltrasi sel ditandai dengan : hemodinamik yang mungkin
medular. a. TTV dalam batas diakibatkan karena nyeri
normal 3. Lakukan teknik distraksi dan 3. Teknik distraksi dan relaksasi
b. Klien mengatakan relaksasi setiap akan melakukan dapat menutup transmisi nyeri ke
nyeri berkurang tindakan pada bagian sekitar luka otak sehingga nyeri tidak

14
NO Perencanaan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
c. Skala nyeri menurun operasi dipersepsikan
4. Mobilisasi secara bertahap 4. Mobilisasi dini secara bertahap
dapat menurunkan nyeri karena
adanya aktivitas sehingga menutup
transmisi nyeri ke otak
5. Kolaborasi : pemberian analgetik 5. Pemberian analgetik sebagai
pemblokade zat kimia dalam tubuh
yang merangsang respon nyeri
6. Beritahukan klien untuk melakukan 6. Mengalihkan perhatian klien dari
teknik relaksasi dan distraksi setiap rasa sakitnya
klien merasakan nyeri seperti
menarik nafas atau bermain game
kesukaannya
3. Hambatan Setelah dilakukan tindakan 1. Ciptakan lingkungan yang aman 1. Lingkungan yang aman dan
mobilitas fisik keperawatan selama 2 x 24 (pasang bed plang) dan nyaman nyaman dapat meminimalisir
berhubungan jam, klien dapat (bersih, tidak bising) terjadinya cedera pada anak
dengan menunjukkan peningkatan 2. Rencanakan tentang pemberian 2. Program latihan yang sesuai dapat
kelemahan toleransi terhadap aktivitas program latihan yang sesuai memberikan aktivitas yang sesuai

15
NO Perencanaan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
dengan kriteria hasil: dengan kemampuan klien. dengan keadaan klien dan
- Klien dapat melakukan meningkatkan toleransi klien
aktivitas yang mandiri terhadap aktivitas
- Hb dalam batas normal 3. Libatkan keluarga untuk 3. Mobilisasi dapat menstimulasi otot
melakukan mobilisasi pada klien. untuk tetap bekerja sehingga tidak
mengalami kekakuan dan
melancarkan sirkulasi darah
4. Evaluasi laporan kelemahan, 4. Berdasarkan evaluasi akan
perhatikan ketidakmampuan klien didapatkan hasil untuk menentukan
untuk berpartisipasi dalam aktifitas derajat kelemahan serta efek
sehari-hari. ketidakmampuan untuk
menentukan intervensi lanjutan.
5. Kolaborasi tindakan transfusi. 5. Kolaborasi tindakan transfusi dapat
meningkatkan hematologi sehingga
mencapai rentag normal yang
diharapkan untuk melakukan
intervensi lanjutan

16
NO Perencanaan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
4. Defisit Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi ketidaktahuan ibu, kaji 1. Dapat mengidentifikasi hal yang
pengetahuan 1 x 24 jam, pengetahuan keperluan edukasi bagi ibu menyebabkan keluarga tidak tahu
berhubungan bertambah dengan kriteria dan untuk menentukan informasi
dengan : keluarga mengatakan apa yang dibutuhkan.
kurangnya mengerti tentang 2. Jelaskan pada ibu tentang penyakit 2. Merupakan edukasi yang
informasi penjelasan perawat dan pengobtan yang diperlukan diinginkan oleh keluarga.
klien
3. Berikan informasi yang jelas dan 3. Membantu penilaian diagnosa
akurat dalam cara yang nyata tetapi kanker serta memberikan informasi
sensitif. yang diperlukan.
5. Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan semua pengunjung 1. Menjaga kondisi tangan tetap
berhubungan 3 x 24 jam, tidak ada seperti orangtua dan kerabat untuk bersih dan mengangkat
dengan tanda-tanda infeksi dengan mencuci tangan sesuai dengan mikroorganisme yang ada di
menurunnya kriteria hasil: prosedur. tangan dapat mencegah terjadinya
pertahanan - TTV dalam batas infeksi silang (Cross Infection).
tubuh normal 2. Gunakan tindakan aseptik untuk 2. Teknik aseptik/asepsis adalah
- Tidak ada tanda-tanda semua prosedur invasif segala upaya yang dilakukan untuk
infeksi seperti kalor mencegah masuknya

17
NO Perencanaan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
(panas), rubor mikroorganisme ke dalam tubuh
(kemerahan), dolor yang kemungkinan besar akan
(rasa sakit), tumor dan mengakibatkan infeksi.
adanya perubahan 3. Kolaborasi pemberian antibiotik 3. Antibiotik adalah segolongan
fungsi molekul, baik alami maupun
sintetik, yang mempunyai efek
menekan atau menghentikan suatu
proses biokimia di alam organisme
4. Observasi tanda-tanda vital 4. Perubahan hemodinamik penting
untuk mengetahui tanda-tanda vital
apakah terjadi perubahan yang
menjadi alarm khusus bagi
perawat.
5. Evaluasi keadaan anak terhadap 5. Tempat penusukan jarum sangat
tempat munculnya infeksi seperti rentang terhadap infeksi dan
tempat penusukan jarum, ulserasi kesehatan mukosa oral adalah
mukosa dan masalah gigi. sebagai pertahanan melawan
serangan organisme.

18
NO Perencanaan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
6. Jelaskan pentingnya nutrisi untuk 6. Kecukupan gizi dapat
daya tahan tubuh. mempertahankan daya tahan tubuh
sehingga mengurangi pasien
terkena infeksi.
6. Risiko Setelah dilakukan tindakan 1. Pemberian terapi oksigen sesuai 1. Pemberian oksigen dapat
gangguan keperawatan selama 2x24 kebutuhan (TV x RR x 20% = 2 membantu meningkatkan suplai
oksigenasi jam, gangguan oksigenasi lpm via nasal kanul) oksigen ke jaringan
berhubungan tertasi dengan kriteria 2. Kolaborasi pemberian transfusi 2. Pemberian transfusi darah dan
dengan hasil: darah PRC sesuai kebutuhan (Hb membantu meningkatkan sel darah
penurunan - RR : 12-2-x/menit yang diharapkan-Hb sekarang) x merah
hemoglobin - Suhu : 36.5 – 37.5oC BB x 3
- Hb : 12.3 – 15.3 gr/dl 3. Pantau apakah ada alergi setelah 3. Untuk melihat kecocokan transfusi
- Akral hangat diberikan transfusi yang diberikan
- CRT < 3 detik 4. Atur posisi semifowler 4. Karena posisi semifowler dpat
- Konjunctiva tidak meningktan ekspansi paru dan
anemis mengurangi sesak
- Wajah dan mulut tidak 5. Evaluasi tanda-tanda vital ( RR, 5. Untuk melihat keefektifan dari
pucat Suhu, akral, CRT). pengobatan

19
NO Perencanaan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
6. Kolaborasi pemeriksaan lab 6. Untuk melihat respon dari transfusi
kembali setelah transfusi darah
7. Kolaborasi pemberian obat PCT 7. Untuk menurunkan demam

20
III. CATATAN KEPERAWATAN
Tanggal
Implementasi Evaluasi Paraf
dan Jam
13/11/2017
07.30 Mengobservasi TTV dan keadaan  Klien tampak pucat
umum klien dan lemah
 TTV :
TD= 90/60 mmHg
HR = 100 x/menit
RR = 20 x/menit
S = 37 oC
08.00 Membantu klien keramas, gunting kuku Rambut, kuku dan gigi
dan gosok gigi klien tampak bersih
08.30 Merapikan tempat tidur selesai tindakan Tempat tidur rapi dan
bersih
09.00 Menyuapi makanan klien Klien makan 2 sendok
makan
09.15 Memberikan edukasi penyakit, Ibu klien mengatakan
pengobatan dan diet untuk leukemia akan mencoba
mematuhinya
09.30 Mencuci tangan sebelum dan sesudah Mencuci tangan
tindakan menggunakan handrub
atau sabun dan air
mengalir
09.45 Mengobservasi skala nyeri klien Klien dapat tertidur
namun mengeluh nyeri
bila kaki digerakkan
13.45 Mengobservasi keadaan umum klien Keadaan umum baik,
skala nyeri 3 (1-10) Rika

21
VI. CATATAN PERKEMBANGAN
NO. Tanggal /
SOAP Paraf
Dx Jam
1 13 S : Klien mengatakan mual
November O : Porsi makan siang tidak habis
2017 A : Kebutuhan nutrisi kurang dari
jam 13.45 kebutuhan tubuh belum teratasi
P : Lanjutkan planning Rika

2 S : Klien mengatakan lutut masih nyeri


terutama bila digerakkan
O : Skala nyeri 3 (1-10)
A : Nyeri kronis belum teratasi
P : Lanjutkan planning Rika

3 S : Klien mengatakan masih lemah


O: Klien tampak kesulitan berdiri
A : Hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P : Lanjutkan planning Rika

4 S : Ibu klien mengatakan mengerti tentang


pengobatan dan perawatan terhadap
klien
O:-
A : Defisit pengetahuan teratasi Rika

5 S:-
O : Tidak tampak tanda-tanda infeksi
A : Risiko infeksi teratasi Rika

6 S : Klien tidak mengeluh sesak


O : Klien tampak pucat dan lemah
A : Risiko gangguan oksigenasi belum
teratasi Rika
P : Lanjutkan planning

22
DAFTAR PUSTAKA

Parmono B, Sutaryo, Ugrasena IDG, Windiastuti E, Abdulsalam M. 2010.


Leukemia Akut; Kedaruratan Onkologi Anak dalam Buku Ajar
Hematologi – Onkologi Anak : 236 – 325
Hull D, Johnston D. I. 2008. Leukemia Akut dalam Dasar – Dasar Pediatri Edisi
3. 209 – 212
Smeltzer, Suzanne C & Bare, Brenda G. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Bruner & Suddart Edisi 8. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Dongoes 2005
Wilkinson, M. J., Ahern, N. R. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9
Diagnosis NANDA, Intervensi NIC & Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.
Wong D. L., Whaly. 2004. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Alih Bahasa
Sunarno, Agus dkk. . Edisi 6 Volume 1 Jakarta : EGC.

23

Anda mungkin juga menyukai