2 Mei 2021
pISSN 2614-5073, eISSN 2614-3151
Telp. +62 853-3520-4999, Email: jurnalmakes@gmail.com
Online Jurnal: http://jurnal.umpar.ac.id/index.php/makes
Analysis of the Risk Factors of Correner Heart Disease in Type 2 Diabetes Mellitus in
RSUD Andi Makkasau Kota Parepare
ABSTRAK
Penyakit Jantung Koroner pada tahun 2020 diperkirakan menjadi pembunuh pertama
tersering yakni sebesar 36% dari seluruh kematian. Sedangkan Penderita DM untuk negara Indonesia
menduduki peringkat ke-6 dengan jumlah 10,3 juta penderita. Tujuan penelitian ini untuk melihat
faktor risiko penyakit jantung koroner pada penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUD Andi Makkasau
Parepare. Metode penelitian anlitik dengan desain pendekatan Case Control. Teknik pengambilan
sampel menggunakan rumus Stanley Lameshow dan jumlah 48 orang terdiri dari 24 kasus dan 24
kontrol. Analisis data menggunakan uji Chi Square dan Odds Rasio (OR). Hasil penelitian yang
didapatkan dari faktor risiko penyakit jantung koroner pada penderita diabetes melitus tipe 2 adalah
umur (p= 0,002 : OR=2.6), Hipertensi (p =0,020 : OR = 4,048) dan Lama menderita DM ( p= 0.017 :
OR = 4.491). Sedangkan yang bukan faktor risiko adalah obesitas (p= 0.003 : OR = 0.143) dan
merokok ( p = 0.221 : OR=0.467). Faktor risiko penyakit jantung koroner pada penderita diabetes
melitus tipe 2 adalah umur, hipertensi dan lama menderita DM. Saran untuk penelitian ialah, perlunya
kesadaran diri serta pemeriksaan dan pengobatan secara rutin dan melakukan pola hidup yang lebih
sehat lagi.
ABSTRACT
Coronary heart disease in 2020 is estimated to be the most common first killer, accounting for
36% of all deaths. Meanwhile, DM sufferers for the country of Indonesia were in 6th place with 10.3
million sufferers. The purpose of this study was to determine the risk factors for coronary heart
disease in patients with type 2 diabetes mellitus at RSUD Andi Makkasau Parepare. Analytical
research method with Case Control approach design. The sampling technique used the Stanley
Lameshow formula and a total of 48 people consisting of 24 cases and 24 controls. Data analysis used
Chi Square test and Odds Ratio (OR). The results obtained from the risk factors for coronary heart
disease in people with type 2 diabetes mellitus were age (p = 0.002: OR = 2.6), hypertension (p =
0.020: OR = 4.048) and duration of suffering from diabetes (p = 0.017: OR = 4.491). ). Meanwhile,
obesity (p = 0.003: OR = 0.143) and smoking (p = 0.221: OR = 0.467) were not risk factors. The risk
factors for coronary heart disease in people with type 2 diabetes mellitus are age, hypertension and
long suffering from diabetes. Suggestions for research are the need for self-awareness as well as
regular check-ups and treatment and lead to a healthier lifestyle.
254
Vol. 4, No. 2 Mei 2021
Diabetes melitus (DM) merupakan catatan Rekam Medik di RSUD (Rumah Sakit
suatu penyakit atau gangguan metabolik kronik Umum Daerah) Andi Makkasau kota Parepare
yang ditandai dengan meningkatnya kadar gula tahun 2018, terdapat penderita DM Tipe 2
darah sebagai akibat dari insufisiensi fungsi sebanyak 385 kasus dan tahun 2019 sebanyak
insulin.7 DM tipe 2 merupakan DM dengan 660 penderita DM Tipe 2.
kejadian terbanyak didunia, departemen Hasil pengamatan pendahuluan yang
kesehatan amerikat serikat melaporkan 90% dilakukan oleh penulis diperoleh informasi
DM merupakan DM tipe 2.8 bahwa untuk melihat faktor risiko PJK pada
International Diabetes Federation penderita DM di Kota Parepare belum
menyatakan bahwa tahun 2015, sekitar 415 dilakukan. Mekanisme terjadinya PJK pada
juta orang diseluruh dunia diperkirakan DM sangat komplek dan dipengaruhi oleh
menderita DM. Sedangkan pada tahun 2017, banyak faktor antara lain Hipertensi,
penderita DM meningkat menjadi 425 juta Merokok,Aktivitas Fisik Yang Kurang,
diseluruh dunia. Jumlah terbesar orang dislipedimia, obesitas, pola mkan, Jenis
dengan DM yaitu berada di wilayah Pasifik Kelamin Pria, Usia (Penuaan), dan Riwayat
Barat 159 juta dan Asia Tenggara 82 juta. Penyakit Keluarga
Cina menjadi negara tebanyak penderita DM Melihat dari faktor risiko dari PJK
dengan 114 juta penderita, kemudian diikuti diatas yang dapat dialami oleh penderita DM,
oleh India 72,9 juta, America Serikat 30.1 sebaiknya kita dapat melakukan pencegahan
juta, kemudian Brazil 12.5 juta dan Maxico 12 secara dini sesuai dengan faktor risiko PJK.
juta penderita. Penderita DM untuk negara Oleh karena itu, peneliti berinisiatif
Indonesia menduduki peringkat ke-6 dengan mengangkat judul peneltian yaitu Analisis
jumlah 10,3 juta penderita.9 Faktor Risiko Penyakit Jantung Korener Pada
Selain tingkat dunia dan Indonesia, Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD
peningkatan kejadian DM juga terjadi Andi Makkasau Kota Parepare.
ditingkat provinsi khususnya di provinsi
Sulawesi Selatan, yaitu dengan 2,6%. METODE PENELITIAN
Diabetes di Sul-Sel paling banyak ditemukan Metode penelitian yang digunakan
pada usia 55 – 74 (13.4%). Penyakit ini sudah dalam penelitian ini adalah observasional
ditemukan pada usia 15- 24 (2%), dan lebih analitik dengan pendekatan case control yang
banyak ditemukan pada perempuan (3.6%).10 melihat secara retrosfektif. Polulasi dalam
Hasil rekapan tahunan data DM di 6 menelitian ini adalah semua penderita diabetes
puskesmas di kota Parepare, terdapat kasus melitus tipe 2 di RSUD Andi Makkasau
baru untuk laki-laki 330 kasus, perempuan 457 Parepare, Sampel dalam penelitian ini
kasus, dan untuk kasus lama untuk laki-laki sebanyak 48 dimana 24 sampel kasus dan 24
terdapat 1210 kasus, dan perempuan 2115 sampel kasus. Pengambilan sampel pada
kasus (Dinkes Parepare, 2019). Berdasarkan penelitian ini menggunakan metode purposive
256
Vol. 4, No. 2 Mei 2021
sampling. Variabel independen dalam paling sedikit yang bekerja sebagai pedagang/
penelitian ini adalah Umur, Hipertensi, wiraswasta yaitu 3 orang (6.3%). Sedangkan
Obesitas, Meroko, dan Lama menderita DM responden yang menderita DM lebih banyak
sedangkan variabel dependen adalah kejadian yang bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT)
PJK Pada penderita DM tipe 2. Data primer yaitu 8 orang (16.6%) dan yang paling sedikit
yang diperoleh dari hasil wawancara dengan yang bekerja sebagai pedagang yaitu 2 orang
menggunakan kuesioner. Data sekunder (4.2%).
diperoleh dari data rekam medik di RSUD Hasil penelitian pada tabel 4 diketahui
Andi Makkasau Parepare. Data yang sudah bahwa responden yang menderita PJK dengan
diolah dan diuji dengan menggunakan uji Chi- DM lebih banyak pada tingkat pendidikan
square dan Odds Ratio. Terdapat risiko antara SMA yaitu 8 orang (16.7%) dan yang paling
variabel independen dengan variabel sedikit pada responden yang berpendidikan SD
dependen. yaitu 4 orang (8.3%). Sedangkan responden
yang menderita DM lebih banyak responden
HASIL yang berpendidikan SMA yaitu 14 orang
Hasil penelitian pada tabel 1 diperoleh (29.2%) dan yang paling sedikit responden
responden yang menderita PJK dengan DM yang berpendidikan SMP
lebih banyak pada umur ≥ 40 tahun kelompok Hasil penelitian pada tabel 5 diperoleh
yaitu 24 orang (50.0%) dibandingan dengan responden yang menderita PJK dengan DM
pada kelompok umur < 40 tahun. Sedangkan lebih banyak pada responden yang tidak
responden yang menderita DM tidak PJK lebih memiliki riwayat keluarga yaitu 16 orang
banyak pada kelompok umur ≥ 40 tahun yaitu (33.3%) dan yang paling sedikit terdapat pada
15 orang (31.3%) dibandingkan dengan umur responden yang memiliki riawayat kelurga
<40 tahun yaitu 9 orang (18.8%). yaitu 8 orang (16.7%). Sedangkan responden
Hasil penelitian pada tabel 2 diperoleh yang menderita DM lebih banyak pada
responden yang menderita PJK dengan DM responden yang memiliki riwayat keluarga
lebih banyak pada kelompok perempuan yaitu yaitu 14 orang (29.2%) dan yang paling sedikit
19 orang (39.6%) dibandingkan dengan laki – terdapat pada responden yang tidak memiliki
laki yang hanya berjumlah 5 orang (10.4%). riwayat keluarga yaitu 10 orang (20.8%).
Sedangkan responden yang menderita DM Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat
lebih banyak pada kelompok perempuan yaitu bahwa responden yang mempunyai umur
16 orang (33.3%) dibandingkan laki-laki yaitu risiko rendah lebih banyak pada penderita DM
8 orang (16.7%). tanpa PJK yaitu 9 (18.8%), dibandingakan
Hasil penelitian pada tabel 3 diketahui dengan penderita PJK dengan DM. Sedangkan
bahwa responden yang menderita PJK dengan responden yang memiliki risiko tinggi lebih
DM lebih banyak yang sebagai ibu rumah banyak pada penderita PJK dengan DM
tangga (IRT) yaitu 9 orang (18.8%) dan yang sebanyak 24 orang (50.0%), dibandingkan
257
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
dengan penderita DM tanpa PJK sebanyak 15 orang (22.9%). Sedangkan responden yang
orang (31.3%). belum lama menderita DM lebih banyak pada
Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat penderita DM tanpa PJK sebanyak 13 orang
bahwa responden yang mempunyai hipertensi (27.1%), dibandingkan dengan penderita PJK
lebih banyak pada penderita PJK dengan DM dengan DM sebanyak 5 orang (10.4%).
yaitu 17 orang (35.4%), dibandingakan
dengan penderita DM tanpa PJK . Sedangkan PEMBAHASAN
responden yang tidak memiliki hipertensi lebih Hasil uji statistik diperoleh umur
banyak pada penderita DM tanpa PJK merupakan faktor risiko terjadinya PJK
dengan penderita PJK dengan DM sebanyak 7 umur risiko tinggi diatas atau sama dengan 40
bahwa responden yang mempunyai obesitas dibandingakan responden yang memiliki umur
dengan penderita PJK dengan DM yaitu 4 risiko penyakit jantung koroner, karena
orang (8.3%). Sedangkan responden yang tidak semakin bertambahnya umur sel dalam tubuh
memiliki obesitas lebih banyak pada penderita akan mengalami penuaan atau penurunan daya
PJK dengan DM sebanyak 20 orang (41.7%), tahan tubuh sehingga lebih rentan terkena
dibandingkan dengan penderita DM tanpa PJK penyakit dan akan berdampak pada kesehatan
sebanyak 10 orang (20.8%). tubuh. Pada penelitian ini, untuk variabel umur
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui pada kelompok kasus tidak bervariasi, dimana
bahwa responden yang mempunyai merokok umur yang dibawa < 40 tahun tidak memiliki
dengan penderita PJK dengan DM yaitu 6 Ghani et al.,(2016) dimana responden berusia
orang (12.5%). Sedangkan responden yang sama atau lebih dari 40 tahun berisiko 2,72
tidak merokok lebih banyak pada penderita kali dibandingkan yang berusia kurang dari 40
PJK dengan DM sebanyak 18 orang (37.5%), tahun dengan p= 0,0001, 95% CI 2,61 2,83.
dibandingkan dengan penderita DM tanpa Didapatkan nilai OR 2,72 artinya semakin tua
PJK sebanyak 14 orang (29.2%). usia seseorang mempunyai peluang untuk
Berdasarkan tabel 10 diperoleh mengalami kejadian PJK sebesar 2,72 kali
responden yang lama menderita DM lebih dibandingkan dengan orang yang berusia
banyak pada penderita PJK dengan DM yaitu muda.5
19 orang (39.6%), dibandingakan dengan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
penderita DM tanpa PJK yaitu sebanyak 11 terhadap hubungan dan hipertensi merupakan
258
Vol. 4, No. 2 Mei 2021
faktor risiko terjadinya PJK, yang artinya hipertensi berisiko berisiko 2.566 kali
responden yang memiliki hipertensi berisiko dibandingkan pasien DM yang tidak memiliki
4,048 kali untuk mengalami kejadian PJK riwayat hipertensi.4
dibandingkan dengan yang tidak hipertensi. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
Tekanan darah yang terus meningkat dalam terdapat hubungan antara obesitas dengan
jangka panjang akan menyebabkan terbentunya kejadian PJK pada penderita DM tipe 2 dan
plak yang akan mempersempit pembuluh obesitas bukan merupakan faktor risiko
darah, dan pada keadaan tertentu dimana melainkan protektif dengan kejadian PJK,
tekanan darah yang tinggi dapat meretakkan tetapi signifikan. Berdasarkan hasil penelitian
plak sehingga serpihan plak tersebut dapat yang dilakukan terhadap penderita PJK
menymbat pembuluh darah, dimana diketehui dengan DM dan DM tanpa PJK didapatkan
bahwa pembuluh darah merupakan jalur masuk hasil bahwa yang tidak obesitas lebih banyak
oksigen dan energi kejantung. Selain itu yaitu 32 orang (62.5%) dibandingkan yang
peningkatan tekanan darah akibat hipertensi obesitas 18 orang (37.5%). Dari responden
dapat meningkatkan resistensi terhadap yang tidak mengalami obesitas namun bisa
pemompaan darah, sehingga beban kerja menderita PJK karena terdapat faktor yang
jantung akan bertambah.11 menjadi pemicu terjadinya PJK yaitu adanya
Hal lain yang mempengaruhi adanya riwayat hipertensi dan riwayat keluarga. Dan
hubungan hipertensi dengan kejadian penyakit responden mengaku mengalami penurunan
jantung korone karena masih ada sebagain berat badan karena semua yang menjadi
responden yang memiliki aktivitas kurang, responden merupakan penderita diabetes
dimana responden tersebut yang sudah tidak melitus, oleh karena itu responden
bekerja lagi dan hanya tinggal dirumah. memperhatikan atau mengatur pola makan
Kurangnya aktivitas fisik bisa menyebabkan sehingga terjadi penurunan berat badan.
peningkatan LDL (Low Density Lipoprotein) Penelitian ini tidak sejalan yang
yang akhirnya menyumbat aliran darah dilakukan Yanti (2010) yang untuk melihat
akibatnya tekanan darah akan meningkat dan faktor faktor risiko kejadian penyakit jantung
terjadi PJK. Faktor lain yang menjadi koroner pada penderita diabetes melitus tipe 2
penyebab adalah masih banyaknya penderita (studi kasus di RSUD Dr. Kariadi Semarang)
hipertensi yang tidak teratur dalam meminum yang memiliki risiko 4.03 kali dan obesitas
obat serta tidak rutin dalam melakukan terdapat hubungan dengan kejadian PJK pada
pengecekan tekanan darah. penderita DM dengan nilai value = 0.000. Hal
Penelitian ini sejalan yang dilakukan ini terjadi karena proporsi responden yang
oleh Utami, N. L., & Azam, M. (2019) dengan obesitas lebih banyak pada responden kasus
kejadian penyakit jantung koroner pada (69.8%) dibandingkan dengan respondenn
penderita diabetes melitus dengan nilai p 0.026 kontrol (36.5%), ini berdanding terbalik
OR 2.566. Pasien DM yang memiliki riwayat dengan penelitian yang dilakukan penulis.12
259
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
260
Vol. 4, No. 2 Mei 2021
mempengaruhi perubahan dinding pembulu penderita DM, dengan nilai value= 0.03
darah dan tekanan darah. Lama waktu OR = 2.1. 12
terdiagnosa DM juga berkaitan dengan
penurunan fungsi sel beta pankreas sehingga KESIMPULAN DAN SARAN
menimbulkan komplikasi yang secara umum Berdasarkan hasil penelitian dan
terjadi pada pasien dengan lama sakit 5 - 10 pembahasan tentang faktor risiko terhadap
melitus sangat berhubungan dengan lama Makkasau Kota Parepare, dapat disimpulkan
penderita mengalami DM. Akan tetapi bahwa umur, hipertensi, lama menderita
apabila jika lama menderita DM diimbangi diabetes melitus tipe 2 memiliki risiko, dan
dengan pola hidup yang sehat maka kualitas obesitas dan merokok tidak memiliki risiko
hiduppun akan menjadi lebih baik lagi, penyakit jantung koroner pada penderita
sehingga komplikasi jangka panjang akan diabetes melitus tipe 2 di RSUD Andi
Penelitian ini sejalan dengan yang penelitian, maka peneliti memberikan saran
dilakukan oleh Utami & Azam (2019) kepada masyarakat perlunya meningkatkan
menunjukan adanya hubungan antara lama kesadaran diri untuk mengendalikan faktor-
menderita DM dengan kejadian PJK pada faktor risiko, dengan melakukan pemeriksaan
dan pengobatan secara rutin, serta pola hidup
penderita DM (p value=0,046, OR=2,31).4
yang lebih sehat, dan peneliti selanjutnya
Pasien DM yang telah menderita DM selama
diharapkan dapat mengembangkan penelitian
>5 tahun berisiko 2,310 kali terkena PJK
ini dengan menyelidiki faktor – faktor risiko
dibanding pasien DM yang telah menderita
PJK, terutama untuk faktor risiko merokok,
DM selama ≤5 tahun. Hasil tersebut juga
untuk meyelidiki lebih dalam lagi dan
diperkuat dengan penelitian yang juga
menggunakan responden merokok yang lebih
menyatakan bahwa lama menderita DM
banyak dibanding yang tidak merokok
berhubungan dengan kejadian PJK pada
VII, 2003:Jakarta. Direktorat Pencegahan 10. Marewa, L.W. Kencing Manis (Diabetes
Dan Pengendalian Penyakit Tidak Melitus) Di Sulawesi Selatan, Jakarta:
Menular Direktorat Jenderal Pencegahan Yayasan Pustaka Obor Indonesi;2013
Dan Pengendalian Penyakit; 2018 11. Amisi, W. G., Nelwan, J. E., & Kolibu, F.
4. Utami, N. L., & Azam, M. Kejadian K. Hubungan Antara Hipertensi Dengan
Penyakit Jantung Koroner Pada Penderita Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada
Diabetes Mellitus. Higeia Journal Of Pasien yang Berobat di Rumah Sakit
Public Health ;2019: 3(2): 311–323 Umum Pusat Prof.Dr.R.D.Kondou
5. Ghani, L., Susilawati, M. D., & Novriani, Manado. Jurnal Kesehatan Masyarakat;
H. Faktor Risiko Dominan Penyakit 2016: 7 (4): 1-7
Jantung Koroner Di Indonesia. Buletin 12. Yanti, H. S., & Suhartono, T. Faktor-
Penelitian Kesehatan; 2016: 44(3): 153– Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung
164. Koroner Pada Penderita Diabetes Melitus
Https://Doi.Org/10.22435/Bpk.V44i3.543 Tipe 2 (Studi Kasus Di RSUP Dr.Kariadi
6.153-164 Semarang). In Artikel Publikasi.
6. Marleni, L., & Alhabib, A. Faktor Risiko Universitas Diponegoro Semarang;2010
Penyakit Jantung Koroner Di RSI SITI 13. Nirmolo, G. D. Faktor-Faktor Yang
Khadijah Palembang. Jurnal Kesehatan; Mempengaruhi Kejadian Penyakit
2017: 8(3): 478–483. Jantung Koroner Pada Masyarakat Yang
Https://Doi.Org/10.26630/Jk.V8i3.663 Berobat Di Puskesmas Madiun Kabupaten
7. WHO (World Health Madiun Tahun 2018:Stikes Bhakti Husada
Organization ).‘Global report on Mulia Madiun;2018
diabetes.’, World Health Organization; 14. Ainurafiq, I. Z., Maindi, E. J. Perilaku
2016: 58(12): 1–88. doi: Merokok Sebagai Modifikasi Efek
10.1128/AAC.03728-14 Terhadap Kejadian DM Tipe 2: Jurnal
8. Muntaha, A. F. Gambaran Risiko MKMI; 2015: 118-124
Penyakit Jantung Koroner Pada https://media.neliti.com/media/publication
Penyandang Diabetes Melitus. Universitas s/212901-none.pdf
Muhammadiyah Surakarta; 2018 15. Lathifah, N. L. Hubungan Durasi
9. Laporan IDF. IDF Diabetes Atlas Eight Penyakit dan Kadar Gula Darah dengan
Edition. Internasional Diabetes Keluhan Subyektif Penderita Diabetes
Federation;2017 Mellitus. Jurnal Berkala Epidemiologi;
2017: 5(2): 231–239
262
Vol. 4, No. 2 Mei 2021
LAMPIRAN
263
Jurnal Ilmiah Manusia dan Kesehatan
Tabel 6. Risiko Umur Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner pada Penderita
DM Tipe 2 di RSUD Andi Makkasau Parepare.
Status Responden OR
n % p
Umur Kasus Kontrol 95% CI
N % n %
Berisiko Rendah <
0 0.0 9 18.8 9 18.8 0.002 2.60
40 Tahun
Berisiko Tinggi ≥ 40
24 50.0 15 31.3 39 81.3 1.748-3.867
Tahun
Total 24 50.0 24 50.0 48100.0
Sumber :Data Primer 2020
Tabel 7. Risiko Hipertensi Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner pada Penderita
DM Tipe 2 di RSUD Andi Makkasau Parepare.
Status Responden OR
n % p
Hipertensi Kasus Kontrol 95% CI
N % n %
Hipertensi 17 35.4 9 18.8 26 45.8 0.020 4.048
Tidak Hipertensi 7 14.6 15 31.3 22 54.2 1.210-13.53
Total 24 50.0 24 50.0 48100.0
Sumber : Data Primer 2020
Tabel 8. Risiko Obesitas Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner pada Penderita
DM Tipe 2 di RSUD Andi Makkasau Parepare.
Status Responden OR
n % p
Obesitas Kasus Kontrol 95% CI
n % n %
Obesitas 4 8.3 14 29.2 18 37.5 0.003 0.143
Tidak obesitas 20 41.7 10 20.8 30 62.5 0.037-0.549
Total 24 50.0 24 50.0 48 100.0
Sumber : Data Primer Tahun 2020
Tabel 9. Risiko Merokok Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner pada Penderita
DM Tipe 2 di RSUD Andi Makkasau Parepare.
Status Responden OR
n % p
Merokok Kasus Kontrol 95% CI
n % n %
Merokok 6 12.5 10 20.8 16 33.3 0.221 0.467
Tidak Merokok 18 37.5 14 29.2 32 66.7 0.136-1.596
Total 24 50.0 24 50.0 48 100.0
Sumber : Data Primer 2020
264
Vol. 4, No. 2 Mei 2021
Tabel 10. Risiko Lama Menderita DM Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner pada
Penderita DM Tipe 2 di RSUD Andi Makkasau Parepare.
Status Responden OR
Lama Menderita n % p
Kasus Kontrol 95% CI
DM Tipe 2
n % n %
Lama Jika ≥ 5 tahun 19 39.6 11 22.9 30 62.5 0.017 4.491
Belum Lama Jika <
5 10.4 13 27.1 18 37.5 1.260-16.006
5 tahun
Total 24 50.0 24 50.0 48100.0
Sumber : Data Primer tahun 2020
265