Anda di halaman 1dari 49

ASUHAN KEPERAWATAN SKOLIOSIS

PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN BEDAH


PERIODE XXVIII

Oleh :

Nama : Rachmatika Widyatama Khairunnisa


NIM : 212311101017
Kelompok : A3
Pembimbing : Ns. Siswoyo

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021

1
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Rachmatika Widyatama Khairunnisa


NIM : 212311101017
Tempat Pengkajian : RSUP Sanglah
Tanggal : 25/10/2021

I. Identitas Klien

Nama : Nn. P No. RM : xxxxx


Umur : 20 tahun Pekerjaan : Mahasiswa
Jenis Kelamin : Perempuan Status Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Hindu Tanggal MRS : 12/01/2017
Pendidikan : SMA Tanggal Pengkajian : 26/10/2021
Alamat : Denpasar Sumber Informasi : Pasien dan keluarga

II. Riwayat Kesehatan


1. Diagnosa Medik:
Adolescent Idhiopathic Skoliosis

2. Keluhan Utama:
Nyeri pada punggung ketika berjalan

3. Riwayat penyakit sekarang:


- Pasien mengeluhkan nyeri pada saat berjalan jauh dan membaik
ketika berbaring
- Pasien merasakan kesemutan pada kedua ekstremitas jika duduk
dengan kedua kaki dilipat
- Sering merasa sesak napas ketika melakukan kegiatan berat

4. Riwayat kesehatan terdahulu:


a. Penyakit yang pernah dialami dan hospitalisasi:
- Pasien memiliki riwayat operasi benjolan di leher kiri belakang
- Pasien menjalani fisioterpi sejak September 2016 di RSUP Sanglah

b. Alergi (obat, makanan, plester, dingin, debu, dll):


Tidak memiliki alergi pada obat, makanan, plester, dingin, debu, dll

2
c.Imunisasi:
Pasien telah diimunisasi lengkap

d.Kebiasaan/pola hidup/life style:


PHBS:
Pasien menjaga pola hidup dengan baik, pasien tidak merokok maupun
mengkonsumsi alkohol

Makan:
Pasien makan makanan yang tersedia di rumah

Minum:
Pasien minum cukup, kurang lebih 1L perhari

Istirahat:
Pasien istirahat dengan baik

e. Obat-obat yang digunakan:


Pasien tidak mengonsumi obat-obatan sebelumnya

5. Riwayat penyakit keluarga:


Salah satu orang tua pasien pernah melakukan operasi skoliosis ketika
berumur 20 tahun yang sekarang terpasang traksi tulang belakang, tetapi
tidak ditemukan di saudara kandung pasien. Riwayat penyakit lainnya
disangkal.

Genogram:

3
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan

2. Pola nutrisi/ metabolik


(ABCD)
- Antropometeri (IMT)
SAAT SEHAT
TB : 160cm
BB : 52 kg
BMI : 20.3kg/m2
Kategori: Kurus/Normal/Overweight/Obesitas
Interpretasi : pasien memiliki BMI normal

Klasifikasi IMT
Underweight < 18,5
Normal 18,5-22,9
Overweight (BB berlebih) >23
Beresiko 23-24,9
Obes I 25-29,9
Obes II >30

SAAT SAKIT
SAAT SEHAT
TB : 160cm
BB : 52 kg
BMI : 20.3kg/m2
Kategori: Kurus/Normal/Overweight/Obesitas
Interpretasi : pasien memiliki BMI normal

Klasifikasi IMT
Underweight < 18,5
Normal 18,5-22,9
Overweight (BB berlebih) >23
Beresiko 23-24,9
Obes I 25-29,9
Obes II >30

- Biolaboratory test :
Hasil pemeriksaan lab normal (pada halaman pemeriksaan lab)

- Clinical sign :
Mukosa bibir lembab, mata tidak sayu, tidak terlihat pucat
- Diet pattern :
Pola makan Sebelum sakit Saat sakit
Nafsu makan Baik Baik
Porsi makan Habis Habis
Frekuensi 3x sehari 2-3x sehari
Jumlah Setengah piring Setengah piring
Minum ±8 gelas tiap hari ±8 gelas tiap hari

Interpretasi

Input :

BEE/BMR = 65,5 + (9,6xKgBB) + (1,8xTB) – (4,7xUmur)


= 65,5 + (9,6 x 52) + (1,8 x 160) – (4,7 x 20)
= 758,7

SDA = 10% BMR


= 10% x 758,7
= 75,87

Aktivitas fisik = 20% BMR


= 20% x 758,7
= 151,74

Faktor pertumbuhan = 0,5xBB


= 0,5 x 52
= 26

Energi total = BMR + SDA + aktivitas fisik + Faktor pertumbuhan


= 758,7 + 75, 87 + 151,74 + 26
= 1012,31

Kebutuhan karbo = 60% energi total


= 60% x 1012,31
= 61,386
Kebutuhan protein = 10% energi total
= 10% x 1012,31
= 101,231
Kebutuhan lemak = 10% energi total
= 10% x 1012,31
= 101,231

Output :

BEE/BMR = 65,5 + (9,6xKgBB) + (1,8xTB) – (4,7xUmur)


= 65,5 + (9,6 x 52) + (1,8 x 160) – (4,7 x 20)
= 758,7
Aktivitas fisik : 1
Faktor stress : 1

balance kalori :
= input – output
= (intake + terapi intravena) – (BEE+faktor koreksi)
= 1012,31+3+2+1,5+0,456+0,2+0,006+0,12+100+100) – (1012,31+1)
= 116,282
Interpretasi input > output

* *) Cairan intrevena post op :

Paracetamol 1000mg/ 8 jam 3000mg/hari 3 cc


Ceftriaxone 2 gr/24 jam 200mg/hari 2 cc
Mecobalamin 500mg/ 8 jam 1500mg/hari 1,5 cc
Methylprednisolon 125mg/8 jam 456mg/hari 0,456 cc
Vitamin C 200 mg/ 24 jam 200mg/hari 0,2 cc
Vitamin K 2 mg/ 8 jam 6mg/hari 0,006 cc
Omeprazole 40 mg/12 jam 120mg/hari 0,12 cc
Albumin 20% 100 cc 100cc 100 cc
Transfuse FFP 100 cc 100cc 100 cc
3. Pola Eliminasi
BAK Sebelum sakit Saat di rumah sakit
Frekuensi 5x sehari Menggunakan kateter
Jumlah 1.000 cc 500ml
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Bau Amoniak Amoniak
Karakter - -
BJ - -
Alat bantu - -
Kemandirian Mandiri Menggunakan kateter
(mandiri/dibantu)
Lainnya

BAB Sebelum sakit Saat di rumah sakit


Frekuensi 1x sehari 1x sehari
Jumlah ±350cc ±150cc
Warna Coklat kekuningan Coklat kekuningan
Bau Khas feses Khas feses
Karakter padat padat
Alat bantu - Menggunakan popok
Kemandirian Mandiri
(mandiri/dibantu)
Lainnya

Interpretasi:

Intake :
Air metabolism = 5ccxBB
= 5cc x 52 = 260 cc
Makan = 200cc
* *) Cairan intrevena post op :
Cairan infus 500 cc/8jam, dalam 25 jam 500cc x 3 = 1500cc

Paracetamol 1000mg/ 8 jam 3000mg/hari 3 cc


Ceftriaxone 2 gr/24 jam 200mg/hari 2 cc
Mecobalamin 500mg/ 8 jam 1500mg/hari 1,5 cc
Methylprednisolon 125mg/8 jam 456mg/hari 0,456 cc
Vitamin C 200 mg/ 24 jam 200mg/hari 0,2 cc
Vitamin K 2 mg/ 8 jam 6mg/hari 0,006 cc
Omeprazole 40 mg/12 jam 120mg/hari 0,12 cc
Albumin 20% 100 cc 100cc 100 cc
Transfuse FFP 100 cc 100cc 100 cc
Total =117,282 cc
Output :
Urine = 500 cc
Feses = 150 cc
IWL = 15cc/KgBB/hari
= 15 x 52 / 24
= 32,5 cc

Balance cairan :
= Input – output
= (intake + intravena + WM) – (urine + feses + IWL)
= (260+200+117,282+1500) – (500 + 150 + 32,5)
= 1394,782

Interpretasi
Intake lebih besar dari output
4. Pola aktivitas & latihan

Aktivitas Harian (Activiti Daily Living)


Kemampuan merawat diri 0 1 2 3 4
Makan/minum V
Toileting V
Berpakaian V
Mobilitas di tempat tidur V
Berpindah V
Ambulasi/ROM V
Skor total V
Keterangan:
0 = tergantung total
1 = dibantu orang lain, dengan alat
2 = dibantu orang lain
3 = tidak dibantu orang lain, menggunakan alat
4 = mandiri

Kekuatan otot:

5 5
5 5

Rentang gerak sendi:

Status Oksigenasi : sianosis? CRT? Oksimetri? %


Saturasi oksigen 99%

Fungsi kardiovaskuler: S1? S2? bunyi tambahan? Aterosklerosis?


Tidak terdapat bunyi tambahan pada S1 dan S2

Terapi oksigen :
Tidak menggunakan alat bantu pernapasan

Interpretasi pola aktivitas dan latihan :

5. Pola tidur & istirahat


SEBELUM SAKIT
Durasi : 6-7 jam sehari
Gangguan tidur : tidak mengalami gangguan tidur
Keadaan bangun tidur : keadaan segar

SAAT SAKIT
Durasi : 5 jam
Gangguan tidur : kadang-kadang sering terbangun karena terasa
nyeri pada punggung
Keadaan bangun tidur : sedikit lemas
Interpretasi Pola tidur & istirahat :
SEBELUM SAKIT :
Pasien tidak memiliki gangguan tidur sebelum sakit
SAAT SAKIT :
Gangguan tidur terjadi karena kondisi fisik pasien

6. Pola kognitif & perceptual


Fungsi Kognitif dan Memori :
SEBELUM SAKIT :
Tidak ada gangguan pada pola kognitif dan memori
SAAT SAKIT
Tidak ada gangguan pada pola kognitif dan memori

Fungsi dan keadaan indera :


SEBELUM SAKIT
Pengliatan, penciuman, perasa normal
SAAT SAKIT
Pengliatan, penciuman, perasa normal

Interpretasi pola kognitif dan memori :


Tidak terdapat kelainan dan gangguan pada pola kognitif dan perseptual

7. Pola persepsi diri


Gambaran diri :
SEBELUM SAKIT
Pasien yang merasa senang terhadap keadaan tubuh yang dimilikinya saat
ini
SAAT SAKIT
Pasien merasa minder dikarenakan bentuk tubuhnya yang berbeda dengan
orang normal yang lainnya

Identitas diri :
SEBELUM SAKIT
Pasien dikenal sebagai orang yang terbuka terhadap masalah yang dialami
SAAT SAKIT
Pasien kadang menceritakan masalah yang dihadapi kepada orang-orang
terdekatnya, terkadang tidak

Harga diri :
SEBELUM SAKIT
Pasien tidak mengalami penurunan harga diri
SAAT SAKIT
Pasien terkadang merasa minder terhadap bentuk tubuhnya yang berbeda

Ideal Diri :
SEBELUM SAKIT
Pasien ingin menjadi anak yang membanggakan bagi kedua orang tuanya
SAAT SAKIT
Pasien ingin menjadi anak yang membanggakan bagi kedua orang tuanya

Peran Diri :
SEBELUM SAKIT
Pasien merupakan anak pertama yang akan menjadi panutan yang baik bagi
adiknya

SAAT SAKIT
Pasien merupakan anak pertama yang akan menjadi panutan yang baik bagi
adiknya

Interpretasi :
Terdapat sedikit masalah pada gambaran diri yang diakibatkan oleh
berbedanya bantuk tubuh yang dimiliki oleh pasien

8. Pola seksualitas & reproduksi


Pola seksualitas
SEBELUM SAKIT
Tidak ada gangguan pada pola seksualitas
SAAT SAKIT
Tidak ada gangguan pada pola seksualitas

Fungsi reproduksi
SEBELUM
SAKIT
Tidak terdapat gangguan pada fungsi reproduksi
SAAT SAKIT
Tidak terdapat gangguan pada fungsi reproduksi

Interpretasi :
Tidak terdapat gangguan pada pola seksualitas dan fungsi reproduksi

9. Pola peran & hubungan


SEBELUM SAKIT
Tidak ada gangguan peran
SAAT SAKIT
Tidak ada gangguan peran

Interpretasi :
Tidak terdapat gangguan pada pola peran dan hubungan

10. Pola manajemen koping-stress


SEBELUM SAKIT
Pasien dapat mengelola stresnya dengan baik
SAAT SAKIT
Pasien kadang tidak dapat mengelola stresnya dengan baik diakibatkan oleh
kondisi tubuhnya saat ini
Interpretasi :
Pasien tidak dapat mengelola stresnya dengan baik

11. System nilai & keyakinan


SEBELUM SAKIT
Pasien selalu menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya
SAAT SAKIT
Pasien tetap menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya
Interpretasi :
Tidak terdapat gangguan pada system nilai dan keyakinan
IV. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum:
Compos mentis

Tanda vital:
- Tekanan Darah : 120/90 mmHg
- Nadi : 82x/menit
- RR : 27x/menit
- Suhu : 36,50C
Interpretasi : keadaan tanda-tanda vital pasien dalam keadaan normal

Pengkajian Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)


1. Kepala
I : kepala simetris, tidak ada lesi, distribusi rambut merata, tidak
berketombe, warna rambut hitam
P : tidak ada nyeri tekan
2. Mata
I : sclera normal, konjungtiva tidak anemis
P : tidak ada nyeri tekan
3. Telinga
I : telinga simetris, tidak ada lesi, sedikit ada kotoran, tidak menggunakan
alat bantu pendengaran
P : tidak ada nyeri tekan
4. Hidung
I : hidung bersih, distribusi rambut merata
P : tidak ada nyeri tekan
5. Mulut
I : mukosa bibir basah, tidak ada sianosis, gigi tidak berlubang, tidak ada
sariawan
6. Leher
I : tidak ada lesi dan benjolan
P : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran vena
jugularis

7. Dada
a. Paru – paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris, irama regular, kedalaman
nafas dalam, frekuensi napas 27x/menit
Auskultasi : vesikuler, tidak ada suara tambahan baik wheezing
maupun ronkhi
Perkusi : sonor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan daerah dada

b. Jantung
Inspeksi : tidak ada ictus cordis
Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 tunggal, regular, tidak ada murmur
Perkusi : pekak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, teraba normal, tidak ada benjolan

8. Abdomen
Inspeksi : tidk terdapat bekas sayatan akibat luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus normal

9. Urogenital
Inspeksi : terpasang kateter pada saat operasi akan dimulai
Palpasi : tidak ada nyeri pada pinggang bagian belakang

10. Ekstremitas
Inspeksi : bisa menahan tahanan, terpasang infuse
+5+5
+5+5
Palpasi : tidak ada nyeri tekan

11. Kulit dan kuku


Inspeksi : kuku pendek dan bersih, turgor kulit baik, warna kulit sawo
matang
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, CRT <2 detik

12. Keadaan lokal


K/U Nn. P compos mentis, tetapi terdapat nyeri pada bagian punggung
V. Terapi

Nama Dosis Jenis Indikasi Kontraindikasi Mekanisme Efek Samping


Obat/Cairan/Infus
PRA ANASTESI
Midazolam 2 mg IV Mengurangi rasa cemas, Pada pasien yang Midazolam Sakit kepala, kantuk,
membuat pasien merasa rileks, memiliki menimbulkan efek cegukan, mual atau
dan mengantuk sehingga hipersensitivitas
menenangkan dengan muntah, amnesia
tertidur selama operasi. terhadap midazolam
serta pasien dengan cara meningkatkan sementara, nyeri,
aktivitas zat kimia kemerahaan, atau bengkak,
glaukoma sudut sempit
di area penyuntikan
akut. Midazolam alami dalam tubuh
memiliki blackbox yang disebut asam
warning pemberian gamma-aminobutirat
midazolam dapat (GABA). Selain sebagai
menyebabkan depresi
obat penenang sebelum
pernapasan dan henti
jantung, serta operasi, midazolam
pemberian injeksi rapid juga bisa diberikan
midazolam pada infant kepada pasien ICU yang
dapat menyebabkan memerlukan
hipotensi dan kejang. pemasangan alat bantu
napas atau ventilator.
Dexametason 10 mg IV Supresi inflamasi dan gangguan Infeksi jamur Dexamethasone Masalah tidur (insomnia),
alergi; Cushing's disease, sistemik, alergi merupakan obat perubahan suasana hati,
hiperplasia adrenal kongenital; jerawat, kulit kering,
terhadap kortikosteroid yang
udema serebral yang penipisan kulit, memar atau
berhubungan dengan dexamethasone, bekerja dengan
perubahan warna kulit,
kehamilan; batuk yang disertai infeksi herpes menghambat
penyembuhan luka yang
sesak napas (bagian 3.2); okuler atau radang pengeluaran zat kimia lambat, keringat berlebih,
penyakit rematik (bagian pada kornea mata, tertentu di dalam sakit kepala, pusing, sensasi
10.1.2); mata (bagian 11.2); luka pada dinding tubuh yang bisa berputar-putar, mual, sakit
lihat keterangan di atas. lambung (tukak memicu peradangan. perut, kembung, kelemahan
lambung), Obat ini juga memiliki otot, perubahan dalam
bentuk atau lokasi lemak
menyusui. efek imunosupresan tubuh (terutama di lengan,
atau penekan sistem kaki, wajah, leher, dada,
dan pinggang).
kekebalan tubuh.

Diphenhidramin 10 mg IV Mengurangi reaksi Obat diphenhydramine Obat yang termasuk Mengantuk, merasa
alergi, serta untuk tidak boleh diberikan golongan antihistamin. Obat lelah, pusing,
untuk penderita asma, difenhidramin bekerja
profilaksis dan terapi gangguan koordinasi,
glaukoma sudut sempit, dengan memblok efek bahan
untuk mabuk kendaraan benign prostatic kimia tertentu (histamin) mulut kering dan
(motion sickness) hyperplasia, ulkus peptik penyebab gatal. menebal, gangguan
stenosis, obstruksi lambung, penglihatan
piloroduodenal, kabur, penglihatan
obstruksi kantung kemih ganda, gemetar, hilang
dan porfiria. Efek napsu makan, mual
antikolinergik dari obat
diphenhydramine dapat
menyebabkan retensi
urin pada pasien yang
menderita benign
prostatic hyperplasia.
Untuk pasien dengan
glaukoma sudut sempit,
pemberian obat
diphenhydramine dapat
memperparah kondisi
tersebut. Obat
diphenhydramine juga
tidak bisa diberikan
untuk neonatus dan bayi
lahir prematur sehingga
ibu menyusui dengan
bayi neonatus dan
prematur sebaiknya
tidak mengkonsumsi
obat ini.
Propofol TCI mode Anastesi, digunakan
schneider hingga pasien
terhipnosis
Fentanyl 50mcg IV Analgetik, Kontraindikasi dan Obat antinyeri golongan Sakit perut,
Untuk pasien yang akan peringatan opioid yang bekerja dengan Konstipasi, Mual atau
cara memblokir sinyal rasa
dilakukan operasi terhadap muntah, Kantuk,
sakit pada sel saraf yang
sebagai obat pemberian opioid menuju otak. Obat ini Tubuh terasa lemah,
premedikasi dan obat terutama pada tersedia dalam bentuk suntik Sakit kepala, pusing,
tambahan untuk pasien yang tidak dan patch transdermal yang atau vertigo, Kulit
anestesi umum. toleran terhadap berbentuk seperti plester yang disuntik atau
opioid serta pasien atau koyo. Fentanyl tidak ditempeli obat terasa
dengan riwayat boleh digunakan gatal atau iritasi.
sembarangan dan harus
hipersensitivitas
sesuai dengan resep dokter
terhadap fentanil.
Peringatan untuk
pemberian fentanil
diperhatikan
karena dapat
menyebabkan
adiksi, dan
penyalahgunaan
dari obat tersebut. 
Atracurium 25 mg IV Obat yang dapat digunakan
untuk merelaksasi otot.
Atracurium Besylate digunakan
sebagai obat tambahan pada
tindakan anestesi dan
digunakan pada tindakan
intubasi.
Lidocaine 100mg IV Obat untuk
menghilangkan rasa
sakit atau memberi efek
mati rasa pada bagian
tubuh tertentu (obat
bius lokal).
Asam traxemat 1000mg IV Obat yang digunakan
untuk mengobati atau
mencegah kehilangan
darah yang berlebihan
dari trauma besar,
perdarahan postpartum,
operasi, pencabutan gigi,
mimisan, dan
menstruasi yang berat.
DURANTE OPERASI
Kristaloid 3700ml IV Syok hipovolemik  merupakan
kolloid 1000ml IV keadaan yang mengancam
nyawa. Syok hipovolemik dapat
timbul akibat perdarahan,
diare, kondisi luka bakar yang
berat, dan kehilangan cairan
third space karena inflamasi
misalnya pada sepsis atau
pankreatitis. Syok hipovolemik
didefinisikan sebagai
penurunan volume
intravaskuler yang
menimbulkan penurunan
perfusi jaringan. Kondisi syok
hipovolemik ditandai dengan
hipotensi, hipoperfusi atau
hipoksia jaringan, dan indeks
jantung yang rendah. Keadaan
syok hipovolemik yang tidak
ditangani dengan tepat dapat
mengakibatkan kerusakan
seluler yang berujung kepada
kegagalan multiorgan dan
kematian. Penanganan syok
hipovolemik salah satunya
adalah dengan melakukan
resusitasi cairan. Resusitasi
cairan akan menambah volume
cairan intravaskuler untuk
memperbaiki perfusi jaringan
hingga penyebab syok teratasi

PRC 750mg IV Hemoglobin (Hb) Hipersensitivitas Demam, reaksi alergi,


rendah merupakan salah terhadap produk anafilaksis
satu kondisi yang komponen darah
mendasari pasien yang diberikan.
diberikan PRC.
POST OPERASI
Fentanyl 300mcg/24 Syringe
jam pump
Paracetamol 1000mg/ 8 IV Pereda nyeri dan Gangguan fungsi Penghambat lemah Jarang terjadi efek
jam penurun demam hati berat, siklooksigenase (COX), enzim samping, tetapi
yang terlibat dalam
hipersensitivitas. dilaporkan terjadi
metabolisme prostaglandin.
Dalam sistem saraf pusat, reaksi
penghambatan COX hipersensitivitas,
tampaknya meningkatkan ruam kulit, kelainan
ambang nyeri dan darah (termasuk
mengurangi konsentrasi trombositopenia,
prostaglandin (PGE2) di leukopenia,
wilayah termoregulasi neutropenia),
hipotalamus yang
hipotensi juga
mengendalikan demam
dilaporkan pada infus,
PENTING:
Penggunaan jangka
panjang dan dosis
berlebihan atau
overdosis dapat
menyebabkan
kerusakan hati, lihat
pengobatan pada
keadaan darurat
karena keracunan.
Ceftriaxone 2 gr/24 IV mengobati infeksi bakteri Riwayat Menginhibisi sintesis dinding Nyeri perut, mual, muntah,
jam tertentu, seperti gonore atau hipersensitivitas sel bakteri diare, pusing, mengantuk,
kencing nanah, penyakit sakit kepala, bengkak
terhadap obat ini
radang panggul, meningitis, dan iritasi pada area
serta infeksi pada paru-paru, atau obat golongan
suntikan, muncul keringat
telinga, kulit, saluran kemih, sefalosporin
berlebihan
darah, tulang, persendian, dan lainnya.
perut.

Mecobalamin 500mg/ 8 IV Untuk mengatasi kekurangan


jam vitamin B12. Kekurangan atau
defisiensi vitamin B12 bisa
menyebabkan neuropati
perifer, anemia megaloblastik,
atau glositis.
Methylprednisolon 125mg/8 IV Sebagai antiinflamasi
jam atau imunosupresan,
methylprednisolone
dapat diberikan secara
intraartikular, intralesi,
intramuskular,
intravena, ataupun oral.
Vitamin C 200 mg/ 24 IV Vitamin C, dikenal juga Sebelum
jam sebagai asam askorbat, mengonsumsi
merupakan suplemen yang vitamin C, perlu
diberikan untuk diperhatikan
skorbut/scurvy (defisiensi bahwa pengguna
vitamin C) dan juga tidak pernah
diperlukan untuk absorpsi
memiliki reaksi
zat besi, serta pertumbuhan
alergi pada
tulang dan kolagen. Konsumsi
penggunaan
vitamin C secara rutin juga
suplemen vitamin C
bermanfaat mengurangi
atau alergi
durasi dan tingkat keparahan
infeksi saluran pernapasan
terhadap bahan
akut (ISPA). Vitamin C dalam inaktif dalam
bentuk topikal juga oleh suplemen (seperti
beberapa studi ditunjukkan kacang atau
dapat mengatasi efek kedelai). Pada
photoaging pada kulit tetapi pasien yang
hal ini masih harus memiliki alergi
dikonfirmasi dengan terhadap sulfit juga
penelitian lebih lanjut. perlu diperhatikan
Vitamin C juga bermanfaat karena beberapa
dalam membantu penyerapan sediaan vitamin C
zat besi. mengandung sulfit.

Vitamin K 2 mg/ 8 IV
jam
Omeprazole 40 mg/12 IV Tukak lambung dan tukak jika terjadi reaksi alergi ruam pada kulit,
jam duodenum, tukak lambung dan terhadap obat. urtikaria (kulit
duodenum yang terkait dengan Peringatan untuk tidak melepuh), mengantuk
AINS, lesi lambung dan menggunakan
dan kelelahan, batuk,
duodenum, regimen eradikasi omeprazole dalam
H. pylori pada tukak peptik, jangka panjang dan pusing, demam, nyeri
refluks esofagitis, Sindrom observasi terhadap efek sendi dan otot,
Zollinger Ellison. samping obat, depresi, halusinasi
khususnya pada dan insomnia.
pengguna obat yang
memiliki penyakit
jantung, hepar,
osteoporosis,
osteopenia, atau
hipomagnesemia
Albumin 20% 100 cc IV Untuk mengatasi
hipoalbuminemia, yaitu
rendahnya kadar albumin
dalam darah. Albumin juga
digunakan untuk menangani
syok hipovolemia akibat cedera
atau luka bakar yang parah
PRC Sampai Hb IV Hemoglobin (Hb) Hipersensitivitas Demam, reaksi alergi,
> 10g/dL rendah merupakan salah terhadap produk anafilaksis
satu kondisi yang komponen darah
mendasari pasien yang diberikan.
diberikan PRC.
Transfuse FFP 100 cc IV Transfusi FFP (fresh frozen
plasma). FFP didapatkan
dengan cara memisahkan
komponen sel-sel darah dari
whole blood sehingga hanya
tersisa plasma darah saja.
Warna FFP juga kekuningan
seperti halnya transfusi
platelet atau TC.
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium

a. Pemeriksaan laboratorium

Darah lengkap (13/01/2017)


WBC 6,88x103/μL (4,1-11)
HGB 13.14 g/dL (13.5-17.5)
HCT 41.98 % (41-53)
PLT 310.7 x103μL (150-440)

Kimia Klinik (13/01/2017)


SGOT 15.4 U/L (11-33)
SGPT 12.2 U/L (11-50)
albumin 4,4 g/dL (3,4-4,8)
BUN 7.5 mg/dL (8-23)
SC 0,76 mg/dL (0,7-1,2)
Na 140 mmol/L (136-145)
K 4,4 mmol/L (3,5-5,1)
BS acak 77 mg/dL (70-140)

Faal Hemostasis (13/01/2017)


PT 13.8 (10,8-14,4) detik
aPTT 32.1 (24-36) detik
INR 1,13

AGD pada suhu 36.50C


RR 16 kali/menit
SpO2 99% room air (14/01/2017)
pH 7.38 (7.35-7.45)
pCO2 37.8 mmHg (35-45)
pO2 98.7 mmHg (80-100)
BE -3.5 mmol/L (-2-2)
HCO3- 21.7 mmol/L (22-26)
SO2c 97.4% (95-100)
TCO2 22.8 mmol/L (24-30)
Na 142 mmol/L (136-145)
K 3.51 mmol/L (3.5-5.1)
Cl 108 mmol/L (96-108)
b. Pemeriksaan penunjang
- Rontgen standart skoliosis (09/12/2016) : skoliosis torakolumbal (sudut cobb
torakalis 800 dan sudut cobb lumbalis 900

- CT scan thoracolumbal (07/01/2017) : skoliosis thoracalis dengan


konveksitas ke kanan serta skoliosis lumbalis compensator dengan
konveksitas kekiri)

Jember, Oktober 2021


Pengambil Data,

Rachmatika Widyatama Khairunnisa


NIM 212311101017
PATHWAY

Kondisi terkait :
- Genetik
- Sistem saraf pusat Adolescent Idhiopathic Skoliosis
- Pertumbuhan skeletal Primer/Sekunder
vertebra
- Metabolisme tulang
- Biomekanik
Pembentukan kurva spinal

Tulang belakang melengkung

Penekanan pada paru Stabilitas tulang belakang dan


pergerakan pinggul

Hambatan pada airway


Mempengaruhi gaya berjalan

Pola napas tidak efektif


Gangguan mobilitas fisik

Risiko jatuh

Nyeri akut
ANALISA DATA
No. Data Penunjang Etiologi Masalah
1 DS : Pembentukan Nyeri akut
Pasien mengeluhan nyeri pada tulang belakang
punggungnya melengkung
Pasien mengeluhkan mengalami
kesemutan pada kedua
ekstremitas ketika duduk kedua mempengaruhi
kaki dlipat gaya berjalan

DO :
Pasien tampak meringis Skoliosis
Pasien tampak protektif pada
bagian yang terasa sakit

Nyeri pada
punggung

Nyeri akut
2 DS : Bentuk punggung Gangguan
Pasien mengeluhkan kesulitan melengkung mobilitas fisik
untuk berjalan
Pasien mengeluhkan nyeri pada
bagian punggung ketika berjalan Nyeri saat berjalan

DO :
Bentuk punggung melengkung Kesulitan untuk
Nyeri saat bergerak bergerak

Gangguan
mobilitas fisik

3 DS : Bentuk punggung Pola napas tidak


Pasien mengeluhkan sesak napas melengkung efektif
ketika melakukan kegiatan berat

DO : Penekanan pada
RR 27x/menit daerah dada
Posisi tubuh yang menghambat
ekspansi paru
Terjadi hambatan
airway

RR 27x/menit
Pola napas tidak
efektif

4 DS : Kesulitan bergerak Risiko jatuh


Pasien mengeluhkan kesulitan
untuk berjalan
Skoliosis
DO :
Kondisi fisik terkait yaitu
skoliosis Risiko jatuh
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Daftar diagnosa keperawatan sesuai prioritas :

Tanggal Tanggal
No Diagnosa Keterangan
Perumusan Pencapaian
1 Nyeri akut b.d agen 25/10/2021 27/10/2021
pencedera fisik d.d
pasien mengeluhkan
sakit pada dadanya
ketika berjalan,
kesemutan pada area
ekstremitas
2 Gangguan mobilitas fisik 25/10/2021 26/10/2021
b.d kerusakan integritas
struktur tulang d.d
pasien mengeluhkan
kesulitan untuk berjalan
jauh, nyeri pada area
punggung
3 Pola napas tidak efektif 25/10/2021 27/10/2021
b.d posisi tubuh yang
menghambat ekspansi
paru d.d pasien
mengeluhkan sesak
napas ketika berjalan
jauh, RR 27x/menit
4 Risiko jatuh b.d skoliosis 25/10/2021 26/10/2021
d.d pasien mengeluhkan
kesulitan untuk berjalan
RENCANA KEPERAWATAN

Tujuan dan
Diagnosa Intervensi
Kriteria Hasil Rasional
(SDKI) (SIKI)
(SLKI)
Nyeri akut Tujuan : Manajemen nyeri 1. Menggunakan bagan
D.0077 Setelah dilakukan I.08238 atau gambar tubuh
tindakan asuhan Observasi yang dapat membantu
Definisi : 1. Identifikasi
keperawatan selama pasien untuk
Pengalaman lokasi,
sensorik atau 3x24 jam diharapkan karakteristik, menentukan nyeri
emosional yang : durasi, dan memperjelas
berkaitan dengan frekuensi, penilaian nyeri yang
kerusakan Kontrol nyeri kualitas, dan dialami
jaringan actual L.08063 intensitas nyeri
2. Memberikan
atau fungsional, 1. Melaporkan 2. Identifikasi
dengan onset nyeri terkontrol skala nyeri pertahian pada tanda
mendadak atau pada skala 1 3. Identifikasi dan gejala nyeri yang
lambat dan (menurun) faktor yang dapat dievaluasi
berintensitas meningkat pada memperberat 3. Meminta penjelasan
ringan hingga skala 4 (cukup dan pada pasien faktor
berat meningkat) memperingan
2. Kemampuan yang dapat
nyeri
mengenali Terapeutik memperberat nyeri
penyebab nyeri 4. Berikan teknik 4. Beberapa pasien
pada skala 2 non mungkin memiliki
(cukup farmakologi keraguan dalam
menurun) 5. Kontrol menggunakan teknik
meningkat pada lingkungan
skala 4 (cukup yang non farmakologi.
meningkat) memperberat Ajarkan teknik non
3. Kemampuan rasa nyeri farmakologi untuk
menggunakan 6. Fasilitasi mengurangi nyeri
teknik non- istirahat dan yang dirasakan
farmakologi tidur
5. Lingkungan yang
pada skala 1 Edukasi
(menurun) 7. Jelaskan kondusif dapat
meningkat pada penyebab, mengurangi rasa
skala 4 (cukup periode, dan nyeri pada pasien
meningkat) pemicu nyeri 6. Pasien dapat istirahat
4. Keluhan nyeri 8. Jelaskan dengan tenang ketika
pada skala 1 strategi
(meningkat) meredakan lingkungan kondusif
meningkat pada nyeri dan mengurangi rasa
skala 4 (cukup 9. Ajarkan teknik nyeri
menurun) non 7. Anamnesis dan
farmakologis memberikan
meredakan
kesempatan pada
nyeri
pasien untuk
mengungkapkan rasa
nyeri yang dirasakan
dan bagaimana
mereka merasakan
situasi nyeri yang
dialami
8. Teknik non
farmakologi untuk
mengurangi nyeri

Gangguan Tujuan : Dukungan 1. Kelengkungan tulang


mobilitas fisik Setelah dilakukan mobilisasi belakang yang parah
D.0054 tindakan asuhan I.05173 akan menciptakan
keperawatan selama Observasi stress dan tekanan
Definisi : 2x24 jam diharapkan 1. Identifikasi pada tulang belakang,
Keterbatasan dalam : adanya nyeri dan otot, saraf, dan
gerakan fisik dari keluhan fisik ligament yang
satu atau lebih Mobilitas fisik lainnya menyebabkan rasa
ekstremitas secara L.05042 2. Identifikasi sakit
mandiri 1. Pergerakan toleransi fisik 2. Memahami tingkat
ekstremitas pada melakukan tertentu, memandu
skala 1 pergerakan rencana pengelolaan
(menurun) Terapeutik sebaik mungkin
meningkat pada 3. Fasilitasi 3. Memahami
skala 3 (sedang) aktivitas kebutuhan mobilisasi
2. Kekuaan otot mobilisasi pasien
pada skala 1 dengan alat bantu 4. Latihan ini dapat
(menurun) (pagar tempat membantu dalam
meningkat pada tidur) memperbaiki postur
skala 3 (sedang) 4. Fasilitasi dan mengelola efek
3. Rentang gerak melakukan
skoliosis
(ROM) pada pergerakan
5. Keluarga dapat
skala 1 5. Libatkan
mengerti kebutuhan
(menurun) keluarga dalam
pasien
meningkat pada melakukan
6. Latihan mobilisasi
skala 3 (sedang) pergerakan
memiliki tujuan untuk
4. Nyeri pada skala Edukasi
mengelola skoliosis
1 (meningkat) 6. Jelaskan prosedur
pasien
meningkat pada dan tujuan
7. Agar pasien dapat
skala 4 (cukup mobilisasi
melakukan mobilisasi
menurun) 7. Anjurkan untuk
dengan baik dan
melakukan
benar
mobilisasi dini
8. Agar pasien dapat
8. Ajarkan
mobilisasi melakukan mobilisasi
sederhana dengan mandiri
(duduk, pindah
ke kursi)
Pola napas tidak Tujuan : Manajemen jalan 1. Skoliosis
efektif Setelah dilakukan napas menghambat
D.0005 tindakan asuhan I.01012 pergerakan tulang
keperawatan selama Observasi rusuk dan dapat
Definisi : 3x24 jam diharapkan 1. Monitor pola melemahkan otot
Inspirasi dan/atau : napas pernapasan dan
ekspirasi yang tidak (frekuensi, menyebabkan
memberikan Pola napas kedalaman, peningkatan kerja
ventilasi tidak L.01004 usaha napas) napas selama
adekuat 1. Frekuensi napas 2. Monitor bunyi istirahat, aktivitas,
pada skala 2 napas maupun tidur
(ckup memburuk) Terapeutik 2. Untuk mendeteksi
membaik pada 3. Posisikan penuruan atau
skala 4 (cukup semifowler atau tambahan suara
baik) fowler napas
2. Ventilasi semenit 4. Reposisi setiap 3. Ekspansi pada paru-
pada skala 2 2 jam paru
(cukup menurun) 4. Untuk inflasi lapang
membaik pada paru
skala 4 (cukup
meningkat)
3. Tekanan
ekspirasi pada
skala 2 (cukup
menurun)
membaik pada
skala 4 (cukup
meningkat)
4. Tekanan inpirasi
pada skala 2
(cukup menurun)
membaik pada
skala 4 (cukup
meningkat)
Risiko jatuh Tujuan : Pencegahan jatuh 1. Identifikasi dan
D.0143 Setelah dilakukan I.14540 menerapkan tindakan
tindakan asuhan Observasi untuk keselamatan
Definisi : keperawatan selama 1. Identifikasi pasien dan mencegah
Beresiko 2x24 jam diharapkan faktor risiko jatuh
mengalami : jatuh 2. Untuk mengetahui
kerusakan fisik dan 2. Monitor kemampuan yang
gangguan Tingkat jatuh kemampuan dapat dilakukan oleh
kesehatan akibat L.14138 berpindah dari pasien
terjatuh 1. Jatuh dari tempat tempat tidur ke 3. Saat pasien
tidur pada skala 1 kursi roda mengalami
(meningkat) maupun kelemahan dan
menurun pada sebaliknya gangguan
skala 4 (cukup Terapeutik keseimbangan, kursi
menurun) 3. Pastikan roda dan bed yang terkunci
2. Jatuh saat berdiri tempat tidur dan mudah untuk
pada skala 1 kursi roda selalu digunakan
(meningkat) dalam keadaan 4. Pasien yang
menurun pada terkunci mengalami
skala 4 (cukup 4. Pasang handrall kebingungan
menurun) tempat tidur cenderung beresiko
3. Jatuh saat duduk 5. Dekatkan bell jatuh ketika handrall
pada skala 1 pemanggil dalam dibiarkan turun
(meningkat) jangkauan pasien 5. Apabila bell terlalu
menurun pada 6. Gunakan alat jauh dari pasien maka
skala 4 (cukup bantu berjalan akan menyebabkan
menurun) Edukasi resiko jatuh tinggi
4. Jatuh saat 7. Anjurkan 6. Untuk mempermudah
berjalan pada berkonsentrasi mobilisasi pasien
skala 1 untuk menjaga
7. Agar pasien dapat
(meningkat) keseimbangan
menjaga
menurun pada tubuh
keseimbangannya
skala 4 (cukup
dengan baik
menurun)
5. Jatuh saat di
kamar mandi
pada skala 1
(meningkat)
menurun pada
skala 4 (cukup
menurun)
IMPLEMENTASI

Nama
Hari/ No. teran
Jam Implementasi Evaluasi g dan
tanggal Dx
Paraf
Senin, 1 1. Mengidentifikasi lokasi, Pasien mengeluhkan
25/10/20 karakteristik, durasi, mengalami nyeri pada
21 frekuensi, kualitas, dan bagian punggung dan sakit
intensitas nyeri ketika berjalan jauh

2. Mengidentifikasi skala Pasien merasakan nyeri


nyeri pada saat berjalan dan
merasa nyeri hilang setelah
berbaring

Pasien menyatakan tidak


3. Mengidentifikasi faktor bisa berjalan terlalu jauh
yang memperberat dan yang mengakibatkan nyeri
memperingan nyeri tersebut datang

4. Memberikan teknik non Pasien menyatakan belum


farmakologi pernah melakukan teknik
nonfarmakologi untuk
meredakan nyeri, ketika
diberi teknik non
farmakologi pasien dapat
sedikit mengelola nyeri

5. Mengontrol lingkungan Pasien menyatakan setelah


yang memperberat rasa diberikan lingkungan yang
nyeri nyaman, rasa nyeri
berkurang

6. Memfasilitasi istirahat Pasien menyatakan setelah


dan tidur berbaring dengan nyaman,
nyeri sedikit berkurang

7. Menjelaskan penyebab, Pasien menyatakan nyeri


periode, dan pemicu nyeri terasa ketika pasien
melakukan aktivitas
8. Menjelaskan strategi Pasien menyatakan nyeri
meredakan nyeri mereda ketika berbaring

Mengajarkan teknik non


9. Mengajarkan teknik non farmakologi seperti
farmakologis meredakan pelatihan napas dalam dan
nyeri pasien menyatakan nyeri
mereda sedikit

2 1. Mengidentifikasi adanya Pasien menyatakan hanya


nyeri dan keluhan fisik merasakan nyeri pada
lainnya bagian punggung

2. Mengidentifikasi toleransi
Pasien menyatakan hanya
fisik melakukan bisa melakukan aktivitas
pergerakan ringan saja

Pasien menyatakan merasa


3. Memfasilitasi aktivitas aman ketika handrall
dipasang untuk
mobilisasi dengan alat berpegangan maupun
bantu (pagar tempat mengurangi rasa ingin jatuh
tidur)

Pasien menyatakan
merasakan sedikit kesulitan
untuk melakukan mobilisasi
4. Memfasilitasi melakukan
pergerakan Memberikan pelatihan pada
keluarga pasien untuk
melakukan mobilisasi pada
5. Melibatkan keluarga pasien
dalam melakukan
pergerakan Menjelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi

6. Menjelaskan prosedur dan Pasien dianjurkan untuk


tujuan mobilisasi melakukan mobilisasi dini
untuk melatih otot pada
tubuh pasien. Pasien masih
merasa kesulitan
7. Menganjurkan untuk
melakukan mobilisasi dini Pasien dapat mengikuti
pembelajaran mobilisasi
dan pasien mengetahui cara
mobilisasi dengan benar
8. Mengajarkan mobilisasi
sederhana (duduk, pindah
ke kursi)
3 1. Memonitor pola napas Frekuensi pernapasan
(frekuensi, kedalaman, pasien 27x/menit
usaha napas)

2. Memonitor bunyi napas Tidak terdapat bunyi napas


tambahan

3. Memposisikan Pasien menyatalan lebih


semifowler atau fowler mudah untuk bernapas
ketika posisinya semi-
fowler

Pasien merasa lebih


4. Mereposisi setiap 2 jam
nyaman ketika dilakukan
reposisi
4 1. Mengidentifikasi faktor Pasien menyatakan sulit
risiko jatuh untuk melakukan aktivitas

2. Memonitor kemampuan Pasien menyatakan merasa


kesulitan untuk berpindah
berpindah dari tempat dari bed ke kursi roda
tidur ke kursi roda
maupun sebaliknya

3. Memastikan roda Pasien menyatakan merasa


tempat tidur dan kursi aman ketika bed dan kursi
roda selalu dalam roda terkunci
keadaan terkunci
Pasien merasa aman ketika
handrall terpasang dan
4. Memasang handrall tidak khawatir jatuh
tempat tidur

Pasien merasa terbantu


5. Mendekatkan bell apabila bell pemanggil
berada didekatnya
pemanggil dalam
jangkauan pasien
Pasien belum pernah
menggunakan alat bantu
6. Menggunakan alat bantu berjalan sebelumnya
berjalan
Pasien menyatakan akan
7. Menganjurkan berkonsentrasi apabila
berjalan
berkonsentrasi untuk
menjaga keseimbangan
tubuh
IMPLEMENTASI

Nama
Hari/ No. teran
Jam Implementasi Evaluasi g dan
tanggal Dx
Paraf
Selasa/ 1 1. Mengidentifikasi skala Pasien masih sedikit sering
26/10/20 nyeri merasakan nyeri pada
21 punggungnya

2. Mengidentifikasi faktor Pasien menyatakan nyeri


yang memperberat dan terasa saat pasien
memperingan nyeri melakukan aktivitas

Pasien diajarkan teknik


3. Memberikan teknik non
relaksasi napas dalam dan
farmakologi nyeri sedikit teratasi

4. Menjelaskan penyebab, Pasien menyatakan nyeri


periode, dan pemicu nyeri terasa saat beraktivitas

5. Menjelaskan strategi Pasien mulai mecoba


meredakan nyeri melakukan teknik relaksasi
napas dalam

6. Mengajarkan teknik non Pasien didampingi dengan


farmakologis meredakan perawat melakukan teknik
nyeri relaksasi napas dalam

2 1. Mengidentifikasi adanya Pasien menyatakan sedikit


nyeri dan keluhan fisik bisa melakukan mobilisasi
lainnya

Pasien menyatakan bisa


2. Mengidentifikasi toleransi
melakukan aktivitas ringan
fisik melakukan dengan baik
pergerakan

3. Memfasilitasi melakukan Pasien mulai sedikit bisa


pergerakan melakukan aktivitas
4. Melibatkan keluarga
dalam melakukan Keluarga sudah bisa
pergerakan membantu
memobilisasikan pasien

5. Mengajarkan mobilisasi
Pasien dapat melakukan
sederhana (duduk, pindah mobilisasi sederhana
ke kursi) dengan sedikit dibantu oleh
keluarga atau perawat

3 1. Memonitor pola napas Pasien masih merasakan


(frekuensi, kedalaman, sedikit sesak, RR 25x/menit
usaha napas)

Tidak terdapat suara napas


2. Memonitor bunyi napas
tambahan

3. Memposisikan Pasien merasa nyaman


semifowler atau fowler pada posisi semi-fowler

4. Mereposisi setiap 2 jam Pasie merasa nyaman


ketika diberikan reposisi
4 1. Mengidentifikasi faktor Pasien dapat
risiko jatuh mengidentifikasi faktor
resiko yang menyebabkan
jatuh

2. Memonitor kemampuan Pasien sudah bisa


berpindah dari tempat berpindah dengan mandiri
tidur ke kursi roda tetapi masih sedikiti diberi
maupun sebaliknya bantuan oleh keluarga dan
perawat

3. Memastikan roda Roda bed dan kursi roda


tempat tidur dan kursi selalu dalam keadaan
roda selalu dalam terkunci ketika tidak
keadaan terkunci digunakan untuk mobilisasi
oleh pasien

Handrall selalu terpasang


4. Memasang handrall
tempat tidur
5. Mendekatkan bell
pemanggil dalam Bell pemanggil berada di
jangkauan pasien dekat pasien dan
memudahkan pasien untuk
meminta bantuan pada
perawat

6. Menggunakan alat bantu


berjalan Pasien merasa nyaman
ketika menggunakan alat
bantu berjalan

7. Menganjurkan
Pasien dapat
berkonsentrasi untuk berkonsentrasi penuh
menjaga keseimbangan ketika berjalan
tubuh
IMPLEMENTASI

Nama
Hari/ No. teran
Jam Implementasi Evaluasi g dan
tanggal Dx
Paraf
1 1. Mengidentifikasi skala Pasien dapat
nyeri mengidentifikasi skala nyeri
yang dirasakan

2. Memberikan teknik non Pasien dapat melakukan


farmakologi teknik nonfarmakologi
ketika merasa nyeri

3. Mengontrol lingkungan
Pasien sudah dapat
yang memperberat rasa
mengontrol lingkungan
nyeri yang dapat menyebabkan
nyeri

4. Memfasilitasi istirahat Pasien dapat beristirahat


dan tidur dengan lingkungan yang
kondusif

5. Mengajarkan teknik non Pasien dapat melakukan


farmakologis meredakan teknik relaksasi napas
nyeri dalam dengan mandiri
ketika nyeri yang dirasakan
muncul

3 1. Memonitor pola napas Pasien merasakan sesak


(frekuensi, kedalaman, sudah berkurang, RR
usaha napas) 20x/menit

Tidak terdapat bunyi napas


2. Memonitor bunyi napas tambahan

3. Memposisikan Pasien merasa nyaman


semifowler atau fowler dengan posisi semi fowler
maupun fowler

4. Mereposisi setiap 2 jam Pasien nyaman ketika


dilakukan reposisi
EVALUASI

Diagnosa : nyeri akut

Tanggal/
Hasil Assesment Penatalaksanaan Pasien Paraf
Jam
Senin/ S:
25/10/2021 Pasien merasakan nyeri pada bagian
punggung
Pasien merasakan kesemutan pada bagian
ekstremitasnya

O:
Pasien tampak meringis
Pasien tampak protektif terhadap bagian
yang terasa sakit

A:
Masalah nyeri akut belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi nomor 2,3,4,7,8,9

I:
Mengidentifikasi nyeri yang terasa pada
pasien

E:
Keluhan yang dirasakan oleh pasien masih
belum teratasi dengan baik

Selasa/ S:
26/10/2020 Pasien masih merasakan sedikit nyeri pada
bagian punggungnya
Pasien menyaakan nyeri sedikit hilang ketika
berbaring

O:
Pasien tampak meringis
Pasien tampak protektif terhadap bagian
yang terasa sakit
A:
Masalah nyeri teratasi sebagian

P:
Lanjutkan intervensi nomor 2,4,5,6,9

I:
Mengajarkan teknik non farmakologi,
mengajarkan teknik relaksasi napas dalam

E:
Keluhan yang dirasakan oleh pasien sedikit
teratasi

Rabu / S:
27/10/2021 Pasien menyatakan keluhan nyeri yang
dirasakan sudah sedikit berkurang

O:
Pasien masih bersifat protektif pada bagian
yang terasa nyeri

A:
Masalah nyeri teratasi

P:
Hentikan implementasi

I:
Mengevaluasi penggunaan teknik non
farmakologi untuk mengurangirasa nyeri

E:
Pasien sudah bisa mengatasi nyeri yang
dialami
EVALUASI

Diagnosa : gangguan mobilitas fisik

Tanggal/
Hasil Assesment Penatalaksanaan Pasien Paraf
Jam
Senin/ S:
25/10/2021 Pasien menyatakan kesulitan untuk
melakukan mobilisasi
Pasien menyatakan nyeri pada bagian
punggung ketika berjalan jauh

O:
Bentuk punggung melengkung
Nyeri saat bergerak

A:
Masalah gangguan mobilisasi belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi 1,2,4,5,8

I:
Mengidentifikasi gangguan mobilitas,
memberikan mobilisasi pada pasien,
mengajari pada keluarga untuk melakukan
mobilisasi pada pasien

E:
Masalah gangguan mobilitas fisik pada
pasien masih belum teratasi sebagian

Selasa/ S:
26/10/2020 Pasien menyatakan sudah bisa melakukan
mobilisasi
Mobilisasi dilakukan pasien secara mandiri
maupun dibantu oleh keluarga

O:
Pasien dan keluarga dapat melakukan
mobilisasi dengan mandiri

A:
Masalah gangguan mobilisasi tertasi
P:
Hentikan intervensi

I:
Mengevaluasi mobilisasi yang telah
dilakukan oleh pasien

E:
Gangguan mobilisasi telah teratasi
EVALUASI

Diagnosa : pola napas tidak efektif

Tanggal/
Hasil Assesment Penatalaksanaan Pasien Paraf
Jam
Senin/ S:
25/10/2021 Pasien mengeluhkan sesak napas ketika
melakukan aktivitas maupun berjalan terlalu
jauh

O:
RR 27x/menit

A:
Masalah pola napas tidak efektif belum
teratasi

P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4

I:
Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan
pola napas tidak efektif

E:
Keluhan pasien masih belum teratasi dengan
baik

Selasa/ S:
26/10/2020 Pasien mengeluhkan masih sedikit
merasakan sesak

O:
RR 26x/menit

A:
Masalah pola napas tidak efektif teratasi
sebagian

P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
I:
Memposisikan semi-fowler pada pasien

E:
Masalah yang dialami oleh pasien sedikit
tertasasi
Rabu / S:
27/10/2021 Pasien menyatakan sudah tidak merasakan
sesak napas

O:
RR 20x/menit

A:
Masalah pola napas tidak efektif telah
teratasi

P:
Hentikan intervensi

I:
Memberikan posisi semi-fowler dan fowler
pada pasien, mereposisi 2 jam sekali

E:
Masalah yang dialami pasien telah teratasi
EVALUASI

Diagnosa : resiko jatuh

Tanggal/
Hasil Assesment Penatalaksanaan Pasien Paraf
Jam
Senin/ S:
25/10/2021 Pasien mengeluhkan kesulitan untuk
berjalan

O:
Kondisi fisik yang dialami oleh pasien, yaitu
skoliosis

A:
Masalah risiko jatuh belum teratasi

P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6

I:
Mengidentifikasi lingkungan yang
menyebabkan risiko jatuh pada pasien

E:
Masalah risiko jatuh pada pasien belum
teratasi

Selasa/ S:
26/10/2020 Pasien menyatakan sudah dapat melakukan
mobilisasi dengan baik

O:
Pasien dapat memonitor berpindah dan
memproteksi dirinya untuk mengurangi
risiko jatuh

A:
Masalah risiko jatuh teratasi

P:
Hentikan intervensi
I:
Memproteksi pasien dari resiko jatuh,
memasang handrall, mengunci bed dan kursi
roda ketika tidak digunakan untuk
mobilisasi, mendekatkan bel perawat

E:
Masalah risiko jatuh telah teratasi

Anda mungkin juga menyukai