Oleh :
1
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN
I. Identitas Klien
2. Keluhan Utama:
Nyeri pada punggung ketika berjalan
2
c.Imunisasi:
Pasien telah diimunisasi lengkap
Makan:
Pasien makan makanan yang tersedia di rumah
Minum:
Pasien minum cukup, kurang lebih 1L perhari
Istirahat:
Pasien istirahat dengan baik
Genogram:
3
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Klasifikasi IMT
Underweight < 18,5
Normal 18,5-22,9
Overweight (BB berlebih) >23
Beresiko 23-24,9
Obes I 25-29,9
Obes II >30
SAAT SAKIT
SAAT SEHAT
TB : 160cm
BB : 52 kg
BMI : 20.3kg/m2
Kategori: Kurus/Normal/Overweight/Obesitas
Interpretasi : pasien memiliki BMI normal
Klasifikasi IMT
Underweight < 18,5
Normal 18,5-22,9
Overweight (BB berlebih) >23
Beresiko 23-24,9
Obes I 25-29,9
Obes II >30
- Biolaboratory test :
Hasil pemeriksaan lab normal (pada halaman pemeriksaan lab)
- Clinical sign :
Mukosa bibir lembab, mata tidak sayu, tidak terlihat pucat
- Diet pattern :
Pola makan Sebelum sakit Saat sakit
Nafsu makan Baik Baik
Porsi makan Habis Habis
Frekuensi 3x sehari 2-3x sehari
Jumlah Setengah piring Setengah piring
Minum ±8 gelas tiap hari ±8 gelas tiap hari
Interpretasi
Input :
Output :
balance kalori :
= input – output
= (intake + terapi intravena) – (BEE+faktor koreksi)
= 1012,31+3+2+1,5+0,456+0,2+0,006+0,12+100+100) – (1012,31+1)
= 116,282
Interpretasi input > output
Interpretasi:
Intake :
Air metabolism = 5ccxBB
= 5cc x 52 = 260 cc
Makan = 200cc
* *) Cairan intrevena post op :
Cairan infus 500 cc/8jam, dalam 25 jam 500cc x 3 = 1500cc
Balance cairan :
= Input – output
= (intake + intravena + WM) – (urine + feses + IWL)
= (260+200+117,282+1500) – (500 + 150 + 32,5)
= 1394,782
Interpretasi
Intake lebih besar dari output
4. Pola aktivitas & latihan
Kekuatan otot:
5 5
5 5
Terapi oksigen :
Tidak menggunakan alat bantu pernapasan
SAAT SAKIT
Durasi : 5 jam
Gangguan tidur : kadang-kadang sering terbangun karena terasa
nyeri pada punggung
Keadaan bangun tidur : sedikit lemas
Interpretasi Pola tidur & istirahat :
SEBELUM SAKIT :
Pasien tidak memiliki gangguan tidur sebelum sakit
SAAT SAKIT :
Gangguan tidur terjadi karena kondisi fisik pasien
Identitas diri :
SEBELUM SAKIT
Pasien dikenal sebagai orang yang terbuka terhadap masalah yang dialami
SAAT SAKIT
Pasien kadang menceritakan masalah yang dihadapi kepada orang-orang
terdekatnya, terkadang tidak
Harga diri :
SEBELUM SAKIT
Pasien tidak mengalami penurunan harga diri
SAAT SAKIT
Pasien terkadang merasa minder terhadap bentuk tubuhnya yang berbeda
Ideal Diri :
SEBELUM SAKIT
Pasien ingin menjadi anak yang membanggakan bagi kedua orang tuanya
SAAT SAKIT
Pasien ingin menjadi anak yang membanggakan bagi kedua orang tuanya
Peran Diri :
SEBELUM SAKIT
Pasien merupakan anak pertama yang akan menjadi panutan yang baik bagi
adiknya
SAAT SAKIT
Pasien merupakan anak pertama yang akan menjadi panutan yang baik bagi
adiknya
Interpretasi :
Terdapat sedikit masalah pada gambaran diri yang diakibatkan oleh
berbedanya bantuk tubuh yang dimiliki oleh pasien
Fungsi reproduksi
SEBELUM
SAKIT
Tidak terdapat gangguan pada fungsi reproduksi
SAAT SAKIT
Tidak terdapat gangguan pada fungsi reproduksi
Interpretasi :
Tidak terdapat gangguan pada pola seksualitas dan fungsi reproduksi
Interpretasi :
Tidak terdapat gangguan pada pola peran dan hubungan
Tanda vital:
- Tekanan Darah : 120/90 mmHg
- Nadi : 82x/menit
- RR : 27x/menit
- Suhu : 36,50C
Interpretasi : keadaan tanda-tanda vital pasien dalam keadaan normal
7. Dada
a. Paru – paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris, irama regular, kedalaman
nafas dalam, frekuensi napas 27x/menit
Auskultasi : vesikuler, tidak ada suara tambahan baik wheezing
maupun ronkhi
Perkusi : sonor
Palpasi : tidak ada nyeri tekan daerah dada
b. Jantung
Inspeksi : tidak ada ictus cordis
Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 tunggal, regular, tidak ada murmur
Perkusi : pekak
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, teraba normal, tidak ada benjolan
8. Abdomen
Inspeksi : tidk terdapat bekas sayatan akibat luka
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani
Auskultasi : bising usus normal
9. Urogenital
Inspeksi : terpasang kateter pada saat operasi akan dimulai
Palpasi : tidak ada nyeri pada pinggang bagian belakang
10. Ekstremitas
Inspeksi : bisa menahan tahanan, terpasang infuse
+5+5
+5+5
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Diphenhidramin 10 mg IV Mengurangi reaksi Obat diphenhydramine Obat yang termasuk Mengantuk, merasa
alergi, serta untuk tidak boleh diberikan golongan antihistamin. Obat lelah, pusing,
untuk penderita asma, difenhidramin bekerja
profilaksis dan terapi gangguan koordinasi,
glaukoma sudut sempit, dengan memblok efek bahan
untuk mabuk kendaraan benign prostatic kimia tertentu (histamin) mulut kering dan
(motion sickness) hyperplasia, ulkus peptik penyebab gatal. menebal, gangguan
stenosis, obstruksi lambung, penglihatan
piloroduodenal, kabur, penglihatan
obstruksi kantung kemih ganda, gemetar, hilang
dan porfiria. Efek napsu makan, mual
antikolinergik dari obat
diphenhydramine dapat
menyebabkan retensi
urin pada pasien yang
menderita benign
prostatic hyperplasia.
Untuk pasien dengan
glaukoma sudut sempit,
pemberian obat
diphenhydramine dapat
memperparah kondisi
tersebut. Obat
diphenhydramine juga
tidak bisa diberikan
untuk neonatus dan bayi
lahir prematur sehingga
ibu menyusui dengan
bayi neonatus dan
prematur sebaiknya
tidak mengkonsumsi
obat ini.
Propofol TCI mode Anastesi, digunakan
schneider hingga pasien
terhipnosis
Fentanyl 50mcg IV Analgetik, Kontraindikasi dan Obat antinyeri golongan Sakit perut,
Untuk pasien yang akan peringatan opioid yang bekerja dengan Konstipasi, Mual atau
cara memblokir sinyal rasa
dilakukan operasi terhadap muntah, Kantuk,
sakit pada sel saraf yang
sebagai obat pemberian opioid menuju otak. Obat ini Tubuh terasa lemah,
premedikasi dan obat terutama pada tersedia dalam bentuk suntik Sakit kepala, pusing,
tambahan untuk pasien yang tidak dan patch transdermal yang atau vertigo, Kulit
anestesi umum. toleran terhadap berbentuk seperti plester yang disuntik atau
opioid serta pasien atau koyo. Fentanyl tidak ditempeli obat terasa
dengan riwayat boleh digunakan gatal atau iritasi.
sembarangan dan harus
hipersensitivitas
sesuai dengan resep dokter
terhadap fentanil.
Peringatan untuk
pemberian fentanil
diperhatikan
karena dapat
menyebabkan
adiksi, dan
penyalahgunaan
dari obat tersebut.
Atracurium 25 mg IV Obat yang dapat digunakan
untuk merelaksasi otot.
Atracurium Besylate digunakan
sebagai obat tambahan pada
tindakan anestesi dan
digunakan pada tindakan
intubasi.
Lidocaine 100mg IV Obat untuk
menghilangkan rasa
sakit atau memberi efek
mati rasa pada bagian
tubuh tertentu (obat
bius lokal).
Asam traxemat 1000mg IV Obat yang digunakan
untuk mengobati atau
mencegah kehilangan
darah yang berlebihan
dari trauma besar,
perdarahan postpartum,
operasi, pencabutan gigi,
mimisan, dan
menstruasi yang berat.
DURANTE OPERASI
Kristaloid 3700ml IV Syok hipovolemik merupakan
kolloid 1000ml IV keadaan yang mengancam
nyawa. Syok hipovolemik dapat
timbul akibat perdarahan,
diare, kondisi luka bakar yang
berat, dan kehilangan cairan
third space karena inflamasi
misalnya pada sepsis atau
pankreatitis. Syok hipovolemik
didefinisikan sebagai
penurunan volume
intravaskuler yang
menimbulkan penurunan
perfusi jaringan. Kondisi syok
hipovolemik ditandai dengan
hipotensi, hipoperfusi atau
hipoksia jaringan, dan indeks
jantung yang rendah. Keadaan
syok hipovolemik yang tidak
ditangani dengan tepat dapat
mengakibatkan kerusakan
seluler yang berujung kepada
kegagalan multiorgan dan
kematian. Penanganan syok
hipovolemik salah satunya
adalah dengan melakukan
resusitasi cairan. Resusitasi
cairan akan menambah volume
cairan intravaskuler untuk
memperbaiki perfusi jaringan
hingga penyebab syok teratasi
Vitamin K 2 mg/ 8 IV
jam
Omeprazole 40 mg/12 IV Tukak lambung dan tukak jika terjadi reaksi alergi ruam pada kulit,
jam duodenum, tukak lambung dan terhadap obat. urtikaria (kulit
duodenum yang terkait dengan Peringatan untuk tidak melepuh), mengantuk
AINS, lesi lambung dan menggunakan
dan kelelahan, batuk,
duodenum, regimen eradikasi omeprazole dalam
H. pylori pada tukak peptik, jangka panjang dan pusing, demam, nyeri
refluks esofagitis, Sindrom observasi terhadap efek sendi dan otot,
Zollinger Ellison. samping obat, depresi, halusinasi
khususnya pada dan insomnia.
pengguna obat yang
memiliki penyakit
jantung, hepar,
osteoporosis,
osteopenia, atau
hipomagnesemia
Albumin 20% 100 cc IV Untuk mengatasi
hipoalbuminemia, yaitu
rendahnya kadar albumin
dalam darah. Albumin juga
digunakan untuk menangani
syok hipovolemia akibat cedera
atau luka bakar yang parah
PRC Sampai Hb IV Hemoglobin (Hb) Hipersensitivitas Demam, reaksi alergi,
> 10g/dL rendah merupakan salah terhadap produk anafilaksis
satu kondisi yang komponen darah
mendasari pasien yang diberikan.
diberikan PRC.
Transfuse FFP 100 cc IV Transfusi FFP (fresh frozen
plasma). FFP didapatkan
dengan cara memisahkan
komponen sel-sel darah dari
whole blood sehingga hanya
tersisa plasma darah saja.
Warna FFP juga kekuningan
seperti halnya transfusi
platelet atau TC.
VI. Pemeriksaan Penunjang & Laboratorium
a. Pemeriksaan laboratorium
Kondisi terkait :
- Genetik
- Sistem saraf pusat Adolescent Idhiopathic Skoliosis
- Pertumbuhan skeletal Primer/Sekunder
vertebra
- Metabolisme tulang
- Biomekanik
Pembentukan kurva spinal
Risiko jatuh
Nyeri akut
ANALISA DATA
No. Data Penunjang Etiologi Masalah
1 DS : Pembentukan Nyeri akut
Pasien mengeluhan nyeri pada tulang belakang
punggungnya melengkung
Pasien mengeluhkan mengalami
kesemutan pada kedua
ekstremitas ketika duduk kedua mempengaruhi
kaki dlipat gaya berjalan
DO :
Pasien tampak meringis Skoliosis
Pasien tampak protektif pada
bagian yang terasa sakit
Nyeri pada
punggung
Nyeri akut
2 DS : Bentuk punggung Gangguan
Pasien mengeluhkan kesulitan melengkung mobilitas fisik
untuk berjalan
Pasien mengeluhkan nyeri pada
bagian punggung ketika berjalan Nyeri saat berjalan
DO :
Bentuk punggung melengkung Kesulitan untuk
Nyeri saat bergerak bergerak
Gangguan
mobilitas fisik
DO : Penekanan pada
RR 27x/menit daerah dada
Posisi tubuh yang menghambat
ekspansi paru
Terjadi hambatan
airway
RR 27x/menit
Pola napas tidak
efektif
Tanggal Tanggal
No Diagnosa Keterangan
Perumusan Pencapaian
1 Nyeri akut b.d agen 25/10/2021 27/10/2021
pencedera fisik d.d
pasien mengeluhkan
sakit pada dadanya
ketika berjalan,
kesemutan pada area
ekstremitas
2 Gangguan mobilitas fisik 25/10/2021 26/10/2021
b.d kerusakan integritas
struktur tulang d.d
pasien mengeluhkan
kesulitan untuk berjalan
jauh, nyeri pada area
punggung
3 Pola napas tidak efektif 25/10/2021 27/10/2021
b.d posisi tubuh yang
menghambat ekspansi
paru d.d pasien
mengeluhkan sesak
napas ketika berjalan
jauh, RR 27x/menit
4 Risiko jatuh b.d skoliosis 25/10/2021 26/10/2021
d.d pasien mengeluhkan
kesulitan untuk berjalan
RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan dan
Diagnosa Intervensi
Kriteria Hasil Rasional
(SDKI) (SIKI)
(SLKI)
Nyeri akut Tujuan : Manajemen nyeri 1. Menggunakan bagan
D.0077 Setelah dilakukan I.08238 atau gambar tubuh
tindakan asuhan Observasi yang dapat membantu
Definisi : 1. Identifikasi
keperawatan selama pasien untuk
Pengalaman lokasi,
sensorik atau 3x24 jam diharapkan karakteristik, menentukan nyeri
emosional yang : durasi, dan memperjelas
berkaitan dengan frekuensi, penilaian nyeri yang
kerusakan Kontrol nyeri kualitas, dan dialami
jaringan actual L.08063 intensitas nyeri
2. Memberikan
atau fungsional, 1. Melaporkan 2. Identifikasi
dengan onset nyeri terkontrol skala nyeri pertahian pada tanda
mendadak atau pada skala 1 3. Identifikasi dan gejala nyeri yang
lambat dan (menurun) faktor yang dapat dievaluasi
berintensitas meningkat pada memperberat 3. Meminta penjelasan
ringan hingga skala 4 (cukup dan pada pasien faktor
berat meningkat) memperingan
2. Kemampuan yang dapat
nyeri
mengenali Terapeutik memperberat nyeri
penyebab nyeri 4. Berikan teknik 4. Beberapa pasien
pada skala 2 non mungkin memiliki
(cukup farmakologi keraguan dalam
menurun) 5. Kontrol menggunakan teknik
meningkat pada lingkungan
skala 4 (cukup yang non farmakologi.
meningkat) memperberat Ajarkan teknik non
3. Kemampuan rasa nyeri farmakologi untuk
menggunakan 6. Fasilitasi mengurangi nyeri
teknik non- istirahat dan yang dirasakan
farmakologi tidur
5. Lingkungan yang
pada skala 1 Edukasi
(menurun) 7. Jelaskan kondusif dapat
meningkat pada penyebab, mengurangi rasa
skala 4 (cukup periode, dan nyeri pada pasien
meningkat) pemicu nyeri 6. Pasien dapat istirahat
4. Keluhan nyeri 8. Jelaskan dengan tenang ketika
pada skala 1 strategi
(meningkat) meredakan lingkungan kondusif
meningkat pada nyeri dan mengurangi rasa
skala 4 (cukup 9. Ajarkan teknik nyeri
menurun) non 7. Anamnesis dan
farmakologis memberikan
meredakan
kesempatan pada
nyeri
pasien untuk
mengungkapkan rasa
nyeri yang dirasakan
dan bagaimana
mereka merasakan
situasi nyeri yang
dialami
8. Teknik non
farmakologi untuk
mengurangi nyeri
Nama
Hari/ No. teran
Jam Implementasi Evaluasi g dan
tanggal Dx
Paraf
Senin, 1 1. Mengidentifikasi lokasi, Pasien mengeluhkan
25/10/20 karakteristik, durasi, mengalami nyeri pada
21 frekuensi, kualitas, dan bagian punggung dan sakit
intensitas nyeri ketika berjalan jauh
2. Mengidentifikasi toleransi
Pasien menyatakan hanya
fisik melakukan bisa melakukan aktivitas
pergerakan ringan saja
Pasien menyatakan
merasakan sedikit kesulitan
untuk melakukan mobilisasi
4. Memfasilitasi melakukan
pergerakan Memberikan pelatihan pada
keluarga pasien untuk
melakukan mobilisasi pada
5. Melibatkan keluarga pasien
dalam melakukan
pergerakan Menjelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
Nama
Hari/ No. teran
Jam Implementasi Evaluasi g dan
tanggal Dx
Paraf
Selasa/ 1 1. Mengidentifikasi skala Pasien masih sedikit sering
26/10/20 nyeri merasakan nyeri pada
21 punggungnya
5. Mengajarkan mobilisasi
Pasien dapat melakukan
sederhana (duduk, pindah mobilisasi sederhana
ke kursi) dengan sedikit dibantu oleh
keluarga atau perawat
7. Menganjurkan
Pasien dapat
berkonsentrasi untuk berkonsentrasi penuh
menjaga keseimbangan ketika berjalan
tubuh
IMPLEMENTASI
Nama
Hari/ No. teran
Jam Implementasi Evaluasi g dan
tanggal Dx
Paraf
1 1. Mengidentifikasi skala Pasien dapat
nyeri mengidentifikasi skala nyeri
yang dirasakan
3. Mengontrol lingkungan
Pasien sudah dapat
yang memperberat rasa
mengontrol lingkungan
nyeri yang dapat menyebabkan
nyeri
Tanggal/
Hasil Assesment Penatalaksanaan Pasien Paraf
Jam
Senin/ S:
25/10/2021 Pasien merasakan nyeri pada bagian
punggung
Pasien merasakan kesemutan pada bagian
ekstremitasnya
O:
Pasien tampak meringis
Pasien tampak protektif terhadap bagian
yang terasa sakit
A:
Masalah nyeri akut belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi nomor 2,3,4,7,8,9
I:
Mengidentifikasi nyeri yang terasa pada
pasien
E:
Keluhan yang dirasakan oleh pasien masih
belum teratasi dengan baik
Selasa/ S:
26/10/2020 Pasien masih merasakan sedikit nyeri pada
bagian punggungnya
Pasien menyaakan nyeri sedikit hilang ketika
berbaring
O:
Pasien tampak meringis
Pasien tampak protektif terhadap bagian
yang terasa sakit
A:
Masalah nyeri teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi nomor 2,4,5,6,9
I:
Mengajarkan teknik non farmakologi,
mengajarkan teknik relaksasi napas dalam
E:
Keluhan yang dirasakan oleh pasien sedikit
teratasi
Rabu / S:
27/10/2021 Pasien menyatakan keluhan nyeri yang
dirasakan sudah sedikit berkurang
O:
Pasien masih bersifat protektif pada bagian
yang terasa nyeri
A:
Masalah nyeri teratasi
P:
Hentikan implementasi
I:
Mengevaluasi penggunaan teknik non
farmakologi untuk mengurangirasa nyeri
E:
Pasien sudah bisa mengatasi nyeri yang
dialami
EVALUASI
Tanggal/
Hasil Assesment Penatalaksanaan Pasien Paraf
Jam
Senin/ S:
25/10/2021 Pasien menyatakan kesulitan untuk
melakukan mobilisasi
Pasien menyatakan nyeri pada bagian
punggung ketika berjalan jauh
O:
Bentuk punggung melengkung
Nyeri saat bergerak
A:
Masalah gangguan mobilisasi belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,4,5,8
I:
Mengidentifikasi gangguan mobilitas,
memberikan mobilisasi pada pasien,
mengajari pada keluarga untuk melakukan
mobilisasi pada pasien
E:
Masalah gangguan mobilitas fisik pada
pasien masih belum teratasi sebagian
Selasa/ S:
26/10/2020 Pasien menyatakan sudah bisa melakukan
mobilisasi
Mobilisasi dilakukan pasien secara mandiri
maupun dibantu oleh keluarga
O:
Pasien dan keluarga dapat melakukan
mobilisasi dengan mandiri
A:
Masalah gangguan mobilisasi tertasi
P:
Hentikan intervensi
I:
Mengevaluasi mobilisasi yang telah
dilakukan oleh pasien
E:
Gangguan mobilisasi telah teratasi
EVALUASI
Tanggal/
Hasil Assesment Penatalaksanaan Pasien Paraf
Jam
Senin/ S:
25/10/2021 Pasien mengeluhkan sesak napas ketika
melakukan aktivitas maupun berjalan terlalu
jauh
O:
RR 27x/menit
A:
Masalah pola napas tidak efektif belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
I:
Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan
pola napas tidak efektif
E:
Keluhan pasien masih belum teratasi dengan
baik
Selasa/ S:
26/10/2020 Pasien mengeluhkan masih sedikit
merasakan sesak
O:
RR 26x/menit
A:
Masalah pola napas tidak efektif teratasi
sebagian
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4
I:
Memposisikan semi-fowler pada pasien
E:
Masalah yang dialami oleh pasien sedikit
tertasasi
Rabu / S:
27/10/2021 Pasien menyatakan sudah tidak merasakan
sesak napas
O:
RR 20x/menit
A:
Masalah pola napas tidak efektif telah
teratasi
P:
Hentikan intervensi
I:
Memberikan posisi semi-fowler dan fowler
pada pasien, mereposisi 2 jam sekali
E:
Masalah yang dialami pasien telah teratasi
EVALUASI
Tanggal/
Hasil Assesment Penatalaksanaan Pasien Paraf
Jam
Senin/ S:
25/10/2021 Pasien mengeluhkan kesulitan untuk
berjalan
O:
Kondisi fisik yang dialami oleh pasien, yaitu
skoliosis
A:
Masalah risiko jatuh belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5,6
I:
Mengidentifikasi lingkungan yang
menyebabkan risiko jatuh pada pasien
E:
Masalah risiko jatuh pada pasien belum
teratasi
Selasa/ S:
26/10/2020 Pasien menyatakan sudah dapat melakukan
mobilisasi dengan baik
O:
Pasien dapat memonitor berpindah dan
memproteksi dirinya untuk mengurangi
risiko jatuh
A:
Masalah risiko jatuh teratasi
P:
Hentikan intervensi
I:
Memproteksi pasien dari resiko jatuh,
memasang handrall, mengunci bed dan kursi
roda ketika tidak digunakan untuk
mobilisasi, mendekatkan bel perawat
E:
Masalah risiko jatuh telah teratasi