DI BAGIAN IRNA III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PATUT PATUH PATJU
KABUPATEN LOMBOK BARAT
Oleh :
JULIA SRI RIZQI
NIM : P0713111715
1
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
DI BAGIAN IRNA III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PATUT PATUH PATJU
KABUPATEN LOMBOK BARAT
Mengetahui Menyetujui
( ) ( )
NIP. NIP.
2
BAB I
Ruangan : Irna 3
B. Riwayat Medis Pasien
1.) Keluhan utama terkait gizi : nyeri dada menjalar ke ulu hati, keringat
dingin, mual, sesak, lebih nyaman posisi duduk
2.) Kondisi penyakit sekarang terkait gizi : Syok Hipovolemik + Chest
Paint Acs Dd Cad + Syok Kardiogenik
3.) Riwayat penyakit terdahulu terkait gizi : HHD, BPH, Dispepsia
4.) Riwayat penyakit keluarga : -
5.) Riwayat terapi medis terkait gizi : -
II. Data Riwayat Gizi/ Makanan (Food History)
1.) Asupan makanan dan zat gizi, meliputi pola makanan utama dan
selingan, asupan energi dan zat gizi dan zat bioaktif (dari makanan
oral, enteral dan parenteral)
3
Tabel 1. Asupan Makanan Pasien berdasarkan tabel Food Frequensi (FFQ)
1. Karbohidrat
7. Protein Hewani
16. Sayuran
4
22. Buah
25. Minuman
29. Lainnya
5
Bisoprolol : (1 x 2,5 mg)
Neurodex : (3 x 1)
b. Injeksi :-
4.) Kepatuhan dan perilaku makan saat ini
Pasien patuh dengan diet yang diberikan, dengan tidak
mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit. Nafsu makan
pasien semakin membaik dan keluhan mual berkurang.
5.) Pola makan atau kebiasaan makan sebelum MRS
Pola makan atau kebiasaan makan pasien sebelum MRS adalah
pasien merupakan perokok aktif yang selalu merokok habis makan
makan.
BB : 55 kg
TB : 164 cm
IMT
6
BB (kg)
TB(cm) 2
55 kg
1, 64 x 1, 64
55 kg
=
2, 6 896 m 2
= 20,4 kg/m2 (dikategorikan Normal)
KU Sedang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan
jantung dan kerusakan pada otot jantung (Glassman & Shapiro, 2014).
CAD juga merupakan kondisi patologis arteri koroner yang
ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan
jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan
perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke
jantung (Glassman & Shapiro, 2014 ).
1. Etiologi
a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Riwayat keluarga
d) Hiperlipidemia
e) Hipertensi
f) Diabetes mellitus
g) Obesitas
h) Inaktifitas Fisik
i) Gaya Hidup (merokok)
j) Stres dan pola tingkah laku
9
Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak
di Amerika Serikat (Bernard et al., 2004).
Sindrom koroner akut merupakan suatu kondisi gawat darurat yang
terjadi akibat berkurangnya atau berhentinya aliran darah yang menuju ke
jantung secara tiba-tiba. Kondisi ini ditandai dengan suatu nyeri dada
yang khas, yang dirasakan seperti tertindih benda berat. Oleh masyarakat
awam, gejala ini sering disebut sebagai angin duduk. Arteri koroner
berfungsi untuk membawa darah yang kaya oksigen ke otot jantung. Jika
terjadi penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner, maka angina
atau yang umum disebut sebagai serangan jantung, akan terjadi.
BAB III
A. DIAGNOSIS GIZI
Diagnosis Gizi Prioritas : CAD atau penyakit jantung koroner
NC.1.2 : oral inadekuat
10
1.) Tujuan Diet
12
= 1.771,2 Kkal
Protein (0,8 g/kg BB)
= 0,8 g x 55
= 44 gram
= 144 Kkal
Lemak (25%)
= 25% x TEE
= 25 % x 1.771,2 Kkal
= 442,8 Kkal
= 49,2 gram
Karbohidrat
= TEE – (protein + lemak dalam Kkal)
= 1.771,2 – (144 + 442,8 Kkal)
= 1.771,2 – 586,8
= 1.184,4 Kkal
= 296,1 gram
Vitamin dan mineral
Tabel vitamin dan mineral berdasarkan angka kecukupan gizi yang
dianjurkan tahun 2019 untuk laki-laki usia 70 tahun :
Vitamin B3 (mg) 10 mg
13
Folat (mcg) 400 mcg
Vitamin C (mg) 90 mg
Besi (mg) 13 mg
14
7. Memberi pengetahuan kepada keluarga pasien mengenai
diet yang diberikan kepada pasien
2.) Metode
Metode : ceramah dan tanya jawab
3.) Media
Media : menggunakan leaflet (terlampir)
4.) Waktu
Waktu pelaksanaan edukasi : Minggu, 25 April 2021 dengan durasi
15 menit
5.) Tempat : IRNA 1 ruang 9
6.) Materi
15
3. Protein nabati : kacang-kacangan kering seperti kacang
hijau, kacang tanah, kacang kedelai dan hasil olahannya
seperti tahu dan tempe.
4. Sayuran : sayuran yang tidak mengandung gas seperti
bayam, kangkung, kacang buncis, kacang panjang, wortel,
tomat, labu siam, tauge
5. Buah : semua buah-buahan segar seperti pisang, pepaya,
jeruk, apel, melon, semangka dan sawo
6. Lemak : minyak jagung, minyak kanola/ bunga matahari,
minyak zaitun, minyak kedelai, margarin, mentega (dalam
jumlah terbatas dan tidak untuk menggoreng tetapi untuk
menumis), kelapa atau santan encer dalam jumlah terbatas
7. Minuman : teh encer, coklat dan sirup
8. Bumbu : semua bumbu (selain bumbu tajam dalam jumlah
terbatas)
16
3. Protein nabati : kacang-kacangan kering yang mengandung
lemak cukup tinggi, seperti kacang mete
4. Sayuran : semua sayuran yang mengandung gas seperti kol,
kembang kol, lobak, sawi, dan nangka muda
5. Buah : buah segar yang mengandung gas seperti durian dan
nangka matang
6. Lemak : minyak kelapa sawit, dan santan kental. Hindari
penggunaan minyak yang telah diolah berulang-ulang (minyak
trans) beresiko meningkatkan kolesterol
7. Minuman : teh/ kopi kental, minuman yang mengandung soda,
alkohol seperti bir dan wiski
8. Bumbu : cabe rawit, cabe besar, bumbu-bumbu lain yang tajam
17
Roll telur Telur 1 btr 1p
Minyak ½ sdm 1p
Tempe orek Tempe ½ gls ½p
Minyak ½ sdm 1p
Sayur bening Sayuran 1 gls 1p
bayam + labu
kuning
10.00 Pisang rebus Pisang 1 bh 1p
Siang Nasi Beras 1 ½ gls 2p
Ayam suir Ayam 1 ptg sdg 1p
Bola-bola Tahu 1 bh 1p
tahu
Tumis kacang Sayuran 1 gls 1p
panjang
Minyak ½ sdm 1p
Pepaya Pepaya 1 ptg bsr 1p
16.00 Jeruk Jeruk 2 bh 1p
Malam Nasi Beras 1 ½ gls 2p
Ikan pepes Ikan 1 ptg sdg 1p
Tahu tim Tahu 1 bh bsr 1p
Cah sayuran sayuran ½ gls ½p
Minyak Minyak ½ sdm 1p
Apel Apel 1 bh 1p
7.) Evaluasi
Setelah diberikan edukasi/ konseling dilakukan post test berupa
pertanyaan seberapa paham mengenai materi atau konseling yang
disampaikan/telah diberikan.
18
1. Pemberian Makanan/ Diet
a. Macam diet yang diberikan : Diet diabetes militus, diet rendah lemak.
b. Bentuk makanan : Makanan Lunak Tim
c. Cara pemberian : Diberikan menggunakan plato dan ditutup oleh
plastik wrap agar menjaga kebersihan serta kontaminasi bakteri. Dan
didistribusikan menggunakan troli.
2. Edukasi/ Konseling Gizi
a. Waktu pemberian : Minggu, 25 April 2021
b. Metode : Ceramah dan tanya jawab
c. Media : Leaflet
d. Tempat : IRNA 1 ruang 9
BAB IV
19
Perkembangan pasien dapat dilihat dengan mengevaluasi asupan gizi serta
perkembangan diet yang diberikan dan perkembangan mengenai status gizi pasien,
beserta pemeriksaan fisik dan klinis dan penyuluhan atau edukasi yang telah
diberikan kepada pasien.
20
B. Implementasi Asuhan Gizi
1. Pemberian makanan/ diet
2. Porsi makanan
C. Perkembangan Terapi Diet
Tabel Perkembangan Diet Pasien
D. Status Gizi
E. Perkembangan Klinis
F. Perkembangan Fisik
21
23/04/2021 24/04/2021
KU Sedang Sedang
Kesadaran CM CM
G. Perkembangan Biokimia
HCT 22 % 34,9-44,5%
22
Metformin : (3x 500
mg)
Asetilsistein : (3x200mg)
Codein : (3 x 20 mg)
b. Injeksi
Ceftriaxon : (2x1 A)
Ranifidine Inj : (2 x 1 A)
Ringer Laktat : (20 tpm)
Hasil Edukasi
Edukasi dilakukan kepada istri pasien. Pelaksanaan edukasi dilakukan
pada hari Minggu25/04/2021 diruang IRNA 1. Materi yang disampaikan
adalah mengenai Diet Diabetes Militus, edukasi tersebut menggunakan media
berupa leaflet. Metode yang digunakan adalah diskusi dan tanya jawab.
Setelah dilakukan edukasi hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa
istri pasien dapat memahami edukasi yang telah disampaikan serta mau
menerapkan diet yang telah diberikan. Hal ini ditandai dengan pasien mau
mengkonsumsi makanan yang diberikan sehingga dapat meningkatkan
jumlah asupan makan.
BAB V
PEMBAHASAN
23
dilakukan selama 2 hari, yaitu pasien dapat mulai memakan makanan yang di
sajikan.
Berdasarkan tabel asupan zat gizi pasien, dapat diketahui perkembangan
asupan zat gizi selama dilakukan intervensi,rata-rata asupan pasien selama 2
hari yaitu asupan energy 90%, protein 84,6%, lemak 84,5% dan karbohidrat
81,4%.
1. Asupan Energi(FH.1.1)
Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari zat gizi yang
merupakan sumber utama untuk menunjang pertumbuhan dan melakukan
aktivitas fisik. Energi diperoleh dari protein, lemak, dan karbohidrat yang
ada didalam bahan makanan. Metabolisme zat-zat gizi ini akan
menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktifitas
fisik, untuk bekerjanya organ-organ tubuh seperti sirkulasi darah dan
pernafasan, memulihkan stamina serta mempertahankan status gizi
24
pasien. Dalam diet yang dijalankan diberikan diet diabetes militus, dan diet
rendah lemak.
Berdasarkan hasil pemantauan, dapat dilihat bahwa asupan energi
pada hari ke I sebesar 1.834,4 kkal (87%), pada hari ke II mengalami
peningkatan menjadi 1.857 kkal (89%), Rata-rata asupan selama 2 hari
pengamatan yaitu energi 1.426,6 (90%).
Pada hari pertama, asupan makan pasien tergolong sudah baik
walaupun pasien masih masih mengeluh sakit pada ulu hati dan mual.
Oleh karenanya nafsu makan pasien masih kurang. Hari kedua mengalami
peningkatan dikarenakan kondisi pasien sudah mulai membaik, pasien
sudah tidak mengeluh psakit pada ulu hati dan mual.Pasien tidak
mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit, dan pasien hanya
mengkonsumsi makanan yang diberikan oleh rumah sakit.
2. Asupan Protein (FH.1.5.2)
Protein adalah elemen utama dalam pengangkutan molekul. Misalnya,
hemoglobin yang merupakan protein pengangkut oksigen ke seluruh
tubuh. Hemoglobin mengambil oksigen dari paru-paru, kemudian saat sel
darah merah bergerak mengelilingi tubuh, hemoglobin melepas oksigen
kejaringan tubuh. Protein berfungsi untuk membantu sistem kekebalan
tubuh, hingga menjadi bahan pembentukan sel dan jaringan tubuh. Protein
dibagi menjadi dua yaitu protein hewani dan protein nabati.
Berdasarkan hasil pemantauan dapat dilihat, asupan protein pada hari
pertama yaitu 64,7 gram (84%), hari kedua mengalami peningkatan yaitu
65,6 gram (83%). Rata-rata asupan protein pasien selama 2 hari
pemantauan yaitu 65,1 gram (84,6%)
Pada hari pertama, asupan makan pasien tergolong sudah baik
walaupun pasien masih masih mengeluh sakit pada ulu hati dan mual.
Oleh karenanya nafsu makan pasien masih kurang. Hari kedua mengalami
peningkatan dikarenakan kondisi pasien sudah mulai membaik, pasien
sudah tidak mengeluh psakit pada ulu hati dan mual.Pasien tidak
mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit, dan pasien hanya
mengkonsumsi makanan yang diberikan oleh rumah sakit.Pasien biasanya
menyisakan makanan yang diberikan dari rumah sakit, contohnya seperti
25
lauk hewani, tetapi untuk lauk nabati pasien lebih sering menghabiskan
dibandingkan dengan lauk hewani
3. Asupan Lemak (FH.1.5.1)
Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang tediri
atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen meliputi asam lemak,
malam, sterol, monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid dan lain-lain.
Lemak berfungsi untuk membantu proses penyerapan sejumlah vitamin
dan sumber energi bagi tubuh, lemak juga berfungsi membantu kesehatan
kulit. Lemak memiliki fungsi isolator bagi tubuh, keberadaan lemak bisa
membuat tubuh menjadi hangat.
Berdasarkan hasil pemantauan, dapat dilihat bahwa asupan lemak
pada hari ke I sebesar 43,3 gram (76%), pada hari ke II mengalami
peningkatan menjadi 53 gram (93%). Rata-rata asupan selama 2 hari
pengamatan yaitu lemak 48,15 gram (84,5%).
Pada hari pertama, asupan makan pasien tergolong sudah baik
walaupun pasien masih masih mengeluh sakit pada ulu hati dan mual.
Oleh karenanya nafsu makan pasien masih kurang. Hari kedua mengalami
peningkatan dikarenakan kondisi pasien sudah mulai membaik, pasien
sudah tidak mengeluh psakit pada ulu hati dan mual.Pasien tidak
mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit, dan pasien hanya
mengkonsumsi makanan yang diberikan oleh rumah sakit.
4. Asupan Karbohidrat (FH.1.5.3)
Karbohidrat berfungsi menghasilkan energi yang diperlukan tubuh
untuk melakukan aktifitas fisik, untuk bekerjanya organ-organ tubuh
seperti sirkulasi darah dan pernafasan, memulihkan stamina serta
mempertahankan status gizi pasien.
Berdasarkan hasil pemantauan, dapat dilihat bahwa asupan
karbohidrat pada hari ke I sebesar 225 gram (73%), pada hari ke II
mengalami penurunan menjadi 276 gram (89,6%). Rata-rata asupan
selama 2 hari pengamatan yaitu karbohidrat 250,5 gram (81,4%).
Pada hari pertama, asupan makan pasien tergolong sudah baik
walaupun pasien masih masih mengeluh sakit pada ulu hati dan mual.
Oleh karenanya nafsu makan pasien masih kurang. Hari kedua mengalami
peningkatan dikarenakan kondisi pasien sudah mulai membaik, pasien
26
sudah tidak mengeluh psakit pada ulu hati dan mual.Pasien tidak
mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit, dan pasien hanya
mengkonsumsi makanan yang diberikan oleh rumah sakit.
B. Perkembangan Diet (ND)
Pasien dengan diagnosis : Diabetes Militus Tipe II + Anemia + Suspek
TB Paru diberikan Diet Diabetes Militus dan Rendah Lemak dengan makanan
lunak. Terdapat perkembangan pada pemberian Diet Diabetes Militus dan
Rendah Lemak dengan makanan lunak. Hari pertama awalnya pasien masih
kurang nafsu makan, tapi semakin hari kondisi pasien membaik, semakin
membaik asupan makan pasien dan pasien patuh terhadap diet yang
diberikan oleh rumah sakit.
Perkembangan diet bertujuan untuk memantau apakah pemberian diet
saat ini perlu ditingkatkan atau diturunkan sesuai dengan kondisi pasien saat
ini agar makanan yang disajikan rumah sakit dapat dihabiskan oleh pasien.
C. Status Gizi
Penilaian status gizi merupakan komponen penting dalam pemberian
asuhan gizi pasien rawat inap di rumah sakit, sebab status gizi merupakan
cerminan terpenuhinya kebutuhan gizi individu. Dalam pelaksanaan studi
kasus ini, pemantauan status gizi pasien dilakukan dengan cara
membandingkan berat badan sebelum dan setelah intervensi.
Dari hasil pemantauan perkembangan status gizi, dapat disimpulkan
bahwa status gizi pasien tetap, pada kategori kurus.
BAB VI
A. KESIMPULAN
Berdasarkan 2 hari pemantauan dapat diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Pasien di diagnosis : Diabetes Militus Tipe II + Anemia + Suspek TB Paru
28
2. Status gizi pasien : berdasarkan IMT yaitu 17,45 kg/m2 (dikategorikan
kurus)
3. Perhitungan zat gizi sesuai dengan kebutuhan
a. Energi :2.050 kkal
b. Protein :76,95 gram
c. Lemak : 57 gram
d. Karbohidrat :307,8 gram
e. Vitamin dan mineral
Tabel vitamin dan mineral berdasarkan angka kecukupan gizi yang
dianjurkan tahun 2019 untuk laki-laki usia 37 tahun :
29
Natrium (mg) 1500 mg
Iodium (mg) 150 mg
30
Diharapkan keluarga pasien dapat turut serta dalam memberikan
motivasi dan dukungan kepada pasien agar pasien mau mematuhi diet yang
sudah diberikan dan pasien juga taat dengan diet yang ditetapkan demi
membantu dalam proses penyembuhan pasien
2. Bagi Mahasiswa
31
A. Monitoring dan Evaluasi
32
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama
[Permenkes RI] Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2019. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka
Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
Tabel komposisi Pangan Indonesia
Penuntun Diet dan Terapi Gizi Edisi 4 oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan
Asosiasi Dietesien Indonesia Tahun 2020
33