Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN GIZI PADA PASIEN

SYOK HIPOVOLEMIK + CHEST PAINT ACS dd CAD + SYOK KARDIOGENIK

DI BAGIAN IRNA III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PATUT PATUH PATJU
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Oleh :
JULIA SRI RIZQI
NIM : P0713111715

Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika


Jurusan Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN MATARAM
JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN DIETETIKA

1
2021

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN STUDI KASUS

SYOK HIPOVOLEMIK + CHEST PAINT ACS dd CAD + SYOK KARDIOGENIK

DI BAGIAN IRNA III RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PATUT PATUH PATJU
KABUPATEN LOMBOK BARAT

Telah disetujui pada tanggal :

Mengetahui Menyetujui

Kepala Instalansi Gizi, Instruktur Klinik

( ) ( )

NIP. NIP.

2
BAB I

PENGKAJIAN DATA PASIEN

I. Data Riwayat Pasien (Client History)


A. Data Identitas Pasien
Nama : Amak Rumisah
No RM : 03.69.18
Tanggal MRS : 27/04/2021
Umur : 70 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Kebon Talo, Lembar
Status : Menikah
Pekerjaan : Petani

Diagnosis : Syok Hipovolemik + Chest Paint Acs Dd Cad + Syok


Kardiogenik

Ruangan : Irna 3
B. Riwayat Medis Pasien
1.) Keluhan utama terkait gizi : nyeri dada menjalar ke ulu hati, keringat
dingin, mual, sesak, lebih nyaman posisi duduk
2.) Kondisi penyakit sekarang terkait gizi : Syok Hipovolemik + Chest
Paint Acs Dd Cad + Syok Kardiogenik
3.) Riwayat penyakit terdahulu terkait gizi : HHD, BPH, Dispepsia
4.) Riwayat penyakit keluarga : -
5.) Riwayat terapi medis terkait gizi : -
II. Data Riwayat Gizi/ Makanan (Food History)
1.) Asupan makanan dan zat gizi, meliputi pola makanan utama dan
selingan, asupan energi dan zat gizi dan zat bioaktif (dari makanan
oral, enteral dan parenteral)

3
Tabel 1. Asupan Makanan Pasien berdasarkan tabel Food Frequensi (FFQ)

No Bahan Makanan Frekuensi Keterangan

1. Karbohidrat

 Nasi 3 x sehari Sangat sering

 Roti 4-5 x seminggu Sering

 Mie 1 x seminggu Kadang

 Ubi 3-4 x seminggu Biasa

 Singkong 2 x seminggu Kadang

7. Protein Hewani

 Ayam 4 x seminggu Sering

 Ikan 1 x sehari Sering

 Daging <1 x seminggu Jarang

 Telur 1 x sehari Sering

12. Protein Nabati

 Tahu 4 x seminggu Kadang

 Tempe 3 x seminggu Biasa

 Kacang-kacangan 3 x seminggu Biasa

16. Sayuran

 Bayam 1-2 x seminggu Kadang

 Daun singkong 1 x seminggu Kadang

 Daun kelor 1 x seminggu Kadang

 Kangkung 1-2 x seminggu Kadang

 Kacang panjang 1 x seminggu Kadang

4
22. Buah

 Pisang 1-2 x seminggu Kadang

 Pepaya 1 x seminggu Kadang

25. Minuman

 Kopi 2 x sehari Sangat sering

 Teh 1 xseminggu Kadang

 Minuman - Tidak pernah


berenergi

29. Lainnya

 Rokok 5 x sehari Sangat Sering

Keterangan kategori Frekuensi Makan

 Sangat sering : >1x/hari


 Sering : 1x/hari atau 4-5x/mgg
 Biasa : 3x/mgg
 Kadang : <3x/mgg
 atau 1- 2x/mgg
 Jarang : <1x/mgg
 Tidak Pernah : -

Sumber: Suhardjo et all (1998) dalam Buku Survei Konsumsi Gizi

2.) Pemberian diet saat ini


a. Jenis diet : Diet Jantung, Rendah Garam, Rendah Lemak
3.) Penggunaan interaksi obat dan makanan penyakit CAD
a. Oral
 Siomeprazol : (40 gram)
 Aspilet : (100-320 gram)
 Clopdogrel board: (30 gram)
 Atonvastatru : (1 x 20 mg)
 ISDN : ( 3 x 10 gram)

5
 Bisoprolol : (1 x 2,5 mg)
 Neurodex : (3 x 1)
b. Injeksi :-
4.) Kepatuhan dan perilaku makan saat ini
Pasien patuh dengan diet yang diberikan, dengan tidak
mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit. Nafsu makan
pasien semakin membaik dan keluhan mual berkurang.
5.) Pola makan atau kebiasaan makan sebelum MRS
Pola makan atau kebiasaan makan pasien sebelum MRS adalah
pasien merupakan perokok aktif yang selalu merokok habis makan
makan.

III. Data Antropometri


Tabel 2. Data Antropometri

BB : 55 kg
TB : 164 cm
IMT

6
BB (kg)
TB(cm) 2
55 kg
1, 64 x 1, 64
55 kg
=
2, 6 896 m 2
= 20,4 kg/m2 (dikategorikan Normal)

Kategori IMT menurut KEMENKES 2019

 Kurus tingkat berat = <17,0


 Kurus tingkat ringan = 17,0-18,4
 Normal = 18,5-25,0
 Gemuk tingkat ringan = 25,1 – 27,0
 Gemuk tingkat berat = >27,0

IV. Data Pemeriksaan Biokimia


Tabel 3. Data Biokimia

Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal Keterangan

HGB 8,7 g/dl 11,7 – 15,5 g/dl Rendah

RBC 2,83 x10^6/uL 3,4 – 5,2 x10^6/uL Rendah

HCT 21,8 % 35-47% Rendah

MCHC 77 fL 80-100 fL Tinggi

Eos 4,5% 2-4% Tinggi

PCT 0,138% 0,170-0,350% Rendah

Glucose 124 mg/dl 70-105 mg/dl Tinggi

Creatinine 0,69 mg/dl 0,70 – 1,50 mg/dl Rendah

V. Data Fisik dan Klinis


Tabel 4. Pemeriksaan Klinis

Jenis Hasil pemeriksaan Nilai normal Keterangan


pemeriksaan
7
Suhu 36,8 oC 36-37oC Normal

Tekanan darah 100/70 mmHg >120/80 mmHg Rendah

Nadi 84 x/menit 60-100 x/menit Normal

Respirasi 22 x/menit 12-20 x/menit Normal

Tabel 5. Pemeriksaan Fisik

Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan

KU Sedang

Kesadaran Compos Mentis (CM)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. DIABETES MILITUS (DM)


A. Definisi
Penyakit arteri koroner atau Coronary Artery Disease (CAD)
adalah penyempitan atau penyumbatan arteri koroner, arteri yang
menyalurkan darah ke otot jantung. Bila aliran darah melambat,
jantung tak mendapat cukup oksigen dan zat nutrisi. Hal ini biasanya
mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina. Bila satu atau lebih

8
dari arteri koroner tersumbat sama sekali, akibatnya adalah serangan
jantung dan kerusakan pada otot jantung (Glassman & Shapiro, 2014).
CAD juga merupakan kondisi patologis arteri koroner yang
ditandai dengan penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan
jaringan fibrosa di dinding pembuluh darah yang mengakibatkan
perubahan struktur dan fungsi arteri dan penurunan aliran darah ke
jantung (Glassman & Shapiro, 2014 ).
1. Etiologi
a) Usia
b) Jenis kelamin
c) Riwayat keluarga
d) Hiperlipidemia
e) Hipertensi
f) Diabetes mellitus
g) Obesitas
h) Inaktifitas Fisik
i) Gaya Hidup (merokok)
j) Stres dan pola tingkah laku

II. Syok Hipovolemik


Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akaibat berkurangnya
volume plasma di intravaskuler. Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan
hebat (hemoragik), trauma yang menyebabkan perpindahan cairan
(ekstravasasi) ke ruang tubuh non fungsional, dan dehidrasi berat oleh
berbagai sebab seperti luka bakar dan diare berat. Kasus-kasus syok
hipovolemik yang paing sering ditemukan disebabkan oleh perdarahan
sehingga syok hipovolemik dikenal juga dengan syok hemoragik.
Perdarahan hebat dapat disebabkan oleh berbagai trauma hebat pada
organorgan tubuh atau fraktur yang yang disertai dengan luka ataupun
luka langsung pada pembuluh arteri utama.
III. Chest Pain, ACS
Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak
dijumpai pada ruang perawatan akut. Penyebab nyeri dada akut
meliputi: kardiak, gastroesofageal, muskuloskeletal, dan pulmonal.

9
Penyakit jantung merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak
di Amerika Serikat (Bernard et al., 2004).
Sindrom koroner akut merupakan suatu kondisi gawat darurat yang
terjadi akibat berkurangnya atau berhentinya aliran darah yang menuju ke
jantung secara tiba-tiba. Kondisi ini ditandai dengan suatu nyeri dada
yang khas, yang dirasakan seperti tertindih benda berat. Oleh masyarakat
awam, gejala ini sering disebut sebagai angin duduk. Arteri koroner
berfungsi untuk membawa darah yang kaya oksigen ke otot jantung. Jika
terjadi penyempitan atau penyumbatan pada arteri koroner, maka angina
atau yang umum disebut sebagai serangan jantung, akan terjadi.

IV. Syok Kardiogenik

Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan oleh


ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Syok
kardiogenik merupakan kondisi yang berbahaya dan perlu mendapatkan
penanganan secepatnya.

BAB III

DIAGNOSIS GIZI DAN INTERVENSI GIZI

A. DIAGNOSIS GIZI
Diagnosis Gizi Prioritas : CAD atau penyakit jantung koroner
NC.1.2 : oral inadekuat

B. RENCANA ASUHAN GIZI


1. Rencana Intervensi
a. Intervensi Pemberian Makanan/ Diet

10
1.) Tujuan Diet

a) memberikan makanan secukupnya nya tanpa memberatkan


kerja jantung

b)  menurunkan berat badan bila terlalu gemuk

c)  mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air

2.) Macam Diet : Diet Jantung, Rendah Garam, Rendah Lemak


Macam Diet pada Diet Jantung:
a) Diet jantung I
b) Diet jantung II
c) Diet jantung III
d) Diet jantung IV
3.) Bentuk Makanan dan cara rute pemberian makanan
a.) Bentuk makanan : hari pertama bubur, hari kedua Makanan
Lunak Tim
b.) Cara rute pemberian makanan : melalui oral karena tidak ada
gangguan pencernaan dan gangguan menelan
4.) Prinsip diet
1. Asupan zat gizi harus adekuat untuk menormalkan status gizi
2. Memerhatikan 3J makan (Jumlah, jenis, dan jadwal)
3. Pemberian karbohidrat sederhana dibatasi
4. Pemberian lemak dibatasi
5. Memberikan makanan tinggi zat besi (Fe)
6. Pemberian cairan disesuaikan dengan keseimbangan cairan
yang masuk dan keluar
7. Pemantauan status gizi dengan melakukan pengukuran
antropometri secara teratur (berat badan, tinggi badan)
8. Bahan makanan yang dianjurkan untuk diabetes militus tipe II
adalah bahan makanan yang mengandung karbohidrat

kompleks diantaranya beras merah, gandum, apel, pisang,

brokoli, sayuran berdaun hijau, kentang, ubi, jagung,


kacang merah, dan buncis.
11
5.) Syarat Diet

a)  energi cukup, untuk mencapai dan mempertahankan berat


badan normal
b)  protein cukup yaitu 0,8 gram/kg  BB 
c)  lemak sedang, yaitu tu 25 sampai 30% dari kebutuhan
energi total, 10% berasal dari lemak jenuh, dan 10 sampai
15% lemak  tidak jenuh
d)  kolesterol rendah,  terutama jika disertai dengan 
dislipidemia
e) Vitamin dan mineral cukup hindari penggunaan suplemen
kalium kalsium dan magnesium jika tidak dibutuhkan
f)  garam rendah, 2 sampai 3 gram perhari jika disertai
hipertensi  atau edema
g)  makanan mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas
h)  serat cukup untuk menghindari konstipasi
i)  cairan cukup  kurang lebih 2 liter/hari sesuai dengan
kebutuhan
j)  bentuk makanan  disesuaikan dengan keadaan penyakit,
diberikan dalam porsi kecil
k)  bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan
dapat diberikan tambahan berupa makanan enthral,
parenteral atau  suplemen gizi

l) Perhitungan Kebutuhan Energi dan Zat Gizi


Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi lainnya
Rumus Mifflin
 BMR = (10 x BB) + (6,25 x TB) – (5 x U) + 5

= (10 x 55) + (6,25 x 164) – (5 x 70) + 5

= 550 + 1.025 – 350 +5


= 1.230
TEE = BMR x AF x FS
= 1.230 X 1,2 X 1,2

12
= 1.771,2 Kkal
 Protein (0,8 g/kg BB)
= 0,8 g x 55
= 44 gram
= 144 Kkal
 Lemak (25%)
= 25% x TEE
= 25 % x 1.771,2 Kkal
= 442,8 Kkal
= 49,2 gram
 Karbohidrat
= TEE – (protein + lemak dalam Kkal)
= 1.771,2 – (144 + 442,8 Kkal)
= 1.771,2 – 586,8
= 1.184,4 Kkal
= 296,1 gram
 Vitamin dan mineral
Tabel vitamin dan mineral berdasarkan angka kecukupan gizi yang
dianjurkan tahun 2019 untuk laki-laki usia 70 tahun :

Vitamin/ Mineral Kecukupan sesuai


AKG

Vitamin A (RE) 600 mcg

Vitamin D (mcg) 15 mcg

Vitamin E (mcg) 15 mcg

Vitamin K (mcg) 65 mcg

Vitamin B1 (mg) 1.0 mg

Vitamin B2 (mg) 1.1 mg

Vitamin B3 (mg) 10 mg

Vitamin B5 (mg) 5.0 mg

Vitamin B6 (mg) 2.4 mg

13
Folat (mcg) 400 mcg

Vitamin B12 (mcg) 2,4 mcg

Biotin (mcg) 30 mcg

Kolin (mg) 550 mg

Vitamin C (mg) 90 mg

Kalsium (mg) 1000 mg

Magnesium (mg) 350 mg

Besi (mg) 13 mg

Kalium (mg) 4700 mg

Natrium (mg) 1200 mg

Iodium (mg) 150 mg

b. Intervensi Edukasi/ Konseling Gizi


1.) Tujuan
a.) Tujuan Umum
Agar pasien dan keluarga pasien yang menjaga pasien
mengetahui mengenai diet diabetes militus yang berhubungan
dengan penyakit pasien.
b.) Tujuan Khusus
1. Pasien dapat mengerti dan paham serta menerapkan pola
makan sesuai dengan prinsip yang diberikan
2. Memahami pengertian mengenai diet diabetes militus, dan
rendah lemak
3. Mengetahui tujuan dari diet diabetes militus, dan rendah
lemak
4. Memahami mengenai sumber makanan yang dianjurkan,
yang dibatasi serta yang tidak dianjurkan
5. Memahami dan menerapkan contoh menu diet diabetes
militus, yang rendah lemak
6. Meningkatkan kepatuhan dan perilaku makan pasien secara
bertahap

14
7. Memberi pengetahuan kepada keluarga pasien mengenai
diet yang diberikan kepada pasien
2.) Metode
Metode : ceramah dan tanya jawab
3.) Media
Media : menggunakan leaflet (terlampir)
4.) Waktu
Waktu pelaksanaan edukasi : Minggu, 25 April 2021 dengan durasi
15 menit
5.) Tempat : IRNA 1 ruang 9
6.) Materi

Diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan ciri-ciri


berupa tingginya kadar gula (glukosa) darah. Glukosa merupakan
sumber energi utama bagi sel tubuh manusia.Glukosa yang
menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel tubuh dengan
baik dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh. Kadar
gula dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi
oleh pankreas, yaitu organ yang terletak di belakang lambung.
Pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi
insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak
dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi.

Sumber bahan makanan yang dianjurkan :

1. Karbohidrat : karbohidrat kompleks seperti (nasi, roti, mie,


kentang, singkong, ubi dan sagu).
2. Protein hewani : ikan laut, ikan tawar, daging sapi dengan
lemak rendah, daging ayam tanpa kulit, telur dan susu
rendah lemak dalam jumlah yang telah ditentukan.

15
3. Protein nabati : kacang-kacangan kering seperti kacang
hijau, kacang tanah, kacang kedelai dan hasil olahannya
seperti tahu dan tempe.
4. Sayuran : sayuran yang tidak mengandung gas seperti
bayam, kangkung, kacang buncis, kacang panjang, wortel,
tomat, labu siam, tauge
5. Buah : semua buah-buahan segar seperti pisang, pepaya,
jeruk, apel, melon, semangka dan sawo
6. Lemak : minyak jagung, minyak kanola/ bunga matahari,
minyak zaitun, minyak kedelai, margarin, mentega (dalam
jumlah terbatas dan tidak untuk menggoreng tetapi untuk
menumis), kelapa atau santan encer dalam jumlah terbatas
7. Minuman : teh encer, coklat dan sirup
8. Bumbu : semua bumbu (selain bumbu tajam dalam jumlah
terbatas)

Sumber bahan makanan yang tidak dianjurkan :

1. Karbohidrat sederhana : gula mentah, gula coklat, sirup jagung.


2. Protein hewani : daging sapi yang berlemak, gajih, sosis, ham,
hati, limpa, babat, otak, kepiting, kerang-kerangan, keju dan
susu penuh

16
3. Protein nabati : kacang-kacangan kering yang mengandung
lemak cukup tinggi, seperti kacang mete
4. Sayuran : semua sayuran yang mengandung gas seperti kol,
kembang kol, lobak, sawi, dan nangka muda
5. Buah : buah segar yang mengandung gas seperti durian dan
nangka matang
6. Lemak : minyak kelapa sawit, dan santan kental. Hindari
penggunaan minyak yang telah diolah berulang-ulang (minyak
trans) beresiko meningkatkan kolesterol
7. Minuman : teh/ kopi kental, minuman yang mengandung soda,
alkohol seperti bir dan wiski
8. Bumbu : cabe rawit, cabe besar, bumbu-bumbu lain yang tajam

Contoh Menu Diet Diabetes Militus 2.100 kkal

Waktu Menu Bahan URT Penukar


makanan
Pagi Nasi Beras ¾ gls 1p

17
Roll telur Telur 1 btr 1p
Minyak ½ sdm 1p
Tempe orek Tempe ½ gls ½p
Minyak ½ sdm 1p
Sayur bening Sayuran 1 gls 1p
bayam + labu
kuning
10.00 Pisang rebus Pisang 1 bh 1p
Siang Nasi Beras 1 ½ gls 2p
Ayam suir Ayam 1 ptg sdg 1p
Bola-bola Tahu 1 bh 1p
tahu
Tumis kacang Sayuran 1 gls 1p
panjang
Minyak ½ sdm 1p
Pepaya Pepaya 1 ptg bsr 1p
16.00 Jeruk Jeruk 2 bh 1p
Malam Nasi Beras 1 ½ gls 2p
Ikan pepes Ikan 1 ptg sdg 1p
Tahu tim Tahu 1 bh bsr 1p
Cah sayuran sayuran ½ gls ½p
Minyak Minyak ½ sdm 1p
Apel Apel 1 bh 1p

7.) Evaluasi
Setelah diberikan edukasi/ konseling dilakukan post test berupa
pertanyaan seberapa paham mengenai materi atau konseling yang
disampaikan/telah diberikan.

C. IMPLEMENTASI ASUHAN GIZI

18
1. Pemberian Makanan/ Diet
a. Macam diet yang diberikan : Diet diabetes militus, diet rendah lemak.
b. Bentuk makanan : Makanan Lunak Tim
c. Cara pemberian : Diberikan menggunakan plato dan ditutup oleh
plastik wrap agar menjaga kebersihan serta kontaminasi bakteri. Dan
didistribusikan menggunakan troli.
2. Edukasi/ Konseling Gizi
a. Waktu pemberian : Minggu, 25 April 2021
b. Metode : Ceramah dan tanya jawab
c. Media : Leaflet
d. Tempat : IRNA 1 ruang 9

BAB IV

MONITORING DAN EVALUASI

Penatalaksanaan asuhan gizi pada pasien Diabetes Militus Tipe II + Anemia +


Suspek TB Paru dilakukan selama 2 hari mulai dari tanggal 23 April 2021 sampai
dengan 24 April 2021 di ruangan IRNA 1 Rumah Sakit Patut Patuh Patju Kabupaten
Lombok Barat.

19
Perkembangan pasien dapat dilihat dengan mengevaluasi asupan gizi serta
perkembangan diet yang diberikan dan perkembangan mengenai status gizi pasien,
beserta pemeriksaan fisik dan klinis dan penyuluhan atau edukasi yang telah
diberikan kepada pasien.

A. Asupan Zat Gizi (FH.1)


Untuk perkembangan mengenai asupan dapat dilihat pada tabel

Tanggal Keterangan Energi Protein Lemak KH


(kkal) (gram) (gram) (gram)
23/04/2021 Kebutuhan 2.050 76,95 57 307,8
Pemorsian 2.100 77 57 308
Asupan RS 1834,4 64,7 43.3 225
Asupan - - - -
LRS
Infus
Total 1834,4 64,7 43.3 225
Asupan
% Asupan 87% 84% 76% 73%
24/04/2021 Kebutuhan 2.050 76,95 57 307,8
Pemorsian 2.087 79 57 308
Asupan RS 1.857 65,6 53 276
Asupan - - - -
LRS
Infus
Total 1.857 65,6 53 276
Asupan
% Asupan 89% 83% 93% 89,6%
Kebutuhan 2.050 76,95 57 307,8

Rata-rata asupan makan 1.845,7 65,1 48,15 250,5

% Asupan 90% 84,6% 84,5% 81,4%

20
B. Implementasi Asuhan Gizi
1. Pemberian makanan/ diet
2. Porsi makanan
C. Perkembangan Terapi Diet
Tabel Perkembangan Diet Pasien

Tanggal Terapi diet Bentuk makanan


23/04/2021 DIET DM, RL Makanan lunak tim
24/04/2021 DIET DM, RL Makanan lunak tim

D. Status Gizi

Tanggal BB (kg) TB (cm) Keterangan


23/04/2021 42,3 kg 157 cm Kurus
24/04/2021 43 kg 157 cm Kurus

E. Perkembangan Klinis

Indikator Nilai normal Hasil


23/04/2021 24/04/2021
Suhu 36-37oC 36oC 36oC
Tekanan >120/80 100/60 110/70 mmHg
darah mmHg mmHg
RR 14-20 x/menit 20 x/menit 20 x/menit
Nadi 60-100 88 x/menit 87 x/menit
x/menit

F. Perkembangan Fisik

21
23/04/2021 24/04/2021
KU Sedang Sedang
Kesadaran CM CM

G. Perkembangan Biokimia

Jenis Hasil Nilai normal Tanggal


pemeriksaa pemeriksaan
H.
n

HGB 7,8 g/dl 11,7 – 15,5 g/dl 23/04/2021

HCT 21,8 % 34,9-44,5%

Glucose 213 mg/dl 70-105 mg/dl

HGB 8,0 g/dl 11,7 – 15,5 g/dl 25/04/2021

HCT 22 % 34,9-44,5%

Glucose 194 mg/dl 70-105 mg/dl

BTA Negative Negative

Perkembangan Terapi Medis

Tanggal Terapi medis


23/04/2021 a. Oral
 Paracetamol : (3x1 tab)
 Metformin : (3x 500
mg)
 Asetilsistein : (3x200mg)
 Codein : (3 x 20 mg)
b. Injeksi
 Ceftriaxon : (2x1 A)
 Ranifidine Inj : (2 x 1 A)
 Ringer Laktat : (20 tpm)
24/04/2021 a. Oral
 Paracetamol : (3x1 tab)

22
 Metformin : (3x 500
mg)
 Asetilsistein : (3x200mg)
 Codein : (3 x 20 mg)
b. Injeksi
 Ceftriaxon : (2x1 A)
 Ranifidine Inj : (2 x 1 A)
 Ringer Laktat : (20 tpm)

Hasil Edukasi
Edukasi dilakukan kepada istri pasien. Pelaksanaan edukasi dilakukan
pada hari Minggu25/04/2021 diruang IRNA 1. Materi yang disampaikan
adalah mengenai Diet Diabetes Militus, edukasi tersebut menggunakan media
berupa leaflet. Metode yang digunakan adalah diskusi dan tanya jawab.
Setelah dilakukan edukasi hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa
istri pasien dapat memahami edukasi yang telah disampaikan serta mau
menerapkan diet yang telah diberikan. Hal ini ditandai dengan pasien mau
mengkonsumsi makanan yang diberikan sehingga dapat meningkatkan
jumlah asupan makan.

BAB V

PEMBAHASAN

A. Asupan Zat Gizi


Asupan makanan merupakan upaya untuk mengetahui tingkat nafsu
makan serta daya terima pasien terhadap makanan yang telah disajikan selama
pelaksanaan studi kasus.Pemberian makanan bertujuan untuk menjaga kondisi
fisik agar tetap dalam keadaan normal serta membantu mempercepat proses
penyembuhan penyakit. Padakeadaan ini membutuhkan peningkatan energi dan
zat gizi dalam makanan.Oleh karena itu pada asuhan gizi ini dilakukan
monitoring dan evaluasi pada asupan makanan pasien untuk mengetahui
perubahan jumlah zat gizi yang dikonsumsi pasien.Hasil pengamatan yang

23
dilakukan selama 2 hari, yaitu pasien dapat mulai memakan makanan yang di
sajikan.
Berdasarkan tabel asupan zat gizi pasien, dapat diketahui perkembangan
asupan zat gizi selama dilakukan intervensi,rata-rata asupan pasien selama 2
hari yaitu asupan energy 90%, protein 84,6%, lemak 84,5% dan karbohidrat
81,4%.

Asupan makan pasien tergolong baik, namun pasien biasanya tidak


menghabiskan lauk hewani serta sayuran. Namun untuk asupan makan pasien,
makanan yang diberikan oleh rumah sakit pada hari pertama pengamatan yaitu
pasien hanya mengkonsumsi ½ nasi tim, ½ lauk hewani, dan ¼ sayuran karena
pasien ada keluhan sakit pada ulu hati dan mual. Oleh karenanya tidak dapat
menghabiskan makanan yang diberikan oleh rumah sakit. Namun pada hari
kedua pasien menghabiskan makanan yang diberikan oleh rumah sakit, namun
menyisakan ¼ lauk hewani dan ¼ sayuran.

Analisa asupan zat gizi dijabarkan sebagai berikut :

1. Asupan Energi(FH.1.1)
Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari zat gizi yang
merupakan sumber utama untuk menunjang pertumbuhan dan melakukan
aktivitas fisik. Energi diperoleh dari protein, lemak, dan karbohidrat yang
ada didalam bahan makanan. Metabolisme zat-zat gizi ini akan
menghasilkan energi yang diperlukan tubuh untuk melakukan aktifitas
fisik, untuk bekerjanya organ-organ tubuh seperti sirkulasi darah dan
pernafasan, memulihkan stamina serta mempertahankan status gizi

24
pasien. Dalam diet yang dijalankan diberikan diet diabetes militus, dan diet
rendah lemak.
Berdasarkan hasil pemantauan, dapat dilihat bahwa asupan energi
pada hari ke I sebesar 1.834,4 kkal (87%), pada hari ke II mengalami
peningkatan menjadi 1.857 kkal (89%), Rata-rata asupan selama 2 hari
pengamatan yaitu energi 1.426,6 (90%).
Pada hari pertama, asupan makan pasien tergolong sudah baik
walaupun pasien masih masih mengeluh sakit pada ulu hati dan mual.
Oleh karenanya nafsu makan pasien masih kurang. Hari kedua mengalami
peningkatan dikarenakan kondisi pasien sudah mulai membaik, pasien
sudah tidak mengeluh psakit pada ulu hati dan mual.Pasien tidak
mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit, dan pasien hanya
mengkonsumsi makanan yang diberikan oleh rumah sakit.
2. Asupan Protein (FH.1.5.2)
Protein adalah elemen utama dalam pengangkutan molekul. Misalnya,
hemoglobin yang merupakan protein pengangkut oksigen ke seluruh
tubuh. Hemoglobin mengambil oksigen dari paru-paru, kemudian saat sel
darah merah bergerak mengelilingi tubuh, hemoglobin melepas oksigen
kejaringan tubuh. Protein berfungsi untuk membantu sistem kekebalan
tubuh, hingga menjadi bahan pembentukan sel dan jaringan tubuh. Protein
dibagi menjadi dua yaitu protein hewani dan protein nabati.
Berdasarkan hasil pemantauan dapat dilihat, asupan protein pada hari
pertama yaitu 64,7 gram (84%), hari kedua mengalami peningkatan yaitu
65,6 gram (83%). Rata-rata asupan protein pasien selama 2 hari
pemantauan yaitu 65,1 gram (84,6%)
Pada hari pertama, asupan makan pasien tergolong sudah baik
walaupun pasien masih masih mengeluh sakit pada ulu hati dan mual.
Oleh karenanya nafsu makan pasien masih kurang. Hari kedua mengalami
peningkatan dikarenakan kondisi pasien sudah mulai membaik, pasien
sudah tidak mengeluh psakit pada ulu hati dan mual.Pasien tidak
mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit, dan pasien hanya
mengkonsumsi makanan yang diberikan oleh rumah sakit.Pasien biasanya
menyisakan makanan yang diberikan dari rumah sakit, contohnya seperti

25
lauk hewani, tetapi untuk lauk nabati pasien lebih sering menghabiskan
dibandingkan dengan lauk hewani
3. Asupan Lemak (FH.1.5.1)
Lemak merupakan sekelompok besar molekul-molekul alam yang tediri
atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen meliputi asam lemak,
malam, sterol, monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid dan lain-lain.
Lemak berfungsi untuk membantu proses penyerapan sejumlah vitamin
dan sumber energi bagi tubuh, lemak juga berfungsi membantu kesehatan
kulit. Lemak memiliki fungsi isolator bagi tubuh, keberadaan lemak bisa
membuat tubuh menjadi hangat.
Berdasarkan hasil pemantauan, dapat dilihat bahwa asupan lemak
pada hari ke I sebesar 43,3 gram (76%), pada hari ke II mengalami
peningkatan menjadi 53 gram (93%). Rata-rata asupan selama 2 hari
pengamatan yaitu lemak 48,15 gram (84,5%).
Pada hari pertama, asupan makan pasien tergolong sudah baik
walaupun pasien masih masih mengeluh sakit pada ulu hati dan mual.
Oleh karenanya nafsu makan pasien masih kurang. Hari kedua mengalami
peningkatan dikarenakan kondisi pasien sudah mulai membaik, pasien
sudah tidak mengeluh psakit pada ulu hati dan mual.Pasien tidak
mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit, dan pasien hanya
mengkonsumsi makanan yang diberikan oleh rumah sakit.
4. Asupan Karbohidrat (FH.1.5.3)
Karbohidrat berfungsi menghasilkan energi yang diperlukan tubuh
untuk melakukan aktifitas fisik, untuk bekerjanya organ-organ tubuh
seperti sirkulasi darah dan pernafasan, memulihkan stamina serta
mempertahankan status gizi pasien.
Berdasarkan hasil pemantauan, dapat dilihat bahwa asupan
karbohidrat pada hari ke I sebesar 225 gram (73%), pada hari ke II
mengalami penurunan menjadi 276 gram (89,6%). Rata-rata asupan
selama 2 hari pengamatan yaitu karbohidrat 250,5 gram (81,4%).
Pada hari pertama, asupan makan pasien tergolong sudah baik
walaupun pasien masih masih mengeluh sakit pada ulu hati dan mual.
Oleh karenanya nafsu makan pasien masih kurang. Hari kedua mengalami
peningkatan dikarenakan kondisi pasien sudah mulai membaik, pasien
26
sudah tidak mengeluh psakit pada ulu hati dan mual.Pasien tidak
mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit, dan pasien hanya
mengkonsumsi makanan yang diberikan oleh rumah sakit.
B. Perkembangan Diet (ND)
Pasien dengan diagnosis : Diabetes Militus Tipe II + Anemia + Suspek
TB Paru diberikan Diet Diabetes Militus dan Rendah Lemak dengan makanan
lunak. Terdapat perkembangan pada pemberian Diet Diabetes Militus dan
Rendah Lemak dengan makanan lunak. Hari pertama awalnya pasien masih
kurang nafsu makan, tapi semakin hari kondisi pasien membaik, semakin
membaik asupan makan pasien dan pasien patuh terhadap diet yang
diberikan oleh rumah sakit.
Perkembangan diet bertujuan untuk memantau apakah pemberian diet
saat ini perlu ditingkatkan atau diturunkan sesuai dengan kondisi pasien saat
ini agar makanan yang disajikan rumah sakit dapat dihabiskan oleh pasien.
C. Status Gizi
Penilaian status gizi merupakan komponen penting dalam pemberian
asuhan gizi pasien rawat inap di rumah sakit, sebab status gizi merupakan
cerminan terpenuhinya kebutuhan gizi individu. Dalam pelaksanaan studi
kasus ini, pemantauan status gizi pasien dilakukan dengan cara
membandingkan berat badan sebelum dan setelah intervensi.
Dari hasil pemantauan perkembangan status gizi, dapat disimpulkan
bahwa status gizi pasien tetap, pada kategori kurus.

D. Perkembangan Fisik dan Klinis (PD)


Selama dilakukan 2 hari pemantauan terhadap perkembangan fisik
pasien keadaan pasien semakin membaik. Hanya pasien masih mengeluh
merasa lemas. Sedangkan untuk pemantauan perkembangan klinis pasien
keadaan pasien berdasarkan tanda vital seperti suhu tubuh, nadi dan
respirasi masih tetap normal. Hanya saja tekanan darah pasien masih rendah
yaitu 110/70 mmHg.
E. Perkembangan Biokimia (BD)
27
Pada saat pemantauan yang dilakukan selama 2 hari terhadap
perkembangan biokimia atau hasil laboratorium pasien, dapat diketahui
bahwa hasil pemeriksaan pada hari 1 pemantauan yaitu hemoglobin masih
rendah yaitu 7,8 g/dl dan gula darah pasien masih tinggi yaitu 213 mg/dl.
Untuk pemeriksaan lab tidak dilakukan pada hari ke 2 pemantauan namun
dilakukan pada hari ke 3 pada saat melakukan konseling dengan hasil
pemeriksaan hemoglobin yaitu 8 g/dl namun masih dibawah nilai normal dan
untuk glukosa darah pasien juga terjadi penurunan yaitu 194 mg/dl namun
masih dibawah nilai normal serta ada penambahan pemeriksaan BTA yaitu
dengan hasil negative.
F. Perkembangan Terapi Medis (CH.2.2)
Selama dilakukan pemantauan pada pasien, pada hari 1 dan 2 sudah
dilakukan pemberian obat oleh dokter yaitu obat yang diberikan secara oral
seperti metformin yang digunakan untuk menurunkan kadar gula darah pada
pasien, asetilsistein yang duganakan untuk obat batuk yang bertujuan untuk
mengencerkan dahak pada pasien, codein yang digunakan untuk obat
penghilang rasa nyeri pada ulu hati pasien dan paracetamol digunakan untuk
menurunkan suhu tubuh pasien karena pada hari pertama pasien masuk
rumah sakit pasien mengeluhkan demam.
Sedangkan untuk injeksi, pasien diberikan ceftriaxone 2x1A, injeksi
tersebut diberikan untuk mengatasi infeksi bakteri yang terjadi pada pasien.
Injeksi ranitidine 2x1A diberikan untuk menangani gejala kenaikan asam
lambung pada pasien. Diberikan injeksi tersebut dikarenakan pasien
mengeluhkan sakit pada ulu hati dampai merasakan mual. Diberikan juga
cairan ringer laktat (RL) 20 ptm yang digunakan untuk mengganti cairan tubuh
yang hilang pada pasien.

BAB VI

KESIMPULAN/ RINGKASAN ASUHAN GIZI

A. KESIMPULAN
Berdasarkan 2 hari pemantauan dapat diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Pasien di diagnosis : Diabetes Militus Tipe II + Anemia + Suspek TB Paru

28
2. Status gizi pasien : berdasarkan IMT yaitu 17,45 kg/m2 (dikategorikan
kurus)
3. Perhitungan zat gizi sesuai dengan kebutuhan
a. Energi :2.050 kkal
b. Protein :76,95 gram
c. Lemak : 57 gram
d. Karbohidrat :307,8 gram
e. Vitamin dan mineral
Tabel vitamin dan mineral berdasarkan angka kecukupan gizi yang
dianjurkan tahun 2019 untuk laki-laki usia 37 tahun :

Vitamin/ Mineral Kecukupan sesuai


AKG
Vitamin A (RE) 600 mcg
Vitamin D (mcg) 15 mcg
Vitamin E (mcg) 15 mcg
Vitamin K (mcg) 65 mcg
Vitamin B1 (mg) 1.3 mg
Vitamin B2 (mg) 1.6 mg
Vitamin B3 (mg) 14 mg
Vitamin B5 (mg) 5.0 mg
Vitamin B6 (mg) 1.3 mg
Folat (mcg) 400 mcg
Vitamin B12 (mcg) 2,4 mcg
Biotin (mcg) 30 mcg
Kolin (mg) 550 mg
Vitamin C (mg) 90 mg
Kalsium (mg) 1000 mg
Magnesium (mg) 350 mg
Besi (mg) 13 mg
Kalium (mg) 4700 mg

29
Natrium (mg) 1500 mg
Iodium (mg) 150 mg

4. Perkembangan fisik pasien yaitu keadaan pasien masih sedikit lemas


dengan kesadaran compos mentis. Pasien mengeluh batuk dan untuk
sakit ulu hati sudah berkurang.
5. Perkembangan klinis pasien pada tanggal 23-24 April 2021 suhu, respirasi
dan nadi pasien masih dalam keadaan normal. Namun untuk tekanan
darah pasien masih rendah.
6. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium selama pengamatan pada
tanggal 23-24 April 2021 Glucose 194 mg/dl (lebih) Hb 8 g/dl (rendah) dan
BTA negative.
7. Pemberian diet diabetes militus dan rendah lemak, terjadi perubahan pada
pasien. Dan nafsu makan pasien semakin membaik, serta kondisi pasien
juga semakin membaik.
8. Selama proses asuhan gizi tidak ada perubahan status gizi pasien. Status
gizi pasien masih dalam keadaan kurus.
9. Pada monitoring dan evaluasi asupan makan pasien, diperoleh rata rata
asupan makan pasien yaitu :
a. Energi : 1.845,7 kkal (90%)
b. Protein : 65,1 gram (84,6%)
c. Lemak : 48,15 gram (84,5%)
d. Karbohidrat : 250,5 gram (81,4%)
10. Materi yang disampaikan pada saat penyuluhan dan konsultasi gizi adalah
Diet Diabetes Militus dan Rendah Lemak. Tujuan pemberian penyuluhan
adalah pasien dapat mengetahui dan memahami serta melaksanakan diet
dengan baik dan benar, mendapatkan dukungan dari keluarganya dan
meningkatkan kepatuhan pasien terhadap diet yang dianjurkan.
B. SARAN
1. Bagi pasien dan keluarga

30
Diharapkan keluarga pasien dapat turut serta dalam memberikan
motivasi dan dukungan kepada pasien agar pasien mau mematuhi diet yang
sudah diberikan dan pasien juga taat dengan diet yang ditetapkan demi
membantu dalam proses penyembuhan pasien

2. Bagi Mahasiswa

Perlu adanya bimbingan untuk meningkatkan kerja sama dengan


dokter, perawat, maupun dengan tenaga kesehatan lainnya agar lebih
memahami tugas pelayanan gizi yang diberikan kepada pasien.

31
A. Monitoring dan Evaluasi

Ringkasan Proses Asuhan Gizi Terstandar

Nama Pasien : Tn. MA Jenis Kelamin :Laki-laki


Umur : 37 tahun No. Register : 91.26.30
Tabel. Pedoman Asuhan Gizi Terstandar
Assesment
Monitoring
Identifikasi Diagnosis Gizi (PES) Intervensi
Data Dasar Evaluasi
Masalah
Biokimia (BD) Peningkatan kadar NC.2.2 : Perubahan nilai Memberikan asupan Nilai glucose tinggi
Glucose : 194 mg/dl Glucosedan lab terkait gizi berkaitan diet DM Rendah dan hemoglobin
hemoglobin dengan adanya penyakit Lemak. rendah.
Hemoglobin : 8 g/dl
infeksi ditandai dengan
hasil laboratorium Glucose
194 mg/dl (lebih)
Hemoblobin 8 g/dl
(rendah).

32
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama
[Permenkes RI] Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2019. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka
Kecukupan Gizi yang Dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia.
Tabel komposisi Pangan Indonesia
Penuntun Diet dan Terapi Gizi Edisi 4 oleh Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan
Asosiasi Dietesien Indonesia Tahun 2020

33

Anda mungkin juga menyukai