Anda di halaman 1dari 35

BAB II

ASSESMENT

A. Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. Z
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Buruh bangunan
Pendidikan : SD
RMK : 1-43-57-xx
Ruang : Paru kamar 2 bed 5
Tanggal Masuk : 23 Desember 2019
Tanggal Kasus : 26 Desember 2019
Alamat : Kelayan rt 02
Diagnosa Medis : SOB + SOPT TB Paru On OAT

2. Riwayat Penyakit

Tabel 1. Riwayat Penyakit Pasien

Keluhan utama sesak dan batuk


Riwayat Penyakit Sekarang Pasien mengeluh sesak dan batuk. Pasien te
didiagnosa tb paru sejak 8 bulan yang lalu
dan sedang dalam masa pengobatan bulan
ke-7.
Riwayat Penyakit Dahulu Pasien menderita tb paru sejak 8 bulan yang
lalu.
Riwayat Penyakit Keluarga -

3. Riwayat Gizi

Tabel 2. Riwayat Gizi Pasien

Status Ekonomi : Menengah


Pekerjaan Suami : Buruh bangunan
Data Sosial Ekonomi
Jumah Anggota Keluarga : 5
Suku : Banjar
Jumlah Jam Kerja : 10 jam
Aktifitas Fisik Jumlah Jam Tidur : ± 8 jam
Olahraga : Pasien jarang melakukan olahraga .
Alergi Makanan -
Pantangan Makanan -

38
Masalah -
Gastrointestinal
Jenis Penyakit : TB Paru
Terapi Diet : Diet TKTP
Penyakit Kronik
Jenis dan Lama Pengobatan : Pengobatan bulan
ke-7
Pasien tidak ada sariawan maupun gangguan
Kesehatan Mulut
kesehatan mulut lainnya.
Pasien tidak ada mengkonsumsi suplemen
Suplemen/vitamin
ataupun vitamin
Perubahan Berat Badan Pasien mengalami perubahan berat badan
Pola Makan : 3 kali sehari

 Hasil FFQ :
Energi : 2233,2 kkal
Protein : 96,25 gr
Lemak : 25,21 gr
Karbohidrat : 433.9 gr
Serat : 32 gr

 Nilai AKG (Perempuan kelompok umur 30-


49 tahun) :
Energi : 2150 kkal
Protein : 57 gr
Lemak : 60 gr
Karbohidrat : 323 gr
Serat : 30 gr
Riwayat/Pola Makan
 Tingkat Konsumsi :
Energi = (2233,2 kkal/2150 kkal)x 100% =
103% (Lebih)
Protein = (96,25/57 gr)x100% = 168%
(Lebih)
Lemak = (25,21 gr/60 gr)x100% = 42%
(Kurang)
Karbohidrat = (433.9 gr/323 gr)x100% =
134% (Lebih)
Serat = (32 gr/ 30 gr)x 100% = 106 % (Lebih)

Kategori tingkat kecukupan zat gizi yaitu


sebagai berikut (WNPG, 2004):
Baik : 80-110% AKG
Kurang : <80% AKG
Lebih : >110% AKG
Pasien sebelum dirawat di rumah sakit, pasien
Riwayat Nutrisi makan teratur 3 kali sehari dengan bentuk
Dahulu makanan nasi dan kadang bubur serta selingan 1
kali sehari.

39
Riwayat Nutrisi Asupan makan pasien baik
Sekarang

Kesimpulan Assesment :

Pembahasan Assesment :

A. Antropometri

Berat Badan : 39 kg

Tinggi Badan : 155 cm

BBI : 58,5 kg

39
IMT = (1,55)2 = 16,25 kg/𝑚2

Kesimpulan

Pembahasan :

40
B. Pemeriksaan Biokimia
Tabel 3. Pemeriksaan Biokimia (Laboratorium)

Awal Awal
Satuan/Nilai
Pemeriksaan Masuk Kasus Kategori
Normal
23-12-2019 26-12-2019
Hemoglobin 14,0-18,0 g/dl 12,5 Rendah
Hematokrit 42,0-52,0 % 38,1 Rendah
MCH 28,0-32,0 pg 27,8 Rendah
MCHC 33,0-37,0 % 32,8 Rendah
Eosinofil% 1,0-3,0 % 15,3 Tinggi
Neutrofil% 50,0-81,0 % 45,7 Rendah
Monosit% 2,0-8,0 % 9,0 Tinggi
Neutrophil # 2,50-7,0 ribu/ul 2,09 Rendah
Chlorida 98-107 meq/L 109 Tinggi
LED/ESR 0-10 mm/jam 26 Tinggi
Bilirubin
0,20-0,80 mg/dl 0,09 Rendah
Indirek

Kesimpulan :
Pembahasan :
C. Pemeriksaan Fisik Klinis
Tabel 4. Pemeriksaan Fisik Pasien
Pemeriksaan Fisik
Indikator Awal Masuk Awal Kasus
23/12/19 26/12/19
Lemah (+) (-)
Mual (+) (-)
Muntah (-) (-)
Kesadaran Composmentis Composmentis
Pucat (-) (-)
Nafsu makan menurun (+) (-)
Pusing (-) (-)
Batuk (+) (+)
Sesak Nafas (+) (+)
Sumber : Rekam Medik, 2019
Keterangan :
(+) = tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien
(-) = tanda dan gejala yang tidak ditemukan pada pasien

41
Tabel 5. Pemeriksaan Klinis Pasien

Tanggal
Pemeriksaan
Awal Masuk Awal Kasus
Klinis Nilai Normal
23/12/19 26/12/19
Tekanan darah <130/<85 mmHg 110/70mmHg 130/70 mmHg
(Normal (Normal)
Nadi 60-100x/ menit 84 x/menit 82 x/menit
(Normal) (Normal)
RR 14-20x/ menit 24 x/menit 26 x/menit
(Tinggi) (Tinggi)
Suhu 36.5-37.5 oC 26,8oC 37oC
(Normal) (Normal)
Kesimpulan :

Pembahasan :
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Pemeriksaan 1 November 2018
 USG HEPAR+POTO THORAX
Hasil Pemeriksaan :
 Hepar : Ukuran normal, intensitas echoparenkim homogen
normal,.kapsula intak, sudut tajam, tepi rata,tidak tampak
nodul, Duktus biliaris intrahepatal tidak dilatasi. V
porta/hepatica tak melebar, tak tampak nodul
 GB : Dinding tidak menebal, tak tampak massa/batu
 Pankreas : Normal , tak tampak nodul
 Spleen : ukuran tak membesar, tidak tampak nodul/ cyst
 Ren Dextra/Sinistra : Ukuran normal, intensitas
echocortexhomogen normal, normal tak tampak
ectasis/kista/massa/batu tak tampak KGB paraaorta/iliaca

Kesimpulan :
 Tak tampak metastase liver/KGB paraaorta
 Seacara radiologi liver, GB, Lien,Pankreas,ren dalam batas
normal

42
 Foto Thorax PA : secara radiologic cor dan pulmo dalam batas
normal tak tampak metastase paru

D. Asupan Zat Gizi


Hasil Recall 24 Jam Diet : Rumah Sakit
Bentuk Makanan : Lunak
Diet RS : BB TKTP
Cara Pemberian : Oral
Tanggal : 26 Desember 2018

Tabel 6. Asupan Makanan Berdasarkan Hasil Recall 24 jam Pasien

Energi Protein Lemak Karbohidrat


Asupan Makan 1523,6 kkal 69,5 gr 44,8 gr 255,8 gr
Makanan RS 1523,6 kkal 69,5 gr 44,8 gr 255,8 gr
% Asupan 100% 100% 100% 100%
Kategori Asupan Baik Baik Baik Baik

Kategori asupan menurut WNPG 2004 yaitu sebagai berikut.


Baik : 80-110%
Kurang : <80%
Lebih : >110 %

E. Terapi Medis

Tabel 7. Terapi Medis Pasien

Jenis Fungsi Interaksi dengan zat gizi


Obat/Tin-
dakan
IVFD NS 20 Diindikasi untuk -
tpm perawatan darah dan
kehilangan cairan, kadar
natrium dan kalium
rendah, magnesium
rendah, kalsium rendah,
darah dan kehilangan
cairan dan kondisi lainnya
Inj Subkutan Digunakan untuk  Pada pemberian bersama
Novomix 0- mengurangi tingkat gula dengan obat hipoglikemik
10 iu darah tinggi pada orang oral, oktreotid, MAOI,
dewasa, remaja dan anak- penyekat β adrenergik non
anak berusia 10 tahun ke selektif, ACE inhibitor,
atas dengan diabetes salisilat, alkohol, steroid
mellitus (kencing manis). anabolik, & sulfonamid

43
NOVOMIX juga dapat dapat mengurangi
digunakan dalam kebutuhan akan insulin.
kombinasi dengan tablet  Pada pemberian bersama
untuk diabetes. dengan kontrasepsi oral,
tiazid, glukokortikoid,
hormon tiroid,
simpatomimetik, & danazol
dapat meningkatkan
kebutuhan akan insulin.
Inj. DNF Memenuhi kebutuhan  Obat diabetes lainnya
Insulin 5 pasokan insulin pada (misalnya
iu/jam penderita diabetes metformin), ACE inhibitor,
penghambat beta obat
trigliserida tinggi golongan
fibrat (misalnya fenofibrat),
fluoxetine, pentoxifylline,
atau antibiotik
sulfonamida: meningkatka
n efek hipoglikemik atau
gula darah turun di bawah
normal.
 Danazol, diuretik,
glukagon,
isoniazid, kortikosteroid,
chlorpromazine, hormone
tiroid, estrogen, progestin
(misalnya: pil KB),
antipsikotik: mengurangi
efek insulin dalam
menurunkan gula darah.
 Pioglitazone: meningkatkan
risiko bertambahnya
berat badan dan
penumpukan cairan di
bagian tubuh tertentu
(seperti tungkai)

44
BAB III

DIAGNOSA GIZI

A. Problem Gizi
1. Diagnosa medis TB Paru
2. Status Gizi Kurang (IMT =16,25 )
B. Penentuan Diagnosa Gizi
1. Peningkatan kebutuhan zat gizi berkaitan dengan TB Paru dan status
gizi kurang ditandai dengan IMT (16,25)
2. Underweight berkaitan dengan penurunan nafsu makan akibat sesak
nafas ditandai status gizi pasien kurus

45
BAB IV
INTERVENSI GIZI

A. Planning

1. Terapi Diet

Jenis Diet : TKTP

Bentuk : Lunak

Rute : Oral

Frekuensi : 3 kali makan utama dan 3 kali selingan

2. Tujuan Diet

a. Memenuhi kebutuhan energy dan protein yang menoingkat

untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh

b. Menambah berat badan hingga mencapai normal

3. Syarat Diet

a. Energi diberikan tinggi 40-45 kkal/BB

b. Protein tinggi, yaitu 2-2,5 gr/kg BB

c. Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total

d. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi totat

e. Vitamin dan mineral cukup

f. Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna

4. Prinsip Diet

a. Energi tinggi

b. Protein tinggi

c. Lemak cukup

d. Karbohidrat cukup

46
5. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi

Berat Badan : 52 kg

TB : 165cm
BBI : 58,5 kg

AMB = 66 + (13.7 x BBI) + (5x TB) – (6.8x U)


` = 66 + (13.7x 55 kg) + (5x 155 cm) – (6.8x 64 thn)
= 66 + 753,5 + 775 – 435,2
= 1.159,3 kkal
TEE = AMB x F. aktifitas x F. stress
= 1.159,3 kkal x 1,2 x 1,3
= 1.808,5 kkal (1.627,65-1989,35 )
Protein = 2 x BBI
= 2 x 55
= 110 gram (24%) (99-121)
Lemak = (20% x 1.808,5 kkal)/ 9 kkal
= 40,18 gram
KH = (60% x 2.056,78 kkal)/ 4 kkal
= 308,51 gram

47
Bahan
Makana Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Sumber Nasi, roti, dan hasil olahan Dimasak dengan banyak


Karbohidrat tepung minyak kelapa atau santan
seperti kue kental

Sumber Daging sapi, ayam, ikan, telur,


Protein susu, dan hasil olahan seperti
Hewani keju dan yoghurt

Sumber Semua jenis kacang-kacang


protein dan hasil olahannya
Nabati seperti tempe dan keju

Sayuran Semua jenis sayuran seperti :


bayam, buncis, daun singkong,
kacang panjang, labu siam, dan
wortel, ditumis dan kukus

Buah- Semua jenis segar seperti:


buahan papaya, semangka, melon,
pisang, buah kaleng, buah
kering dan jus buah

Minuman Madu, sirup, teh, dan kopi Minuman rendah


encer kalori

Lemak dan Minyak goreng, mentega, Santan kental


Minyak margarin. Santan encer, salad

4. Rencana Monitoring dan Evaluasi

Tabel 8. Rencana Monitoring dan Evaluasi Pasien

Pengamatan Yang Diukur Pengukuran Evaluasi/ Target


Antropometri BB , LILA dan Setiap hari Normal
ULNA
Biokimia Hb Meningkat/Normal
Berkala
Hematokrit Meningkat/Normal

48
GDS Setiap hari Menurun/Normal
GDP 2 hari sekali Menurun/Normal
Fisik dan Klinis Lemah Setiap hari Kondisi pasien
Tekanan Darah tidak lemah
Nadi lagitekanan darah,
RR RR, nadi, suhu
Suhu dalam batas
normal
Asupan zat gizi Energi, Protein, Setiap Hari Lebih dari 80%
Lemak, KH

5. Rencana Konsultasi Gizi


Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang PDW Tulip Lantai 3 Bed 24
Materi : Diet DM 1500 kalori
Alat : Leaflet, Daftar Bahan Makanan Penukar Dan Contoh
Makanan Sebenarnya
Metode : Ceramah dan Tanya jawab
Tabel 9. Rencana Konsultasi Gizi

Masalah Gizi Tujuan Materi Konseling


 Asupan energi,  Agar pasien dapat  Pengertian
dan karbohidrat mempertahankan tentang penyakit
berdasarkan recall berat badan normal Diabetes Mietus
24 jam adalah pasien. dan kanker
kurang.  Agar pasien mamae
 Pasien mengalami memperbaiki pola  Pengertian dan isi
penurunan berat makan saat berada di daftar bahan
badan selama ± 3 rumah sakit dan makanan penukar
bulan terakhir sesudah berada  Tujuan dan syarat
sebanyak 8 kg dirumah. diet yang
 Perubahan nilai  Agar pasien dan diberikan.
laboratorium keluarga pasien  Bahan makanan
terkait gizi seperti mengetahui yang dianjurkan,
Hb 11,2 gr/dl informasi tentang dibatasi dan harus
(rendah), diabetes miletus dihindari
hematocrit 35,3  Agar pasien dan  Jadwal makan
jt/ul (rendah), keluarga pasien utama dan
GDS 461 mg/dl mengetahui selingan
(tinggi) informasi tentang diet
 Kurangnya Penyakit DM dan
pengetahuan Daftar Bahan
terkait gizi Makanan Penukar

49
 Agar pasien dan
keluarga pasien
mengetahui
informasi tentang
jenis dan macam
makanan yang
dianjurkan, dibatasi
dan harus dihindari
pasien.

A. Implementasi
1. Kajian Terapi Diet di Rumah Sakit
Jenis Diet : DM
Bentuk Makanan : Biasa
Cara Pemberian : Oral
Tabel.10 Kajian Terapi Diet Rumah Sakit

Karbo Serat
Energi Protein Lemak
Implementasi hidrat
(kkal) (gr) (gr)
(gr)
1500
Makanan RS 51,5 gr 36,5 gr 235 gr 26,1
kkal
Kebutuhan 1512,5 56,7 42,0 245,78 30 gr
% Makanan RS/Kebutuhan 99 % 90 % 91,0% 103% 87%

Pembahasan Diet RS
Bentuk makanan yang diberikan oleh rumah sakit adalah makanan
biasa yaitu kentang rebus. Hal ini dikarenakan pasien tidak mau
mengkonsumsi nasi karena beresiko meningkatkan gula darah sehingga di
ganti dengan kentang rebus. Dengan adanya pergantian nasi biasa menjadi
kentang rebus ini agar meningkatkan nafsu makan pasien sehingga dapat
memenuhi kebutuhan energi dan karbohidrat pasien.
Makanan Biasa adalah standar makanan yang dapat menjadi dasar
untuk modifikasi makanan khusus. Makanan biasa memiliki kemiripan
dengan makanan orang sehat di rumah. Susunan dari makanan biasa
berdasar pada Pola Menu Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi (AKG)
yang dianjurkan pada orang sehat. Bentuk makanan pokok berupa nasi.
Tidak ada pantangan pemberian makanan khusus namun sebaiknya

50
diberikan makanan yang tidak merangsang, tidak terlalu pedas dan
mudah dicerna. Indikasi pemberian makanan biasa adalah kepada pasien
sadar yang tidak membutuhkan diet tertentu berkaitan dengan penyakit
yang diderita (Almatsier, 2005)
Pasien diberikan diet DM 1500 kalori dikarenakan hasil
laboratorium pasien saat awal masuk menunjukkan diagnosa penyakit
pasien yaitu diabetes miletus dan ca mamae onn kemotrapi. Diabetes
miletus tipe 2 merupakan kelainan metabolik yang ditandai dengan
kadar glukosa darah yang tinggi dalam konteks resistensi insulin dan
defisiensi insulin relative (Kumar, 2005). Penyakit diabetes melitus jenis
ini merupakan kebalikan dari diabetes melitus tipe 1, yang mana terdapat
defisiensi insulin mutlak akibat rusaknya sel islet di pankreas (Shoback,
2011). Gejala klasiknya antara lain haus berlebihan, sering berkemih,
dan lapar terus-menerus). Pada Ny.RH penyebab terjadinya diabetes
miletus tipe 2 karena riwayat penyakit keluarga dan kebiasaan makan
pasien. Implementasi % Makanan RS/ Kebutuhan pasien untuk energi
hanya 99% dan dikategorikan baik . Protein sebesar 90% menandakan
persentase kebutuhan pasien dengan standar makan RS berada dalam
kategori baik. Asupan lemak sebesar 108,6% dikategorikan lebih dan
karbohidrat hanya 99%. Hal ini menunjukkan perbedaan antara kebutuhan
dengan makanan RS. Perbedaan ini dilakukan karena mengingat keadaan
pasien yang mengalami lemah dan penyakit yang diderita pasien
pemberian makanan dilakukan secara bertahap.
2. Rekomendasi Diet
a. Rekomendasi Diet Dibandingkan dengan Makanan Rumah Sakit (RS)
Tabel 11. Rekomendasi diet dibandingkan dengan makanan rumah
sakit
Rekomendasi Diet
Makanan
Zat Gizi Tanggal Tanggal Tanggal
RS
15 - 16 16 - 17 17-18
1307,4 1412,7 1514,6
Energi 1500 kkal
(87%) (94,1%) (100,9%)
54,6 59,6 64,0
Protein 51,5 gr
(106 %) (115,7%) (124%)
Lemak 36,5 gr 32,7 34,1 33,6

51
(89,5%) (93,4%) (92%)
215 240,8 247,4
Karbohidrat 235 gr
(91,4%) (102,4%) (105,2%)
32,7 42,0 43,1
Serat 26,1 gr
(125%) (160%) (165%)

Tabel 12. Rata-rata rekomendasi diet dibandingkan dengan makanan


rumah sakit

Rata-rata Persentase Rata-Rata


Makan-
Zat Gizi Rekomendasi Dibandingkan Makanan
an RS
Diet RS
Energi 1500 kkal 1411,56 kkal 94 %
Protein 51,5 gr 59,4 gr 115,3%
Lemak 36,5 gr 34 gr 93%
Karbohidrat 235 gr 234,4 gr 99,7%
Serat 26,1 gr 39,2 gr 150%

b. Rekomendasi Diet Dibandingkan dengan Kebutuhan


Tabel 13. Rekomendasi diet dibandingkan dengan kebutuhan
Rekomendasi Diet
Zat Gizi Kebutuhan Tanggal Tanggal Tanggal
15 – 16 16 - 17 17-18
1307,4 1412,7 1514,6
Energi 1512,7 kkal
(86,4%) (93,3%) (100,1%)
54,6 59,6 64,0
Protein 56,7 gr
(96,2 %) (105,1%) (112,8%)
34,1 34,1 33,6
Lemak 42,0 gr
(81%) (81%) (81%)
215 240,8 247,4
Karbohidrat 226,8 gr
(95%) (106%) (109%)

52
32,7 42,0 43,1
Serat 30 gr
(109%) (140%) (143%)

Tabel 14. Rata-rata rekomendasi diet dibandingkan dengan makanan


kebutuhan
Rata-rata Persentase Rata-Rata
Zat Gizi Kebutuhan Rekomendas Dibandingkan
i Diet Kebutuhan
Energi 1512,7 kkal 1411,56 kkal 93%
Protein 56,7 gr 59,4 gr 104,7%
Lemak 42,0 gr 34 gr 81 %
Karbohidrat 226,8 gr 234,4 gr 103,3 %
Serat 30 gr 39,2 gr 130 %

3. Hasil Konseling Gizi


Penerima Konseling : Pasien dan keluarga pasien
Waktu : ±15 menit
Tempat : Ruang Penyakit Dalam Wanita (PDW) Lantai III
Bed : 24
Alat : Leaflet, Daftar Bahan Makanan Penukar Dan
Contoh Makanan Sebenarnya
Metode : Ceramah dan Tanya jawab

Tabel 15. Hasil Konseling Gizi


Tujuan Materi Konseling Hasil Konseling
Agar pasien atau a. Penjelasan tentang a. Pasien dan keluarga
keluarga pasien Diabetes Miletus pasien memahami
mengetahui diet yang dan Daftar Bahan mengenai konsultasi
diberikan dan Makanan Penukar yang diberikan.
mengetahui makanan b. Tujuan diet yang b. Pasien dan keluarga
yang boleh diberikan memberikan
dikonsumsi serta c. Prinsip dan syarat tanggapan berupa
yang dibatasi atau diet yang diberikan pertanyaan mengenai
dihindari. d. Bahan makanan bahan makanan yang
yang dianjurkan dianjurkan.
dan tidak c. Pasien dan keluarga
dianjurkan pasien bisa

53
menerapkan diet DM
yang diberikan

54
BAB V
MONITORING, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
Tabel 16. Monitoring, Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tanggal/ Monitoring Asupan Gizi (ABCD)
Hari Diagnosis Monitoring Diagnosis Evaluasi dan Tindak Lanjut (Terapi
Pengam Medis Antropo Fisik & Gizi Diet dan Konseling Gizi)
Biokimia Asupan
at-an metri Klinik
15-16 .DM tipe 2 BB = 51 GDS = 139 Fisik : Dibanding kan NI 5.4 Pembatasan Evaluasi pada pengamatan hari
/12/2018 + Ca kg mg/dl Pusing (+) kebutuhan : pemberian karbohidrat pertama :.
Mamae on (Normal) Lemah (+) dan energi berkaitan 1. GDS normal
Chemothera LILA = 26 Energi = 86,4 dengan penyakit diabetes 2. Pasien mengeluh pusing dan lemah
phy cm Klinis : % (baik ) melitus yang di tandai dikarenakan gula darah tinggi.
TD = dengan pemberian sesuai 3. TD, pernapasan, nadi dan suhu
ULNA = 130/80 Protein = 96,2 kebutuhan yaitu DM sudah dalam keadaan normal.
23 cm mmHg % (baik) 1500 4. Asupan makanan untuk energy,
(N) protein, lemak , karbohidrat dan
Status gizi R = 20 Lemak = 81 NC. 2.2 Perubahan nilai serat kategori baik > 80%
= Normal kali / (baik) lab terkait gizi berkaitan 5. Status gizi pasien normal
(90 % menit (N) dengan penyakit .
menurut N = 82 Karbohidrat = Diabetes Mellitus dan Tindak Lanjut :
pengukura kali / 87,4 % Ca Mammae on 1. Memepertahankan status gizi
n LILA menit (N) (baik) Chemotherapy di tandai pasien dengan memberikan
dan T = GDS 139 (Normal). makanan yang sesuai dengan
menurut 36,3oC (N) Serat = 109% kondisi pasien dan kebutuhan
pengukura (baik) NB 1.1 Kurangnya pasien.
n IMT pengetahuan terkait gizi 2. Memberikan diet dengan kalori
sebesar berkaitan dengan yang cukup, protein cukup, lemak
21,23 kebiasaan makan yang sedang dan KH sedang agar kadar
kg/m2) tidak baik di tandai gula darah mencapai normal
dengan pasien suka 3. Memberikan bentuk makanan biasa
mengkonsumsi jajanan yang dibagi menjadi 3 kali makan

55
kue manis , gorengan , utama dan 3 kali selingan dengan
mie instan, keripik dan jadwal waktu yang tepat, jumlah
minuman instan yang tepat dan jenis makanan yang
(buahvita) tepat sesuai dengan prinsip 3 J
4. Memberikan motivasi dan edukasi
berupa penyuluhan kepada pasien
dan keluarganya untuk selalu patuh
dalam menjalankan diet yang
diberikan baik selama di rumah
sakit ataupun saat di rumah tempat
tinggal pasien.

16-17 DM tipe 2 + BB = 51 GDS = Fisik : Energi = NI 5.4 Pembatasan Evaluasi pada pengamatan hari
/12/2018 Ca Mamae kg 02.00 : 188 Pusing (+) 93,3% (baik) pemberian karbohidrat pertama :
on mg/dl Lemah (+) dan energi berkaitan 1. Status gizi pasien normal
Chemothera LILA = 26 06.00 = 288 Protein = dengan penyakit diabetes 2. Gula darah sewaktu tidak stabil
phy cm mg/dl Klinis : 105,1% (lebih) melitus yang di tandai 3. Pusing dan lemah berkurang
10.00 = 101 TD = dengan pemberian diet 4. TD, pernapasan, nadi dan suhu
ULNA = mg/dl 110/70 Lemak = 81% sesuai kebutuhan yaitu sudah dalam keadaan normal.
23 cm 14.00 = 188 mmHg (baik) DM 1500 5. Asupan makanan untuk energy,
mg/dl (normal) karbohidrat dan lemak kategori
Status gizi 18.00 = 149 (N) Karbohidrat = NC. 2.2 Perubahan nilai baik > 80%.
= Normal mg/dl (normal) 106% lab terkait gizi berkaitan 6. Asupan makanan untuk protein
(90 % 22.00 = 210 RR = 20 (baik) dengan penyakit kategori lebih >100%
menurut mg/dl kali / Diabetes Mellitus dan
pengukura menit (N) Serat = 140% Ca Mammae on Tindak Lanjut :
n LILA (normal) (lebih) Chemotherapy di tandai 1. Memepertahankan status gizi
dan N = 80 GDS naik dan turun pasien dengan memberikan
menurut kali / selama pemeriksaan 4 makanan yang sesuai dengan
pengukura menit (N) jam sekali kondisi pasien dan kebutuhan
n IMT (normal) pasien.
NB 1.1 Kurangnya
sebesar T = 2. Memberikan diet dengan kalori
pengetahuan terkait gizi

56
21,23 36,5oC (N) berkaitan dengan yang cukup, protein cukup, lemak
kg/m2) (normal) kebiasaan makan yang sedang dan KH cukup agar kadar
tidak baik di tandai gula darah mencapai normal
dengan pasien suka 3. Tetap memberikan bentuk makanan
mengkonsumsi jajanan biasa yang dibagi menjadi 3 kali
kue manis , gorengan , makan dan 3 kali selingan dengan
mie instan, keripik dan jadwal waktu yang tepat, jumlah
minuman instan yang tepat dan jenis makanan yang
(buahvita) tepat sesuai dengan prinsip 3 J
4. Memberikan motivasi dan edukasi
berupa penyuluhan kepada pasien
dan keluarganya untuk selalu patuh
dalam menjalankan diet yang
diberikan baik selama di rumah
sakit ataupun saat di rumah tempat
tinggal pasien.
17-18 DM tipe 2 + BB = GDP = 197 Fisik : Energi = 100% NI 5.4 Pembatasan Evaluasi pada pengamatan hari
/12/2018 Ca Mamae 51 kg mg/dl Pusing (-) (baik) pemberian karbohidrat pertama :
on Lemah (-) dan energi berkaitan 1. Status gizi pasien normal
Chemothera LILA = GDPP = 273 Protein = dengan penyakit diabetes 2. Gula darah puasa dan gula darah 2
phy 26 cm mg/dl Klinis : 112,9% (lebih) melitus yang di tandai jam pp tinggi
TD = dengan pemberian diet 3. Pusing tidak ada dan lemah
ULNA = 110/70 Lemak = 81% sesuai kebutuhan yaitu berkurang
23 cm mmHg (baik) DM 1500 4. TD, pernapasan, nadi dan suhu
(normal) sudah dalam keadaan normal.
Status gizi (N) Karbohidrat = NC. 2.2 Perubahan nilai 5. Asupan makanan untuk energi dan
= Normal RR = 18 109 % lab terkait gizi berkaitan lemak dalam kategori baik > 80%
(90 % kali/ menit (lebih) dengan penyakit 6. Asupan makanan untuk protein,
menurut (N) Diabetes Mellitus dan karbohidrat dan serat kategori lebih
pengukura (normal) Serat = 143% Ca Mammae on > 100%.
n LILA N = 83 (lebih) Chemotherapy di tandai
dan kali / GDP 197 mg/dl (tinggi)

57
menurut menit (N) dan GDPP 273 (tinggi) Tindak Lanjut :
pengukura (normal) 1. Memepertahankan status gizi
n IMT T = pasien dengan memberikan
o
sebesar 36,4 C (N) makanan yang sesuai dengan
21,23 (normal)) kondisi pasien dan kebutuhan
kg/m2) pasien.
2. Pembatasan pemberian terhadap
karbohifrat agar menurunkann
kadar gula darah puasa dan kadar
gula 2 jam pp hingga mencapai
normal
3. Tetap memberikan bentuk makanan
biasa yang dibagi menjadi 3 kali
makan dan 3 kali selingan dengan
jadwal waktu yang tepat, jumlah
yang tepat dan jenis makanan yang
tepat sesuai dengan prinsip 3 J

58
Pembahasan :
a. Perkembangan Data Antromopetri
Data antropometri diperoleh dengan cara pengukuran berat badan
menggunakan berat badan aktual, untuk pengukuran tinggi dengan cara
wawancara dan pengukuran menggunakan rentang lengan/ulna. Berdasarkan hasil
pemantauan dari awal kasus sampai akhir kasus diketahui bahwa tidak terjadi
perubahan pada berat badan dan LILA. Hal tersebut terjadi karena penurunan berat
badan batas aman adalah 0,5 – 1 kg dalam seminggu, pada kasus ini pemantauan
hanya dilakukan selama 3 hari jadi masih kurang dapat untuk melihat adanya
penurunan atau kenaikan berat badan. Berdasarkan pemantauan, pasien mengalami
peningkatan nafsu makan sehingga mencapai asupan makan sesuai kebutuhan
normal gizi pasien. Jika nafsu makan pasien selalu normal dalam jangka waktu
yang panjang maka akan mempengaruhi berat badan pasein. Sedangkan
pengukuran LILA tidak ada perubahan karena perkembangan massa LILA
membutuhkan waktu yang lama. Status gizi berdasarkan LILA dari awal kasus
sampai akhir kasus sama atau tetap yaitu dalam kategori normal.
b. Perkembangan Biokimia
Indikator 15-16 16-17 17-18
/12/2018 /12/2018 /12/2018
Hb 11.5 g/dl - -
(rendah)
Hematokrit 35,3 vol% - -
(rendah)
GDS 139 mg/dl 02.00 : 188 mg/dl -
(tinggi) 06.00 = 288 mg/dl
10.00 = 101 mg/dl
14.00 = 188 mg/dl
18.00 = 149 mg/dl
22.00 = 210 mg/dl
GDP - - 197 mg/dl (tinggi)
GDPP - - 273 mg/dl (tinggi)
HBA1C 13,4 g/dl (tinggi) - -

59
Selama 4 hari pengamatan, pemeriksaan biokimia dilakukan hanya 3 hari.
Pada hari pertama pengamatan pada tanggal 15 Desember 2018, yaitu Hb = 11.5
g/dl (rendah), Hematokrit = 35,3 vol% (rendah), GDS = 139 mg/dl (Normal) dan
HBA1C 13,4 g/dl (tinggi). GDS yang normal dikarenakan pada pagi hari pasien
tidak mengkonsumsi bubur yang disajikan karena pasien takut beresiko
meningkatkan kadar gula darah, sehingga pasien tidak mau mengkonsumsi bubur..
Pada siang harinya bubur di ganti menjadi nasi dan pasien hanya mengkonsumsi ½
porsi dari yang di sajikan, hal ini yang menyebabkan gula darah menjadi turun
tetapi kebutuhan makan pasien juga menjadi kurang.
Pada hari kedua hanya pemeriksaan GDS yang berubah menjadi naik dan turun
tidak stabil. Hal ini dikarenakan adanya resisten insulin pada diabetes tipe 2
(Crishtoper, 2010). Sedangkan untuk hari ketiga hanya pemeriksaan GDP dan
GDPP yang dilakukan dan hasil pemeriksaan menunjukkan GDP dan GDPP
melebihi batas normal yaitu 197 mg/dl dan 273 mg/dl, hal ini disebabkan Diabetes
Mellitus tidak teregulasi dan tidak adanya pemberian obat oral, seharusnya pasien
diberikan obat oral tetapi obat tersebut dalam stok kosong, sehingga hanya obat
injeksi yang diberikan.
c. Perkembangan Fisik Klinis
Tabel 19. Monitoring Pemeriksaan Fisik Pasien

Pemeriksaan Fisik
Indikator 15-16 16-17 17-18
/12/2018 /12/18 /12/18
Lemah (+) (+) (-)
Mual (-) (-) (-)
Muntah (-) (-) (-)
Kesulitan menelan (-) (-) (-)
Pucat (+) (+) (-)
Nafsu makan menurun (-) (-) (-)
Pusing (+) (+) (-)
Keterangan :
(+) = tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien
(-) = tanda dan gejala yang tidak ditemukan pada pasien

60
Tabel 20. Monitoring Pemeriksaan Klinis Pasien

Pemeriksaan Klinis
Indikator 15-16 16-17 17-18
/12/2018 /12/18 /12/18
Tekanan Darah 130/80 mmHg 110/70 mmHg 110/70 mmHg
(N) (N) (N)
RR 20 kali / menit 20 kali / menit 18 kali / menit
(N) (N) (N)
Nadi 82 kali / menit 80 kali / menit 83 kali / menit
(N) (N) (N)
o
Temperatur 36,3 C (N) 36,5oC (N) 36,4oC (N)
Keterangan :
(+) = tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien
(-) = tanda dan gejala yang tidak ditemukan pada pasien
Data perkembangan fisik pasien didapat dari data yang tercantum dalam
catatan rekam medis. Berdasarkan data fisik pasien dari awal kasus sampai akhir
kasus menunjukkan bahwa pada saat kunjungan awal keadaan umum pasien yaitu
kesadaran pasien menurun, lemas, pusing dan pucat. Dari pengamatan fisik selama
3 hari didapatkan hasil pada hari pertama dan kedua pasien mengalami
lemah,pusing dan pucat. Hal ini dikarenakan adanya penyakit diabetes miletus
tipe 2 yang menyebabkan pasien mengalami lemah, pusing dan pucat Menurut dr.
Joel Zonszein, seorang direktur Clinical Diabetes Center di University Hospital of
the Albert Einstein College of Medicine di New York, penyebab paling umum
penderita diabetes adalah lemah, pusing dan pucat dikarenakan kadar gula darah
yang tinggi (Safitri, 2011). Secara psikologi pasien mendapat dukungan penuh dari
keluarga dalam menjalani pengobatan sehingga keadaan pasien cepat mengalami
peningkatan. Dukungan keluarga adalah dukungan yang diberikan oleh anggota
keluarga (suami, istri, anak, saudara kandung dan orang tua) sehingga individu
yang diberikan dukungan merasakan bahwa dirinya diperhatikan, dihargai,
mendapatkan bantuan dari orang-orang yang berarti serta memiliki ikatan keluarga
yang kuat dengan anggota keluarga yang lain (Friedman, 1998). Hasil penelitian
Pratiwi (2009) mengatakan berbagai dampak fisik dan masalah psikologis dialami
oleh mereka yang menderita penyakit jantung koroner.Hal ini membuat dukungan

61
keluarga sangat dibutuhkan dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Untuk
pemeriksaan klinis pada 3 hari pengamatan didapatkan hasil tekanan darah,
respirasi, nadi dan suhu Ny.Rh masih dalam batas normal.

d. Perkembangan Diet
Berdasarkan data bahwa pada tanggal 15 Desember 2018 hinggan 18
Desember 2018 pasien diberikan makanan melalui oral dengan bentuk makanan
biasa, Motivasi dan keinginan pasien untuk menerima diet yang diberikan cukup
tinggi sehingga asupan makan pasien dari hari kehari meningkat dan termasuk
dalam kategori baik.
Berdasarkan hasil pengamatan dari awal kasus sampai akhir kasus tanggal 15
desember sampai 18 desember 2018 didapatkan hasil asupan pasien dari rumah
saki. .Dari hasil monitoring diketahui bahwa asupan pasien selama dirumah sakit
sudah cukup terpenuhi sesuai kebutuhannya. Persentasi asupan pasien dapat dilihat
pada grafik berikut

1. Asupan Energi

Persentase Asupan Energi


105

100

95

90

85

80

75
15-16/12/2018 16-17/12/2018 17-18/12/2018
Persentase 86.4 93.3 100.1

62
Asupan energi pasien sejak awal kasus hingga akhir kasus mengalami
peningkatan. Pemberian asupan makanan pasien menggunakan prinsip 3j dan
dilakukan secara bertahap. Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama 4 hari
terhadap asupan/intake makanan Ny.RH dibandingkan dengan kebutuhan
bahwa asupan energi pada hari pertama dalam kategori baik hingga lebih. Hal
ini dikarenakan pergantian bahan makanan yang seharusnya nasi di tukar
menjadi kentang. Pada awalnya Ny. RH tidak ingin mengkonsumsi nasi/bubur
dikarenakan kepercayaan akan meningkatkan gula darah sehingga asupan recall
24 jam menjadi kurang. Setelah pergantian nasi menjadi kentang asupan pasien
meningkat pada hari kedua, ketiga dan keeempat sehingga kebutuhan di
tingkatkan hingga mencapai kebutuhan normal pasien.

2. Asupan Protein

Presentase Asupan Protein


115
112.8
110

105 105.1

100
96.2 Persentase
95

90

85
15-16/12/2018 16-17/12/2018 17-18/12/2018

Asupan protein pasien pada tanggal 15 Desember sampai dengan 18


Desember 2018 mengalami peningkatan, dari kategori baik hingga lebih. Pada
hari kedua dan ketiga kategori protein berubah menjadi lebih dikarenakan
pasien hanya bisa mengkonsumsi ikan. Selain itu juga pemilihan bahan
makanan pada beberapa menu menggunakan bahan makanan yang
mengandung tinggi protein seperti pada menu sayur, lauk nabati dan hewani.

63
Tingginya protein yang di konsumsi baik untuk mempercepat kesembuhan
pasien, pembentukkan ikantan-ikatan esensial tubuh seperti peningkatan
hemoglobin dan memperbaiki serta memelihara jaringan tubuh pasien. Protein
pembentukan hormon untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan yang aus,
dan metabolisme. Disamping itu, protein berguna untuk melindungi supaya
keseimbangan asam dan basa di dalam darah dan jaringan terpelihara, selain
itu juga mengatur keseimbangan air di dalam tubuh. Selain fungsi tersebut,
menurut Joko Pekik (2006: 15) protein juga berfungsi sebagai:
a) Membangun sel tubuh
b) Mengganti sel tubuh
c) Membuat air susu, enzim dan hormon
d) Membuat protein darah
e) Menjaga keseimbangan asam basa cairan tubuh
f) Pemberi kalori
f) Pemberi kalori

3. Asupan Lemak
90

80 81 81 81

70

60

50

40 Persentase

30

20

10

0
15-16/12/2018 16-17/12/2018 17-18/12/2018

64
Asupan lemak pasien dari awal pemorsian 15 Desember sampai akhir
tanggal 18 Desember 2018 mengalami peningkatan menjadi baik Fungsi
utama lemak adalah memberikan tenaga kepada tubuh. Satu gram lemak dapat
dibakar untuk menghasilkan sembilan kalori yang diperlukan tubuh.
Disamping fungsinya sebagai sumber tenaga, lemak juga merupakan bahan
pelarut dari beberapa vitamin yaitu vitamin: A, D, E, dan K.
Menurut Sunita almatsier (2009: 52) klasifikasi lipida menurut fungsi
biologisnya di dalam tubuh yaitu: Lemak simpanan yang terutama terdiri atas
trigliserida yang disimpan di dalam depot-depot di dalam jaringan tumbuh-
tumbuhan dan hewan. Lemak merupakan simpanan sumber zat gizi esensial.
Komposisi asam lemak trigliserida simpanan lemak ini bergantung pada
susunan lemak.

4. Asupan Karbohidrat

Persentase
115

110
109
106
105

100
Persentase

95 95

90

85
15-16/12/2018 16-17/12/2018 17-18/12/2018

Asupan karbohidarat pasien dari tanggal 15 Desember 2018 sampai 18


Desember 2018 mengalami peningkatan dari baik menjadi lebih. Pada tanggal
18 desember 2018 asupan karbohidrat meningkat hingga mencapai kategori
lebih. Hal ini dikarenakan untuk mencukupi kebutuhan energi maka karbohidrat

65
di tingkatkan, namun beberapa bahan makanan yang di gunakan pada hari
tersebut juga memepengaruhi meningkatnya asupan karbohidrat seperti jagung
dan bihun yang pada dasarnya tinggi akan karbohidrat. Karbohidrat merupakan
senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen.Sebagai
salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di
dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan
energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat
ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-
fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk
menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja
(irawan,2007).

5. Asupan Serat

Persentase
160

140 140 143

120
109
100

80
Persentase
60

40

20

0
12/15/2018 12/16/2018 12/17/2018

Asupan serat pasien dari tanggal 15 Desember 2018 sampai 18


Desember 2018 mengalami peningkatan hingga melebihi kebutuhan. Asupan
serat yang lebih dikarenakan bahan makanan yang digunakan dan berat porsi
yang disajikan. Menurut Bogdan (2008) serat dapat menurunkan berat badan,
menurunkan kadar kolesterol, dan memperbaiki profil gula darah. Mekanisme

66
serat terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita DM tipe II sangat
dipengaruhi oleh penyerapan karbohidrat di dalam usus. Semakin rendah
karbohidrat yang diserap oleh tubuh maka semakin rendah kadar glukosanya,
dalam hal ini serat dapat menurunkan efisiensi penyerapan karbohidrat yang
dapat menyebabakan menurunnya respon insulin. Apabila respon insulin
menurun, kerja pankreas akan semakin ringan sehingga dapat memperbaiki
fungsi pankreas dalam memproduksi insulin (Astawan dan Tutik, 2012).
Pengaruh serat dalam penurunan kadar glukosa darah terjadi di dalam lambung,
baik serat larut air maupun tidak larut air mempunyai kemampuan untuk
mengisi lambung, memperlambat pengosongan lambung dan mengubah
gerakan peristaltik lambung. Sehingga dapat menimbulkan rasa kenyang yang
lebih lama dan keterlambatan penyampaian zat gizi menuju ke usus halus.
Selanjutnya di usus halus, jenis serat yang larut dalam air dapat meningkatkan
kekentalan isi di dalam usus halus yang dapat mengakibatkan terjadinya
penurunan aktivitas enzim amilase serta dapat memperlambat penyerapa
glukosa. Kemudian secara tidak langsung dapat menurunkan kecepatan difusi
pada permukaan mukosa usus halus sebingga mengakibatkan terjadinya
penurunan kadar glukosa darah (Budiyanto, 2002).

67
6. Asupan Selama 4 hari
1600

persentase rata-rata asupan


1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Karbohidra
Energi Protein Lemak serat
t
Asupan 1411.5 59.4 34 234.4 39.2
Kebutuhan 1512.7 56.7 33.6 245.78 19.6
%Asupan 93 104.7 81 103.3 130

Berdasarkan grafik, asupan zat gizi energi, protein, karbohidrat dan lemak
terjadi peningkatan. Setelah dilakukan wawancara terhadap keluarga pasien
diketahui nafsu makan pasien meningkat seiring dilakukannya perawatan yang
dijalani pasien sehingga berkurangnya keluhan seperti lemah dan pusing yang
dapat mempengaruhi nafsu makan pasien. Peningkatan nafsu makan pasien di
rumah sakit dapat dipengaruhi oleh bebrapa faktor seperti psikologis, sosial
budaya, penyakit, jasmani dan lingkungan (Proverawati dan Kusumawati,
2011) Berdasarkan grafik diatas secara keseluruhan, rata-rata asupan pasien
selama 3 hari didapatkan untuk energi yaitu 93% , protein yaitu 104,7%, lemak
81% , karbohidrat yaitu 103,3% dan serat yaitu 130%.. Semua asupan zat gizi
masuk ke dalam kategori asupan makan baik karena lebih dari 80%. Hal ini
sesuai menurut WNPG 2004, tingkat asupan sesorang dikatakan kurang apabila
<80%, baik apabila 80-110% dan lebih apabila >110%. Pada rata-rata asupan
protein dan lemak menunjukkan asupan dalam kategori lebih. Hal ini
dikarenakan pada asupan beberapa hari dalam kategori lebih. Hal ini juga
disebabkan pemilihan bahan makanan dan proses pemasakan.

68
7. Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi pada hari pertama pengamatan adalah NI 5.4 Pembatasan
pemberian karbohidrat dan energi berkaitan dengan penyakit diabetes melitus
yang di tandai dengan pemberian sesuai kebutuhan yaitu DM 1500, NC. 2.2
Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit Diabetes Mellitus
dan Ca Mammae on Chemotherapy di tandai GDS 139 (Normal), NC.3.2
Penurunan berat badan yang tidak direncanakan berkaitan dengan adanya
penyakit diabetes dan Ca Mammae on Chemotherapy ditandai dengan pasien
mengalami penurunan berat badan sebanyak 8 kg dalam ±2 bulan terakhir dan
NB 1.1 Kurangnya pengetahuan terkait gizi berkaitan dengan kebiasaan makan
yang tidak baik di tandai dengan pasien suka mengkonsumsi jajanan kue manis
, gorengan , mie instan, keripik dan minuman instan (buahvita)
Pada hari kedua pengamatan, diagnose gizi yang didapatkan adalah NI
5.4 Pembatasan pemberian karbohidrat dan energi berkaitan dengan penyakit
diabetes melitus yang di tandai dengan pemberian diet sesuai kebutuhan yaitu
DM 1500, NC. 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit
Diabetes Mellitus dan Ca Mammae on Chemotherapy di tandai GDS naik dan
turun selama pemeriksaan 4 jam sekali, NC.3.2 Penurunan berat badan yang
tidak direncanakan berkaitan dengan adanya penyakit diabetes dan Ca
Mammae on Chemotherapy ditandai dengan pasien mengalami penurunan berat
badan sebanyak 8 kg dalam ±2 bulan terakhir. Dan NB 1.1 Kurangnya
pengetahuan terkait gizi berkaitan dengan kebiasaan makan yang tidak baik di
tandai dengan pasien suka mengkonsumsi jajanan kue manis , gorengan , mie
instan, keripik dan minuman instan (buahvita)
Pada hari ketiga pengamatan, diagnose gizi yang didapat adalah NI 5.4
Pembatasan pemberian karbohidrat dan energi berkaitan dengan penyakit
diabetes melitus yang di tandai dengan pemberian diet sesuai kebutuhan yaitu
DM 1500. NC. 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit
Diabetes Mellitus dan Ca Mammae on Chemotherapy di tandai GDP 197 mg/dl
(tinggi) dan GDPP 273 (tinggi) Masalah gizi pasien pada hari ketiga sudah

69
teratasi terkait keadaan pasien sudah mulai membaik, keadaan klinis dan fisik
pasien normal, serta asupan dan nafsu makan pasien meningkat..Namun
pembatasan makanan tetap dilakukan dikarenakan pasien masih mengidap
penyakit DM tipe 2

8. Evaluasi dan Tindak Lanjut


Selama 3 hari asuhan gizi dilaksanakan, pasien diberikan diet DM 1500
kalori dengan tujuan mempertahankan status gizi dan berat badan normal,
menurunkan kadar gula darah hingga mencapai normal dan mencegah adanya
komplikasi. Bentuk makanan yang diberikan adalah makanan pasien karena
pasien tidak ada masalah gastroentestinal. Pemberian makanan dalam bentuk
makanan biasa dilakukan sebanyak 6 kali yaitu 3 kali makanan utama dan 3 kali
makan selingan dengan prinsip 3j (jenis, jumlah danjadwal).. Saat asuhan gizi
dilaksanakan, pasien sudah diberi konsultasi gizi, yaitu dengan memberikan
informasi seputar dengan penyakit pasien yaitu diabetes miletus tipe 2 dan ca
mammae dan penatalaksanaan diet yang sesuai dengan alat bantu leaflet diet
pada diet diabetes miletus 1500 kalori, dan bahan makanan penukar. Hal ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan pasien dan keluarga pasien agar
dapat diterapkan saat pasien keluar dari rumah sakit untuk mendukung proses
penyembuhan penyakit pasien.

70
BAB VI

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pasien Ny. RH di diagnosa DM Tipe 2 dan Ca Mammae on cemoteraphy
2. Pada pemeriksaan biokimia di awal kasus didapatkan hasil laboratorium
Hb 11,5 g/dl dan hematocrit 35,3 jt/ul dalam kategori rendah, sedangkan
hasil laboratorium GDS 461 mg/dl adalah tinggi. Pasien juga terdeteksi
HBA1C positif diabetes.
3. Pasien juga melakukan pemeriksaan penunjang USG Hepar+Phototorax
pada tanngal 26 September 2018 dan Lab Patologi anatomi pada tanggal
6 desember 2018
4. Status gizi pasien berdasarkan perhitungan LILA termasuk dalam
kategori gizi baik yaitu 90%
5. Hasil recall pasien pasien sebelum studi kasus tanggal 14 Desember 2018
yaitu:
Energy = (67%) kurang
Karbohidrat = (53%) kurang
Protein = (83%) baik
Lemak = (96%).baik
1. Sebelum kasus diagnosis gizi pada Ny. RH yaitu :
 NI.2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan kepercayaan dan
kurangnya pengetahuan terhadap kecukupan kebutuhan makanan
terhadap makanan dan minuman ditandai dengan kategori asupan
berdasarkan recall 24 jam pada tanggal 13 desember 2018 adalah kurang
yaitu energi 64% dan KH 50%
 NI 5.4 Pembatasan pemberian karbohidrat dan energi berkaitan dengan
penyakit diabetes melitus yang di tandai dengan pemberian diet Rumah
Sakit yaitu DM 1500
 NC. 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit
Diabetes Mellitus dan Ca Mammae on Chemotherapy di tandai HBA1C

71
13,4 mg/dl (tinggi), GDS 326 mg/dl (tinggi), hemoglobin 11,5 g/dl
(rendah) dan hematokrit 35,3 jt/u
 NC.3.2 Penurunan berat badan yang tidak direncanakan berkaitan dengan
adanya penyakit diabetes dan Ca Mammae on Chemotherapy ditandai
dengan pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 8 kg dalam ±2
bulan terakhir.
 NB 1.1 Kurangnya pengetahuan terkait gizi berkaitan dengan kebiasaan
makan yang tidak baik di tandai dengan pasien suka mengkonsumsi
jajanan kue manis , gorengan , mie instan, keripik dan minuman instan
(buahvita)
6. Setelah kasus diagnosis gizi Ny. RH yaitu :
 NI 5.4 Pembatasan pemberian karbohidrat dan energi berkaitan dengan
penyakit diabetes melitus yang di tandai dengan pemberian diet sesuai
kebutuhan yaitu DM 1500
 NC. 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit
Diabetes Mellitus dan Ca Mammae on Chemotherapy di tandai GDP 197
mg/dl (tinggi) dan GDPP 273 (tinggi).
7. Diet yang diberikan adalah diet DM 1500 kalori
8. Rata-rata asupan makan pasien selama 3 hari yaitu:
Energy 95,7%% (baik)
Protein 111,6 (lebih)
Lemak 100,5% (baik)
Karbohidrat 98% (baik)
B. Saran
1. Pasien diharapkan dapat memnuhi kebutuhan zat gizi sehari dan dapat
menjalankan diet yang telah diberikan.
2. Untuk keluarga pasien diharapakn dapat memberikan motivasi kepada
pasien agar mau mematuhi dan menjalankan diet yang diberikan selama
di Rumah sakit pada saat berada di rumahnya sendiri

72

Anda mungkin juga menyukai