ASSESMENT
A. Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. Z
Umur : 64 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Buruh bangunan
Pendidikan : SD
RMK : 1-43-57-xx
Ruang : Paru kamar 2 bed 5
Tanggal Masuk : 23 Desember 2019
Tanggal Kasus : 26 Desember 2019
Alamat : Kelayan rt 02
Diagnosa Medis : SOB + SOPT TB Paru On OAT
2. Riwayat Penyakit
3. Riwayat Gizi
38
Masalah -
Gastrointestinal
Jenis Penyakit : TB Paru
Terapi Diet : Diet TKTP
Penyakit Kronik
Jenis dan Lama Pengobatan : Pengobatan bulan
ke-7
Pasien tidak ada sariawan maupun gangguan
Kesehatan Mulut
kesehatan mulut lainnya.
Pasien tidak ada mengkonsumsi suplemen
Suplemen/vitamin
ataupun vitamin
Perubahan Berat Badan Pasien mengalami perubahan berat badan
Pola Makan : 3 kali sehari
Hasil FFQ :
Energi : 2233,2 kkal
Protein : 96,25 gr
Lemak : 25,21 gr
Karbohidrat : 433.9 gr
Serat : 32 gr
39
Riwayat Nutrisi Asupan makan pasien baik
Sekarang
Kesimpulan Assesment :
Pembahasan Assesment :
A. Antropometri
Berat Badan : 39 kg
BBI : 58,5 kg
39
IMT = (1,55)2 = 16,25 kg/𝑚2
Kesimpulan
Pembahasan :
40
B. Pemeriksaan Biokimia
Tabel 3. Pemeriksaan Biokimia (Laboratorium)
Awal Awal
Satuan/Nilai
Pemeriksaan Masuk Kasus Kategori
Normal
23-12-2019 26-12-2019
Hemoglobin 14,0-18,0 g/dl 12,5 Rendah
Hematokrit 42,0-52,0 % 38,1 Rendah
MCH 28,0-32,0 pg 27,8 Rendah
MCHC 33,0-37,0 % 32,8 Rendah
Eosinofil% 1,0-3,0 % 15,3 Tinggi
Neutrofil% 50,0-81,0 % 45,7 Rendah
Monosit% 2,0-8,0 % 9,0 Tinggi
Neutrophil # 2,50-7,0 ribu/ul 2,09 Rendah
Chlorida 98-107 meq/L 109 Tinggi
LED/ESR 0-10 mm/jam 26 Tinggi
Bilirubin
0,20-0,80 mg/dl 0,09 Rendah
Indirek
Kesimpulan :
Pembahasan :
C. Pemeriksaan Fisik Klinis
Tabel 4. Pemeriksaan Fisik Pasien
Pemeriksaan Fisik
Indikator Awal Masuk Awal Kasus
23/12/19 26/12/19
Lemah (+) (-)
Mual (+) (-)
Muntah (-) (-)
Kesadaran Composmentis Composmentis
Pucat (-) (-)
Nafsu makan menurun (+) (-)
Pusing (-) (-)
Batuk (+) (+)
Sesak Nafas (+) (+)
Sumber : Rekam Medik, 2019
Keterangan :
(+) = tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien
(-) = tanda dan gejala yang tidak ditemukan pada pasien
41
Tabel 5. Pemeriksaan Klinis Pasien
Tanggal
Pemeriksaan
Awal Masuk Awal Kasus
Klinis Nilai Normal
23/12/19 26/12/19
Tekanan darah <130/<85 mmHg 110/70mmHg 130/70 mmHg
(Normal (Normal)
Nadi 60-100x/ menit 84 x/menit 82 x/menit
(Normal) (Normal)
RR 14-20x/ menit 24 x/menit 26 x/menit
(Tinggi) (Tinggi)
Suhu 36.5-37.5 oC 26,8oC 37oC
(Normal) (Normal)
Kesimpulan :
Pembahasan :
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Pemeriksaan 1 November 2018
USG HEPAR+POTO THORAX
Hasil Pemeriksaan :
Hepar : Ukuran normal, intensitas echoparenkim homogen
normal,.kapsula intak, sudut tajam, tepi rata,tidak tampak
nodul, Duktus biliaris intrahepatal tidak dilatasi. V
porta/hepatica tak melebar, tak tampak nodul
GB : Dinding tidak menebal, tak tampak massa/batu
Pankreas : Normal , tak tampak nodul
Spleen : ukuran tak membesar, tidak tampak nodul/ cyst
Ren Dextra/Sinistra : Ukuran normal, intensitas
echocortexhomogen normal, normal tak tampak
ectasis/kista/massa/batu tak tampak KGB paraaorta/iliaca
Kesimpulan :
Tak tampak metastase liver/KGB paraaorta
Seacara radiologi liver, GB, Lien,Pankreas,ren dalam batas
normal
42
Foto Thorax PA : secara radiologic cor dan pulmo dalam batas
normal tak tampak metastase paru
E. Terapi Medis
43
NOVOMIX juga dapat dapat mengurangi
digunakan dalam kebutuhan akan insulin.
kombinasi dengan tablet Pada pemberian bersama
untuk diabetes. dengan kontrasepsi oral,
tiazid, glukokortikoid,
hormon tiroid,
simpatomimetik, & danazol
dapat meningkatkan
kebutuhan akan insulin.
Inj. DNF Memenuhi kebutuhan Obat diabetes lainnya
Insulin 5 pasokan insulin pada (misalnya
iu/jam penderita diabetes metformin), ACE inhibitor,
penghambat beta obat
trigliserida tinggi golongan
fibrat (misalnya fenofibrat),
fluoxetine, pentoxifylline,
atau antibiotik
sulfonamida: meningkatka
n efek hipoglikemik atau
gula darah turun di bawah
normal.
Danazol, diuretik,
glukagon,
isoniazid, kortikosteroid,
chlorpromazine, hormone
tiroid, estrogen, progestin
(misalnya: pil KB),
antipsikotik: mengurangi
efek insulin dalam
menurunkan gula darah.
Pioglitazone: meningkatkan
risiko bertambahnya
berat badan dan
penumpukan cairan di
bagian tubuh tertentu
(seperti tungkai)
44
BAB III
DIAGNOSA GIZI
A. Problem Gizi
1. Diagnosa medis TB Paru
2. Status Gizi Kurang (IMT =16,25 )
B. Penentuan Diagnosa Gizi
1. Peningkatan kebutuhan zat gizi berkaitan dengan TB Paru dan status
gizi kurang ditandai dengan IMT (16,25)
2. Underweight berkaitan dengan penurunan nafsu makan akibat sesak
nafas ditandai status gizi pasien kurus
45
BAB IV
INTERVENSI GIZI
A. Planning
1. Terapi Diet
Bentuk : Lunak
Rute : Oral
2. Tujuan Diet
3. Syarat Diet
4. Prinsip Diet
a. Energi tinggi
b. Protein tinggi
c. Lemak cukup
d. Karbohidrat cukup
46
5. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
Berat Badan : 52 kg
TB : 165cm
BBI : 58,5 kg
47
Bahan
Makana Dianjurkan Tidak Dianjurkan
48
GDS Setiap hari Menurun/Normal
GDP 2 hari sekali Menurun/Normal
Fisik dan Klinis Lemah Setiap hari Kondisi pasien
Tekanan Darah tidak lemah
Nadi lagitekanan darah,
RR RR, nadi, suhu
Suhu dalam batas
normal
Asupan zat gizi Energi, Protein, Setiap Hari Lebih dari 80%
Lemak, KH
49
Agar pasien dan
keluarga pasien
mengetahui
informasi tentang
jenis dan macam
makanan yang
dianjurkan, dibatasi
dan harus dihindari
pasien.
A. Implementasi
1. Kajian Terapi Diet di Rumah Sakit
Jenis Diet : DM
Bentuk Makanan : Biasa
Cara Pemberian : Oral
Tabel.10 Kajian Terapi Diet Rumah Sakit
Karbo Serat
Energi Protein Lemak
Implementasi hidrat
(kkal) (gr) (gr)
(gr)
1500
Makanan RS 51,5 gr 36,5 gr 235 gr 26,1
kkal
Kebutuhan 1512,5 56,7 42,0 245,78 30 gr
% Makanan RS/Kebutuhan 99 % 90 % 91,0% 103% 87%
Pembahasan Diet RS
Bentuk makanan yang diberikan oleh rumah sakit adalah makanan
biasa yaitu kentang rebus. Hal ini dikarenakan pasien tidak mau
mengkonsumsi nasi karena beresiko meningkatkan gula darah sehingga di
ganti dengan kentang rebus. Dengan adanya pergantian nasi biasa menjadi
kentang rebus ini agar meningkatkan nafsu makan pasien sehingga dapat
memenuhi kebutuhan energi dan karbohidrat pasien.
Makanan Biasa adalah standar makanan yang dapat menjadi dasar
untuk modifikasi makanan khusus. Makanan biasa memiliki kemiripan
dengan makanan orang sehat di rumah. Susunan dari makanan biasa
berdasar pada Pola Menu Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi (AKG)
yang dianjurkan pada orang sehat. Bentuk makanan pokok berupa nasi.
Tidak ada pantangan pemberian makanan khusus namun sebaiknya
50
diberikan makanan yang tidak merangsang, tidak terlalu pedas dan
mudah dicerna. Indikasi pemberian makanan biasa adalah kepada pasien
sadar yang tidak membutuhkan diet tertentu berkaitan dengan penyakit
yang diderita (Almatsier, 2005)
Pasien diberikan diet DM 1500 kalori dikarenakan hasil
laboratorium pasien saat awal masuk menunjukkan diagnosa penyakit
pasien yaitu diabetes miletus dan ca mamae onn kemotrapi. Diabetes
miletus tipe 2 merupakan kelainan metabolik yang ditandai dengan
kadar glukosa darah yang tinggi dalam konteks resistensi insulin dan
defisiensi insulin relative (Kumar, 2005). Penyakit diabetes melitus jenis
ini merupakan kebalikan dari diabetes melitus tipe 1, yang mana terdapat
defisiensi insulin mutlak akibat rusaknya sel islet di pankreas (Shoback,
2011). Gejala klasiknya antara lain haus berlebihan, sering berkemih,
dan lapar terus-menerus). Pada Ny.RH penyebab terjadinya diabetes
miletus tipe 2 karena riwayat penyakit keluarga dan kebiasaan makan
pasien. Implementasi % Makanan RS/ Kebutuhan pasien untuk energi
hanya 99% dan dikategorikan baik . Protein sebesar 90% menandakan
persentase kebutuhan pasien dengan standar makan RS berada dalam
kategori baik. Asupan lemak sebesar 108,6% dikategorikan lebih dan
karbohidrat hanya 99%. Hal ini menunjukkan perbedaan antara kebutuhan
dengan makanan RS. Perbedaan ini dilakukan karena mengingat keadaan
pasien yang mengalami lemah dan penyakit yang diderita pasien
pemberian makanan dilakukan secara bertahap.
2. Rekomendasi Diet
a. Rekomendasi Diet Dibandingkan dengan Makanan Rumah Sakit (RS)
Tabel 11. Rekomendasi diet dibandingkan dengan makanan rumah
sakit
Rekomendasi Diet
Makanan
Zat Gizi Tanggal Tanggal Tanggal
RS
15 - 16 16 - 17 17-18
1307,4 1412,7 1514,6
Energi 1500 kkal
(87%) (94,1%) (100,9%)
54,6 59,6 64,0
Protein 51,5 gr
(106 %) (115,7%) (124%)
Lemak 36,5 gr 32,7 34,1 33,6
51
(89,5%) (93,4%) (92%)
215 240,8 247,4
Karbohidrat 235 gr
(91,4%) (102,4%) (105,2%)
32,7 42,0 43,1
Serat 26,1 gr
(125%) (160%) (165%)
52
32,7 42,0 43,1
Serat 30 gr
(109%) (140%) (143%)
53
menerapkan diet DM
yang diberikan
54
BAB V
MONITORING, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
Tabel 16. Monitoring, Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tanggal/ Monitoring Asupan Gizi (ABCD)
Hari Diagnosis Monitoring Diagnosis Evaluasi dan Tindak Lanjut (Terapi
Pengam Medis Antropo Fisik & Gizi Diet dan Konseling Gizi)
Biokimia Asupan
at-an metri Klinik
15-16 .DM tipe 2 BB = 51 GDS = 139 Fisik : Dibanding kan NI 5.4 Pembatasan Evaluasi pada pengamatan hari
/12/2018 + Ca kg mg/dl Pusing (+) kebutuhan : pemberian karbohidrat pertama :.
Mamae on (Normal) Lemah (+) dan energi berkaitan 1. GDS normal
Chemothera LILA = 26 Energi = 86,4 dengan penyakit diabetes 2. Pasien mengeluh pusing dan lemah
phy cm Klinis : % (baik ) melitus yang di tandai dikarenakan gula darah tinggi.
TD = dengan pemberian sesuai 3. TD, pernapasan, nadi dan suhu
ULNA = 130/80 Protein = 96,2 kebutuhan yaitu DM sudah dalam keadaan normal.
23 cm mmHg % (baik) 1500 4. Asupan makanan untuk energy,
(N) protein, lemak , karbohidrat dan
Status gizi R = 20 Lemak = 81 NC. 2.2 Perubahan nilai serat kategori baik > 80%
= Normal kali / (baik) lab terkait gizi berkaitan 5. Status gizi pasien normal
(90 % menit (N) dengan penyakit .
menurut N = 82 Karbohidrat = Diabetes Mellitus dan Tindak Lanjut :
pengukura kali / 87,4 % Ca Mammae on 1. Memepertahankan status gizi
n LILA menit (N) (baik) Chemotherapy di tandai pasien dengan memberikan
dan T = GDS 139 (Normal). makanan yang sesuai dengan
menurut 36,3oC (N) Serat = 109% kondisi pasien dan kebutuhan
pengukura (baik) NB 1.1 Kurangnya pasien.
n IMT pengetahuan terkait gizi 2. Memberikan diet dengan kalori
sebesar berkaitan dengan yang cukup, protein cukup, lemak
21,23 kebiasaan makan yang sedang dan KH sedang agar kadar
kg/m2) tidak baik di tandai gula darah mencapai normal
dengan pasien suka 3. Memberikan bentuk makanan biasa
mengkonsumsi jajanan yang dibagi menjadi 3 kali makan
55
kue manis , gorengan , utama dan 3 kali selingan dengan
mie instan, keripik dan jadwal waktu yang tepat, jumlah
minuman instan yang tepat dan jenis makanan yang
(buahvita) tepat sesuai dengan prinsip 3 J
4. Memberikan motivasi dan edukasi
berupa penyuluhan kepada pasien
dan keluarganya untuk selalu patuh
dalam menjalankan diet yang
diberikan baik selama di rumah
sakit ataupun saat di rumah tempat
tinggal pasien.
16-17 DM tipe 2 + BB = 51 GDS = Fisik : Energi = NI 5.4 Pembatasan Evaluasi pada pengamatan hari
/12/2018 Ca Mamae kg 02.00 : 188 Pusing (+) 93,3% (baik) pemberian karbohidrat pertama :
on mg/dl Lemah (+) dan energi berkaitan 1. Status gizi pasien normal
Chemothera LILA = 26 06.00 = 288 Protein = dengan penyakit diabetes 2. Gula darah sewaktu tidak stabil
phy cm mg/dl Klinis : 105,1% (lebih) melitus yang di tandai 3. Pusing dan lemah berkurang
10.00 = 101 TD = dengan pemberian diet 4. TD, pernapasan, nadi dan suhu
ULNA = mg/dl 110/70 Lemak = 81% sesuai kebutuhan yaitu sudah dalam keadaan normal.
23 cm 14.00 = 188 mmHg (baik) DM 1500 5. Asupan makanan untuk energy,
mg/dl (normal) karbohidrat dan lemak kategori
Status gizi 18.00 = 149 (N) Karbohidrat = NC. 2.2 Perubahan nilai baik > 80%.
= Normal mg/dl (normal) 106% lab terkait gizi berkaitan 6. Asupan makanan untuk protein
(90 % 22.00 = 210 RR = 20 (baik) dengan penyakit kategori lebih >100%
menurut mg/dl kali / Diabetes Mellitus dan
pengukura menit (N) Serat = 140% Ca Mammae on Tindak Lanjut :
n LILA (normal) (lebih) Chemotherapy di tandai 1. Memepertahankan status gizi
dan N = 80 GDS naik dan turun pasien dengan memberikan
menurut kali / selama pemeriksaan 4 makanan yang sesuai dengan
pengukura menit (N) jam sekali kondisi pasien dan kebutuhan
n IMT (normal) pasien.
NB 1.1 Kurangnya
sebesar T = 2. Memberikan diet dengan kalori
pengetahuan terkait gizi
56
21,23 36,5oC (N) berkaitan dengan yang cukup, protein cukup, lemak
kg/m2) (normal) kebiasaan makan yang sedang dan KH cukup agar kadar
tidak baik di tandai gula darah mencapai normal
dengan pasien suka 3. Tetap memberikan bentuk makanan
mengkonsumsi jajanan biasa yang dibagi menjadi 3 kali
kue manis , gorengan , makan dan 3 kali selingan dengan
mie instan, keripik dan jadwal waktu yang tepat, jumlah
minuman instan yang tepat dan jenis makanan yang
(buahvita) tepat sesuai dengan prinsip 3 J
4. Memberikan motivasi dan edukasi
berupa penyuluhan kepada pasien
dan keluarganya untuk selalu patuh
dalam menjalankan diet yang
diberikan baik selama di rumah
sakit ataupun saat di rumah tempat
tinggal pasien.
17-18 DM tipe 2 + BB = GDP = 197 Fisik : Energi = 100% NI 5.4 Pembatasan Evaluasi pada pengamatan hari
/12/2018 Ca Mamae 51 kg mg/dl Pusing (-) (baik) pemberian karbohidrat pertama :
on Lemah (-) dan energi berkaitan 1. Status gizi pasien normal
Chemothera LILA = GDPP = 273 Protein = dengan penyakit diabetes 2. Gula darah puasa dan gula darah 2
phy 26 cm mg/dl Klinis : 112,9% (lebih) melitus yang di tandai jam pp tinggi
TD = dengan pemberian diet 3. Pusing tidak ada dan lemah
ULNA = 110/70 Lemak = 81% sesuai kebutuhan yaitu berkurang
23 cm mmHg (baik) DM 1500 4. TD, pernapasan, nadi dan suhu
(normal) sudah dalam keadaan normal.
Status gizi (N) Karbohidrat = NC. 2.2 Perubahan nilai 5. Asupan makanan untuk energi dan
= Normal RR = 18 109 % lab terkait gizi berkaitan lemak dalam kategori baik > 80%
(90 % kali/ menit (lebih) dengan penyakit 6. Asupan makanan untuk protein,
menurut (N) Diabetes Mellitus dan karbohidrat dan serat kategori lebih
pengukura (normal) Serat = 143% Ca Mammae on > 100%.
n LILA N = 83 (lebih) Chemotherapy di tandai
dan kali / GDP 197 mg/dl (tinggi)
57
menurut menit (N) dan GDPP 273 (tinggi) Tindak Lanjut :
pengukura (normal) 1. Memepertahankan status gizi
n IMT T = pasien dengan memberikan
o
sebesar 36,4 C (N) makanan yang sesuai dengan
21,23 (normal)) kondisi pasien dan kebutuhan
kg/m2) pasien.
2. Pembatasan pemberian terhadap
karbohifrat agar menurunkann
kadar gula darah puasa dan kadar
gula 2 jam pp hingga mencapai
normal
3. Tetap memberikan bentuk makanan
biasa yang dibagi menjadi 3 kali
makan dan 3 kali selingan dengan
jadwal waktu yang tepat, jumlah
yang tepat dan jenis makanan yang
tepat sesuai dengan prinsip 3 J
58
Pembahasan :
a. Perkembangan Data Antromopetri
Data antropometri diperoleh dengan cara pengukuran berat badan
menggunakan berat badan aktual, untuk pengukuran tinggi dengan cara
wawancara dan pengukuran menggunakan rentang lengan/ulna. Berdasarkan hasil
pemantauan dari awal kasus sampai akhir kasus diketahui bahwa tidak terjadi
perubahan pada berat badan dan LILA. Hal tersebut terjadi karena penurunan berat
badan batas aman adalah 0,5 – 1 kg dalam seminggu, pada kasus ini pemantauan
hanya dilakukan selama 3 hari jadi masih kurang dapat untuk melihat adanya
penurunan atau kenaikan berat badan. Berdasarkan pemantauan, pasien mengalami
peningkatan nafsu makan sehingga mencapai asupan makan sesuai kebutuhan
normal gizi pasien. Jika nafsu makan pasien selalu normal dalam jangka waktu
yang panjang maka akan mempengaruhi berat badan pasein. Sedangkan
pengukuran LILA tidak ada perubahan karena perkembangan massa LILA
membutuhkan waktu yang lama. Status gizi berdasarkan LILA dari awal kasus
sampai akhir kasus sama atau tetap yaitu dalam kategori normal.
b. Perkembangan Biokimia
Indikator 15-16 16-17 17-18
/12/2018 /12/2018 /12/2018
Hb 11.5 g/dl - -
(rendah)
Hematokrit 35,3 vol% - -
(rendah)
GDS 139 mg/dl 02.00 : 188 mg/dl -
(tinggi) 06.00 = 288 mg/dl
10.00 = 101 mg/dl
14.00 = 188 mg/dl
18.00 = 149 mg/dl
22.00 = 210 mg/dl
GDP - - 197 mg/dl (tinggi)
GDPP - - 273 mg/dl (tinggi)
HBA1C 13,4 g/dl (tinggi) - -
59
Selama 4 hari pengamatan, pemeriksaan biokimia dilakukan hanya 3 hari.
Pada hari pertama pengamatan pada tanggal 15 Desember 2018, yaitu Hb = 11.5
g/dl (rendah), Hematokrit = 35,3 vol% (rendah), GDS = 139 mg/dl (Normal) dan
HBA1C 13,4 g/dl (tinggi). GDS yang normal dikarenakan pada pagi hari pasien
tidak mengkonsumsi bubur yang disajikan karena pasien takut beresiko
meningkatkan kadar gula darah, sehingga pasien tidak mau mengkonsumsi bubur..
Pada siang harinya bubur di ganti menjadi nasi dan pasien hanya mengkonsumsi ½
porsi dari yang di sajikan, hal ini yang menyebabkan gula darah menjadi turun
tetapi kebutuhan makan pasien juga menjadi kurang.
Pada hari kedua hanya pemeriksaan GDS yang berubah menjadi naik dan turun
tidak stabil. Hal ini dikarenakan adanya resisten insulin pada diabetes tipe 2
(Crishtoper, 2010). Sedangkan untuk hari ketiga hanya pemeriksaan GDP dan
GDPP yang dilakukan dan hasil pemeriksaan menunjukkan GDP dan GDPP
melebihi batas normal yaitu 197 mg/dl dan 273 mg/dl, hal ini disebabkan Diabetes
Mellitus tidak teregulasi dan tidak adanya pemberian obat oral, seharusnya pasien
diberikan obat oral tetapi obat tersebut dalam stok kosong, sehingga hanya obat
injeksi yang diberikan.
c. Perkembangan Fisik Klinis
Tabel 19. Monitoring Pemeriksaan Fisik Pasien
Pemeriksaan Fisik
Indikator 15-16 16-17 17-18
/12/2018 /12/18 /12/18
Lemah (+) (+) (-)
Mual (-) (-) (-)
Muntah (-) (-) (-)
Kesulitan menelan (-) (-) (-)
Pucat (+) (+) (-)
Nafsu makan menurun (-) (-) (-)
Pusing (+) (+) (-)
Keterangan :
(+) = tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien
(-) = tanda dan gejala yang tidak ditemukan pada pasien
60
Tabel 20. Monitoring Pemeriksaan Klinis Pasien
Pemeriksaan Klinis
Indikator 15-16 16-17 17-18
/12/2018 /12/18 /12/18
Tekanan Darah 130/80 mmHg 110/70 mmHg 110/70 mmHg
(N) (N) (N)
RR 20 kali / menit 20 kali / menit 18 kali / menit
(N) (N) (N)
Nadi 82 kali / menit 80 kali / menit 83 kali / menit
(N) (N) (N)
o
Temperatur 36,3 C (N) 36,5oC (N) 36,4oC (N)
Keterangan :
(+) = tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien
(-) = tanda dan gejala yang tidak ditemukan pada pasien
Data perkembangan fisik pasien didapat dari data yang tercantum dalam
catatan rekam medis. Berdasarkan data fisik pasien dari awal kasus sampai akhir
kasus menunjukkan bahwa pada saat kunjungan awal keadaan umum pasien yaitu
kesadaran pasien menurun, lemas, pusing dan pucat. Dari pengamatan fisik selama
3 hari didapatkan hasil pada hari pertama dan kedua pasien mengalami
lemah,pusing dan pucat. Hal ini dikarenakan adanya penyakit diabetes miletus
tipe 2 yang menyebabkan pasien mengalami lemah, pusing dan pucat Menurut dr.
Joel Zonszein, seorang direktur Clinical Diabetes Center di University Hospital of
the Albert Einstein College of Medicine di New York, penyebab paling umum
penderita diabetes adalah lemah, pusing dan pucat dikarenakan kadar gula darah
yang tinggi (Safitri, 2011). Secara psikologi pasien mendapat dukungan penuh dari
keluarga dalam menjalani pengobatan sehingga keadaan pasien cepat mengalami
peningkatan. Dukungan keluarga adalah dukungan yang diberikan oleh anggota
keluarga (suami, istri, anak, saudara kandung dan orang tua) sehingga individu
yang diberikan dukungan merasakan bahwa dirinya diperhatikan, dihargai,
mendapatkan bantuan dari orang-orang yang berarti serta memiliki ikatan keluarga
yang kuat dengan anggota keluarga yang lain (Friedman, 1998). Hasil penelitian
Pratiwi (2009) mengatakan berbagai dampak fisik dan masalah psikologis dialami
oleh mereka yang menderita penyakit jantung koroner.Hal ini membuat dukungan
61
keluarga sangat dibutuhkan dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Untuk
pemeriksaan klinis pada 3 hari pengamatan didapatkan hasil tekanan darah,
respirasi, nadi dan suhu Ny.Rh masih dalam batas normal.
d. Perkembangan Diet
Berdasarkan data bahwa pada tanggal 15 Desember 2018 hinggan 18
Desember 2018 pasien diberikan makanan melalui oral dengan bentuk makanan
biasa, Motivasi dan keinginan pasien untuk menerima diet yang diberikan cukup
tinggi sehingga asupan makan pasien dari hari kehari meningkat dan termasuk
dalam kategori baik.
Berdasarkan hasil pengamatan dari awal kasus sampai akhir kasus tanggal 15
desember sampai 18 desember 2018 didapatkan hasil asupan pasien dari rumah
saki. .Dari hasil monitoring diketahui bahwa asupan pasien selama dirumah sakit
sudah cukup terpenuhi sesuai kebutuhannya. Persentasi asupan pasien dapat dilihat
pada grafik berikut
1. Asupan Energi
100
95
90
85
80
75
15-16/12/2018 16-17/12/2018 17-18/12/2018
Persentase 86.4 93.3 100.1
62
Asupan energi pasien sejak awal kasus hingga akhir kasus mengalami
peningkatan. Pemberian asupan makanan pasien menggunakan prinsip 3j dan
dilakukan secara bertahap. Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama 4 hari
terhadap asupan/intake makanan Ny.RH dibandingkan dengan kebutuhan
bahwa asupan energi pada hari pertama dalam kategori baik hingga lebih. Hal
ini dikarenakan pergantian bahan makanan yang seharusnya nasi di tukar
menjadi kentang. Pada awalnya Ny. RH tidak ingin mengkonsumsi nasi/bubur
dikarenakan kepercayaan akan meningkatkan gula darah sehingga asupan recall
24 jam menjadi kurang. Setelah pergantian nasi menjadi kentang asupan pasien
meningkat pada hari kedua, ketiga dan keeempat sehingga kebutuhan di
tingkatkan hingga mencapai kebutuhan normal pasien.
2. Asupan Protein
105 105.1
100
96.2 Persentase
95
90
85
15-16/12/2018 16-17/12/2018 17-18/12/2018
63
Tingginya protein yang di konsumsi baik untuk mempercepat kesembuhan
pasien, pembentukkan ikantan-ikatan esensial tubuh seperti peningkatan
hemoglobin dan memperbaiki serta memelihara jaringan tubuh pasien. Protein
pembentukan hormon untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan yang aus,
dan metabolisme. Disamping itu, protein berguna untuk melindungi supaya
keseimbangan asam dan basa di dalam darah dan jaringan terpelihara, selain
itu juga mengatur keseimbangan air di dalam tubuh. Selain fungsi tersebut,
menurut Joko Pekik (2006: 15) protein juga berfungsi sebagai:
a) Membangun sel tubuh
b) Mengganti sel tubuh
c) Membuat air susu, enzim dan hormon
d) Membuat protein darah
e) Menjaga keseimbangan asam basa cairan tubuh
f) Pemberi kalori
f) Pemberi kalori
3. Asupan Lemak
90
80 81 81 81
70
60
50
40 Persentase
30
20
10
0
15-16/12/2018 16-17/12/2018 17-18/12/2018
64
Asupan lemak pasien dari awal pemorsian 15 Desember sampai akhir
tanggal 18 Desember 2018 mengalami peningkatan menjadi baik Fungsi
utama lemak adalah memberikan tenaga kepada tubuh. Satu gram lemak dapat
dibakar untuk menghasilkan sembilan kalori yang diperlukan tubuh.
Disamping fungsinya sebagai sumber tenaga, lemak juga merupakan bahan
pelarut dari beberapa vitamin yaitu vitamin: A, D, E, dan K.
Menurut Sunita almatsier (2009: 52) klasifikasi lipida menurut fungsi
biologisnya di dalam tubuh yaitu: Lemak simpanan yang terutama terdiri atas
trigliserida yang disimpan di dalam depot-depot di dalam jaringan tumbuh-
tumbuhan dan hewan. Lemak merupakan simpanan sumber zat gizi esensial.
Komposisi asam lemak trigliserida simpanan lemak ini bergantung pada
susunan lemak.
4. Asupan Karbohidrat
Persentase
115
110
109
106
105
100
Persentase
95 95
90
85
15-16/12/2018 16-17/12/2018 17-18/12/2018
65
di tingkatkan, namun beberapa bahan makanan yang di gunakan pada hari
tersebut juga memepengaruhi meningkatnya asupan karbohidrat seperti jagung
dan bihun yang pada dasarnya tinggi akan karbohidrat. Karbohidrat merupakan
senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen.Sebagai
salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di
dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan
energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat
ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-
fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk
menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja
(irawan,2007).
5. Asupan Serat
Persentase
160
120
109
100
80
Persentase
60
40
20
0
12/15/2018 12/16/2018 12/17/2018
66
serat terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita DM tipe II sangat
dipengaruhi oleh penyerapan karbohidrat di dalam usus. Semakin rendah
karbohidrat yang diserap oleh tubuh maka semakin rendah kadar glukosanya,
dalam hal ini serat dapat menurunkan efisiensi penyerapan karbohidrat yang
dapat menyebabakan menurunnya respon insulin. Apabila respon insulin
menurun, kerja pankreas akan semakin ringan sehingga dapat memperbaiki
fungsi pankreas dalam memproduksi insulin (Astawan dan Tutik, 2012).
Pengaruh serat dalam penurunan kadar glukosa darah terjadi di dalam lambung,
baik serat larut air maupun tidak larut air mempunyai kemampuan untuk
mengisi lambung, memperlambat pengosongan lambung dan mengubah
gerakan peristaltik lambung. Sehingga dapat menimbulkan rasa kenyang yang
lebih lama dan keterlambatan penyampaian zat gizi menuju ke usus halus.
Selanjutnya di usus halus, jenis serat yang larut dalam air dapat meningkatkan
kekentalan isi di dalam usus halus yang dapat mengakibatkan terjadinya
penurunan aktivitas enzim amilase serta dapat memperlambat penyerapa
glukosa. Kemudian secara tidak langsung dapat menurunkan kecepatan difusi
pada permukaan mukosa usus halus sebingga mengakibatkan terjadinya
penurunan kadar glukosa darah (Budiyanto, 2002).
67
6. Asupan Selama 4 hari
1600
Berdasarkan grafik, asupan zat gizi energi, protein, karbohidrat dan lemak
terjadi peningkatan. Setelah dilakukan wawancara terhadap keluarga pasien
diketahui nafsu makan pasien meningkat seiring dilakukannya perawatan yang
dijalani pasien sehingga berkurangnya keluhan seperti lemah dan pusing yang
dapat mempengaruhi nafsu makan pasien. Peningkatan nafsu makan pasien di
rumah sakit dapat dipengaruhi oleh bebrapa faktor seperti psikologis, sosial
budaya, penyakit, jasmani dan lingkungan (Proverawati dan Kusumawati,
2011) Berdasarkan grafik diatas secara keseluruhan, rata-rata asupan pasien
selama 3 hari didapatkan untuk energi yaitu 93% , protein yaitu 104,7%, lemak
81% , karbohidrat yaitu 103,3% dan serat yaitu 130%.. Semua asupan zat gizi
masuk ke dalam kategori asupan makan baik karena lebih dari 80%. Hal ini
sesuai menurut WNPG 2004, tingkat asupan sesorang dikatakan kurang apabila
<80%, baik apabila 80-110% dan lebih apabila >110%. Pada rata-rata asupan
protein dan lemak menunjukkan asupan dalam kategori lebih. Hal ini
dikarenakan pada asupan beberapa hari dalam kategori lebih. Hal ini juga
disebabkan pemilihan bahan makanan dan proses pemasakan.
68
7. Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi pada hari pertama pengamatan adalah NI 5.4 Pembatasan
pemberian karbohidrat dan energi berkaitan dengan penyakit diabetes melitus
yang di tandai dengan pemberian sesuai kebutuhan yaitu DM 1500, NC. 2.2
Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit Diabetes Mellitus
dan Ca Mammae on Chemotherapy di tandai GDS 139 (Normal), NC.3.2
Penurunan berat badan yang tidak direncanakan berkaitan dengan adanya
penyakit diabetes dan Ca Mammae on Chemotherapy ditandai dengan pasien
mengalami penurunan berat badan sebanyak 8 kg dalam ±2 bulan terakhir dan
NB 1.1 Kurangnya pengetahuan terkait gizi berkaitan dengan kebiasaan makan
yang tidak baik di tandai dengan pasien suka mengkonsumsi jajanan kue manis
, gorengan , mie instan, keripik dan minuman instan (buahvita)
Pada hari kedua pengamatan, diagnose gizi yang didapatkan adalah NI
5.4 Pembatasan pemberian karbohidrat dan energi berkaitan dengan penyakit
diabetes melitus yang di tandai dengan pemberian diet sesuai kebutuhan yaitu
DM 1500, NC. 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit
Diabetes Mellitus dan Ca Mammae on Chemotherapy di tandai GDS naik dan
turun selama pemeriksaan 4 jam sekali, NC.3.2 Penurunan berat badan yang
tidak direncanakan berkaitan dengan adanya penyakit diabetes dan Ca
Mammae on Chemotherapy ditandai dengan pasien mengalami penurunan berat
badan sebanyak 8 kg dalam ±2 bulan terakhir. Dan NB 1.1 Kurangnya
pengetahuan terkait gizi berkaitan dengan kebiasaan makan yang tidak baik di
tandai dengan pasien suka mengkonsumsi jajanan kue manis , gorengan , mie
instan, keripik dan minuman instan (buahvita)
Pada hari ketiga pengamatan, diagnose gizi yang didapat adalah NI 5.4
Pembatasan pemberian karbohidrat dan energi berkaitan dengan penyakit
diabetes melitus yang di tandai dengan pemberian diet sesuai kebutuhan yaitu
DM 1500. NC. 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit
Diabetes Mellitus dan Ca Mammae on Chemotherapy di tandai GDP 197 mg/dl
(tinggi) dan GDPP 273 (tinggi) Masalah gizi pasien pada hari ketiga sudah
69
teratasi terkait keadaan pasien sudah mulai membaik, keadaan klinis dan fisik
pasien normal, serta asupan dan nafsu makan pasien meningkat..Namun
pembatasan makanan tetap dilakukan dikarenakan pasien masih mengidap
penyakit DM tipe 2
70
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pasien Ny. RH di diagnosa DM Tipe 2 dan Ca Mammae on cemoteraphy
2. Pada pemeriksaan biokimia di awal kasus didapatkan hasil laboratorium
Hb 11,5 g/dl dan hematocrit 35,3 jt/ul dalam kategori rendah, sedangkan
hasil laboratorium GDS 461 mg/dl adalah tinggi. Pasien juga terdeteksi
HBA1C positif diabetes.
3. Pasien juga melakukan pemeriksaan penunjang USG Hepar+Phototorax
pada tanngal 26 September 2018 dan Lab Patologi anatomi pada tanggal
6 desember 2018
4. Status gizi pasien berdasarkan perhitungan LILA termasuk dalam
kategori gizi baik yaitu 90%
5. Hasil recall pasien pasien sebelum studi kasus tanggal 14 Desember 2018
yaitu:
Energy = (67%) kurang
Karbohidrat = (53%) kurang
Protein = (83%) baik
Lemak = (96%).baik
1. Sebelum kasus diagnosis gizi pada Ny. RH yaitu :
NI.2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan kepercayaan dan
kurangnya pengetahuan terhadap kecukupan kebutuhan makanan
terhadap makanan dan minuman ditandai dengan kategori asupan
berdasarkan recall 24 jam pada tanggal 13 desember 2018 adalah kurang
yaitu energi 64% dan KH 50%
NI 5.4 Pembatasan pemberian karbohidrat dan energi berkaitan dengan
penyakit diabetes melitus yang di tandai dengan pemberian diet Rumah
Sakit yaitu DM 1500
NC. 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit
Diabetes Mellitus dan Ca Mammae on Chemotherapy di tandai HBA1C
71
13,4 mg/dl (tinggi), GDS 326 mg/dl (tinggi), hemoglobin 11,5 g/dl
(rendah) dan hematokrit 35,3 jt/u
NC.3.2 Penurunan berat badan yang tidak direncanakan berkaitan dengan
adanya penyakit diabetes dan Ca Mammae on Chemotherapy ditandai
dengan pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 8 kg dalam ±2
bulan terakhir.
NB 1.1 Kurangnya pengetahuan terkait gizi berkaitan dengan kebiasaan
makan yang tidak baik di tandai dengan pasien suka mengkonsumsi
jajanan kue manis , gorengan , mie instan, keripik dan minuman instan
(buahvita)
6. Setelah kasus diagnosis gizi Ny. RH yaitu :
NI 5.4 Pembatasan pemberian karbohidrat dan energi berkaitan dengan
penyakit diabetes melitus yang di tandai dengan pemberian diet sesuai
kebutuhan yaitu DM 1500
NC. 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit
Diabetes Mellitus dan Ca Mammae on Chemotherapy di tandai GDP 197
mg/dl (tinggi) dan GDPP 273 (tinggi).
7. Diet yang diberikan adalah diet DM 1500 kalori
8. Rata-rata asupan makan pasien selama 3 hari yaitu:
Energy 95,7%% (baik)
Protein 111,6 (lebih)
Lemak 100,5% (baik)
Karbohidrat 98% (baik)
B. Saran
1. Pasien diharapkan dapat memnuhi kebutuhan zat gizi sehari dan dapat
menjalankan diet yang telah diberikan.
2. Untuk keluarga pasien diharapakn dapat memberikan motivasi kepada
pasien agar mau mematuhi dan menjalankan diet yang diberikan selama
di Rumah sakit pada saat berada di rumahnya sendiri
72