PENDAHULUAN
1. Tumor Abdomen
a. Pengertian Tumor
1) Karsinogen
a) Kimiawi
yang terdapat di mana saja, berasal dari pembakaran tak sempurna pada
mesin mobil dan atau mesin lain (jelaga dan ter) dan terkenal sebagai
antara lain nikel arsen, aflatoksin, vinilklorida. Salah satu jenis benzo (a)
bertambah besar dengan hilangnya lapisan ozon pada muka bumi bagian
selatan. Iritasi kronis pada mukosa yang disebabkan oleh bahan korosif
c) Viral
virus DNA serta RNA. Virus DNA yang sering dihubungkan dengan
hepatiti B virus (HBV), dan hepatitis C virus (HCV). Virus RNA yang
2) Hormon
4) Parasit
planoseluler.
5) Genetik, infeksi, trauma, hipersensivitas terhadap obat.
c. Patofisiologi
ubah oleh mutasi genetic dari DNA seluler, sel abnormal ini membentuk
jalan katabolisme.
berbeda.
d. Manifestasi Klinis
karena sifat rongga tumor abdomen yang longgar dan sangat fleksibel.
Tumor abdomen bila telah terdeteksi harus mendapat penanganan
besar sulit menentukan letak tumor secara pasti. Demikian pula bila
tumor yang berasal dari rongga pelvis yang telah mendesak ke rongga
lainnya.
1. Hiperplasia.
7. Konstipasi.
8. Nyeri.
11. Pendarahan
e. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
spiritual.
f. Pemeriksaan Penunjang
in loop, kistografi.
mammosografi.
masih tergolong baru dan pada umumnya hanya berada di rumah sakit
marker).
g. Penanganan
1. Pembedahan
maupun paliasi. Pasien dengan tumor lambung tanpa biopsy dan tidak
2. Radioterapi
DNA dan RNA sel tumor. Bentuk energy yang digunakan pada
spektrum elektromagnetik.
3. Kemoterapi
dan pada kombinasi dengan terapi radiasi dengan melawan sel dalam
4. Bioterapi
a. Definisi
stroke adalah suatu sindrom yang ditandai dengan gejala dan atau tanda
otak fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali
b. Etiologi
jauh lebih sedikit daripada hasil di usia tua, tetapi sebagian stroke pada
kelompok usia yang lebih muda bisa lebih buruk. Kondisi turun temurun
predisposisi untuk stroke termasuk penyakit sel sabit, sifat sel sabit,
1) Stroke Iskemik
terjadi akibat obstruksi atau bekuan di satu atau lebih arteri besar
sebagai emboli
embolus, maka area sistem saraf pusat (SSP) yang diperdarahi akan
yang tetap viabel untuk suatu waktu, artinya fungsinya dapat pulih
jika aliran darah baik kembali. Iskemia SSP dapat disertai oleh
air pada sel-sel glia dan neuron yang rusak; Edema vasogenik yaitu
a. Trombosis
b. Embolisme
karsinoma.
c. Vasokonstriksi
Subarakhnoid).
2009).
2) Stroke Hemoragik
dipicu oleh hipertensi dan ruptur salah satu dari banyak arteri
c. Faktor Resiko
d. Patofiologi
daerah otak yang diperdarahi oleh arteri tersebut. Alasannya adalah bahwa
Proses patologik yang mendasari mungkin salah satu dari berbagai proses
Patologinya dapat berupa (1) keadaan penyakit pada pembuluh itu sendiri,
seperti pada aterosklerosis dan trombosis, robeknya dinding pembuluh,
darah, misalnya syok atau hiperviskositas darah; (3) gangguan aliran darah
akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal dari jantung atau
(TIA) yang serupa dengan angina pada serangan jantung. TIA adalah
(Harsono, 2009).
e. Gambaran Klinis
yang terkena.
kortikospinal),
c) Infark lakunar:
b. Hemianopia homonim.
1) Hemiparesis,
3) Disfasia,
3. Perdarahan Subarakhnoid
gejala nyeri kepala mendadak (dalam hitungan detik) yang sangat berat
f. Diagnosis
kesadaran
+ + + Perdarahan
+ - - Perdarahan
- + - Perdarahan
- - + Iskemik
- - - Iskemik
g. Pemeriksaan Penunjang
1999).
h. Penatalaksanaan
dari stroke hanya 3-6 jam. Hal yang harus dilakukan adalah:
Circulation)
gagal napas
rontgen toraks
tromboplastin parsial
fisik
2000).
a. Pengertian
jantung merupakan jaringan yang istimewa karena jika dilihat bentuk dan
(pangkal jantung) yang disebut basis cordis. Dibagian bawah agak runcing
1. Endokardium
2. Miokardium
Lapisan ini jantung terdiri dari otot-ototjantung
3. Perikardium
c) Periode istirahat
d. Faktor Resiko
1. Alkohol
2. Diabetes Militus
lain lain.
4. Hiperlipoproteinemia
5. Hipertensi
6. Obesitas
7. Merokok
e. Patofisiologi
2. Perubahan intermediate
Plak semakin besar dan terjadi obstruksi dari lumen arteri koroner
2-3 kali lipat akibat olahraga tidak dapat dipenuhi. Keadaan ini disebut
Iskemia dan manifestasinya dapat berupa Angina atau nyeri pada dada
3. Perubahan akhir
Terjadi ruptur pada ‘cap’ atau bagian superficial dari plak sehingga
akan terjadi suatu situasi yang tidak stabil dan bebagai macam
4. Iskemia miokard
f. Manifestasi Klinis
1. Angina pectoris
2. Angina stabil
3. Angina Prinzmetal
5. Infark Miokard
7. Gagal jantung
8. Disritmia cordis
g. Pemeriksaan Penunjang
1. EKG (Elektrokardiografi)
Kelainan Q menjadi lebar (lebih dari 0,04 sec) dan dalam (Q/R lebih
dari ¼).
2. Laboratorium
Hal ini terjadi karena kerusakan otot, maka enzim intra sel
Nomal kurang dari 12 mU/mL. kadar enzim ini naik pada 12-24
Normal kurang dari 195 mU/mL. kadar enzim biasanya baru mulai
obstruksi.
h. Penatalaksanaan Medis
1. Istirahat total
arteri
7. Anti koagulan
BAB II
ASSESMENT
A. Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 55 tahun
Pekerjaan : Pegawai
Pendidikan : SLTA
RMK : 1-44-69-34
menurun, mual
3. Riwayat Gizi
Suku : Jawa
Alergi Makanan -
Pantangan Makanan -
Penyakit Kronik -
Kesehatan Mulut -
Suplemen/vitamin -
11 kg
Buah
Pisang : 3 kali seminggu @100=
42,85 gr/hari
Pepaya : 3 kali seminggu @100=
42,85 gr/hari
Semangka : 2 kali seminggu
@200= 57,14 gr/hari
Lainnya :
Pisang goreng 3 kali seminggu 3
buah @ 30 gram = 39 gr/hr
Tahu goreng 3 kali seminggu 3
potong @ 40 gram = 52 gr/hr
Bakwan 3 kali seminggu 3 potong @
50 gram
= 65 gr/ hr
Untuk-untuk 3 kali seminggu 3 biji
@ 50 gram = 64 gr/hr
Hasil FFQ :
Energi : 1298,69 kkal
Protein : 36,26 gr
Lemak : 28,86 gr
Karbohidrat : 223,91 gr
Tingkat Konsumsi :
Energi = (1298,69 kkal/2325 kkal) x
100% = 55,85% (kurang)
Protein = (36,26 gr /65 gr) x100% =
55,78% (kurang)
Lemak = ( 28,86 gr/ 65 gr)x100% =
44,4% (kurang)
Karbohidrat = (223,91
gr/349gr)x100% = 64,15% (kurang)
adanya mual
Kesimpulan Assesment :
Tn. S di diagnosa Tumor Abdomen pada awal masuk rumah sakit (
minggu, 08 Desember 2019), kemudian pada Rabu, 11 Desember 2019
pasien tiba-tiba mengalami stroke. Pasien memiliki status ekonomi
menengah. Pasien memiliki aktivitas fisik sedang. Pasien tidak memiliki
pantangan makan tetapi memiliki gangguan gastroentestinal yaitu mual.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronik. Pasien juga mengalami
penurunan berat badan sebanyak 11 kg. Berdasarkan dari segi riwayat pola
makan pasien didapatkan tingkat kecukupan energi pasien adalah kurang
(55,85%), tingkat kecukupan protein kurang (55,78%), tingkat kecukupan
lemak adalah kurang (44,4%), dan tingkat kecukupan karbohidrat pasien
adalah kurang (64,15%). Kemudian berdasarkan riwayat nutrisi terdahulu
pasien sebelum mengalami sakit, pasien makan kurang teratur. Pasien suka
makan di luar dan sering telat makan. Setelah pasien merasakan tidak enak
badan, mual dan nyeri di bagian perut pasien mengalami penurunan nafsu
makan sehingga asupan pasien menjadi kurang.
Pembahasan Assesment :
Tn. S datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas, nyeri, mual
dan nafsu makan menurun. Diagnosa awal pasien yaitu adanya massa
tidak berguna bagi tubuh. Tumor abdomen merupakan massa yang padat
kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel
karsinoma kolon.
stroke adalah suatu sindrom yang ditandai dengan gejala dan atau tanda
klinis yang berkembang dengan cepat yang berupa gangguan fungsional otak
fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam (kecuali ada intervensi
bedah atau membawa kematian), yang tidak disebabkan oleh sebab lain selain
50% sampai 75% pasien (Harsono, 2009). Faktor penyebab stroke yaitu
2007) Faktor risiko IHD yaitu Alkohol, Diabetes Militus, Obat obatan
Berat Badan : 52 kg
IMT : 19,1
BBI : 58,5 kg
Kesimpulan :
165 cm, BBI pasien 58,5kg, IMT 19,1 sehingga status gizi pasien
masih normal.
Pembahasan :
Pengukuran antropometri dilaksanakan pada tanggal 14
Desember 2018. Dari hasil pengukuran berdasarkan LILA didapatkan
status gizi pasien adalah Underweight. Hal tersebut terlihat dari tingkat
konsumsi energi, protein dan karbohidrat adalah lebih (>80% AKG).
Hal ini juga dikarenakan adanya mual, muntah dan kesulitan
mengunyah pada pasien sebagai gejala dari penyakit yang diderita
pasien, sehingga nafsu makan kurang dan intake makanan menjadi
rendah sehingga mengakibatkan status gizi yang underweight.
LILA adalah lingkar lengan bagian atas pada bagian trisep. LILA
digunakan untuk perkiraan tebal lemak bawah kulit. Pengukuran LILA tidak
dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek
(Almatsier, 2011). Lingkar lengan atas sebagaimana dengan berat badan
merupakan parameter yang labil, dapat berubah-ubah dengan cepat.
Perkembangan lingkar lengan atas yang besarnya hanya terlihat pada tahun
pertama kehidupan (5.4 cm), sedangkan pada umur 2 tahun sampai 5 tahun
sangat kecil yaitu kurang dari 1.5cm pertahun dan kurang sensitive untuk usia
selanjutnya (Jelliffe dalam Supariasa, 2012). Untuk itu pengukuran status gizi
menggunakan LILA pada Tn.E menandakan status gizi masa lampau Tn.E
adalah underweight.
Penggunaan Indeks Massa Tubuh (IMT) hanya berlaku untuk orang
dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT tidak dapat diterapkan pada bayi, anak,
remaja, ibu hamil dan olahragawan (Supariasa, 2012). Untuk itu, pengukuran
status gizi menggunakan IMT menandakan status gizi Tn.M sekarang juga
underweight.
Pengukuran status gizi pasien diukur dengan menggunakan perhitungan
%LILA. Lingkar Lengan Atas (LILA) dewasa ini merupakan salah satu
pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak
memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh. Alat yang digunakan merupakan
suatu pita pengukur yang terbuat dari fiberglass/jenis kertas tertentu berlapis
plastik (Supariasa, 2012). Untuk mendapatkan berat badan pasien dilakukan
dengan cara mengukur panjang lengan. Sedangkan tinggi badan pasien
dilakukan dengan cara mengukur lengan bawah pasien dikarenakan alat
pengukur tinggi badan tidak disediakan di ruangan. Oleh karena itu, formula
dari panjang tulang ulna dapat menjadi alternatif estimasi tinggi badan.\
C. Pemeriksaan Biokimia
Klinis :
Kesimpulan :
Pembahasan :
E. Pemeriksaan Penunjang
Kesimpulan :
Pembahasan :
Asupan
Makan
Kebutuhan
% Asupan
G. Terapi Medis
KESIMPULAN ASSESMENT
PEMBAHASAN ASSESMENT
BAB III
DIAGNOSA GIZI
A. Problem Gizi
INTERVENSI GIZI
A. Planning
1. Terapi Diet
2. Tujuan Diet
3. Syarat Diet
4. Prinsip Diet