Anda di halaman 1dari 11

BAB VI

MATERI PENYULUHAN

A. Gambaran Umum Penyakit

1. Batu Ginjal

Batu ginjal adalah suatu keadaan terdapat satu atau lebih batu di

dalam pelvis atau calyces ginjal atau di saluran kemih. Batu ginjal

didalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu

yang terbentuk disepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan

nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa

terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung

kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut

urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitialis). (Wayan, 2015)

2. Jenis-jenis batu ginjal

Batu ginjal mempunyai banyak jenis nama dan kandungan zat

penyusunnya yang berbeda-beda. Menurut Arimurti (2007), ada empat

jenis utama dari batu ginjal yang masing-masing cenderung memiliki

penyebab yang berbeda, diantaranya:

a. Batu kalsium

Sekitar 75 sampai 85 persen dari batu ginjal adalah batu

kalsium. Batu ini biasanya kombinasi dari kalsium dan oksalat,

7
8

timbul jika kandungan zat itu terlalu banyak di dalam urin,

selain itu jumlah berlebihan vitamin D, menyebabkan tubuh

terlalu banyak menyerap kalsium.

b. Batu asam urat

Batu ini terbentuk dari asam urat, produk sampingan dari

metabolisme protein.

c. Batu struvite

Mayoritas ditemukan pada wanita, batu struvite biasanya

diakibatkan infeksi saluran kencing kronis, disebabkan bakteri.

Batu ini jika membesar, akan menyebabkan kerusakan serius

pada ginjal.

d. Batu sistine

Batu ini mewakili sekitar 1 persen dari batu ginjal.

Ditemukan pada orang dengan kelainan genetik, sehingga ginjal

kelebihan jumlah asam amino.

3. Tanda dan Gejala

Hariyanto (2008) menyatakan bahwa besar dan lokasi batu

bervariasi, rasa sakit disebabkan oleh obsruksi merupakan gejala

utama. Batu yang besar dengan permukaan kasar yang masuk ke dalam

ureter akan menambah frekuensi dan memaksa kontraksi ureter secara

otomatis. Rasa sakit dimulai dari pinggang bawah menuju ke pinggul,


9

kemudian ke alat kelamin luar. Intensitas rasa sakit berfluktuasi dan rasa

sakit yang luar biasa merupakan puncak dari kesakitan.

Handriadi (2006) menyatakan apabila batu berada di pasu ginjal

dan di calix, rasa sakit menetap dan kurang intensitasnya. Sakit

pinggang terjadi bila batu yang mengadakan obstruksi berada di dalam

ginjal. Sedangkan, rasa sakit yang parah pada bagian perut terjadi bila

batu telah pindah ke bagian ureter. Mual dan muntah selalu mengikuti

rasa sakit yang berat. Penderita batu ginjal kadang-kadang juga

mengalami panas, kedinginan, adanya darah di dalam urin bila batu

melukai ureter, distensi perut, nanah dalam urine. Batu, terutama yang

kecil, bisa tidak menimbulkan gejala.

Batu di dalam kandung kemih bisa menyebabkan nyeri di perut

bagian bawah. Batu yang menyumbat ureter, pelvis renalis maupun

tubulus renalis bisa menyebabkan nyeri punggung atau kolik renalis

(nyeri kolik yang hebat). Kolik renalis ditandai dengan nyeri hebat

yang hilang-timbul, biasanya di daerah antara tulang rusuk dan tulang

pinggang, yang menjalar ke perut, daerah kemaluan dan paha sebelah

dalam. Gejala lainnya adalah mual dan muntah, perut menggelembung,

demam, menggigil dan darah di dalam air kemih. Penderita mungkin

menjadi sering berkemih, terutama ketika batu melewati ureter. Batu

bisa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran

kemih, bakteri akan terperangkap di dalam air kemih yang terkumpul

diatas penyumbatan, sehingga terjadilah infeksi. Jika penyumbatan ini


10

berlangsung lama, air kemih akan mengalir balik ke saluran di dalam

ginjal, menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal

(hidronefrosis) dan pada akhirnya bisa terjadi kerusakan ginjal, Warli

(2014).

4. Faktor-faktor penyebab batu ginjal

Penyakit batu ginjal banyak dialami oleh penduduk Indonesia,

terutama kaum pria. Adapun faktor-faktor yang berperan pada

pembentukan batu ginjal / kandung kemih meliputi ras, keturunan,

jenis kelamin, bakteri, kurang minum, air minum jenuh mineral,

pekerjaan, makanan dan suhu tempat kerja. Pratomo (2008)

menyatakan Bakteri juga dapat menimbulkan pembentukan batu ginjal.

Saluran urine yang terinfeksi bakteri pemecah urea pada urin akan

menstimulasi pembentukan batu pada kandung kemih. Jika kurang

minum, maka kepekatan urin meningkat (konentrasi semua substansi

dalam urin meningkat), sehingga mempermudah pembentukan batu.

Lantas air minum jenuh mineral, terutama kalsium, berpengaruh besar

terhadap pembentukan batu.

Pekerjaan dari pekerja keras yang banyak bergerak, misal

buruh dan petani lebih besar berisiko mengidap batu ginjal/kandung

kemih dibandingkan pekerjaan yang lebih banyak duduk. Konsumsi

makanan juga berpengaruh, seperti pada masyarakat ekonomi rendah

(kurang makan putih telur) sering menderita batu saluran kemih.


11

Makanan dengan kadar oksalat, natrium, dan kalsium yang

tinggi dan protein hewan dengan purin tinggi memicu terbentuknya

batu ginjal/kandung kemih. Lantas suhu, yaitu tempat dengan suhu

panas semisal daerah tropis (Indonesia) dan di kamar mesin, di mana

banyak mengeluarkan keringat akan mempermudah pembentukan batu

ginjal/kandung kemih. Sebisa mungkin kita harus mencegahnya karena

batu ginjal sulit untuk disembuhkan. Sering kali penyakit ini bersifat

permanen karena batu ginjal adalah penyakit kambuhan, dimana batu

ginjal bisa muncul lagi setelah penderita diobati atau dioperasi. Tidak

jarang penderita merasa frustasi untuk berobat karena seringnya

penyakit ini kambuh. Wahap (2012)

B. Pengaturan Diet Pada Penderita Batu Ginjal

1. Pengertian Diet

Diet memiliki arti sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan

serta minuman yang dilarang, dibatasi jumlahnya, dimodifikasi atau

diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang

diderita, kesehatan atau penurunan berat badan. Oleh karena itu Diet dapat

di defenisikan sebagai usaha seseorang dalam mengatur pola makan dan

mengurangi makan untuk mendapatkan berat badan yang ideal.

2. Diet Batu Ginjal

Batu ginjal terbentuk bila konsentrasi mineral atau garam dalam

urin mencapai nilai yang memungkinkan terbentuknya kristal, yang akan


12

mengendap pada tubulus ginjal atau ureter. Meningkatnya konsentrasi

garam-garam ini disebabkan adanya kelainan metabolisme atau pengaruh

lingkungan. Sebagian besar batu ginjal merupakan garam kalsium, fosfat,

oksalat serta asam urat. Batu ginjal lainnya adalah batu sistin, tetapi jarang

terjadi.

Batu ginjal lebih banyak ditemukan pada dewasa laki-laki daripada

dewasa perempuan. Hiperkalsiuria, hiperurikosuria, hiperoksalouria,

rendahnya volume dan pH urin merupakan faktor resiko terjadinya batu

ginjal. Asupan cairan yang tinggi, sekitar 2,5 sampai 3 liter/hari dapat

menghasilkan paling kurang 2 liter/hari, dapat mencegah terbentuknya

berbagai jenis batu ginjal. Kebutuhan cairan bertambah dengan adanya

kenaikan suhu pada lingkungan dan peningkatan aktifitas. Separo dari

konsumsi cairan dianjurkan berupa air putih. Gejala batu ginjal adalah

rasa nyeri pada abdomen, mual, muntah, infeksi saluran kemih dan sering

buang air kecil. Penyakit ini sering kambuh kembali. ( Almatsier, S. 2006)

 Tujuan Diet

Tujuan diet pada batu ginjal (Nefrolitiasis) adalah untuk:

1. Mencegah atau memperlambat terbentuknya kembali batu ginjal.

2. Meningkatkan ekskresi garam dalam urin dengan cara mengencerkan urin

melalui peningkatan asupan cairan.

3. Memberikan diet sesuai dengan komponen utama batu ginjal.


13

 Syarat Diet

Syarat-syarat diet pada batu ginjal adalah:

1. Energi diberikan sesuai dengan kebutuhan.

2. Protein sedang, yaitu 10 – 15% dari kebutuhan energi total.

3. Lemak sedang, yaitu 15 – 25% dari kebutuhan energi total.

4. Karbohidrat, sisa dari kebutuhan energi total.

5. Tinggi cairan,yaitu 2,5 – 3 liter/hari, separonya berasal dari minuman.

6. Pembatasan makan sesuai dengan jenis batu.

a. Diet Batu Kalsium Oksalat dan Kalsium Fosfat

Sebagian besar batu ginjal terdiri dari batu oksalat (80%), tunggal

atau bergabung dengan kalsium fosfat. Umumnya hiperkalsiuria (>200

mg dalam urin sehari) terjadi karena tingginya absorbsi kalsium.

Penyebabnya bermacam-macam, yaitu hiperparatiroidisme,

hiperurikosuria, hiperkalsiuria idiopatik, hiperoksaluria dan sitrat dalam

urin rendah. Pengobatan utamanya adalah dengan memperbaiki

penyebabnya secara khusus.

Hiperkalsiuria dibagi dalam 2 kelompok, yaitu tipe I, yang tidak

tergantung pada diet (kalsium urin tinggi, jika asupan kalsium tinggi).

Hiperkalsiuria tipe I dianjurkan mengkonsumsi kalsium adekuat tetapi

tidak berlebihan. Hiperkalsiuria tipe II dianjurkan mengontrol asupan

kalsium dalam batas-batas normal, yaitu 500 – 800 mg untuk laki-laki dan

500 – 600 mg untuk perempuan. Pembatasan kalsium tidak dianjurkan,


14

karena dapat menyebabkan keseimbangan kalsium negatif dan

meningkatkan absorbsi oksalat, sehingga meningkatkan risiko

pembentukan batu. Asupan asam oksalat dalam makanan hendaknya

dibatasi. ( Almatsier, S. 2006)

 Tujuan Diet

Tujuan diet batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat adalah untuk

mencegah atau memperlambat terbentuknya batu kalsium oksalat atau batu

kalsium fosfat.

 Syarat diet

Syarat-syarat diet batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat adalah:

1. Energi sesuai dengan kebutuhan.

2. Protein sedang, yaitu 10 – 15% dari kebutuhan energi total atau 0,8 g/kg

BB/hari.

3. Lemak normal, yaitu 10 – 25% dari kebutuhan energi total.

4. Karbohidrat, sisa dari kebutuhan energi total.

5. Tinggi cairan, yaitu 2,5 – 3 lilter/hari, separo berasal dari minuman.

6. Natrium sedang, yaitu 2300 mg (setara dengan 5 gram garam dapur),

karena natrium dapat memicu hiperkalsiuria.

7. Kalsium normal, yaitu 500 – 800 mg/hari. Pembatasan kalsium tidak

dianjurkan karena dapat menyebabkan keseimbangan kalsium negatif.


15

8. Serat tidak larut air tinggi, karena serat dapat mengikat kalsium,

sehingga membatasi penyerapannya.

9. Oksalat rendah dengan membatasi makanan tinggi oksalat.

10. Fosfat normal. Diet rendah fosfat ternyata tidak dapat mencegah

pembentukan batu fosfat.

 Bahan Makanan Yang Boleh Dibatasi dan Yang Dihindari

Golongan Bahan Makanan Yang Boleh Makanan Yang dihindari


Makanan
Sumber Beras, roti, mie, makaroni, Kentang, ubi, singkong, biskuit,
Karbohidrat bihun, tepung-tepungan dan kue-kue yang di buat dengan
susu

Sumber protein Telur, daging, unggas, ikan Susu, keju, udang, kepiting, ikan
hewani tanpa tulang teri, ikan asin, sardine, otak, ginjal,
hati, jantung

Sumber protein Tahu atau tempe max 50 gr -


nabati sehari, kacang-kacangan max
25 gr sehari

Lemak Minyak, mentega, margarin -

Sayuran Semua sayuran kecuali yang Bayam, daun mangkokan, daun


dilarang, max 200 gr sehari papaya, daun lantoro, daun
singkong, daun alas, daun katuk,
daun kelor, jantung pisang, buah
melinjo, sawi

Buah-buahan Samua buah-buahan segar Semua buah-buahan yang


max 200 gr sehari dikeringkan, minuman yang
mengandung soda, coklat, soda
kue, yeast (ragi)
16

b. Batu Asam Urat

Batu asam urat berkaitan dengan penyakit gout artritis, yaitu

penyakit yang bersifat malignant dan penyakit gastroinstestinal yang

disertai dengan diare. Penyakit ini berpengaruh terhadap metabolism

purin. Batu asam urat terbentuk karena hiperurisemia, dehidrasi, atau nilai

pH urin yang rendah (bersifat asam). Makanan yang mengandung purin

tinggi, umumnya menghasilkan urin yang bersifat asam dan

meningkatkan ekskresi asam urat melalui urin. Oleh sebab itu di samping

meningkatkan asupan cairan dan menghindari makanan yang

mengandung purin tinggi, perlu diusahakan untuk meningkatkatkan pH

urin. ( Almatsier, S. 2006)

 Tujuan Diet

1. Membantu menurunkan kadar asam urat dalam plasma darah

2. Meningkatkan pH urin menjadi 6,0-6,5

 Syarat diet

Syarat-syarat diet batu kalsium oksalat dan kalsium fosfat adalah:

1. Energi sesuai dengan kebutuhan.

2. Protein sedang, yaitu 10 – 15% dari kebutuhan energi total atau 0,8 g/kg

BB/hari.

3. Lemak normal, yaitu 10 – 25% dari kebutuhan energi total.

4. Karbohidrat, sisa dari kebutuhan energi total.


17

5. Hindari bahan makanan sumber protein yang mengandung purin > 100

mg/100 g bahan makanan

6. Tinggi cairan, yaitu 2,5 – 3 lilter/hari, separo berasal dari minuman.

7. Makanan yang menghasilkan sisa basa tinggi diutamakan, yang

menghasilkan sisa asam tinggi dibatasi.

 Bahan Makanan Yang Boleh dan Yang Dibatasi

Golongan Bahan Makanan Yang Boleh Makanan Yang Dibatasi


Makanan
Sumber kentang, ubi, singkong, kue- nasi maksimum ½ gelas/hari
Karbohidrat kue yang dan, roti 4 potong/hari
dibuat dari tepung maizena,
hungkwee, tapioca, agar-agar,
jam, sirup

Sumber protein Telur, daging, unggas, ikan Daging maksimum 50 gr/hari,


hewani tanpa tulang telur 1 butir/hari

Sumber protein - Kacang-kacangan kering


nabati maksimum 25 gr/hari
Tahu, tempe, oncom
maksimum 50 gr/hari

Lemak Minyak, mentega, margarin -

Sayuran semua sayuran -

Buah-buahan semua buah-buahan -

Anda mungkin juga menyukai