Anda di halaman 1dari 46

BAB II

ASSESMENT

A. Anamnesis
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. Z
Umur : 43 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : SMA
RMK : 1-40-68-xx
Ruang : Tulip III Bed 24
Tanggal Masuk : 13 Desember 2018
Tanggal Kasus : 14 Desember 2018
Alamat : Jl. HKSN Komplek Berlian
Diagnosa Medis : Diabetes Mellitus tipe 2 + Ca Mammae on
Chemotheraphy

2. Riwayat Penyakit

Tabel 1. Riwayat Penyakit Pasien

Keluhan utama Pasien mengeluh badan lemah dan adanya


penurunan berat badan.
Riwayat Penyakit Sekarang Pasien ingin melakukan kemoterapi kedua
tetapi hasil lab gula darah sewaktu tinggi
pada tanggal 06-12-2018 yaitu 477 mg/dl.
Pasien terdiagnosis Diabetes Mellitus Tipe
2.
Riwayat Penyakit Dahulu Pasien terdiagnosis ca mamae sejak 5 bulan
yang lalu dan menjalankan kemoterapi 1x
Riwayat Penyakit Keluarga Diabetes Mellitus yang diderita orang tua
pasien semenjak pasien masih remaja

3. Riwayat Gizi

Tabel 2. Riwayat Gizi Pasien

Status Ekonomi : Menengah ke bawah\


Pekerjaan Suami : Pedagang
Data Sosial Ekonomi
Jumah Anggota Keluarga : 6
Suku : Banjar
Jumlah Jam Kerja : 10 jam
Aktifitas Fisik
Jumlah Jam Tidur : ± 8 jam

38
Olahraga : Pasien jarang melakukan olahraga .
Pasien memiliki alergi terhadap ayam dan
Alergi Makanan
udang
Pantangan Makanan Pasien tidak memiliki pantangan makan
Masalah Pasien tidak memiliki gangguan gastroentestinal
Gastrointestinal
Jenis Penyakit : DM Tipe 2 + Ca mamae on
cemotrapi
Penyakit Kronik Terapi Diet : Diet DM 1500
Jenis dan Lama Pengobatan : kemotrapi 2x
selama sebulan
Pasien tidak ada sariawan maupun gangguan
Kesehatan Mulut
kesehatan mulut lainnya.
Pasien tidak ada mengkonsumsi suplemen
Suplemen/vitamin
ataupun vitamin
Pasien mengalami perubahan berat badan dari 59
Perubahan Berat Badan
kg menjadi 51 kg ± dalam 2 bulan terakhir.
Pola Makan : 3 kali sehari
FFQ :
 Makanan pokok :
Nasi : 3 kali sehari 2 centong @60 gram
= 360 gr/hr
Mie instant : 3 kali seminggu @ 60 gram =
25 gr/hr
 Lauk Hewani :
Ikan : 3 kali sehari 1 potong @ 70 gram
=140gr/hr
 Lauk nabati :
Tempe : 2 kali seminggu 1 potong @ 120
gram
= 17,4 gr/hr
Riwayat/Pola Makan Tahu : 2 kali seminggu 1 potong @ 120
gram
= 17,4 gr/hr
 Sayur :
Sayur bening 3 kali sehari 1 mangkok
@100 gram
Labu waluh = 40 gr x 3 =120
Bayam = 40 gr x 3=120
Sayur urap 3 kali sehari dalam 1 porsi :
Kacang panjang = 20 gr (2 sdm)
Kecambah = 15 gr (1 sdm)
Kelapa parur = 10 gr (1 sdm)
Buah pisang : 2 kali sehari 1 buah @160
gram
= 160 gr/hr
Buah naga : 2 kali sehari 1 potong @20

39
gram
= 40 gr/hr
Buah semangka : 2 kali sehari 1 potong
@50 gram
= 100 gr/hr
 Susu Anlen : 1 sachet/ hari @250 ml
= E:140 kkal L:3.5gr P: 8 gr KH: 20 gr
 Selingan
Kue lapis legit : 1 kali sehari @50 gram = 50
gr/hr
Kue bolu kukus : 4 kali seminggu @ 50 gram
= 30 gr/hr
Kue pais pisang : 1 kali sehari @ 50 gram =
50 gr/hr
Kue bolu isi coklat : 3 kali seminggu @ 40
gram = 17 gr/hr
Dadar gulung : 2 kali seminggu @50 gram =
15 gr/hr
Keripik : 2 kali sehari @40 gram = 80 gr/hr
Jus buahvita : 4 kali seminggu @100ml = 60
ml/hr
Gorengan :
Tempe 1 kali sehari @25 gram = 25 gr/hr
Pisang 3 kali seminggu @ 50 gram = 21 gr/ht
Bakwan 4 kali seminggu @30 gram = 17
gr/hr

 Hasil FFQ :
Energi : 2233,2 kkal
Protein : 96,25 gr
Lemak : 25,21 gr
Karbohidrat : 433.9 gr
Serat : 32 gr

 Nilai AKG (Perempuan kelompok umur 30-


49 tahun) :
Energi : 2150 kkal
Protein : 57 gr
Lemak : 60 gr
Karbohidrat : 323 gr
Serat : 30 gr

 Tingkat Konsumsi :
Energi = (2233,2 kkal/2150 kkal)x 100% =
103% (Lebih)
Protein = (96,25/57 gr)x100% = 168%
(Lebih)
Lemak = (25,21 gr/60 gr)x100% = 42%

40
(Kurang)
Karbohidrat = (433.9 gr/323 gr)x100% =
134% (Lebih)
Serat = (32 gr/ 30 gr)x 100% = 106 % (Lebih)

Kategori tingkat kecukupan zat gizi yaitu


sebagai berikut (WNPG, 2004):
Baik : 80-110% AKG
Kurang : <80% AKG
Lebih : >110% AKG
Pasien sebelum mengalami sakit, pasien makan
Riwayat Nutrisi teratur 3 kali sehari. Pasien menyukai gorengan,
Dahulu makanan berlemak , jajanan kue manis , mie
instan, keripik dan minuman instan (buahvita).
Riwayat Nutrisi Asupan makan pasien baik tetapi di batasi
Sekarang karena adanya penyakit DM

Kesimpulan Assesment :
Saat ini Ny. RN di diagnosa Diabetes Miletus Tipe 2 + Ca mamae
on cemotrapy. Pasien memiliki status ekonomi menengah. Pasien
memiliki aktivitas fisik yang kurang. Pasien tidak memiliki pantangan
makan dan gangguan gastroentestinal tetapi memiliki alergi terhadap
ayam, udang dan telur ayam. Pasien memiliki penyakit kronik yaitu ca
mamae sejak 5 bulan yang lalu dan telah melakukan kemotrapi 1x. Pasien
juga mengalami penurunan berat badan sebanyak 4 kg. Berdasarkan dari
segi riwayat pola makan pasien didapatkan tingkat kecukupan energi
pasien adalah lebih (103%), tingkat kecukupan protein lebih (168%),
tingkat kecukupan lemak adalah kurang (42%), dan tingkat kecukupan
karbohidrat pasien adalah lebih (134%). Lalu, berdasarkan riwayat nutrisi
terdahulu pasien sebelum mengalami sakit, . Pasien menyukai gorengan,
makanan berlemak , jajanan kue manis , mie instan, keripik dan minuman
instan (buahvita).. Setelah pasien merasakan tidak enak badan dan badan
sangat lemah, maka pasien membatasi makanan yang manis dan
berlemak.
Pembahasan Assesment :
Ny. RN di diagnosa Diabetes Miletus Tipe 2 + Ca mamae on
cemotrapy. Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

41
sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (Crishtoper, 2010). DM
tipe 2 diawali dengan terjadinya resistesi insulin. Pada tahap awal
resistensi insulin masih belum menyebabkan diabetes secara klinis. Pada
saat tersebut sel beta pankreas masih dapat mengkompensasi keadaan ini,
terjadi hiperinsulinemia dan glukosa darah masih normal atau baru sedikit
meningkat. Kemudian setelah terjadi kegagalan sel beta pankreas, baru
akan terjadi diabetes melitus secara klinis, yang ditandai dengan terjadinya
peningkatan kadar glukosa darah (PAPDI, 2006).
Faktor resiko terjadinya Diabetes Melitus Tipe 2 dibagi menjadi dua
yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan faktor resiko yang dapat
diubah. Faktor resiko yang tidak dapat diubah antara lain riwayat keluarga,
ras atau latar belakang etnis, riwayat DM pada kehamilan dan usia.
Sedangkan faktor resiko yang dapat diubah yaitu pola makan, gaya hidup,
obesitas, hipertensi dan dyslipidemia (PERKENI, 2011). Pada Ny. RN,
penyebab terjadinya Diabetes Miletus tipe 2 di karenakan riwayat
keluarga, pola makan dan gaya hidup. Riwayat keluarga di dapatkan pada
orang tua Ny. RN, sedangkan pola makan dan gaya hidup Ny. RN suka
mengkonsumsi jajanan kue manis, berlemak, gorengan dan instan. Adapun
gejala diabetes mellitus yang dibedakan menjadi 2 yaitu akut dan kronik.
Gejala akut diabetes melitus yaitu poliphagia (banyak makan), polidipsia
(banyak minum), Poliuria (banyak kencing/sering kencing di malam hari),
nafsu makan bertambah namun berat badan turun dengan cepat (5-10 kg
dalam waktu 2-4 minggu), dan mudah lelah. Sedangkan gejala kronik
diabetes melitus yaitu kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk
tusuk jarum, rasakebas di kulit, kram, kelelahan, mudah mengantuk,
pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan
seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi, pada ibu hamil
sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau
dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg (Noor, 2015).
Pada Ny RH gejala yang dialami yaitu badan terasa sangat lemah.
Menurut dr. Joel Zonszein, kadar gula darah yang tinggi ini menyebabkan
dehidrasi. Kondisi dehidrasi inilah yang membuat orang dengan diabetes

42
merasa lelah. Selain gula darah yang tinggi, dehidrasi juga dapat terjadi
akibat penyakit ginjal yang merupakan salah satu komplikasi diabetes.
Kelelahan merupakan akibat dari ketidakseimbangan antara tingkat
glukosa darah dengan insulin yang beredar dalam tubuh.
Padahal, insulin dibutuhkan untuk mengangkut glukosa dari darah ke sel
tubuh yang nantinya digunakan sebagai energi.Jika kadar tidak bekerja
secara efektif, hal ini menyebabkan terjadinya hiperglikemia. Akibatnya,
glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga sel tubuh
tidak dapat menerima energi yang dibutuhkan. Semua proses inilah yang
membuat penderita diabetes menjadi lebih cepat lelah dan lemah (Safitri,
2018). Selain badan lemah Ny. RH juga merasa cepat lapar hal ini
dikarenakan tubuh tidak bisa menggunakan gula untuk membentuk energi,
sehingga seseorang akan merasa cepat lemas atau kurang bertenaga. Hal
ini akan membuat tubuh mengirimkan pesan ke otak untuk meningkatkan
nafsu makan dengan cara menimbulkan rasa lapar. Akibatnya seseorang
akan memiliki nafsu makan meningkat ketika kadar gula darahnya tinggi,
padahal seharusnya seseorang membatasi asupan makanannya terutama
jika kadar gula darahnya tinggi.Selain itu secara harfiah sel-sel di dalam
tubuh akan merasa kelaparan, karena tidak dapat menggunakan glukosa
yang berada di dalam aliran darah. Hal inilah yang membuat seseorang
selalu merasa kelaparan. Ny. RH juga mengalami penurunan berat badan,
kondisi ini dipicu oleh perjalanan penyakit yang merombak simpanan
energi pasien, namun hasil rombakan tidak dapat dimanfaat kan oleh tubuh
karena sensistifitas insulin dalam tubuh menurun terhadap suplai glukosa
darah ke organ. Kondisi ini memicu adanya penurunan berat badan
Ny,RH juga mempunyai penyakit kronik yaitu kanker mammae yang
dialami sejak 5 bulan yang lalu. Ca mammae yaitu kanker pada jaringan
payudara yang timbul ketika sejumlah sel di payudara tumbuh dan
berkembang secara tidak terkendali. Sel-sel tersebut dapat menyerang
jaringan sekitar dan menyebar ke seluruh tubuh (Puspitasari, 2012)..
Gejala yang di timbulkan yaitu adanya benjolan, perubahan kulit payudara,
perubahan kondisi puting, dan benjolan di ketiak. Hal ini sesuai dengan

43
gejala yang di alami Ny. RH yaitu adanya benjolan di bagian payudaranya.
Pengobatan untuk penyembuhan kanker payudara di antaranya
pembedahan, terapi radiasi, kemotrapi, terapi hormon dan terapi target.
Ny. RH sudah menjalani pengobatan kemotrapi 1x dengan lama
pengobatan 1 bulan 2x.
B. Antropometri
Berat Badan : 51 kg
LILA : 26 cm
ULNA : 23 cm -> 155 cm
Berat Badan Ideal : (TB – 100)
: (155 – 100)
: 55 Kg
Status Gizi : %LILA = hasil LILA/ Standar LILA x 100%
= 26/29.0 x 100%
= 90% (Normal)

Kategori :

 Obesitas = > 120%


 Overweight = 110-120%
 Normal = 90-110%
 Underweight = <90%
Kesimpulan :
Dari hasil pengukuran antropometri didapatkan BB pasien 51 kg, TBE
adalah 155 cm, BBI 55 kg dan status gizi pasien yang diketahui dari LILA
adalah 90% (Normal)
Pembahasan :
Pengukuran antropometri dilaksanakan pada tanggal 14 Desember
2018. Dari hasil pengukuran berdasarkan LILA didapatkan status gizi
pasien adalah Normal. Hal tersebut terlihat dari tingkat konsumsi energi,
protein dan karbohidrat adalah lebih (>80% AKG). Hal ini juga
dikarenakan pasien yang sering cepat lapar, hal itu termasuk dalam salah
satu gejala yang di timbulkan oleh penyakit yang diderita pasien, sehingga
nafsu makan meningkat dan intake makanan menjadi tinggi. Walaupun
status gizi pasien normal tetapi pasien mengalami penurunan berat badan
sebanyak 8 kg selama ± 2 bulan. Hal ini dikarenakan pasien mengidap

44
penyakit diabetes melitus tipe 2. Ketika tubuh tidak mendapatkan glukosa
dan energi dari makanan, maka tubuh memecah otot dan lemak untuk
mendapatkan energi. Hal ini merupakan penyebab penderita diabetes
sering kali mengalami penurunan berat badan secara drastic (Mayo Clinic,
2014). Selain diabetes melitus tipe 2 pasien juga mengidap penyakit
kanker payudara. Penurunan berat badan pada pengidap kanker disebabkan
gejala syndrom kaheksi. Kaheksia adalah istilah yang dipakai untuk
menggambarkan sekelompok gejala (sindrom) yang muncul akibat kanker
itu sendiri maupun pengobatannya. Kaheksia ditandai dengan penurunan
berat badan, gejala anoreksia, dan hilangnya sel lemak dan massa otot
secara terus-menerus seiring waktu sebagai respons pertumbuhan sel
kanker (Savitri, 2017). Dr dr Noorwati, S. Sp.PD KHOM, mengatakan
bahwa kaheksia umumnya disebabkan pertumbuhan sel kanker yang
menyerap energi dari tubuh pasien.

C. Pemeriksaan Biokimia
Tabel 3. Pemeriksaan Biokimia (Laboratorium)

Awal Awal
Satuan/Nilai
Pemeriksaan Masuk Kasus Kategori
Normal
13-12-2018 14-12-2018
Hemoglobin 14.00-16.00 g/dl 11.5 11.5 Rendah
Hematokrit 42.00-52.00 jt/ul 35.3 35.3 Rendah
RDW-CV 12.1-14.0% 14.1 14.1 Tinggi
MCH 28.0-32.0 pg 25.4 25,4 Rendah
MCHC 33.0-37.0% 32.6 32.6 Rendah
Hitung Jenis
Monosit 2.0-8.0 g/dl 9.7 9,7 Tinggi
Diabetes
GDS <200 mg/dl 461 326 Tinggi
HBA1C 4,0 – 5,6 g/dl 13,4 13,4 Tinggi
Elektrolit
Na 136-145 Meg/L 124 124 Rendah
Klorida 98-107 Meq/L 91 91 Rendah

Pembahasan :
Pada pemeriksaan awal kasus didapatkan hasil laboratorium Hb,
hematokrit, MCH dan MCHC rendah , sedangkan hasil laboratorium, RDW-
CV, monosit, HBA1C dan GDS adalah tinggi.

45
Nilai hemoglobin dan hematokrit rendah menandakan pasien mengalami
anemia. Menurut Arisman (2008), anemia merupakan keadaan menurunnya
kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah di bawah nilai
normal yang dipatok untuk perorangan (Arisman, 2008). Anemia sebagai
keadaan dimana level hemoglobin rendah karena kondisi patologis. Defisiensi
Fe merupakan salah satu penyebab anemia, tetapi bukanlah satu-satunya
penyebab anemia (Fatmah dalam FK M UI, 2007). Ny. RH mengalami anemia
dikarenakan adanya penyakit Diabetes Miletus tipe 2 yang diderita. Anemia
merupakan salah satu bagian dari komplikasi kronis yang terjadi jika penyakit
DM tidak dikelola dengan baik. Kontrol glikemik yang buruk menyebabkan
terjadinya neuropati otonom sehingga mengganggu produksi eritropoietin dan
pelepasannya karena sebagian mekanisme tersebut diatur oleh sistem saraf
otonom, selain itu juga terjadi kerusakan arsitektur ginjal karena hiperglikemia
kronis dan akibat terbentuknya advanced glycation end products (AGEs),
yang akhirnya dapat menyebabkan terjadinya anemia pada pasien DM
(Prasetyo, 2014).
Nilai monosit tinggi menandakan adanya alergi dan sel kanker pada tubuh
pasien. Ny. RH mempunyai alergi terhadap ayam dan udang. Reaksi alergi
merupakan hipersensitifitas dari sistem pertahanan tubuh terhadap benda asing
yag masuk ke dalam tubuh yang sebenarnya tidak membahayakan. Jadi ada
satu atau beberapa zat yang pada beberapa orang dianggap sesuatu yang
berbahaya oleh sistem pertahanan tubuh sehingga menimbulkan reaksi alergi.
Dengan melakukan pertahanan ini yang menyebabkan kadar monosit tinggi.
Ny. RH juga mempunyai penyakit kanker pada payudara hal ini juga yang
membuat kadar monosit menjadi tinggi. Sel kanker juga dianggap sebagai
benda asing, oleh karena itu tubuh berusaha melawan melalui mekanisme
pertahanan tubuh yang mengakibatkan kadar monosit tinggi atau mengalami
peningkatan. Terlihat RDW-CV pasien meningkat. RDW meningkat pada
anemia defisiensi besi, anemia perniciosa/def. folat, anemia hemolitik
(Dharma, 1983).
Nilai HBA1C dan GDS tinggi menandakan pasien positif menderita
penyakit Diabetes Miletus tipe 2. Pemeriksaan HBA1C adalah HbA1c atau

46
haemoglobin A1c merupakan komponen kecil pada haemoglobin yang
berikatan terhadap gula darah. Haemoglobin sendiri merupakan bagian dari sel
darah merah yang memberikan pigmen warna merah dan membawa oksigen
ke seluruh tubuh. Pemeriksaan HbA1c ini dapat menjadi indikator seseorang
terkena penyakit diabetes. Nilai HbA1c terbagi menjadi 3 kategori, yaitu
normal, prediabetes dan diabetes. Ketika nilai HbA1c menunjukkan nilai lebih
dari sama dengan 6.5%, seseorang telah dapat dikatakan mengalami diabetes.
Nilai di bawah 5.7% dikatakan normal. Nilai diantara 5.7%-6.4% dikatakan
seseorang berada pada tahapan prediabetes (Lestari, 2018). Terlihat HBA1C
pada Ny. RH 13,4% hal ini menunjukkan bahwa Ny. RH positif mengalami
diabetes.
D. Pemeriksaan Fisik Klinis
Tabel 4. Pemeriksaan Fisik Pasien
Pemeriksaan Fisik
Indikator Awal Masuk Awal Kasus
13/12/18 14/12/18
Lemah (+) (+)
Mual (-) (-)
Muntah (-) (-)
Kesadaran Composmentis Composmentis
Pucat (+) (+)
Nafsu makan menurun (-) (-)
Pusing (+) (+)
Sumber : Rekam Medik, 2018
Keterangan :
(+) = tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien
(-) = tanda dan gejala yang tidak ditemukan pada pasien

Tabel 5. Pemeriksaan Klinis Pasien

Tanggal
Pemeriksaan
Awal Masuk Awal Kasus
Klinis Nilai Normal
13/12/2018 14/12/2018
Tekanan darah <130/<85 mmHg 180/110 mmHg 130/80 mmHg
(Tinggi) (Normal)
Nadi 60-100x/ menit 29 x/menit 82 x/menit
(Normal) (Normal)
RR 14-20x/ menit 36,3x/menit 20x/menit
(Tinggi) (Normal)
Suhu 36.5-37.5 oC 24oC 36,3oC
(Rendah) (Normal)

47
Kesimpulan :
Pada pemeriksaan fisik pasien, terlihat pada tanggal 13 Desember 2018
pada awal masuk hingga 14 desember 2018 pada awal kasus, pasien dalam
keadaan lemah, pusing dan pucat. Pada pemeriksaan klinis, pada awal masuk
rumah sakit tanggal 13 Desember 2018 yaitu tekanan darah tinggi , nadi
lemah, respiratory rate tinggi dan suhu tubuh pasien turun . Pada tanggal 15
Desember 2018, tekanan darah pasien menurun menjadi 130/80 mmHg dan
nadi meningkat yaitu 82x/menit tetapi, tekanan darah dan nadi tersebut masih
dalam batas normal. Untuk respiratory rate dan suhu tubuh pasien normal.

Pembahasan :
Dari pemeriksaan fisik dan klinis pasien, dapat diketahui bahwa pasien
dalam keadaan sakit sedang dikarenakan adanya Diabetes Miletus Tipe 2 dan
kanker payudara. Menurut dr. Joel Zonszein, seorang direktur Clinical
Diabetes Center di University Hospital of the Albert Einstein College of
Medicine di New York, penyebab paling umum penderita diabetes adalah
badan terasa lemah dikarenakan kadar gula darah yang tinggi (Safitri, 2018).
Kadar gula darah tinggi (Hiperglikemi). Situasi seperti ini akan memperlambat
sirkulasi darah sehingga sel tidak dapat mendapatkan oksigen serta nutrisi
yang di butuhkan sehingga menyebabkan badan lemas. Kadar gula darah yang
tinggi juga menyebabkan peradangan pada pembuluh darah. Peradangan
pembuluh darah ini yang menjadi penyebab sel-sel kekebalan tubuh atau biasa
disebut dengan monosit mulai masuk dan mengintervensi otak sehingga
menyebabkan badan lemas.
Tekanan darah pada tanggal 13 Desember 2018 tinggi, nadi lemah,
respirasi rate tinggi dan suhu tubuh rendah dan pada tanggal 14 Desember
2018 tekanan darah menurun , RR normal, nadi meningkat dan suhu tubuh
berubah menajdi normal. Hal ini menunjukkan keadaan klinis pasien mulai
normal. Pada awal masuk tanggal 13 desember 2018 tekanan darah pasien
tinggi dikarenakan tingginya kadar gula darah. Menurut Tanto dan Hustrini
(2014) diabetes melitus yang ditandai dengan adanya hiperglikemia
merupakan salah satu faktor resiko terjadinya hipertensi. Cheung et al (2012)

48
menyebutkan bahwa hiperglikemia sering disertai dengan timbul- nya sindrom
metabolik yaitu hipertensi, dislipidemia, obesitas, disfungsi endotel dan faktor
protrombotik yang kesemuanya itu akan memicu dan memper berat
komplikasi kardiovaskuler. Salah satu komplikasi makroangiopati diabetes
dapat terjadi karena perubahan kadar gula darah, gula darah yang tinggi akan
menempel pada dinding pembuluh darah. Setelah itu terjadi proses oksidasi
dimana gula darah bereaksi dengan protein dari dinding pembuluh darah yang
menimbulkan AGEs. Advanced Glycosylated Endproducts (AGEs)
merupakan zat yang dibentuk dari kelebihan gula dan protein yang saling
berikatan. Keadaan ini merusak dinding bagian dalam dari pembuluh darah,
dan menarik lemak yang jenuh atau kolesterol menempel pada dinding
pembuluh darah, sehingga reaksi inflamasi terjadi. Sel darah putih (lekosit)
dan sel pembekuan darah (trombosit) serta bahan-bahan lain ikut menyatu
menjadi satu bekuan plak (plaque), yang membuat dinding pembuluh darah
menjadi keras,kaku dan akhirnya timbul penyumbatan yang mengakibatkan
perubahan tekanan darah yang dinamakan hipertensi (Tandra, 2009)
E. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Pemeriksaan 1 November 2018
 USG HEPAR+POTO THORAX
Hasil Pemeriksaan :
 Hepar : Ukuran normal, intensitas echoparenkim homogen
normal,.kapsula intak, sudut tajam, tepi rata,tidak tampak
nodul, Duktus biliaris intrahepatal tidak dilatasi. V
porta/hepatica tak melebar, tak tampak nodul
 GB : Dinding tidak menebal, tak tampak massa/batu
 Pankreas : Normal , tak tampak nodul
 Spleen : ukuran tak membesar, tidak tampak nodul/ cyst
 Ren Dextra/Sinistra : Ukuran normal, intensitas
echocortexhomogen normal, normal tak tampak
ectasis/kista/massa/batu tak tampak KGB paraaorta/iliaca

49
Kesimpulan :
 Tak tampak metastase liver/KGB paraaorta
 Seacara radiologi liver, GB, Lien,Pankreas,ren dalam batas
normal
 Foto Thorax PA : secara radiologic cor dan pulmo dalam batas
normal tak tampak metastase paru

Pembahasan
Dari hasil pemeriksaan USG Hepar menyimpulkan bahwa
tidak ada penyebaran kanker pada hati dan pembekakan pada
kelenjar getah bening. Dan secara radiologi hati, kantong empedu,
pankreas dan ginjal tidak ada pembesaran atau kelainan yang di
temukan. Sedangkan untuk hasil pemeriksaan photo thorax tidak
ada kelainan yang ditemukan pada jantung dan paru serta tidak ada
penyebaran kanker pada paru. hal ini menunjukkan tidak ada
komplikasi diabetes miletu dan kanker payudara yang ditemukan.
 Laboratorium Patalogi Anatomi
Tanggal Pemeriksaan 26 September 2018
Hasil pemeriksaan
 Mikroskopis :
 Sediaaan core biopsi : tampak kepingan jaringan yang
sebagian besar adalah massa tumor tumbuh hyperplaastis
memadat dengan inti ganai
 Sediaan siitologi FNA-B : sediaan terdiri dari sebaran sel
tumor berkelompok dan sebagian menyebar
Kesimpulan
 Biopsi :
 Invasive duktal carsinoma mamae
 Invasive duktal ca mamae (FNAB)
Pembahasan
Biopsi adalah prosedur mengambil jaringan atau sampel sel
dari tubuh untuk membantu tim medis menegakkan diagnosis
suatu penyakit. Biopsi digunakan untuk mengetahui apakah

50
bagian tersebut ditumbuhi oleh sel kanker atau tidak. Selain itu,
tindakan ini juga diandalkan untuk mengetahui stadium dan
jenis kanker yang dialami (Nimas, 2017). Dari hasil
pemeriksaan biopsi menyimpulkan bahwa pasien positif
mengalami kanker mammae (payudara). Kanker payudara
(Carcinoma mammae) adalah tumor ganas yang berasal dari
kelenjar payudara.Termasuk saluran kelenjar air susu dan
jaringan penunjangnya yang dapat tumbuh
infiltratif,destruktif, serta dapat bermetastase. Jenis kanker yang
di alami pasien yaitu tipe Invasive Ductal Carcinoma,m yang
juga dikenal sebagai IDC atau Infiltrating Ductal
Carcinoma atau Carcinoma of No Special Type (NST) atau Not
Otherwise Specified (NOS), merupakan kanker payudara yang
paling umum terjadi. IDC terjadi 65%-80% dari seluruh
kejadian kanker payudara. IDC berawal dari saluran susu dan
menyerang jaringan payudara di sekitarnya. Invasive yang
artinya kanker yang beresiko menyebar ke organ lain (Ellis
IO,2005). Invasive Ductal Carcinoma ditandai munculnya
benjolan keras dengan batas yang tak beraturan. Benjolan IDC
akan terasa lebih keras, lebih kuat, dan lebih “tertancap”
dibandingkan benjolan jinak lainnya. Kulit payudara di area
yang terserang IDC dan puting akan tertarik ke dalam (pulled
in). Hal ini sesuai dengan tanda-tanda yang dialami oleh pasien

F. Asupan Zat Gizi


Hasil Recall 24 Jam Diet : Rumah Sakit
Bentuk Makanan : Biasa
Diet RS : BB DM
Cara Pemberian : Oral
Tanggal : 13 Desember 2018

51
Tabel 6. Asupan Makanan Berdasarkan Hasil Recall 24 jam Pasien

Energi Protein Lemak Karbohidrat


Asupan Makan 1006 kkal 43 gr 35,4 gr 125 gr
Makanan RS 1500 kkal 51,5 gr 36,5 gr 235 gr
% Asupan 67 % 83 % 96 % 53 %
Kategori Asupan Kurang Baik Baik Kurang

Kategori asupan menurut WNPG 2004 yaitu sebagai berikut.


Baik : 80-110%
Kurang : <80%
Lebih : >110 %

G. Terapi Medis

Tabel 7. Terapi Medis Pasien

Jenis Fungsi Interaksi dengan zat gizi


Obat/Tin-
dakan
IVFD NS 20 Diindikasi untuk -
tpm perawatan darah dan
kehilangan cairan, kadar
natrium dan kalium
rendah, magnesium
rendah, kalsium rendah,
darah dan kehilangan
cairan dan kondisi lainnya
Inj Subkutan Digunakan untuk  Pada pemberian bersama
Novomix 0- mengurangi tingkat gula dengan obat hipoglikemik
10 iu darah tinggi pada orang oral, oktreotid, MAOI,
dewasa, remaja dan anak- penyekat β adrenergik non
anak berusia 10 tahun ke selektif, ACE inhibitor,
atas dengan diabetes salisilat, alkohol, steroid
mellitus (kencing manis). anabolik, & sulfonamid
NOVOMIX juga dapat dapat mengurangi
digunakan dalam kebutuhan akan insulin.
kombinasi dengan tablet  Pada pemberian bersama
untuk diabetes. dengan kontrasepsi oral,
tiazid, glukokortikoid,
hormon tiroid,
simpatomimetik, & danazol
dapat meningkatkan
kebutuhan akan insulin.
Inj. DNF Memenuhi kebutuhan  Obat diabetes lainnya
Insulin 5 pasokan insulin pada (misalnya
iu/jam penderita diabetes metformin), ACE inhibitor,

52
penghambat beta obat
trigliserida tinggi golongan
fibrat (misalnya fenofibrat),
fluoxetine, pentoxifylline,
atau antibiotik
sulfonamida: meningkatka
n efek hipoglikemik atau
gula darah turun di bawah
normal.
 Danazol, diuretik,
glukagon,
isoniazid, kortikosteroid,
chlorpromazine, hormone
tiroid, estrogen, progestin
(misalnya: pil KB),
antipsikotik: mengurangi
efek insulin dalam
menurunkan gula darah.
 Pioglitazone: meningkatkan
risiko bertambahnya
berat badan dan
penumpukan cairan di
bagian tubuh tertentu
(seperti tungkai)

53
BAB III

DIAGNOSA GIZI

A. Problem Gizi
1. Asupan oral inadekuat terkait asupan makan pasien berdasarkan recall 24
jam pada tanggal 14 Desember 2018 adalah sebagai berikut.
a) Energi = 67 % (Kurang)
b) KH = 53 % (Kurang)
2. Pasien mengalami penurunan berat badan selama ± 2 bulan terakhir
sebanyak 8 kg
3. Perubahan nilai lab terkait yaitu HBA1C 13,4 mg/dl (tinggi), GDS 326
mg/dl (tinggi), hemoglobin 11,5 g/dl (rendah) dan hematokrit 35,3 jt/u
(rendah)
4. Pembatasan pemberian karbohidrat dan energi terkait pemberian diet RS
DM 1500 kalori
5. Kepercayaan/sikap yang salah mengenai makanan atau zat gizi terkait
kebiasaan makan suka mengkonsumsi jajanan kue manis , gorengan , mie
instan, keripik dan minuman instan (buahvita)
B. Penentuan Diagnosa Gizi
1. NI.2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan kepercayaan dan
kurangnya pengetahuan terhadap kecukupan kebutuhan makanan terhadap
makanan dan minuman ditandai dengan kategori asupan berdasarkan
recall 24 jam pada tanggal 13 desember 2018 adalah kurang yaitu energi
64% dan KH 50%
2. NI 5.4 Pembatasan pemberian karbohidrat dan energi berkaitan dengan
penyakit diabetes melitus yang di tandai dengan pemberian diet Rumah
Sakit yaitu DM 1500
3. NC. 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit
Diabetes Mellitus dan Ca Mammae on Chemotherapy di tandai HBA1C
13,4 mg/dl (tinggi), GDS 326 mg/dl (tinggi), hemoglobin 11,5 g/dl
(rendah) dan hematokrit 35,3 jt/u
4. NC.3.2 Penurunan berat badan yang tidak direncanakan berkaitan dengan
adanya penyakit diabetes dan Ca Mammae on Chemotherapy ditandai

54
dengan pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 8 kg dalam ±2
bulan terakhir.
5. NB 1.1 Kurangnya pengetahuan terkait gizi berkaitan dengan kebiasaan
makan yang tidak baik di tandai dengan pasien suka mengkonsumsi
jajanan kue manis , gorengan , mie instan, keripik dan minuman instan
(buahvita)

55
BAB IV
INTERVENSI GIZI
A. Planning Diet
1. Terapi diet : Diet DM
2. Bentuk makanan : Makanan Biasa
3. Rute Pemberian : 3 kali makanan utama dan 3 kali selingan
4. Tujuan diet :
a. Menurunkan kadar Glukosa darah hingga mendekati normal
b. Memberikan energi yang cukup untuk mempertahankan berat badan
c. Menghindari adanya komplikasi
d. Meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal.
5. Prinsip Diet
a. Energi cukup
b. Protein cukup
c. Lemak sedang
d. Karbohidrat sedang
e. Serat cukup
f. 3 J (Tepat Jumlah, Jenis, Jadwal
g. Pemberian makanan bertahap
6. Syarat Diet
a. Energi cukup, yaitu sebesar 20-30 kkal/kg. Makanan dibagi dalam 3
porsi besar, yaitu makan pagi, siang dan sore, serta 3 porsi kecil untuk
selingan masing-masing.
b. Protein cukup , yaitu 15% dari kebtutuhan energi total
c. Lemak sedang, yaitu 25% dar kebutuhan energi total
d. Karbohidrat cukup, sisa dari kebtuhan energi total (60 % dari
kebtuhan energi).
e. Penggunaan gula murni dalam minuman dan makan tidak
diperbolehkan kecuali jumlahnya sedikit sebagai bumbu (5%).
f. Penggunaan gula alternatif dalam jumlah terbatas. Gula alternatif
bergizi adalah fruktosa, gula alkohol berupa sorbitol, manitol, dan

56
silitol, sedangkan gulab alternatif tak bergizi adalah aspartam dan
sakarin.
g. Asupan serat dianjurkan 25 g/hr dengan mengutamakan serat larut air
yang terdapat di dalam sayur dan buah
h. Cukup vitamin dan mineral
7. Perhitungan Kebutuhan Zat Gizi
Berat Badan : 51 kg
TBE : 155 cm
BBI : 55 kg
BEE = BBI x 25
= 55 x 25
= 1375
TEE = Energi Basal + Energi Basal ( FA + FS – KU)
= 1375 + 1375 ( 10% + 50% - 5%)
= 1512,5 kkal
(Perkeni, 2002)
Protein = (15% x 1512,5 kkal)/4 kkal
= 56,71 gr
Lemak = (25% x 1512,5 kkal)/ 9 kkal
= 42 gr
KH = 100% - (15% + 20%)
= (60% x 1512,5 kkal)/ 4 kkal
= 226,8 gr
8. Bahan Makanan Yang Dianjurkan, Dihindari dan Dibatasi pada penaykit
Diabetes Miletus
Bahan makanan yang di anjurkan :
1) Sumber karbohidrat kompleks, seperti nasi, roti, mi, kentang,
singkong, ubi, dan sagu
2) Sumber protein rendah lemak, spserti ikan, ayam tanpa kulit, susu
skim, tempe, tahu dan kacang-kacangan

57
3) Sumber lemak dalam jumlah terbatas, yaitu bentuk makanan yang
mudah dicerna. Makanan terutama diolah dengan cara di rebus, di
kukus, dan di stup
Makanan yang tidak di anjurkan (dibatasi/dihindari)
1) Mengandung banyak gula sederhana, seperti:
a. Gula pasir, gula jawa
b. Sirop, jam ,jeli, buah-buahan yang diawetkan dengan gula,
susu kental manis, minuman botol ringan dan es krim
c. Kue-kue manis dodol, cake dan tarcis
2) Mengandung banyak lemak, seperti cake, makanan siap saji,
goreng-gorengan dan panggang-panggan/ dibakar
3) Mengandung banyak natrium, seperti ikan asin, telur asin dan
makanan yang diawetkan
(Almatsir, 2010)
Bahan makanan yang dibatasi untuk diet ini adalah makanan yang
banyak mengandung gula, lemak dan natrium yaitu semua makanan yang
banyak mengandung gula seperti gula pasir, gula jawa, sirop buah-buahn
yang di awetkan selain itu fast food, goreng-gorengan serta ikan asin, telur
asin, dan makanan yang diawetkan.
Pembahasan Preskripsi Diet
Terapi Diet yang direncanakan untuk diberikan yaitu Diet DM
1500 Kalori. Diet DM 1900 kalori adalah diet yang diberikan kepada
orang yang menderita penyakit diabetes miletus dengan kebutuhan gizi
1500 kalori. Diet ini diberikan karena pasien mengalami gangguan resisten
insulin atau kadar gula darah meningkat melebihi batas normal. Diet
diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan bagi penderita
diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis, dan jadwal pemberian
makanan. Prinsip diet bagi penderita DM adalah mengurangi dan
mengatur konsumsi karbohidrat sehingga tidak menjadi beban bagi
mekanisme pengaturan gula darah.
Pengaturan makan (diet) merupakan komponen utama keberhasilan
pengelolaan Diabetes Mellitus, akan tetapi mempunyai kendala yang

58
sangat besar yaitu kepatuhan seseorang untuk menjalaninya. Prinsip
pengaturan makan pada penderita diabetes hampir sama dengan anjuran
makan untuk orang sehat masyarakat umum, yaitu makanan yang beragam
bergizi dan berimbang atau lebih dikenal dengan gizi seimbang
maksudnya adalah sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-
masing individu. Hal yang sangat penting ditekankan adalah pola makan
yang disiplin dalam hal Jadwal makan, Jenis dan Jumlah makanan atau
terkenal dengan istilah 3 J..
Diet DM ini diberikan untuk mempertahankan kadar gula darah
(glukosa) supaya mendekati normal dengan menyeimbangkan asupan
makanan dan memberi cukup energi untuk mempertahankan berat badan
normal (Almatsier, 2010).
Bentuk makanan yang diberikan antara lain makanan biasa melalui
oral. Adapun untuk route pemberian makanan 3 kali makanan utama dan 3
kali selingan dengan pemberian diet dilakukan secara bertahap. Bentuk
makanan biasa diberikan karena pasien tidak ada masalah gastroentestinal
dan kesulitan mengunyah ataupun menelan.
Tujuan terapi diet yang diberikan adalah mempertahankan kadar
glukosa darah mendekati normal, memberikan energi yang cukup untuk
mencapai atau mempertahankan berat badan, menghindari adanya
komplikasi, meningkatkan kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal. Tujuan tersebut berkaitan dengan penyakit pasien yakni adanya
gangguan sekresi insulin yang membuat gula darah pasien melebihi batas
normal yang bisa menyebabkan terjadinya komplikasi akut apabila tidak
dilakukan terapi diet dengan benar.
Prinsip dan syarat diet diberikan berdasarkan diet DM , adapun
prinsip diet DM yakni : Energi cukup, protein cukup, lemak sedang,
karbohidrat sedang, dan 3J yaitu tepat jenis, jumlah dan jadwal.
(Almatsier, 2013). Pemberian kebutuhan energi berdasarkan rumus
perkeni (2002). Pemberian energi yang direncanakan yakni energi sebesar
1512,5 kkal, protein 15 % sebesar 56,7 gr, lemak 20% sebesar 33,6 gr dan

59
karbohidrat diberikan sebesar 65% yakni 245,78 gr dengan cara pemberian
bertahap sesuai dengan kondisi pasien.
4. Rencana Monitoring dan Evaluasi

Tabel 8. Rencana Monitoring dan Evaluasi Pasien

Pengamatan Yang Diukur Pengukuran Evaluasi/ Target


Antropometri BB , LILA dan Setiap hari Normal
ULNA
Biokimia Hb Meningkat/Normal
Berkala
Hematokrit Meningkat/Normal
GDS Setiap hari Menurun/Normal
GDP 2 hari sekali Menurun/Normal
Fisik dan Klinis Lemah Setiap hari Kondisi pasien
Tekanan Darah tidak lemah
Nadi lagitekanan darah,
RR RR, nadi, suhu
Suhu dalam batas
normal
Asupan zat gizi Energi, Protein, Setiap Hari Lebih dari 80%
Lemak, KH

5. Rencana Konsultasi Gizi


Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien
Waktu : 30 menit
Tempat : Ruang PDW Tulip Lantai 3 Bed 24
Materi : Diet DM 1500 kalori
Alat : Leaflet, Daftar Bahan Makanan Penukar Dan Contoh
Makanan Sebenarnya
Metode : Ceramah dan Tanya jawab
Tabel 9. Rencana Konsultasi Gizi

Masalah Gizi Tujuan Materi Konseling


 Asupan energi,  Agar pasien dapat  Pengertian
dan karbohidrat mempertahankan tentang penyakit
berdasarkan recall berat badan normal Diabetes Mietus
24 jam adalah pasien. dan kanker
kurang.  Agar pasien mamae
 Pasien mengalami memperbaiki pola  Pengertian dan isi
penurunan berat makan saat berada di daftar bahan
badan selama ± 3 rumah sakit dan makanan penukar
bulan terakhir sesudah berada  Tujuan dan syarat

60
sebanyak 8 kg dirumah. diet yang
 Perubahan nilai  Agar pasien dan diberikan.
laboratorium keluarga pasien  Bahan makanan
terkait gizi seperti mengetahui yang dianjurkan,
Hb 11,2 gr/dl informasi tentang dibatasi dan harus
(rendah), diabetes miletus dihindari
hematocrit 35,3  Agar pasien dan  Jadwal makan
jt/ul (rendah), keluarga pasien utama dan
GDS 461 mg/dl mengetahui selingan
(tinggi) informasi tentang diet
 Kurangnya Penyakit DM dan
pengetahuan Daftar Bahan
terkait gizi Makanan Penukar
 Agar pasien dan
keluarga pasien
mengetahui
informasi tentang
jenis dan macam
makanan yang
dianjurkan, dibatasi
dan harus dihindari
pasien.

B. Implementasi
1. Kajian Terapi Diet di Rumah Sakit
Jenis Diet : DM
Bentuk Makanan : Biasa
Cara Pemberian : Oral
Tabel.10 Kajian Terapi Diet Rumah Sakit

Karbo Serat
Energi Protein Lemak
Implementasi hidrat
(kkal) (gr) (gr)
(gr)
1500
Makanan RS 51,5 gr 36,5 gr 235 gr 26,1
kkal
Kebutuhan 1512,5 56,7 42,0 245,78 30 gr
% Makanan RS/Kebutuhan 99 % 90 % 91,0% 103% 87%

Pembahasan Diet RS
Bentuk makanan yang diberikan oleh rumah sakit adalah makanan
biasa yaitu kentang rebus. Hal ini dikarenakan pasien tidak mau
mengkonsumsi nasi karena beresiko meningkatkan gula darah sehingga di

61
ganti dengan kentang rebus. Dengan adanya pergantian nasi biasa menjadi
kentang rebus ini agar meningkatkan nafsu makan pasien sehingga dapat
memenuhi kebutuhan energi dan karbohidrat pasien.
Makanan Biasa adalah standar makanan yang dapat menjadi dasar
untuk modifikasi makanan khusus. Makanan biasa memiliki kemiripan
dengan makanan orang sehat di rumah. Susunan dari makanan biasa
berdasar pada Pola Menu Seimbang dan Angka Kecukupan Gizi (AKG)
yang dianjurkan pada orang sehat. Bentuk makanan pokok berupa nasi.
Tidak ada pantangan pemberian makanan khusus namun sebaiknya
diberikan makanan yang tidak merangsang, tidak terlalu pedas dan
mudah dicerna. Indikasi pemberian makanan biasa adalah kepada pasien
sadar yang tidak membutuhkan diet tertentu berkaitan dengan penyakit
yang diderita (Almatsier, 2005)
Pasien diberikan diet DM 1500 kalori dikarenakan hasil
laboratorium pasien saat awal masuk menunjukkan diagnosa penyakit
pasien yaitu diabetes miletus dan ca mamae onn kemotrapi. Diabetes
miletus tipe 2 merupakan kelainan metabolik yang ditandai dengan
kadar glukosa darah yang tinggi dalam konteks resistensi insulin dan
defisiensi insulin relative (Kumar, 2005). Penyakit diabetes melitus jenis
ini merupakan kebalikan dari diabetes melitus tipe 1, yang mana terdapat
defisiensi insulin mutlak akibat rusaknya sel islet di pankreas (Shoback,
2011). Gejala klasiknya antara lain haus berlebihan, sering berkemih,
dan lapar terus-menerus). Pada Ny.RH penyebab terjadinya diabetes
miletus tipe 2 karena riwayat penyakit keluarga dan kebiasaan makan
pasien. Implementasi % Makanan RS/ Kebutuhan pasien untuk energi
hanya 99% dan dikategorikan baik . Protein sebesar 90% menandakan
persentase kebutuhan pasien dengan standar makan RS berada dalam
kategori baik. Asupan lemak sebesar 108,6% dikategorikan lebih dan
karbohidrat hanya 99%. Hal ini menunjukkan perbedaan antara kebutuhan
dengan makanan RS. Perbedaan ini dilakukan karena mengingat keadaan
pasien yang mengalami lemah dan penyakit yang diderita pasien
pemberian makanan dilakukan secara bertahap.

62
2. Rekomendasi Diet
a. Rekomendasi Diet Dibandingkan dengan Makanan Rumah Sakit (RS)
Tabel 11. Rekomendasi diet dibandingkan dengan makanan rumah
sakit
Rekomendasi Diet
Makanan
Zat Gizi Tanggal Tanggal Tanggal
RS
15 - 16 16 - 17 17-18
1307,4 1412,7 1514,6
Energi 1500 kkal
(87%) (94,1%) (100,9%)
54,6 59,6 64,0
Protein 51,5 gr
(106 %) (115,7%) (124%)
32,7 34,1 33,6
Lemak 36,5 gr
(89,5%) (93,4%) (92%)
215 240,8 247,4
Karbohidrat 235 gr
(91,4%) (102,4%) (105,2%)
32,7 42,0 43,1
Serat 26,1 gr
(125%) (160%) (165%)

Tabel 12. Rata-rata rekomendasi diet dibandingkan dengan makanan


rumah sakit

Rata-rata Persentase Rata-Rata


Makan-
Zat Gizi Rekomendasi Dibandingkan Makanan
an RS
Diet RS
Energi 1500 kkal 1411,56 kkal 94 %
Protein 51,5 gr 59,4 gr 115,3%
Lemak 36,5 gr 34 gr 93%
Karbohidrat 235 gr 234,4 gr 99,7%
Serat 26,1 gr 39,2 gr 150%

63
b. Rekomendasi Diet Dibandingkan dengan Kebutuhan
Tabel 13. Rekomendasi diet dibandingkan dengan kebutuhan
Rekomendasi Diet
Zat Gizi Kebutuhan Tanggal Tanggal Tanggal
15 – 16 16 - 17 17-18
1307,4 1412,7 1514,6
Energi 1512,7 kkal
(86,4%) (93,3%) (100,1%)
54,6 59,6 64,0
Protein 56,7 gr
(96,2 %) (105,1%) (112,8%)
34,1 34,1 33,6
Lemak 42,0 gr
(81%) (81%) (81%)
215 240,8 247,4
Karbohidrat 226,8 gr
(95%) (106%) (109%)
32,7 42,0 43,1
Serat 30 gr
(109%) (140%) (143%)

Tabel 14. Rata-rata rekomendasi diet dibandingkan dengan makanan


kebutuhan
Rata-rata Persentase Rata-Rata
Zat Gizi Kebutuhan Rekomendas Dibandingkan
i Diet Kebutuhan
Energi 1512,7 kkal 1411,56 kkal 93%
Protein 56,7 gr 59,4 gr 104,7%
Lemak 42,0 gr 34 gr 81 %
Karbohidrat 226,8 gr 234,4 gr 103,3 %
Serat 30 gr 39,2 gr 130 %

3. Hasil Konseling Gizi


Penerima Konseling : Pasien dan keluarga pasien
Waktu : ±15 menit
Tempat : Ruang Penyakit Dalam Wanita (PDW) Lantai III
Bed : 24
Alat : Leaflet, Daftar Bahan Makanan Penukar Dan
Contoh Makanan Sebenarnya
Metode : Ceramah dan Tanya jawab

64
Tabel 15. Hasil Konseling Gizi
Tujuan Materi Konseling Hasil Konseling
Agar pasien atau a. Penjelasan tentang a. Pasien dan keluarga
keluarga pasien Diabetes Miletus pasien memahami
mengetahui diet yang dan Daftar Bahan mengenai konsultasi
diberikan dan Makanan Penukar yang diberikan.
mengetahui makanan b. Tujuan diet yang b. Pasien dan keluarga
yang boleh diberikan memberikan
dikonsumsi serta c. Prinsip dan syarat tanggapan berupa
yang dibatasi atau diet yang diberikan pertanyaan mengenai
dihindari. d. Bahan makanan bahan makanan yang
yang dianjurkan dianjurkan.
dan tidak c. Pasien dan keluarga
dianjurkan pasien bisa
menerapkan diet DM
yang diberikan

65
BAB V
MONITORING, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT
Tabel 16. Monitoring, Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tanggal/ Monitoring Asupan Gizi (ABCD)
Hari Diagnosis Monitoring Diagnosis Evaluasi dan Tindak Lanjut (Terapi
Pengam Medis Antropo Fisik & Gizi Diet dan Konseling Gizi)
Biokimia Asupan
at-an metri Klinik
15-16 .DM tipe 2 BB = 51 GDS = 139 Fisik : Dibanding kan NI 5.4 Pembatasan Evaluasi pada pengamatan hari
/12/2018 + Ca kg mg/dl Pusing (+) kebutuhan : pemberian karbohidrat pertama :.
Mamae on (Normal) Lemah (+) dan energi berkaitan 1. GDS normal
Chemothera LILA = 26 Energi = 86,4 dengan penyakit diabetes 2. Pasien mengeluh pusing dan lemah
phy cm Klinis : % (baik ) melitus yang di tandai dikarenakan gula darah tinggi.
TD = dengan pemberian sesuai 3. TD, pernapasan, nadi dan suhu
ULNA = 130/80 Protein = 96,2 kebutuhan yaitu DM sudah dalam keadaan normal.
23 cm mmHg % (baik) 1500 4. Asupan makanan untuk energy,
(N) protein, lemak , karbohidrat dan
Status gizi R = 20 Lemak = 81 NC. 2.2 Perubahan nilai serat kategori baik > 80%
= Normal kali / (baik) lab terkait gizi berkaitan 5. Status gizi pasien normal
(90 % menit (N) dengan penyakit .
menurut N = 82 Karbohidrat = Diabetes Mellitus dan Tindak Lanjut :
pengukura kali / 87,4 % Ca Mammae on 1. Memepertahankan status gizi
n LILA menit (N) (baik) Chemotherapy di tandai pasien dengan memberikan
dan T = GDS 139 (Normal). makanan yang sesuai dengan
menurut 36,3oC (N) Serat = 109% kondisi pasien dan kebutuhan
pengukura (baik) NB 1.1 Kurangnya pasien.
n IMT pengetahuan terkait gizi 2. Memberikan diet dengan kalori
sebesar berkaitan dengan yang cukup, protein cukup, lemak
21,23 kebiasaan makan yang sedang dan KH sedang agar kadar
kg/m2) tidak baik di tandai gula darah mencapai normal
dengan pasien suka 3. Memberikan bentuk makanan biasa
mengkonsumsi jajanan yang dibagi menjadi 3 kali makan

66
kue manis , gorengan , utama dan 3 kali selingan dengan
mie instan, keripik dan jadwal waktu yang tepat, jumlah
minuman instan yang tepat dan jenis makanan yang
(buahvita) tepat sesuai dengan prinsip 3 J
4. Memberikan motivasi dan edukasi
berupa penyuluhan kepada pasien
dan keluarganya untuk selalu patuh
dalam menjalankan diet yang
diberikan baik selama di rumah
sakit ataupun saat di rumah tempat
tinggal pasien.

16-17 DM tipe 2 + BB = 51 GDS = Fisik : Energi = NI 5.4 Pembatasan Evaluasi pada pengamatan hari
/12/2018 Ca Mamae kg 02.00 : 188 Pusing (+) 93,3% (baik) pemberian karbohidrat pertama :
on mg/dl Lemah (+) dan energi berkaitan 1. Status gizi pasien normal
Chemothera LILA = 26 06.00 = 288 Protein = dengan penyakit diabetes 2. Gula darah sewaktu tidak stabil
phy cm mg/dl Klinis : 105,1% (lebih) melitus yang di tandai 3. Pusing dan lemah berkurang
10.00 = 101 TD = dengan pemberian diet 4. TD, pernapasan, nadi dan suhu
ULNA = mg/dl 110/70 Lemak = 81% sesuai kebutuhan yaitu sudah dalam keadaan normal.
23 cm 14.00 = 188 mmHg (baik) DM 1500 5. Asupan makanan untuk energy,
mg/dl (normal) karbohidrat dan lemak kategori
Status gizi 18.00 = 149 (N) Karbohidrat = NC. 2.2 Perubahan nilai baik > 80%.
= Normal mg/dl (normal) 106% lab terkait gizi berkaitan 6. Asupan makanan untuk protein
(90 % 22.00 = 210 RR = 20 (baik) dengan penyakit kategori lebih >100%
menurut mg/dl kali / Diabetes Mellitus dan
pengukura menit (N) Serat = 140% Ca Mammae on Tindak Lanjut :
n LILA (normal) (lebih) Chemotherapy di tandai 1. Memepertahankan status gizi
dan N = 80 GDS naik dan turun pasien dengan memberikan
menurut kali / selama pemeriksaan 4 makanan yang sesuai dengan
pengukura menit (N) jam sekali kondisi pasien dan kebutuhan
n IMT (normal) pasien.
NB 1.1 Kurangnya
sebesar T = 2. Memberikan diet dengan kalori
pengetahuan terkait gizi

67
21,23 36,5oC (N) berkaitan dengan yang cukup, protein cukup, lemak
kg/m2) (normal) kebiasaan makan yang sedang dan KH cukup agar kadar
tidak baik di tandai gula darah mencapai normal
dengan pasien suka 3. Tetap memberikan bentuk makanan
mengkonsumsi jajanan biasa yang dibagi menjadi 3 kali
kue manis , gorengan , makan dan 3 kali selingan dengan
mie instan, keripik dan jadwal waktu yang tepat, jumlah
minuman instan yang tepat dan jenis makanan yang
(buahvita) tepat sesuai dengan prinsip 3 J
4. Memberikan motivasi dan edukasi
berupa penyuluhan kepada pasien
dan keluarganya untuk selalu patuh
dalam menjalankan diet yang
diberikan baik selama di rumah
sakit ataupun saat di rumah tempat
tinggal pasien.
17-18 DM tipe 2 + BB = GDP = 197 Fisik : Energi = 100% NI 5.4 Pembatasan Evaluasi pada pengamatan hari
/12/2018 Ca Mamae 51 kg mg/dl Pusing (-) (baik) pemberian karbohidrat pertama :
on Lemah (-) dan energi berkaitan 1. Status gizi pasien normal
Chemothera LILA = GDPP = 273 Protein = dengan penyakit diabetes 2. Gula darah puasa dan gula darah 2
phy 26 cm mg/dl Klinis : 112,9% (lebih) melitus yang di tandai jam pp tinggi
TD = dengan pemberian diet 3. Pusing tidak ada dan lemah
ULNA = 110/70 Lemak = 81% sesuai kebutuhan yaitu berkurang
23 cm mmHg (baik) DM 1500 4. TD, pernapasan, nadi dan suhu
(normal) sudah dalam keadaan normal.
Status gizi (N) Karbohidrat = NC. 2.2 Perubahan nilai 5. Asupan makanan untuk energi dan
= Normal RR = 18 109 % lab terkait gizi berkaitan lemak dalam kategori baik > 80%
(90 % kali/ menit (lebih) dengan penyakit 6. Asupan makanan untuk protein,
menurut (N) Diabetes Mellitus dan karbohidrat dan serat kategori lebih
pengukura (normal) Serat = 143% Ca Mammae on > 100%.
n LILA N = 83 (lebih) Chemotherapy di tandai
dan kali / GDP 197 mg/dl (tinggi)

68
menurut menit (N) dan GDPP 273 (tinggi) Tindak Lanjut :
pengukura (normal) 1. Memepertahankan status gizi
n IMT T = pasien dengan memberikan
o
sebesar 36,4 C (N) makanan yang sesuai dengan
21,23 (normal)) kondisi pasien dan kebutuhan
kg/m2) pasien.
2. Pembatasan pemberian terhadap
karbohifrat agar menurunkann
kadar gula darah puasa dan kadar
gula 2 jam pp hingga mencapai
normal
3. Tetap memberikan bentuk makanan
biasa yang dibagi menjadi 3 kali
makan dan 3 kali selingan dengan
jadwal waktu yang tepat, jumlah
yang tepat dan jenis makanan yang
tepat sesuai dengan prinsip 3 J

69
Pembahasan :
a. Perkembangan Data Antromopetri
Data antropometri diperoleh dengan cara pengukuran berat badan
menggunakan berat badan aktual, untuk pengukuran tinggi dengan cara
wawancara dan pengukuran menggunakan rentang lengan/ulna. Berdasarkan hasil
pemantauan dari awal kasus sampai akhir kasus diketahui bahwa tidak terjadi
perubahan pada berat badan dan LILA. Hal tersebut terjadi karena penurunan berat
badan batas aman adalah 0,5 – 1 kg dalam seminggu, pada kasus ini pemantauan
hanya dilakukan selama 3 hari jadi masih kurang dapat untuk melihat adanya
penurunan atau kenaikan berat badan. Berdasarkan pemantauan, pasien mengalami
peningkatan nafsu makan sehingga mencapai asupan makan sesuai kebutuhan
normal gizi pasien. Jika nafsu makan pasien selalu normal dalam jangka waktu
yang panjang maka akan mempengaruhi berat badan pasein. Sedangkan
pengukuran LILA tidak ada perubahan karena perkembangan massa LILA
membutuhkan waktu yang lama. Status gizi berdasarkan LILA dari awal kasus
sampai akhir kasus sama atau tetap yaitu dalam kategori normal.
b. Perkembangan Biokimia
Indikator 15-16 16-17 17-18
/12/2018 /12/2018 /12/2018
Hb 11.5 g/dl - -
(rendah)
Hematokrit 35,3 vol% - -
(rendah)
GDS 139 mg/dl 02.00 : 188 mg/dl -
(tinggi) 06.00 = 288 mg/dl
10.00 = 101 mg/dl
14.00 = 188 mg/dl
18.00 = 149 mg/dl
22.00 = 210 mg/dl
GDP - - 197 mg/dl (tinggi)
GDPP - - 273 mg/dl (tinggi)
HBA1C 13,4 g/dl (tinggi) - -

70
Selama 4 hari pengamatan, pemeriksaan biokimia dilakukan hanya 3 hari.
Pada hari pertama pengamatan pada tanggal 15 Desember 2018, yaitu Hb = 11.5
g/dl (rendah), Hematokrit = 35,3 vol% (rendah), GDS = 139 mg/dl (Normal) dan
HBA1C 13,4 g/dl (tinggi). GDS yang normal dikarenakan pada pagi hari pasien
tidak mengkonsumsi bubur yang disajikan karena pasien takut beresiko
meningkatkan kadar gula darah, sehingga pasien tidak mau mengkonsumsi bubur..
Pada siang harinya bubur di ganti menjadi nasi dan pasien hanya mengkonsumsi ½
porsi dari yang di sajikan, hal ini yang menyebabkan gula darah menjadi turun
tetapi kebutuhan makan pasien juga menjadi kurang.
Pada hari kedua hanya pemeriksaan GDS yang berubah menjadi naik dan turun
tidak stabil. Hal ini dikarenakan adanya resisten insulin pada diabetes tipe 2
(Crishtoper, 2010). Sedangkan untuk hari ketiga hanya pemeriksaan GDP dan
GDPP yang dilakukan dan hasil pemeriksaan menunjukkan GDP dan GDPP
melebihi batas normal yaitu 197 mg/dl dan 273 mg/dl, hal ini disebabkan Diabetes
Mellitus tidak teregulasi dan tidak adanya pemberian obat oral, seharusnya pasien
diberikan obat oral tetapi obat tersebut dalam stok kosong, sehingga hanya obat
injeksi yang diberikan.
c. Perkembangan Fisik Klinis
Tabel 19. Monitoring Pemeriksaan Fisik Pasien

Pemeriksaan Fisik
Indikator 15-16 16-17 17-18
/12/2018 /12/18 /12/18
Lemah (+) (+) (-)
Mual (-) (-) (-)
Muntah (-) (-) (-)
Kesulitan menelan (-) (-) (-)
Pucat (+) (+) (-)
Nafsu makan menurun (-) (-) (-)
Pusing (+) (+) (-)
Keterangan :
(+) = tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien
(-) = tanda dan gejala yang tidak ditemukan pada pasien

71
Tabel 20. Monitoring Pemeriksaan Klinis Pasien

Pemeriksaan Klinis
Indikator 15-16 16-17 17-18
/12/2018 /12/18 /12/18
Tekanan Darah 130/80 mmHg 110/70 mmHg 110/70 mmHg
(N) (N) (N)
RR 20 kali / menit 20 kali / menit 18 kali / menit
(N) (N) (N)
Nadi 82 kali / menit 80 kali / menit 83 kali / menit
(N) (N) (N)
o
Temperatur 36,3 C (N) 36,5oC (N) 36,4oC (N)
Keterangan :
(+) = tanda dan gejala yang ditemukan pada pasien
(-) = tanda dan gejala yang tidak ditemukan pada pasien
Data perkembangan fisik pasien didapat dari data yang tercantum dalam
catatan rekam medis. Berdasarkan data fisik pasien dari awal kasus sampai akhir
kasus menunjukkan bahwa pada saat kunjungan awal keadaan umum pasien yaitu
kesadaran pasien menurun, lemas, pusing dan pucat. Dari pengamatan fisik selama
3 hari didapatkan hasil pada hari pertama dan kedua pasien mengalami
lemah,pusing dan pucat. Hal ini dikarenakan adanya penyakit diabetes miletus
tipe 2 yang menyebabkan pasien mengalami lemah, pusing dan pucat Menurut dr.
Joel Zonszein, seorang direktur Clinical Diabetes Center di University Hospital of
the Albert Einstein College of Medicine di New York, penyebab paling umum
penderita diabetes adalah lemah, pusing dan pucat dikarenakan kadar gula darah
yang tinggi (Safitri, 2011). Secara psikologi pasien mendapat dukungan penuh dari
keluarga dalam menjalani pengobatan sehingga keadaan pasien cepat mengalami
peningkatan. Dukungan keluarga adalah dukungan yang diberikan oleh anggota
keluarga (suami, istri, anak, saudara kandung dan orang tua) sehingga individu
yang diberikan dukungan merasakan bahwa dirinya diperhatikan, dihargai,
mendapatkan bantuan dari orang-orang yang berarti serta memiliki ikatan keluarga
yang kuat dengan anggota keluarga yang lain (Friedman, 1998). Hasil penelitian
Pratiwi (2009) mengatakan berbagai dampak fisik dan masalah psikologis dialami
oleh mereka yang menderita penyakit jantung koroner.Hal ini membuat dukungan

72
keluarga sangat dibutuhkan dari orang-orang yang berada di sekitarnya. Untuk
pemeriksaan klinis pada 3 hari pengamatan didapatkan hasil tekanan darah,
respirasi, nadi dan suhu Ny.Rh masih dalam batas normal.

d. Perkembangan Diet
Berdasarkan data bahwa pada tanggal 15 Desember 2018 hinggan 18
Desember 2018 pasien diberikan makanan melalui oral dengan bentuk makanan
biasa, Motivasi dan keinginan pasien untuk menerima diet yang diberikan cukup
tinggi sehingga asupan makan pasien dari hari kehari meningkat dan termasuk
dalam kategori baik.
Berdasarkan hasil pengamatan dari awal kasus sampai akhir kasus tanggal 15
desember sampai 18 desember 2018 didapatkan hasil asupan pasien dari rumah
saki. .Dari hasil monitoring diketahui bahwa asupan pasien selama dirumah sakit
sudah cukup terpenuhi sesuai kebutuhannya. Persentasi asupan pasien dapat dilihat
pada grafik berikut

1. Asupan Energi

Persentase Asupan Energi


105

100

95

90

85

80

75
15-16/12/2018 16-17/12/2018 17-18/12/2018
Persentase 86.4 93.3 100.1

73
Asupan energi pasien sejak awal kasus hingga akhir kasus mengalami
peningkatan. Pemberian asupan makanan pasien menggunakan prinsip 3j dan
dilakukan secara bertahap. Dari hasil pengamatan yang dilakukan selama 4 hari
terhadap asupan/intake makanan Ny.RH dibandingkan dengan kebutuhan
bahwa asupan energi pada hari pertama dalam kategori baik hingga lebih. Hal
ini dikarenakan pergantian bahan makanan yang seharusnya nasi di tukar
menjadi kentang. Pada awalnya Ny. RH tidak ingin mengkonsumsi nasi/bubur
dikarenakan kepercayaan akan meningkatkan gula darah sehingga asupan recall
24 jam menjadi kurang. Setelah pergantian nasi menjadi kentang asupan pasien
meningkat pada hari kedua, ketiga dan keeempat sehingga kebutuhan di
tingkatkan hingga mencapai kebutuhan normal pasien.

2. Asupan Protein

Presentase Asupan Protein


115
112.8
110

105 105.1

100
96.2 Persentase
95

90

85
15-16/12/2018 16-17/12/2018 17-18/12/2018

Asupan protein pasien pada tanggal 15 Desember sampai dengan 18


Desember 2018 mengalami peningkatan, dari kategori baik hingga lebih. Pada
hari kedua dan ketiga kategori protein berubah menjadi lebih dikarenakan
pasien hanya bisa mengkonsumsi ikan. Selain itu juga pemilihan bahan
makanan pada beberapa menu menggunakan bahan makanan yang
mengandung tinggi protein seperti pada menu sayur, lauk nabati dan hewani.

74
Tingginya protein yang di konsumsi baik untuk mempercepat kesembuhan
pasien, pembentukkan ikantan-ikatan esensial tubuh seperti peningkatan
hemoglobin dan memperbaiki serta memelihara jaringan tubuh pasien. Protein
pembentukan hormon untuk pertumbuhan dan mengganti jaringan yang aus,
dan metabolisme. Disamping itu, protein berguna untuk melindungi supaya
keseimbangan asam dan basa di dalam darah dan jaringan terpelihara, selain
itu juga mengatur keseimbangan air di dalam tubuh. Selain fungsi tersebut,
menurut Joko Pekik (2006: 15) protein juga berfungsi sebagai:
a) Membangun sel tubuh
b) Mengganti sel tubuh
c) Membuat air susu, enzim dan hormon
d) Membuat protein darah
e) Menjaga keseimbangan asam basa cairan tubuh
f) Pemberi kalori
f) Pemberi kalori

3. Asupan Lemak
90

80 81 81 81

70

60

50

40 Persentase

30

20

10

0
15-16/12/2018 16-17/12/2018 17-18/12/2018

75
Asupan lemak pasien dari awal pemorsian 15 Desember sampai akhir
tanggal 18 Desember 2018 mengalami peningkatan menjadi baik Fungsi
utama lemak adalah memberikan tenaga kepada tubuh. Satu gram lemak dapat
dibakar untuk menghasilkan sembilan kalori yang diperlukan tubuh.
Disamping fungsinya sebagai sumber tenaga, lemak juga merupakan bahan
pelarut dari beberapa vitamin yaitu vitamin: A, D, E, dan K.
Menurut Sunita almatsier (2009: 52) klasifikasi lipida menurut fungsi
biologisnya di dalam tubuh yaitu: Lemak simpanan yang terutama terdiri atas
trigliserida yang disimpan di dalam depot-depot di dalam jaringan tumbuh-
tumbuhan dan hewan. Lemak merupakan simpanan sumber zat gizi esensial.
Komposisi asam lemak trigliserida simpanan lemak ini bergantung pada
susunan lemak.

4. Asupan Karbohidrat

Persentase
115

110
109
106
105

100
Persentase

95 95

90

85
15-16/12/2018 16-17/12/2018 17-18/12/2018

Asupan karbohidarat pasien dari tanggal 15 Desember 2018 sampai 18


Desember 2018 mengalami peningkatan dari baik menjadi lebih. Pada tanggal
18 desember 2018 asupan karbohidrat meningkat hingga mencapai kategori
lebih. Hal ini dikarenakan untuk mencukupi kebutuhan energi maka karbohidrat

76
di tingkatkan, namun beberapa bahan makanan yang di gunakan pada hari
tersebut juga memepengaruhi meningkatnya asupan karbohidrat seperti jagung
dan bihun yang pada dasarnya tinggi akan karbohidrat. Karbohidrat merupakan
senyawa yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen.Sebagai
salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di
dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan
energi sebesar 4 kkal dan energi hasil proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat
ini kemudian akan digunakan oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-
fungsinya seperti bernafas, kontraksi jantung dan otot serta juga untuk
menjalankan berbagai aktivitas fisik seperti berolahraga atau bekerja
(irawan,2007).

5. Asupan Serat

Persentase
160

140 140 143

120
109
100

80
Persentase
60

40

20

0
12/15/2018 12/16/2018 12/17/2018

Asupan serat pasien dari tanggal 15 Desember 2018 sampai 18


Desember 2018 mengalami peningkatan hingga melebihi kebutuhan. Asupan
serat yang lebih dikarenakan bahan makanan yang digunakan dan berat porsi
yang disajikan. Menurut Bogdan (2008) serat dapat menurunkan berat badan,
menurunkan kadar kolesterol, dan memperbaiki profil gula darah. Mekanisme

77
serat terhadap penurunan kadar glukosa darah pada penderita DM tipe II sangat
dipengaruhi oleh penyerapan karbohidrat di dalam usus. Semakin rendah
karbohidrat yang diserap oleh tubuh maka semakin rendah kadar glukosanya,
dalam hal ini serat dapat menurunkan efisiensi penyerapan karbohidrat yang
dapat menyebabakan menurunnya respon insulin. Apabila respon insulin
menurun, kerja pankreas akan semakin ringan sehingga dapat memperbaiki
fungsi pankreas dalam memproduksi insulin (Astawan dan Tutik, 2012).
Pengaruh serat dalam penurunan kadar glukosa darah terjadi di dalam lambung,
baik serat larut air maupun tidak larut air mempunyai kemampuan untuk
mengisi lambung, memperlambat pengosongan lambung dan mengubah
gerakan peristaltik lambung. Sehingga dapat menimbulkan rasa kenyang yang
lebih lama dan keterlambatan penyampaian zat gizi menuju ke usus halus.
Selanjutnya di usus halus, jenis serat yang larut dalam air dapat meningkatkan
kekentalan isi di dalam usus halus yang dapat mengakibatkan terjadinya
penurunan aktivitas enzim amilase serta dapat memperlambat penyerapa
glukosa. Kemudian secara tidak langsung dapat menurunkan kecepatan difusi
pada permukaan mukosa usus halus sebingga mengakibatkan terjadinya
penurunan kadar glukosa darah (Budiyanto, 2002).

78
6. Asupan Selama 4 hari
1600

persentase rata-rata asupan


1400
1200
1000
800
600
400
200
0
Karbohidra
Energi Protein Lemak serat
t
Asupan 1411.5 59.4 34 234.4 39.2
Kebutuhan 1512.7 56.7 33.6 245.78 19.6
%Asupan 93 104.7 81 103.3 130

Berdasarkan grafik, asupan zat gizi energi, protein, karbohidrat dan lemak
terjadi peningkatan. Setelah dilakukan wawancara terhadap keluarga pasien
diketahui nafsu makan pasien meningkat seiring dilakukannya perawatan yang
dijalani pasien sehingga berkurangnya keluhan seperti lemah dan pusing yang
dapat mempengaruhi nafsu makan pasien. Peningkatan nafsu makan pasien di
rumah sakit dapat dipengaruhi oleh bebrapa faktor seperti psikologis, sosial
budaya, penyakit, jasmani dan lingkungan (Proverawati dan Kusumawati,
2011) Berdasarkan grafik diatas secara keseluruhan, rata-rata asupan pasien
selama 3 hari didapatkan untuk energi yaitu 93% , protein yaitu 104,7%, lemak
81% , karbohidrat yaitu 103,3% dan serat yaitu 130%.. Semua asupan zat gizi
masuk ke dalam kategori asupan makan baik karena lebih dari 80%. Hal ini
sesuai menurut WNPG 2004, tingkat asupan sesorang dikatakan kurang apabila
<80%, baik apabila 80-110% dan lebih apabila >110%. Pada rata-rata asupan
protein dan lemak menunjukkan asupan dalam kategori lebih. Hal ini
dikarenakan pada asupan beberapa hari dalam kategori lebih. Hal ini juga
disebabkan pemilihan bahan makanan dan proses pemasakan.

79
7. Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi pada hari pertama pengamatan adalah NI 5.4 Pembatasan
pemberian karbohidrat dan energi berkaitan dengan penyakit diabetes melitus
yang di tandai dengan pemberian sesuai kebutuhan yaitu DM 1500, NC. 2.2
Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit Diabetes Mellitus
dan Ca Mammae on Chemotherapy di tandai GDS 139 (Normal), NC.3.2
Penurunan berat badan yang tidak direncanakan berkaitan dengan adanya
penyakit diabetes dan Ca Mammae on Chemotherapy ditandai dengan pasien
mengalami penurunan berat badan sebanyak 8 kg dalam ±2 bulan terakhir dan
NB 1.1 Kurangnya pengetahuan terkait gizi berkaitan dengan kebiasaan makan
yang tidak baik di tandai dengan pasien suka mengkonsumsi jajanan kue manis
, gorengan , mie instan, keripik dan minuman instan (buahvita)
Pada hari kedua pengamatan, diagnose gizi yang didapatkan adalah NI
5.4 Pembatasan pemberian karbohidrat dan energi berkaitan dengan penyakit
diabetes melitus yang di tandai dengan pemberian diet sesuai kebutuhan yaitu
DM 1500, NC. 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit
Diabetes Mellitus dan Ca Mammae on Chemotherapy di tandai GDS naik dan
turun selama pemeriksaan 4 jam sekali, NC.3.2 Penurunan berat badan yang
tidak direncanakan berkaitan dengan adanya penyakit diabetes dan Ca
Mammae on Chemotherapy ditandai dengan pasien mengalami penurunan berat
badan sebanyak 8 kg dalam ±2 bulan terakhir. Dan NB 1.1 Kurangnya
pengetahuan terkait gizi berkaitan dengan kebiasaan makan yang tidak baik di
tandai dengan pasien suka mengkonsumsi jajanan kue manis , gorengan , mie
instan, keripik dan minuman instan (buahvita)
Pada hari ketiga pengamatan, diagnose gizi yang didapat adalah NI 5.4
Pembatasan pemberian karbohidrat dan energi berkaitan dengan penyakit
diabetes melitus yang di tandai dengan pemberian diet sesuai kebutuhan yaitu
DM 1500. NC. 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit
Diabetes Mellitus dan Ca Mammae on Chemotherapy di tandai GDP 197 mg/dl
(tinggi) dan GDPP 273 (tinggi) Masalah gizi pasien pada hari ketiga sudah

80
teratasi terkait keadaan pasien sudah mulai membaik, keadaan klinis dan fisik
pasien normal, serta asupan dan nafsu makan pasien meningkat..Namun
pembatasan makanan tetap dilakukan dikarenakan pasien masih mengidap
penyakit DM tipe 2

8. Evaluasi dan Tindak Lanjut


Selama 3 hari asuhan gizi dilaksanakan, pasien diberikan diet DM 1500
kalori dengan tujuan mempertahankan status gizi dan berat badan normal,
menurunkan kadar gula darah hingga mencapai normal dan mencegah adanya
komplikasi. Bentuk makanan yang diberikan adalah makanan pasien karena
pasien tidak ada masalah gastroentestinal. Pemberian makanan dalam bentuk
makanan biasa dilakukan sebanyak 6 kali yaitu 3 kali makanan utama dan 3 kali
makan selingan dengan prinsip 3j (jenis, jumlah danjadwal).. Saat asuhan gizi
dilaksanakan, pasien sudah diberi konsultasi gizi, yaitu dengan memberikan
informasi seputar dengan penyakit pasien yaitu diabetes miletus tipe 2 dan ca
mammae dan penatalaksanaan diet yang sesuai dengan alat bantu leaflet diet
pada diet diabetes miletus 1500 kalori, dan bahan makanan penukar. Hal ini
diharapkan dapat menambah pengetahuan pasien dan keluarga pasien agar
dapat diterapkan saat pasien keluar dari rumah sakit untuk mendukung proses
penyembuhan penyakit pasien.

81
BAB VI

PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pasien Ny. RH di diagnosa DM Tipe 2 dan Ca Mammae on cemoteraphy
2. Pada pemeriksaan biokimia di awal kasus didapatkan hasil laboratorium
Hb 11,5 g/dl dan hematocrit 35,3 jt/ul dalam kategori rendah, sedangkan
hasil laboratorium GDS 461 mg/dl adalah tinggi. Pasien juga terdeteksi
HBA1C positif diabetes.
3. Pasien juga melakukan pemeriksaan penunjang USG Hepar+Phototorax
pada tanngal 26 September 2018 dan Lab Patologi anatomi pada tanggal
6 desember 2018
4. Status gizi pasien berdasarkan perhitungan LILA termasuk dalam
kategori gizi baik yaitu 90%
5. Hasil recall pasien pasien sebelum studi kasus tanggal 14 Desember 2018
yaitu:
Energy = (67%) kurang
Karbohidrat = (53%) kurang
Protein = (83%) baik
Lemak = (96%).baik
7. Sebelum kasus diagnosis gizi pada Ny. RH yaitu :
 NI.2.1 Asupan oral inadekuat berkaitan dengan kepercayaan dan
kurangnya pengetahuan terhadap kecukupan kebutuhan makanan
terhadap makanan dan minuman ditandai dengan kategori asupan
berdasarkan recall 24 jam pada tanggal 13 desember 2018 adalah kurang
yaitu energi 64% dan KH 50%
 NI 5.4 Pembatasan pemberian karbohidrat dan energi berkaitan dengan
penyakit diabetes melitus yang di tandai dengan pemberian diet Rumah
Sakit yaitu DM 1500
 NC. 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit
Diabetes Mellitus dan Ca Mammae on Chemotherapy di tandai HBA1C

82
13,4 mg/dl (tinggi), GDS 326 mg/dl (tinggi), hemoglobin 11,5 g/dl
(rendah) dan hematokrit 35,3 jt/u
 NC.3.2 Penurunan berat badan yang tidak direncanakan berkaitan dengan
adanya penyakit diabetes dan Ca Mammae on Chemotherapy ditandai
dengan pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 8 kg dalam ±2
bulan terakhir.
 NB 1.1 Kurangnya pengetahuan terkait gizi berkaitan dengan kebiasaan
makan yang tidak baik di tandai dengan pasien suka mengkonsumsi
jajanan kue manis , gorengan , mie instan, keripik dan minuman instan
(buahvita)
6. Setelah kasus diagnosis gizi Ny. RH yaitu :
 NI 5.4 Pembatasan pemberian karbohidrat dan energi berkaitan dengan
penyakit diabetes melitus yang di tandai dengan pemberian diet sesuai
kebutuhan yaitu DM 1500
 NC. 2.2 Perubahan nilai lab terkait gizi berkaitan dengan penyakit
Diabetes Mellitus dan Ca Mammae on Chemotherapy di tandai GDP 197
mg/dl (tinggi) dan GDPP 273 (tinggi).
7. Diet yang diberikan adalah diet DM 1500 kalori
8. Rata-rata asupan makan pasien selama 3 hari yaitu:
Energy 95,7%% (baik)
Protein 111,6 (lebih)
Lemak 100,5% (baik)
Karbohidrat 98% (baik)
B. Saran
1. Pasien diharapkan dapat memnuhi kebutuhan zat gizi sehari dan dapat
menjalankan diet yang telah diberikan.
2. Untuk keluarga pasien diharapakn dapat memberikan motivasi kepada
pasien agar mau mematuhi dan menjalankan diet yang diberikan selama
di Rumah sakit pada saat berada di rumahnya sendiri

83

Anda mungkin juga menyukai