I. IDENTITAS PASIEN
No RM : 01443823 Ruangan/klas : Gandasturi/II
Nama Pasien : S Diagnose : ADHF profile B
Umur : 64 tahun Diet dan bentuk makanan : Diet DJ 2 (Makanan Lunak)
Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal pengamatan : 13 April 2016
Alamat : Jalan Surapati Gang 4/12B Denpasar
Tanggal MRS : 12/04/2016
4. Riwayat Gizi
Pola makan pasien sebelum MRS Tingkat konsumsi pasien NI.2.1.
Nasi 3 x sehari @ 100 gram sebelum MRS: (P): Makanan/minuman di rumah yang melalui
Ayam 3 x sehari @ 50 gram Energy 84,76% (baik) oral tidak adekuat
Tahu 2 x sehari @ 50 gram Protein 86,91% (baik) (E): Disebabkan oleh menurunnya nafsu makan.
Wortel 3 x sehari @ 30 gram Lemak 124,8% (baik) (S): Ditandai dengan persentase asupan nutrisi
Buncis 3 x sehari @ 30 gram Karbohidrat 67,62% saat di rumah, yaitu: tingkat konsumsi
Pepaya 1 x sehari @ 100 gram (kurang) karbohidrat 67,62% (kurang).
Roti 1 x sehari @ 20 gram
Tabel Analisa Tingkat Konsumsi Berdasarkan Hasil Recall
sebelum MRS
Energi Protein Lemak KH
Implementasi
(kkal) (gr) (gr) (gr)
Asupan 1316,1 50,6 53,8 157,5
Kebutuhan 1552,67 58,22 43,11 232,9
% Tingkat
84,76% 86,91% 124,8% 67,62%
Konsumsi
Kategori
Tingkat Baik Baik Baik Kurang
Konsumsi
Keterangan:
Kategori asupan makan (Gibson, 2005):
Baik = ≥ 80%
Kurang = 51 – 79%
Buruk = < 51%
2. Tujuan Diet
Memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi guna mempercepat proses penyembuhan dan memberikan makanan secukupnya tanpa
memberatkan kerja jantung.
3. Prinsip Diet
Energi cukup
Protein cukup
Lemak sedang
Karbohidrat cukup
4. Syarat Diet
Energy sesuai kebutuhan yang dihitung menggunakan Harris Benedict, yaitu 1550,99 kkal.
Protein 0,8 gr/kg BB, yaitu 37,44 gram.
Lemak 25% dari kebutuhan energy total, yaitu 43,08 gram.
Karbohidrat sisa dari kebutuhan energy total dikurangi protein dan lemak, yaitu 253,38 gram.
Makanan mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas.
Diberikan 3x makanan utama dan 2x selingan dengan pemberian sesuai dengan kemampuan pasien.
Bentuk makanan disesuaikan dengan kondisi pasien diberikan dalam porsi kecil.
6. Implementasi
Bentuk makanan yang diberikan kepada pasien adalah makanan lunak, dimana makanan yang diberikan dalam bentuk bubur karena pasien
sudah lansia. Diberikan dengan frekuensi pemberian 3 kali makanan utama dan 2 kali makanan selingan, diberikan secara oral karena dalam
keadaan sadar.
IV. MONITORING, EVALUASI GIZI DAN KONSULTASI GIZI
MONITORING DAN EVALUASI GIZI KONSULTASI GIZI
1. Asupan Memberikan diet yang sesuai dengan keadaan pasien.
Energi Protein Lemak KH Menganjurkan pasien untuk menghabiskan makanan yang
Implementasi
(kkal) (gram) (gram) (gram) diberikan di rumah sakit agar mempercepat proses
Asupan 1035,5 44,1 31,5 148,0 penyembuhan, serta tidak mengonsumsi makanan dari luar
Kebutuhan 1550,99 37,44 43,08 253,38 rumah sakit.
% Tingkat Peningkatan pengetahuan pasien tentang bahan makanan
66,76% 117,79% 73,12% 58,41%
Konsumsi yang dianjurkan dan tidak dianjurkan pada pasien, agar
Kategori Tingkat pasien dan keluarga memahami pentingnya diet.
Kurang Baik Kurang Kurang
Konsumsi
Keterangan:
Kategori asupan makan (Gibson, 2005):
Baik = ≥ 80%
Kurang = 51 – 79%
Buruk = < 51%
2. Antropometri
Monitoring antropometri tidak dilakukan karena monitoring hanya dilakukan
dalam waktu satu hari sehingga tidak dapat menggambarkan berat dan tinggi
badan secara signifikan
3. Biokimia
Monitoring biokimia tidak dilakukan karena monitoring hanya dilakukan dalam
waktu satu hari sehingga tidak dapat menggambarkan biokimia secara signifikan
4. Pemeriksaan Fisik/Klinis
Keadaan pasien masih seperti pengkajian awal yaitu sesak sudah berkurang.
5. Pembahasan Kasus
Berdasarkan hasil recall pada pasien, tingkat konsumsi pasien untuk energy
84,76% (baik), protein 86,91% (baik), lemak 124,8% (baik), karbohidrat 67,62%
(kurang). Selama pasien dirawat di rumah sakit untuk mengetahui tingkat
konsumsi pasien terhadap makanan RS dilakukan Comstock. Tingkat konsumsi
pasien terhadap makanan RS adalah energy 66,76% (kurang), protein 117,79%
(baik), lemak 73,12% (kurang), karbohidrat 58,41% (kurang). Rendahnya tingkat
konsumsi karbohidrat pada pasien sebelum MRS dan rendahnya tingkat
konsumsi energy, lemak, karbohidrat pada pasien saat di RS ini disebabkan
karena pasien mengalami kurangnya nafsu makan, selain itu karena pola makan
yang salah akibat kurangnya pengetahuan tentang makanan dan gizi yang
dimiliki oleh keluarga pasien. Edukasi yang diberikan kepada keluarga pasien
adalah mengenai diet yang diberikan agar pasien tetap menaati dan
menghabiskan makanan yang diberikan agar mampu membantu meningkatkan
status gizi pasien dan dapat mempercepat proses pemulihan penyakit yang
dialami pasien.
+ Lampirkan menu sehari