Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI

PEMBERIAN OBAT SUBLINGUAL


Mata Kuliah : Komunikasi Dalam Keperawatan
Dosen Pengampu : Fittriya Kristanti, S. Kep.,Ns.

DISUSUN OLEH :
Dionisius Kevin
202123015

PROGRAM STUDI
SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANTI RAPIH
YOGYAKARTA
2022
ILUSTRASI KASUS
Seorang pasien wanita atas nama Ny. Bunga usia 45 tahun di rawat di Rumah Sakit Panti
Rapih karena mengalami hipertensi dan saat ini pasien dalam kondisi bedrest. Berdasarkan hasil
pengkajian ditemukan bahwa pasien mengatakan memiliki riwayat penyakit hipertensi sudah
sejak 10 tahun yang lalu dan sudah sering masuk rumah sakit karena penyakitnya ini, pasien
mengeluhkan nyeri di bagian dada sebelah kiri dengan skala 7 (skala 0-10), pasien mengatakan
nafas terasa sesak dan lelah. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan bahwa TD: 160/90
mmHg, RR: 25 kali/menit, N: 120 kali/menit, S: 39ᵒC, pasien nampak memegangi dada sebelah
kirinya, pasien nampak meringis dan gelisah, serta terdengar mengi saat pasien bernafas.
Selanjutnya, dari data yang didapatkan Dokter mengisntruksikan untuk melakukan pemberian
obat sublingual Nitrogliserin atau glyceryl trinitate.
FORMAT
STRATEGI PELAKSAAN (SP)NKOMUNIKASI
Kondisi pasien : Pasien atas nama Ny. Bunga mengalami penyakit hipertensi, nyeri di
bagian dada sebelah kiri dengan skala 7 (skala 0-10), TD: 160/90
mmHg, RR: 25 kali/menit, N: 120 kali/menit, S: 39ᵒC, pasien nampak
memegangi dada sebelah kirinya, pasien nampak meringis dan
gelisah, serta terdengar mengi saat pasien bernafas
Diagnosa Keperawatan : Risiko perfusi miokard tidak efektif d.b. hipertensi
Rencana Keperawatan : Pemberian obat (sublingual)
Tujuan : Pemberian obat sublingual untuk mengurangi nyeri pada bagian dada
sebelah kiri dan mempercepat penyerapan obat melalui pembuluh
darah sehingga obat cepat bereaksi.
SP Komunikasi
Fase Orientasi:
Salam terapeutik: Perawat: “Selamat pagi, Ibu.” (Perawat melihat ke arah pasien dan
mencondongkan badannya ke arah pasien)
Pasien : “Selamat pagi, Bruder.”
Perawat: “Baik, Ibu, sebelumnya apakah boleh saya cek
gelangnya?”
Pasien : ”Silahkan, Bruder.” (Perawat mengecek gelang tangan)
Perawat: “Bisa disebutkan Ibu nama dan tanggal lahirnya?”
Pasien : “Ibu Bunga, 1 Mei 1977.”
Perawat: “Baik sudah sesuai ya, Ibu. Jadi, perkenalkan Ibu, saya
perawat Kevin, saya yang bertugas di bangsal ini dari
pukul 07.00 WIB sampai 14.00 WIB.”
Pasien : “Oh, baiklah, Bruder.”
Evaluasi dan validasi: Perawat: “Sebelumnya, bagimana kabar Ibu hari ini?”
Pasien : “Kurang baik, Bruder. Saya merasakan dada sebelah kiri
saya ini terasa sakit dan nyeri, Bruder.” (Perawat
memperhatikan dan menganggukkan kepala)
Perawat: “Nyeri ya, Ibu? Kalau boleh saya tahu, berapa skala
nyerinya Ibu kalau dari skala 0-10? Skala 0 itu tidak
nyeri dan 10 itu nyeri berat.”
Pasien : “Mungkin 7, Bruder.”
Perawat: “Baiklah, Ibu.”
Kontrak: Perawat: “Jadi Ibu, pada kesempatan kali ini saya akan melakukan
tindakan pemberian obat sublingual atau obat yang nanti
ditaruh dibawah lidah Ibu. Tujuannya adalah untuk
mengurangi nyeri di bagian dada sebelah kiri Ibu karena
tadi Ibu mengeluhkan sakit di bagian dada sebelah kiri
ya, Ibu? Jadi saya sebagai perawat dan Ibu akan
mengikuti instruksi dari saya. Tindakannya tidak lama
kok Ibu mungkin sekitar 5 menit saja, jadi saya mohon
kerjasamanya ya, Ibu?”
Pasien : “Baiklah, Bruder, silahkan saja.”
Perawat: “Sebelumnya, apakah yang ingin ditanyakan?”
Pasien : “Tidak, Bruder.”
Perawat: “Baiklah, Ibu, kalau begitu saya ijin untuk
mempersiapkan alatnya ya, Ibu.”
Pasien : “Baiklah, Bruder.” (Perawat pergi untuk mempersiapkan
alat)
Fase Kerja: (Perawat kembali ke ruangan pasien)
Perawat: “Permisi Ibu, saya sudah kembali ya, Ibu.”
Pasien : “Iya, Bruder.”
(Perawat menjelaskan maksud tindakan dan meminta ijin kepada
keluarga)
Perawat: “Jadi, Bapak, dikarenakan saya akan memberikan obat
sublingual kepada Ibu Bunga jadi saya mohon untuk
Bapak menunggu di luar terlebih dahulu, apakah
bersedia Bapak?”
Keluarga: “Baiklah, Bruder.”(Keluarga keluar ruangan)
Perawat: “Sebelum saya mulai tindakannya, saya ijin untuk
menutup tirai terlebih dahulu ya, Ibu agar privasi Ibu
tetap terjaga.”
Pasien : “Baiklah, Bruder, silahkan!”(Perawat menutup tirai)
Perawat: “Jadi Ibu, seperti yang sudah menjadi kontrak kita tadi,
kali ini saya akan membantu Ibu untuk memberikan obat
sublingual Nitrogliserin. Obat ini bertujuan untuk
mengurangi rasa nyeri Ibu. Oh iya, Ibu, ini tanggal
kadaluwarsa obatnya masih lama ya, Ibu.”(Perawat
menujukkan obat ke pasien)
Pasien : “Oh iya, Bruder.)
Perawat: “Sebelum saya memberikan obatnya, apakah posisi Ibu
sudah nyaman?”
Pasien : “Sudah, Bruder.”
Perawat: “Baik, kalau begitu kita mulai ya Ibu?”
Pasien : “Baik, Bruder.”
Perawat: “Ibu mohon maaf, bisa dibuka ya Ibu mulutnya?”
(Pasien membuka mulut)
Perawat: “Baik, Ibu, sekarang lidahnya diangkat ke atas ya Ibu.
Lalu saya akan memasukkan obatnya di bawah lidah
Ibu.”
(Pasien mengangkat lidah, perawat memberikan obat, dan pasien
menutup mulut)
Perawat: “Baik, Ibu, ini obatnya biarkan terserap sendiri ya.
Jangan ditelan sebelum obatnya terserap sempurna ya,
Ibu.”
(Sambil menunggu obat terserap, perawat merapikan alat)
Fase Terminasi:
Evaluasi subjektif/objektif: Perawat: “Bagaimana perasaan Ibu setelah saya berikan obat?”
Pasien : “Setelah minum obat ini saya jadi lebih tenang kok,
Bruder. Semoga setelah ini nyeri saya berkurang dan
hilang ya, Bruder?”
Perawat: “Amin, Ibu. Ini saya lihat Ibu juga sepertinya sudah
kurang beban juga ya, Ibu karena sudah diberi obat?”
Pasien : “Iya, Bruder.”
Rencana tindak lanjut: Perawat: “Baik, Ibu, karena saya sudah selesai melakukan tindakan
jadi saya cukupkan ya Ibu pertemuan kita hari ini.
Setelah ini saya akan mengecek kembali kondisi Ibu
nanti terkait dengan nyeri yang Ibu rasakan.”
Pasien : “Baik, Bruder.”
Kontrak yang akan datang: Perawat: “Untuk itu terkait dengan rencana tersebut, saya akan
kembali ke sini nanti siang pukul 12.00 WIB untuk
mengecek kembali kondisi Ibu. Jika nanti Ibu ada
keperluan apapun itu silahkan pencet bel yang ada di
sebelah kanan Ibu ya!”
Pasien : “Baiklah, Bruder.”
Perawat: “Baik, Ibu, saya mohon ijin untuk kembali ke ruangan ya
Ibu. Selamat pagi, Ibu.”
Pasien : “Selamat pagi juga, Bruder. Terima kasih.”
Perawat: “Baik, Ibu. Sama-sama.” (Perawat meninggalkan ruangan
pasien dan kembali ke ruangannya)

Anda mungkin juga menyukai