Anda di halaman 1dari 19

Refarat

METODE REHABILITASI
VERTIGO SELAIN DARI
PENGOBATAN
MEDIKAMENTOSA

Bagian/SMF Saraf di RSU Meuraxa Kota Banda Aceh


Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama

Oleh Conselor
Fithra Bagaskara Handoko Dr. Nursanty Sp.S
BAB I
PENDAHULUAN

Rehabilitasi vertigo pendekatan non invasif dengan


kelainan vestibuler dan keseimbangan. Suatu sistem
dengan desain individual dimana latihan dan aktifitas
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu.

• Melatih otak menggunakan alternatif dari visual dan proprioseptif


sebagai pedoman untuk menjaga keseimbangan dan gaya berjalan.
• penting bagi pasien untuk merasakan kembali vertigo dimana otak
dapat beradaptasi pada fungsi keseimbangan yang baru.
• Meminimalisir penggunaan obat Supresi Vestibular
• Dari 143 pasien dengan dizziness dan vertigo
memperlihatkan latihan rehabilitasi vertigo meningkatkan
perbaikkan pada nystagmus, kontrol postural, pergerakkan
yang diprovokasi oleh dizziness, dan indeks subjektif dari
simptom dan distress.

• Contoh lain, RCT mengevaluasi efektivitas dari rehabilitasi


vertigo di rumah pada pasien dengan vertigo kronik dengan
etiologi peripheral vestibuler.

Dimaana trial ini menunjukkan


suatu yang signifikan dari vertigo
dan meningkatkan kualitas hidup
BAB II
ANATOMI DAN FISIOLOGI ORGAN VESTIBULER

• Alat vestibuler terletak di labirin, dalam tulang petrosa. Dinding dalam dari
labirin tulang ini dilapisi oleh suatu membran (labirin membranosa)
• membentuk dua kantong yaitu sakulus dan utrikulus serta tiga buah kanalis
semisirkularis.
• Rongga di antara dinding tulang tersebut dengan labirin membranosa berisi
cairan perilimfe, sedangkan labirin membranosa sendiri berisi cairan endolimfe
Keseimbangan bergantung pada empat system.

1. sistem vestibuler yang menangkap gerakan akselerasi dan


persepsi gravitasi.
2. Rangsang propioseptif dari sensasi posisi sendi serta tonus
otot memberi informasi menyangkut hubungan antara kepala
dan bagian tubuh lainnya. Yang ketiga,
3. penglihatan memberi persepsi dari sensasi posisi, kecepatan,
dan orientasi.
4. Yang terakhir, semua sensasi ini diintegrasikan pada batang
otak dan serebelum.
Vertigo, bahasa latin, verter > memutar. Derajat yang lebih
ringan dari vertigo disebut dizziness, yang lebih ringan lagi
disebut giddiness dan unsteadiness

Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV)

vertigo yang terjadi pada posisi kepala tertentu


disebabkan keadaan patologis berupa degenerasi debris
(otokonia) pada kupula semisirkularis posterior atau pada cairan
endolimfe di sekitarnya. Ditandai dengan serangan vertigo yang
berat, singkat, serta dapat disertai mual dan muntah.
Perbedaan Secara Umum
  Perifer Sentral
Perasaan berputar Jelas Paroksismal Kurang jelas Jarang
Serangan Intensitas Sering berat paroksismal
Lamanya Kurang dari 1 menit Sampai Biasanya tidak berat
  beberapa munggu Sering Lebih lama
     
Hubungan dengan    
Posisi kepala Jelas Jarang
Gejala sistem otonom    
(mual/muntah) Gangguan    
dengar Gangguan
Sering ada Biasanya Jarang
kesadaran Gangguan
tidak ada Biasanya tidak  
neurilogis lain
ada  

Biasanya tidak ada


Sering ada
Sering ada
Berdasarkan proses terjadinya

• Vertigo spontan
Vertigo spontan timbul secara tiba-tiba
tanpa penyebab yang jelas.

• Vertigo posisi
Muncul pada saat pergerakan tertentu
khususnya pergerakan atau perubahan
posisi kepala
PATOFISIOLOGI BPPV

• Teori kupolitiasis > Adanya debris menempel pada permukaan kupula kanalis
semisirkularis posterior. Debris tersebut lebih berat daripada endolimfe
sehingga lebih sensitif terhadap perubahan arah gravitasi. Bilamana pasien
berubah posisi dari duduk demikian timbul nistagmus dan keluhan vertigo

• Teori kanalitiasis > debris otokonia bergerak bebas di dalam endolimfe kanalis
semisirkularis posterior bergerak ke posisi paling bawah merangsang nervus
ampularis. Bila kepala digerakkan maka debris akan keluar dari kanalis
posterior kedalam krus komunis lalu masuk kedalam vestibulum kemudian
vertigo/nistagmus akan menghilang. Teori kanalitiasis inilah yang mendasari
prosedur pengobatan dari Epley.
BAB III
REHABILITASI VERTIGO
Terapi rehabilitasi vestibular adalah suatu terapi fisik untuk mengobati
vertigo

Tujuan:

• untuk meminimalkan dizziness,


meningkatkan keseimbangan, dan
mencegah kambuhnya vertigo.
• Pada rehabilitasi vertigo, latihan
pada pasien di desain untuk
menjadikan otak beradaptasi dan
mengkompensasi keadaan yang bisa
menyebabkan vertigo
BRANDT DAN DAROFF MANUVER

Berupa perubahan posisi kepala yang dilakukan beberapa kali dalam sehari
selama dua sampai tiga minggu.

• Pasien duduk tegak ditepi tempat tidur dengan kedua tungkai tergantung.
• Dengan posisi kepala diputar 45° ke satu sisi dan kedua mata tertutup
baringkan tubuh dengan cepat ke salah satu sisi, pertahankan selama 30
detik, setelah itu duduk tegak kembali.
• Setelah 30 detik baringkan dengan cepat ke sisi lain, pertahankan selama
30 detik lalu duduk tegak kembali.
MODIFIKASI SEMONT MANUVER
liberatory maneuver > didasarkan pada
teori kupulolitiasis

Tujuan: mencegah debris menempel


pada kupula.

• Pasien didudukkan di atas tempat


tidur, posisi kaki menggantung,
kepala 45° menoleh ke bahu kanan.
kemudian dengan cepat merebahkan
badan ke kiri dengan tidak merubah
posisi kepala, sehingga posisi kepala
menengok ke atas dengan sudut 45°.
• Posisi ini dipertahankan 10 menit.
Terjadi nistagmus dan vertigo
yang disebabkan pergerakan
debris dari titik terendah ke titik
CANALITH REPOSITIONING PROCEDURE (CRP)
Metode yang diperkenalkan oleh Epley menggunakan vibrator dan
dilakukan sedasi pada pasien. cara ini mudah dilakukan pada semua usia.
Pada saat ini para ahli lebih memilih modifikasi manuver Epley yang tidak
menggunakan sedasi dan vibrator
Tujuan:
Mengeluarkan debris (otolit) dari kanalis semisirkularis posterior dan
memasukkannya ke dalam utrikulus.
Langkah modifikasi manuver Epley untuk BPPV telinga kiri, bila terjadi BPPV
terjadi pada telinga kanan, dilkakukan sebaliknya.
1. Pasien didudukkan dengan kepala menghadap ke depan
2. Kepala menengok ke bahu kiri dengan sudut 45° kemudian badan dijatuhkan ke belakang
sehingga posisi kepala ekstensi 30°. Hal ini menyebabkan debris bergerak ke tengah kanalis
semisikularir posterior. (Pertahankan 30 detik.)

3. Kepala dirotasikan 90° ke kanan sehingga kepala menengok ke bahu kanan dengan sudut 45°.
Hal ini menyebabkan debris bergerak ke crus communis. (Pertahankan 30 detik.)
4. Kepala dan badan diputar 90° ke kanan pada sumbu bahu kanan. Hal ini debris melewati crus
communis. (pertahankan 30 detik.)
5. Badan kembali posisi duduk seperti semula dengan kepala tetap menengok ke kanan. Hal ini
menyebabkan debris masuk ke utrikulus. (Posisi ini diertahankan 30 detik.)
6. Kepala digerakkan ke posisi tengah dengan dagu membentuk sudut 20°. Kesuluruhan tahapan
modifikasi manuver Epley menyebabkan pergerakan debris dari kanalis semisirkularis posterior ke
utrikulus.

4 5 6
LOG ROLL EXERCISES
Lateral canal BPPV adalah varian atipikal yang paling sering. Lateral
canal BPPV dapat menyebabkan vertigo yang sangat kuat dan lama. Dapat
muncul langsung juga dapat hilang sendiri sewaktu seseorang berguling
saat tidur..

1. seseorang berguling 900 2. Dilanjutkan berbaring


pada tumpuan telinga yang dengan posisi supinasi
sakit
3. Berbaring ke arah 4. posisi one hands/kness
berllawanan dengan hidung kearah
bawah, semua posisi ini
dengan interval wakti 30
detik sampai satu menit.
BAB IV KESIMPULAN
• Rehabilitasi vertigo adalah sebuah pendekatan non invasive dengan
kelainan vestibuler dan keseimbangan. Suatu system dengan desain
individual dimana latihan dan aktifitas disesuaikan dengan kebutuhan
masing-masing individu.
• Vertigo didefinisikan sebagai halusinasi gerakan. Dapat berupa suatu
sensasi seakan akan membelok, berputar, jatuh, bergoyang dan lain-
lain. Pusing (dizziness).
• Vertigo perifer terjadi bila penyebab vertigo berlokasi mulai dari organ
vestibuler sampai saraf kedelapan. Sedangkan vertigo sentral dari
nukleus vestibularis, batang otak, dan seterusnya sampai ke susunan
saraf pusat.
• Pengobatan vertigo yang terbaik adalah pasien menerima
pengobatan berdasarkan patofisiologi penyakit, yaitu bahwa vertigo
dan nistagmus pada BPPV disebabkan oleh adanya debris yang
melekat pada kupula kanalis semisirkularis posterior (kupulolitiasis)
atau debris yang mengapung bebas pada labirin membranosa dari
kanalis semisirkularis posterior (kanalitiasis)

Anda mungkin juga menyukai