Anda di halaman 1dari 26

NEURONITIS VESTIBULAR,

VERTIGO POSISIONAL BENIGNA,


LATIHAN VESTIBULAR

NURUL MARDHIYANI
EKA YANUARISMAN
ALIMUDDIN
NOFITA SARI

STIKES NGUDIA HUSADA


MADURA
2014
slide01.webm
Definisi Neuronitis Vestibular

Neuronitis Vestibularis (Vestibular


Neuronitis) adalah suatu penyakit
yang ditandai oleh adanya serangan
vertigo (perasaan berputar)
mendadak akibat peradangan pada
saraf yang menuju ke kanalis
semisirkularis.
Etiologi Neuronitis
Vestibular
a.Infeksi virus pada alat
keseimbangan di telinga dalam
b.Radang/infeksi saraf keseimbangan
(vestibular neuritis),biasanya terjadi
serangan vertigo berulang beberapa
jam atau beberapa hari setelah
serangan pertamanya
Pathofisiologi Neuronitis
Vestibular
Sindroma vertigo muncul manakala ada
disharmoni (discordance) masukan sensoris
yang berasal dari ketiga reseptor, vestibular
(canalis semisirkularis), visus (retina) dan
propioseptik (tendon, sendi dan sensibilitas
dalam). Apabila masukan sensoris tidak
seimbang antara sisi kiri dan kanan karena
defisit vestibular unilateral akan menyebabkan
ketidaksinkronan dan menimbulkan
kebingungan alat keseimbangan tubuh dan
membangkitkan respon dari saraf otonom.
WOC
Manifestasi Klinis Neuronitis
Vestibular
Serangan Vertigo
Mual, muntah, disekuilibrium, muka
pucat pasi
Nistagmus (bola mata bergerak di
luar kesadaran ke arah telinga yang
terkena)
Eksitabilias kalorik
Gangguan fungsi Vestibular
Pemeriksaan Penunjang
Neuronits Vestibular
Dilakukan pemeriksaan fungsi
pendengaran dan elektronistagmografi
Untuk membedakan neuronitis
vestibularis dari penyebab vertigo lainnya
bisa dilakukan pemeriksaan MRI kepala.
Nistagmus
1.Tes Romberg yang dipertajam (sharpen
Romberg Test)
Stepping test
Salah tunjuk (past pointing)
Penatalaksanaan Neuronitis
Vestibular
a.Tindakan independen keperawatan
Farmakologis
Antihistamin
Obat antikolinergik
Prometazin dari golongan
fenotiazin
Zat simpatomimetik juga
mensupresi vertigo
Lama terapi bervariasi.
Penenang minor
Vertigo Posisional Benigna

A. Definisi Vertigo Posisional


Benigna
Vertigo merupakan keluhan yang
sering dijumpai dalam praktek, yang
sering digambarkan sebagai rasa
berputar, rasa oleng, tak stabil
(giddiness, unsteadiness) atau rasa
pusing (dizziness).
Etiologi Vertigo Posisional
Benigna
Degeneratif Sistem Vestibular
Kerusakan utricula (cedera kepala,
infeksi)
Vestibular Neuritis
Penyakit Menieres
Pathofisiologi Vertigo Posisional
Benigna
Vertigo timbul jika terdapat
ketidakcocokan informasi aferen
yang disampaikan ke pusat
kesadaran. Susunan aferen yang
terpenting dalam sistem ini adalah
susunan vestibuler atau
keseimbangan, yang secara terus
menerus menyampaikan impulsnya
ke pusat keseimbangan.
Manifestasi Klinis Vertigo
Posisional Benigna
Perasaan berputar
Mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu
makan turun
Lelah, lidah pucat dengan selaput putih
lengket, nadi lemah
puyeng (dizziness), nyeri kepala,
penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit, mata
merah
Mudah tersinggung, gelisah, lidah merah
dengan selaput tipis.
Pemeriksaan Penunjang Vertigo
Posisional Benigna
a.Pemeriksaan fisik :
1.Pemeriksaan mata
2.Pemeriksaan alat keseimbangan tubuh
3.Pemeriksaan neurologik
4.Pemeriksaan otologik
5.Pemeriksaan fisik umum.

b.Pemeriksaan khusus
1. ENG (elektro nystagmo graphy)
2. Laboratorium
3. Arteriografi untuk menilai sirkulasi vertebrobasilar.
4.Foto rontgen, CT-scan, atau MRI
F. Penatalaksanaan Vertigo
Posisional Benigna
Latihan Vestibular
2.3.1 Tujuan Latihan Vestibular
1.Melatih gerakan kepala yang
mencetuskan vertigo atau disekuilibrium
untuk meningkatkan kemampuan
mengatasinya secara lambat laun.
2.Melatih gerakan bola mata, latihan
fiksasi pandangan mata
3.Melatih meningkatkan kemampuan
keseimbangan
2.3.2 Contoh Latihan Vestibular
1.Berdiri tegak dengan mata dibuka, kemudian dengan mata
ditutup
2.Olahraga yang menggerakkan kepala (gerak rotasi, fleksi,
ekstensi, gerak miring)
3.Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka
kemudian dengan mata tertutup
4.Jalan di kamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian
dengan mata tertutup
5.Berjalan lurus dengan tumit menempel di depan jari-jari kaki
6.Jalan menaiki dan menuruni tangga
7.Melirikkan mata ke arah horizontal dan vertikal berulang-
ulang
8.Melatih gerakan mata dengan mengikuti obyek yang
bergerak dan juga memfiksasi obyek yang diam
Contoh Lain
Duduk di pinggir tempat tidur, tungkai
menggantung atau menapak di lantai. Dengan
cepat berbaring ke samping pada salah satu
sisi (kiri atau kanan), tungkai diangkat ke
tempat tidur. Tetap berada dalam posisi ini
selama 30 detik (akan terjadi vertigo, bila
mampu tetap pertahankan posisi). Kemudian
kembali ke posisi semula, istirahat 30 detik.
Ulangi sampai 3 kali. Latihan ini dapat
dilakukan pada vertigo posisional, 2-3 kali
sehari, setiap hari sampai vertigo hilang.
ASUHAN KEPERAWATAN
2.4.1 Pengkajian
Anamnesa
A. Neuronitis Vestibular
1. Keluhan Utama
Sakit kepala yang hebat saat perubahan posisi kepala
2. Riwayat Penyakit sekarang
Pasien merasakan sakit kepala yang hebat disertai mual dan
muntah, sakit kepala akan hilang jika pasien diam dan tidak
bergerak. Sakit kepala akan bertambah dan serasa berputar
saat pasien berjalan.
3. Riwayat Penyakit dahulu
Hipertensi
4. Riwayat kebiasaan
Pasien lebih dominan berdiam diri di tempat tidur tidak
bergerak, kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol
tidak pernah.
Pemeriksaan Fisik
B1 : Terkadang nafas cepat eupnue
B2 : Nadi reguler
Pucat
CRT < 2
B3 : Ada perasaan takut, nyeri di bagian kepala
dengan sensasi berputar.
B4 : -
B5 : Intake tidak adekuat
B6 : Pucat dan otot daerah leher menegang
VERTIGO POSISIONAL BENIGNA
1. Keluhan Utama
Rasa ingin jatuh atau rasa berputar
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien merasakan perasaan berputar di sekelilingnya dan
naik turun.
Pasien tidak mengalami Vertigo ketika duduk tetapi saat tidur
terlentang kemudian miring.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi
4. Riwayat Kebiasaan
Pasien lebih dominan berdiam diri ditempat tidur dan tidak
bergerak, kebiasaan merokok dan minum minuman
beralkohol tidak pernah.
DIAGNOSA
INTERVENSI
Evaluasi
a. Nyeri dapat dihilangkan atau diatasi.
b. Perubahan gaya hidup atau perilaku
untuk mengontrol atau mencegah
kekambuhan.
c. Memahami kebutuhan atau kondisi
proses penyakit dan kebutuhan
terapeutik.

Anda mungkin juga menyukai